Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Mangrove di Wiiayah Pesisir Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur.

i//a
200 y
PRODUKSI DAN LAJU EEKOMPOSISI
SERASAH MANGROVE DI WILAYAH PESISIR
KABUPATEN BERAU, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Olch :

BAMBANG TRESNA WIBISANA
C06400077

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAh'
FAKULTAS PEIUKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTRUT PERTANJAY BOGOR
2004

PRQDUKSI DAN LAW DEKOMPOSISI
SERASAH MANGROVE DI WILAYAH PESISIR
KABUPATEN BERAU, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :


BAMBANG TRESNA WIBISANA
C06400077

SKRIPSI
Sehagai Salah Satu Syarat Memperoleh Geiar Sarjana
Pada Faku!tas Perikanan dan Ilmu Kelautan

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PElUKANAh' DAN ILMU KELATUTA,Y
INSTITUT PERTANIkN BOGOR
2004

SKRIPSI
Judu! Skripsi

: PRODUKSI DAN LAJU DEKOMPOSISI SERASAH

Nalna Mahasiswa


MANGROVE DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN BERAU,
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
: Bambang ~reshaWibisana

Nomor Pokok

: COG400077

Program Studi

: !!mu Ke!~(ltan

Menyetujui,
I. Kornisi Pembimbing

d V d

Ir. R. Widodo
Ketua


Ir. M ' zat K&aroe
Anggota

Mengetahui,
11.

Fakultas Perikanan dan Ilrnu Kelautan

Tanggal Lulus : 18 Oktober 2004

MSi

B a n b a n g Tresna Wibisanr. C06409077. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah
Mangrove di Wiiayah Pesisir Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantail Timur. Dibalvah
Bimbingan R. Widodo dan Mujizat Kawaroe

Ekosistem pesisir dan laut, khususnya hutan mangrove mempunyai arti yang penting
karena memiliki fungsi ekologis. Fungsi ekologis hutan mangrove dapat ditinjau dari aspek
fisika, kimia dan biologi yaitd sebagai pellgendali banjir, sistem perakaran yang kokoh dan
kuat, sebagai daerah pemulihan (se(fpurification),penyerap bahan pencemar (environmental

service), sebagai pensuplai bahan organik bagi lingkungan perairan dan untuk menjaga
kestabilan produksi dan ketersediaan hayati wilayah pesisir. Penelitian ini dilakukan di
Kabupaten Berau yang merupakaii kawasan pengembangan program pengelolaan sumberdaya
pesisir yang mampu menjamin agar fungsi wilayah pesisir mulai terjaga. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui nilai pkoduksi dan laju dekomposisi serasah di wilayah pesisir
Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulaii Juli - Agustus 2003 dengan n~enganlbil
lokasi di muara dan di sepanjang Sungai Berau, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan
Timur. Pengambilan data pada produksi serasah dilakukan pada 5 stasiun dengan 3 kali
ulangan, 2 kali ulangan dan 1 kali ulangan. Parameter fisika-kimia yang diamati adalah suhu,
salinitas, kedalaman, kekeruhan, kecerahan, pH, DO, BODS,Nitrat dan Fosfat. Selnentara itu
parameter biologi yang diamati adalah serasah daun, cabang-ranting, bunga-buah.
Pengumpulan jatuhan zerasah dilakukan dcngan menempatkan jaring penampung
serasah berdasarkan ialur transek yang tegak.lurus garis
pantai. Banyaknya serasah daun
mangrove yang gugur ditampung dalam jaring penampung berukuran l m x l m yang terbuat
dari jaring nilon dengan mata jaring sekitar 2 mm dan bagian bawahnya diberi pemberat
(batu). Alat penampung ini dipasang di bawall kanopi tegakan hutan mangrove 3 buah di
masing-masing substasiun. Penempatan jaring penampung diusahakan agar tidak terendam,
yaitu dengan ketinggian 1,5 n~dari permukaan tanah.

Pengukuran laju dekomposisi serasah dengan menggunakan kantong nilon yang
berlubang dengan ukuran 20 x 30 cm. Penentuan laju dekomposisi serasah dengan
menggunakan kantong yang terbuat dari nilon adalah yang paling banyak digunakan. Kantong
ini diisi dengan serasah daun kering setelah diberi label. Daun kering digunakan pada
penelitian ini didasari oleh kenyataan bahwa daun mempakan komponen terbesar dalam
produksi serasah mangrove.
Analisa data untuk produksi serasah yaitu dengan memperoleh rata-rata dari gram kering
serasah yang dihasilkan sedangkan untuk laju dekomposisi menggunakan model Olson
melalui fungsi eksponensial pngkat atau dari persentase penguraian mutlak per hari seperti
yang dilakukan oleh Brotonegoro dan Abdulkadir (1997); Boonruang (1984). Untuk
mengetahui sebaran parameter fisika kimia perairan dan substrat dibeberapa stasi-undengan
menggll:a!!sn statisfik P C 4 (Prinsijnl C~vpoi:e:7!Ar?c!;ts!s)vexi 6.0.
Hasil dari analisis diketahui bahwa produksi dan laju dzkomnposisi ditentukan oleh
struktur komunitas mangrove. Hal ini ditunjukkan dengan nilai produksi serasah yang tinggi
pada stasiun Batu-batu ymg mampu memproduksi berat kering se~abahsebesar 7,61 toillhdth,
sementara yang terendah terdapat pada stasiun P.adak sebesar 3,55 todhdih. Secara umlm

produksi serasah di sepanjang pesisir Kabupatm Berau sebesar 5,41 ton/ha/th. Diduga stasiun
Batu-batu jarang sekali terjadi luapan air pasang karena posisinya di sepanjang sungai.
Sebaliknya stasiun Radak diduga sering terkena genangan air pasang dan air tawar.

Hasil dari pengolahan data Isju dekomposisi, nilai tertinggi terdapat pada daerah
Mantaritip jenis Rhizophora sp dengan rata-rata 16,16 % per hari berarti dibutuhkan 59 hari
lebih cepat untuk dapat temrai secara keselumhan (100 %). Hal ini diduga karena tingginya
kerapatan dan besamya luas penutupan serta tingginya kandungan nitrogen.
Hasil dari penelitian ini disarankan perlunya
ienis
- -penelitian lebih laniut mennenai
mangrove lain yang akan diamati selain jenis Rhizophora sp dan Avicennia sp. Juga dapat
dilanjutkan u m k melihat peran kandungan unsur hara organik sehinggz jelas ada tidaknya
pengaruh mikroorganisme pada proses pendekomposisian serta dapat membandingkan variasi
temporal produksi dan laju dekomposisi serssah mangrove apabila dilakukan pada saat bulan
kering.