Manajemen Operasional Pembalakan di PT lnhutanni I Administratur Berau Camp Labanan, Propinsi Kalimantan Timur (Magang Sebagai Supervisor Produksi)

RINGKASAN
S.Noordien Effendhie. E 30.1778. Manajemen Operasional Pembalakan di PT lnhutanni I
Administratur Berau Camp Labanan, Propinsi Kalimantan Timur (Magang Sebagai
Supervisor Produksi), di bawah bimbingan lr. Bramasto Nugroho, MS.
Hutan merupakan kekayaan alam anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
harus dimanfaatkan secara baik dan benar untuk kepentingan seluruh umat manusia.
lndonesia merupakan salah satu negara yang dikaruniai hutan yang luas dan termasuk yang
memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Hutan hujan tropis yang ada di
lndonesia sangat kaya akan jenis tumbuhan dan satwa.
Dalam rangka pengelolaan hutan hujan tropis yang berkelanjutan atau lestari
dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keahlian di bidang
kehutanan. Selama ini pengelolaan hutan di lndonesia kurang memperhatikan masalahmasalah yang seharusnya menjadi perhatian sejak awal pengelolaan, yaitu tentang dampak
kerusakan ekologi yang diakibatkan oleh adanya pembalakan. Sehingga banyak tuduhan
dari negara-negara barat tentang pengelolaan hutan di lndonesia yang tidak sesuai dengan
pengelolaan hutan yang lestari. Permasalahan pokok yang terjadi adalah pada pemanenan
yang hanya mengejar keuntungan semata tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.
Masyarakat sekitar hutan (baik masyarakat adat maupun suku asli) tidak mendapat
perhatian yang semestinya dari pengusaha HPH, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial
yang besar.
Tujuan dari magang kerja ini adalah agar mahasiswa dapat menimba pengalaman
sebagai supervisor produksi dalam memanaj organisasinya pada kegiatan pembalakan.

Pemilihan tempat di PT lnhutani I Administratur Berau Camp Labanan, Propinsi Kalimantan
Timur, karena merupakan salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang berserak di
bidang kehutanan dan mempunyai areal hutan hujan alam tropis.
Hasil dari praktek magang kerja di PT lnhutani I, dengan mempelajari tentang
manajemen operasional pembalakan adalah sebagai berikut

: fungsi manajerial

perencanaan meliputi PAK (Penataan Areal Kerja) dengan prestasi kerja per hari 1,5 Km
(dikonversi dalam satuan luas sekitar 35 Ha). Sehingga dalam mengerjakan areal satu RKT
seluas 1.500 Ha dapat terselesaikan dalam waktu 44 hari kerja efektif. Dengan biaya
operasional lapangan sebesar Rp 9.240,00/Ha (termasuk biaya upah harian, bahan makan,
peralatan camping, obat-obatan, peralatan kerja dan transportasi) dan biaya pengolahan
data sebesar Rp 600,001Ha. Sehingga biaya totalnya Rp 9.840,001Ha (sesuai dengan tarif
1

biaya PT lnhutani I, Rp 9.900,OOlHa). Namun biaya tersebut masih dapat ditekan untuk
realisasi lapangan yaitu sekitar Rp 9.000,OOlHa.
Kegiatan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan) dilaksanakan untuk satu
tahun RKT seluas 1.500 Ha pada petak 9 luasan 64 Ha dengan prestasi per hari 4 Ha.

Diselesaikan dalam waktu 18 hari kerja efektif (16 hari inventarisasi; 1 hari untuk
pencatatan topografi keliling yang berbatasan dengan petak lain; 1 hari untuk berangkat ke
lokasi dan pendirian tenda serta pengangkutan bahan makan ke Lokasi ITSP), dengan biaya
operasional lapangan Rp 35.180,OOlHa (termasuk biaya upah harian, bahan makan,
peralatan camping, obat-obatan, peralatan kerja/bahan dan transportasi) dan biaya
pengolahan data Rp 6.255,OOlHa. Sehingga total biayanya Rp 41.435,OOlHa (terdapat
selisih dengan tarif biaya dari PT lnhutani I Rp 42.000,OOlHa). Namun biaya ini juga dapat
ditekan agar lebih murah lagi yaitu sekitar Rp 37.000,OO

- Rp 39.000,OOlHa.

Fungsi pengorganisasian sumber daya manusia di lingkup produksi sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Pendelegasian tugas kepada bawahan (Mandor) sesuai dengan
tugasnya untuk selanjutnya mengkoordinasikan pekerja Lapangan ataupun operator alat
berat. Meminta pertanggungjawaban dari mandor atas kemajuan hasil pekerjaannya.
Fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan pembalakan di lapangan
meliputi kegiatan PWH, prestasi pembukaan wilayah hutan atau pembuatan jaringan jalan
tercatat dengan waktu kerja efektif 7 jamlhari dihasilkan rata-rata jalan yang terbentuk
sesuai dengan spesifikasinya (jalan utamalcabang) sekitar 0,15 Kmlhari. Biaya untuk
pembuatan jalan utama sebesar Rp 124.279.274,78 (3,35 Km) dan jalan cabang sebesar

Rp 110.296.129,15 (1,28 Km). Pada jalan cabang lebih mahal karena jembatan yang harus
dibangun lebih banyak dari jalan utama yaitu 3 buah dengan lebarnya rata-rata 8 meter.
Sedangkan di jalan utama, jembatan yang dibangun hanya 2 buah dengan rata-rata lebar
sungai 5 meter. Dan penebangan untuk pembiayaan Langsung kegiatan produksi kayu bulat
sebesar Rp 29.943,53/m3 (diantaranya adalah biaya angkutan, biaya sarad, biaya bongkar

-

muat, biaya tebang dan biaya kupas kulit kayu). Terdapat selisih dengan pembukuan
keuangan sebesar Rp 12.204,40/m3,

karena tidak dimasukkan biaya perakitan dan

pelegoan.
Permasalahan pada produksi kayu yang tidak tercapai target produksinya
disebabkan unit pengangkutan kayu (logging truck) hanya ada dua unit (satu unit Logging
truck sudah tua umurnya sehingga sering tidak beroperasi). Hal ini mempengaruhi target
produksi tahunan untuk Camp Labanan yang tergolong primadona bagi PT lnhutani I.
Sehingga penambahan unit pengangkutan kayu sebanyak dua buah dapat mengatasi
masalah tersebut.


Fungsi evaluasi terhadap semua tahapan kegiatan di bidang produksi dilakukan
dengan mernbuat Laporan data statistik semua kegiatan pembalakan sesuai dengan
pedoman pelaporan yang berlaku di PT lnhutani I. Yaitu dengan membuat Laporan
kemajuan kegiatan pernbalakan dan mernbuat ilustrasi grafik dari kegiatan yang
dilaksanakan selama satu periode tertentu. Membuat laporan periodik pelaksanaan
pekerjaan untuk mernbandingkan realisasi hasil yang didapat di Lapangan dengan target
produksi yang harus dipenuhi. Selanjutnya dilaporkan kepada Manajer Camp dan
Adrninistratur Wilayah, baik bulanan, triwulan maupun tahunan.
Pengawasan dari SPI (Satuan Pengawasan Intern) sangat diperlukan untuk
rnenghilangkan penyirnpangan-penyirnpangan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan
hutan di lapangan, di lingkup PT lnhutani I.