Uji Signifikansi Data Pengujian Hipotesis

Silfi Eka Juliani, 2014 EFEKTIFITAS PERMAINAN “IM DRIERPACK” UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Uji Normalitas Data Pretest X Dari penghitungan dengan menggunakan table distribusi F pada pretest X diperoleh L hitung sebesar 0,1224, sedangkan L tabel dengan taraf nyata �= 0,05 dan n= 20 diperoleh nilai 0,190. Berdasarkan penghitungan tersebut tampak bahwa L hitung L tabel . Hal ini menunjukkan bahwa data pretest berdistribusi normal. Penghitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 10, tabel 5 2 Uji Normalitas Data Posttest Y Untuk data posttest Y diperoleh L hitung sebesar 0,0869 dengan jumlah sampel n= 20 pada taraf nyata � = 0,05 diperoleh harga L tabel sebesar 0,190. Berdasarkan penghitungan tersebut tampak bahwa L hitung 0,0869 L tabel 0,190 . Hal ini menunjukan data Y juga berdistribusi normal. Penghitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 10, tabel 6

b. Uji Homogenitas Variansi Data

Pretest X dan Posttest Y Uji homogenitas variansi dilakukan untuk menguji apakah data yang dijadikan sampel homogen atau tidak. Dengan kata lain, uji homogenitas digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya sampel yang diambil dari populasi yang sama. Salah satu syarat agar pengujian homogenitas dapat dilakukan adalah apabila datanya telah terbukti berdistribusi normal. Dari hasil penghitungan uji homogenitas variansi data X dan data Y diperoleh F hitung = 2,25, sedangkan dari tabel data distibusi F dengan dk pembilang= 1 dan dk penyebut = n – 1 = 20 – 1 = 19 diperoleh F tabel = 4,38 berdasarkan penghitungan tersebut tampak bahwa F hitung F tabel . Hal ini menunjukkan bahwa variansi data X dan Y bersifat homogen lihat lampiran 11.

4. Uji Signifikansi Data

Pretest X dan Posttest Y Setelah uji persyaratan analisis terpenuhi, kemudian dilakukan pengujian signifikansi perbedaan rata-rata hasil pretest dan posttest. Dari penghitungan yang telah dilakukan diperoleh harga ℎ� �� = 18,4, sedangkan dari daftar distrbusi �� dengan taraf nyata � = 0,05 dan dk = 19 diperoleh �� = 1,729. Silfi Eka Juliani, 2014 EFEKTIFITAS PERMAINAN “IM DRIERPACK” UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tampak ℎ� �� �� yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Data selengkapnya dapat dilihat lebih rinci pada lampiran 7

5. Pengujian Hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis adalah jika ℎ� �� �� maka H ditolak dan H 1 diterima. Berdasarkan hasil penghitungan uji t sebagaimana dipaparkan di atas, diperoleh hasil ℎ� �� = 18,4 �� = 1,1729. Hal ini berarti, H ditolak dan H 1 diterima. Dengan kata lain, penggunaan teknik permainan im Dreierpack efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Dengan demikian, hipotesis yang dikemukakan dapat diterima.

B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran dengan teknik permainan im Dreierpack dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandung sebanyak empat kali pertemuan terhitung dari tanggal 30 April sampai 21 Mei 2014 dan dilakukan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X. Sedangkan sampel yang dipilih adalah siswa kelas X-Jerman 8. Adapun rincian pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pretest

Pretest dilakukan pada tanggal 30 April 2014 pada pukul 10.00-11.30 WIB yang sekaligus merupakan uji coba soal. Kegiatan diawali dengan penjelasan peneliti mengenai tujuan dilakukannya penelitian ini dan yang akan berperan juga sebagai orang yang akan memberikan perlakuan kepada siswa atau sebagai guru. Siswa diberi soal yang berupa pretest untuk mengetahui kemampuan awal penguasaan kosakata bahasa Jerman. Kemudian peneliti mengumpulkan hasil pretest yang telah dikerjakan oleh siswa.

2. Perlakuan Pertama

Perlakuan pertama dilakukan pada tanggal 7 Mei 2014 pukul 10.00-11.30 WIB. Gurumelakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan teknik permainan im Dreierpack untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Kegiatan yang dilakukan dalam perlakuan pertama, yaitu sebagai berikut: