Evi Saharah, 2015 TARI NYABOK D I D ESA CAND I KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
analisis dalam penelitian yang diteliti bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat dan bisa dipercaya kebenaranya berdasarkan objek yang diteliti.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan mengenai istilah yang digunakan untuk menghindari kesalah pahaman atau penafsiran dari judul penelitian yang diusung
yakni “Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas”. maka perlu ada penjelasan tersendiri tentang arti dan makna judul
tersebut. Maka peneliti bermaksud untuk membatasi ruang lingkup yang akan dibahas. Dengan beberapa istilah sebagai berikut, tari menurut Hadi 2005, hlm
13 menyatakan bahwa : Seni tari sebagai ekspresi kehadiranya tidak bersifat independen. Dilihat
secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya analisis bentuk atau penataan koreografi atau teknik
penarianya analisis cara melakukan atau keterampilan. Sementara dilihat secara kontekstual yang berhubungan dengan ilmu sosiologi maupun
antropoligi , tari adalah bagian imanent dan integral dari dinamika sosial- kultural masyarakat.
Sementara Sedya wati 1986 : 73 mengungkapkan bahwa tari “ gerak-gerak
ritmis, baik sebagian atau seluruhnya, dari anggota badan yang terdiri dari pola individual atau berkelompok disertai ekspresi atau sesuatu ide tertentu.
Kata nyabok yang berarti nama salah satu pulau yang terdapat di Kecamatan palmatak. Pulau Nyabok merupakan pulau bersejarah bagi terciptanya tari
Nyabok. Tari Nyabok dalam adat perkawinan suku melayu merupakan keharusan yang mesti dilaksanakan oleh kedua mempelai sebagai tarian sakral dalam
menempuh hidup baru. Tari Nyabok dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding, yang dilakukan pada malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai
malam menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin.
Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu
yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat. Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai dalam
Evi Saharah, 2015 TARI NYABOK D I D ESA CAND I KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
artianya cecah inai sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ke telapak
tangan pengantin. Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki namun pada saat sekarang boleh ditarikan oleh kaum perempuan, saat
pertunjukan tari Nyabok tetap berazas pada ajaran agama islam karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat. Pada saat
pertunjukan tari Nyabok adanya tepung tawar atau sesaji, bahan-bahan yang digunakan dalam tepung tawar Beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung
tawar, perenjis, embat-embat. 1.
Beras kunyit
yaitu beras yang diaduk denga kunyit yang sudah dihaluskan 2.
Beras basuh
yaitu beras yang direndam dan atau dicuci dengan air beras 3.
Beretih
yaitu padi yang
didugonseng
digoreng tanpa menggunakan minyak goreng
4.
Air tepung tawar
yaitu air yang diadu dengan beras giling 5.
Perenjis alat untuk merenjis
merepukan gabungan atau ikatan dari beberapa jenis daun yang berjumlah ganjil 5-7 helai.
6.
Embat-embat
yang berisikan air wewangian.
D. Instrumen Penelitian