Rangkuman Latihan Dasar-Dasar Algoritma Genetika

26 6. Misalkan P adalah parent untuk proses mutasi. Tentukan offspring yang terbentuk jika dilakukan mutasi pada titik ke-5. P [ 0 0 1 1 0 0 1 ] 7. Untuk masalah maksimasi mencari nilai maksimum dari sebuah fungsi sebagai berikut Lengkapi tabel berikut: chromosome x y=fx fitness P 1 [ 0 0 0 1 ] P 2 [ 1 1 0 0 ] P 3 [ 1 0 1 1 ] P 4 [ 1 1 1 1 ] 8. Untuk fungsi uji 2.2 maksimasi fungsi dengan presisi tertentu, lengkapi tabel berikut: chromosome x 1 x 2 fx 1 ,x 2 P 1 [10101101000110011100011010001011101] P 2 [00011100000100010101010110001011101] P 3 [00110000011000001010010111111111010] P 4 [10101101000110011100011010001011101] 9. Pada table berikut P menunjukkan parent dan C menunjukkan offspring. Untuk seleksi roulette wheel, lengkapi kolom untuk probabilitas dan probabilitas kumulatif fitness prob probCum P 1 25,2705 P 2 21,0716 P 3 26,3991 P 4 28,7747 C 1 12,7376 C 2 23,3457 10. Untuk soal no. 9, tentukan empat individu yang terpilih jika diberikan angka random 0,5342, 0,2189, 0,1987, dan 0,8652 11. Untuk fungsi uji 2.2, jika variabel x 1 dan x 2 kita tentukan mempunyai ketelitian 5 angka di belakang titik desimal, hitung kebutuhan bit untuk kedua variabel tersebut Mahmudy, WF 2013, Algoritma Evolusi, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang. 27

BAB 3 Algoritma Genetika dengan Pengkodean Real Real-Coded

GARCGA Kelemahan algoritma genetika dengan pengkodean biner jika digunakan pada optimasi fungsi adalah tidak bisa menjangkau beberapa titik solusi jika range solusi berada dalam daerah kontiyu. Selain itu, pada optimasi fungsi yang kompleks dan membutuhkan banyak generasi, operasi transformasi biner ke bilangan desimal real dan sebaliknya sangat menyita waktu. Pengkodean real real-coded genetic algorithms, RCGA bisa menyelesaikan masalah ini Herrera, Lozano Verdegay 1998. Dengan fungsi yang sama pada Sub-Bab 2.4 akan diberikan contoh bagaimana RCGA bekerja.

3.1. Siklus RCGA

Sub-bab ini membahas secara detail siklus RCGA.

3.1.1. Representasi Chromosome

Dalam kasus ini variabel keputusan x 1 dan x 2 langsung menjadi gen string chromosome, sehingga panjang string chromosome adalah 2.

3.1.2. Inisialisasi

Populasi inisial dibangkitkan secara random. Misalkan ditentukan popSize=10 maka akan dihasilkan populasi sebagai berikut: chromosome x 1 x 2 fx 1 ,x 2 P 1 1,4898 2,0944 19,8206 P 2 8,4917 2,5754 34,7058 P 3 1,4054 6,3035 20,6707 P 4 5,8114 5,0779 14,5624 P 5 -1,8461 1,7097 11,5858 P 6 4,0206 4,4355 24,7106 P 7 -0,1634 2,974 19,653 28 P 8 5,2742 0,7183 22,1813 P 9 9,4374 6,6919 12,4694 P 10 -4,5575 0,1679 28,4324

3.1.3. Reproduksi

Crossover dilakukan dengan memilih dua induk parent secara acak dari populasi. Metode crossover yang digunakan adalah extended intermediate crossover Muhlenbein Schlierkamp-Voosen 1993 yang menghasilkan offspring dari kombinasi nilai dua induk. Misalkan P 1 dan P 2 adalah dua kromosom yang telah diseleksi untuk melakukan crossover, maka offspring C 1 dan C 2 bisa dibangkitkan sebagai berikut: C 1 = P 1 + a P 2 – P 1 C 2 = P 2 + a P 1 – P 2 a dipilih secara acak pada interval [-0,25, 1,25]. Misalkan yang terpilih sebagai induk adalah P 4 dan P 9 , a=[0,1104, 1,2336] maka akan dihasilkan dua offspring C 1 dan C 2 sebagai berikut: C 1 : x 1 = 5,8114 + 0,1104 9,4374-5,8114 = 6,2118 x 2 = 5,0779 + 1,2336 6,6919-5,0779 = 7,0690 C 2 : x 1 = 9,4374 + 0,1104 5,8114-9,4374 = 9,0370 x 2 = 6,6919 + 1,2336 5,0779-6,6919 = 4,7008 Jika kita tentukan pc=0,4 maka ada 0,4 10=4 offspring yang dihasilkan. Karena setiap crossover menghasilkan dua anak maka ada dua kali operasi crossover. Anggap dua offspring berikutnya adalah C 3 dan C 4 . Mutasi dilakukan dengan memilih satu induk secara acak dari populasi. Metode mutasi yang digunakan adalah random mutation yang dilakukan dengan menambah atau mengurangi nilai gen terpilih dengan bilangan random yang kecil. Misalkan domain