Pengaruh EDTA terhadap Anterogenesis pada Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

15

I
(,-i:.12.

rH5

.
.
I

p/.

PENGARUH EDTA TERHADAP ATEROGENESIS
PADA KERA EKOR PANJANG
(MACACA FASCICULARIS)

Oleh

DEMlN SHEN


86623

FAKULTAS

PASCA

SARJANA

INSTITUT PERTANlAN BOQOR

1991

RL NGKASAN

DEMIN SHEN.

Pengaruh EDTA

terhadap


aterogenesis pada kera

ekor panjang jenis Macac3 fascicularis (dibawah bimbingan

Tonny

Ungerer, sebagai ketua, Andi Hakim Nasoetion, Gatut Ashadi, Oey
Ban Liang dan Darwin Karyadi sebagai anggota).
Aterosklerosis merupakan

penyebab kematian utama

di negara

industri maju (Titus,1985). Di Indonesia, penyakit ini juga merupakan penyebab kematian tertinggi diantara penyakit-penyakit yang
tidak menular (Laporan Dep.Kes. 1972, Laporan Dep.Kes. 1986).
Hipotesa mengenai

penyebab


dari terjadinya

aterosklerosis

adalah: 1). Teori cedera, dapat terjadi oleh berbagai macam sebab.
2).

Infiltrasi lemak kedalam intima khususnya kolesterol.

terakhir adalah 3).
I

"Unified theoryw atau teori gabungan yang me-

nyatakan lemak sendiri setelah mengalami
oleh radikal bebas

Yang

oksidasi


(antara lain

atau oksidan lain) menjadi sangat sitotoksik

sehingga dapat mencederai endotel pembuluh darah arteri sekaligus
mempermudah terjadinya infiltrasi lemak ke dalam intima.
oksidasi lemak memerlukan

Reaksi

adanya enzim dan ion ion logam sebagai

katalis, reaksi radikal bebas biasanya berlangsung sangat lambat
bila tidak ada ion logam yang bekerja sebagai ko-faktor.
EDTA

(asam etilen diamin tetra asetat)

adalah senyawa asam


amino sintetik yang terdiri atas etilen dengan 2 gugus amin yang
terikat

dengan

4

gugus metil-karboksil dan disebut juga

sebagai

Asam Poliaminokarboksilat.
EDTA

dalam bentuk garam dinatrium pertama kali diberi secara

infuse pada tahun 1947 untuk pengobatan kanker oleh Geschickter,

disusul kemudian pada tahun 1950 oleh Rubin


untuk

pengobatan

keracunan logam plumbum.
Dalam laporan pengobatan
Julian

(1984)

EDTA

untuk

keracunan logam ini,

dan Trowbridge (1985) melaporkan

mereka dan dari dokter-dokter lain


pengalaman dari

yang menyatakan bahwa setelah

dikelasi, keluhan dari penyakit aterosklerosis berkurang.
pada tahun 1980
pakan berlemak
perbedaan nyata

Walker

dalam penyelidikan untuk disertasinya memberikan
kepada sekelompok kelinci, dan menunjukkan
antara kelinci yang

ada

diberi EDTA dan yang tidak,


pembuluh darah arteri yang diberi EDTA lebih bersih. Namun Diehm
(1986)

setelah melakukan

"Double

blind

study"

terhadap

45

penderita aterosklerosis tungkai bawah menilai efek penyembuhan
dari pengobatan dengan EDTA adalah efek plasebo. Jadi, EDTA, obat
yang banyak dipakai untuk mengobati keracunan logam pada manusia
sejak tahun 1950, ternyata untuk pengobatan aterosklerosis belum
terbukti khasiatnya.

Untuk maksud tersebut, penelitian ini diadakan.
Untuk

mencapai tujuan tersebut, dirancang suatu penelitian

dengan mempergunakan duabelas kera ekor panjang Macaca fascicula-

&, mengingat hasil percobaan Manuck dkk.
bahwa kera ekor panjang ini

dapat menjadi

(1983) yang melaporkan

aterosklerotik dalam

waktu kurang dari 2 tahun dengan cara pemberian pakan berkolesterol tinggi dan cekaman menahun.

Dalam penelitian ini, cara yang


sama akan dipakai untuk membuat kera menjadi aterosklerotik, setengah dari kera-kera tersebut diberi EDTA, setengah Lagi tidak,
sebagai pembanding.

EDTA terhadap aterogenesis pada kera.
Satu bulan

setelah membiasakan kera kera memakan

berkolesterol tinggi, enam dari duabelas kera diberi EDTA
memakai larutan Na2EDTA 15%.

pakan
dengan

Takaran yang diberi adalah 50 mg/kg

berat badan, dilarutkan didalam 250cc larutan glukosa 5%, diberi
secara infus dengan kecepatan 20 tetes/menit, diawali dengan pemberian 2 x/minggu, sebanyak 10 kali, dilanjutkan dengan 1 x/minggu
sebanyak 12 x,


disusul dengan 1 x/bulan sebanyak 9 x.

Sisa kera

tidak diberi EDTA dipakai sebagai pembanding.
Selama percobaan, kera dibagi kedalam

4

kelompok, masing-

masing terdiri atas 3 kera jantan, 1 kera betina.

Susunan kera

jantan diganti setiap 2 minggu sehingga senantiasa tercekam karena terjadi persaingan.
Setelah berlangsung 15 bulan, percobaan berakhir.

Keta-kera

dikorbankan, jaringan aorta, pembuluh darah koroner, karotis dan
jantung diperiksa

secara makro dan mikroskopis. Derajat atero-

sklerosis dinilai, diberi angka dan dibandingkan antara kedua kelompok kera tersebut.

Kera-kera dari kelompok yang

diberi EDTA

ternyata mempunyai derajat aterosklerosis lebih rendah (p < 0.05),
dan yang paling nyata

adalah pembuluh darah karotis.

Kera

yang

tidak diberi EDTA menunjukkan pembuluh darah koroner lebih fibrotik, sedangkan yang diberi EDTA mempunyai gambaran EKG yang lebih
baik (p < 0.05) serta infark yang lebih kecil.
Kemampuan EDTA dalam menghambat aterosklerosis, dihubungkan
dengan kemampuan EDTA mengurangi cedera yang disebabkan oleh radikal bebas.

Two groups of adult male Macaca fascicularis monkeys

(six

animals in each group) exposed to an unstable social environment
were fed an atherogenic diet containing more than 2 mg of cholesterol per kilo calory for a period of 15 months.
were

infused with

EDTA,

to

test the

These monkeys

hypothesis

that

EDTA

decreases atherogenesis in high risk monkeys.
After one month of experimental diet.consumption, one group
(six) was infused with Na2EDTA, 50 mg/kg BW dissolved in 250 cc
5% glucose in water at a rate of 20 drops/min, twice weekly for

10 times, then once weekly for 12 times, followed by once monthly

-

for 9 times.

Blood

samples were

taken before

and

after the

infusion for Calcium, urea, total cholesterol, LDL, HDL, triglyceride, hemoglobin and leucocyte analyses.
The non EDTA treated group served as control.

One monkey of

the treated group died and was replaced by a monkey of the control
group.
All monkeys were sacrificed at the end of the experiment.Sect-

ions of the ascending aorta, coronary arteries, carotid arteries,
aortic arch and descending aorta were examined and evaluated for
atherosclerotic lesions.
total scores derived

'

minations were
The

Using

a

conventional

from macroscopical

compared between

the

and

two

scoring

microscopical exa-

groups.

treated group showed lower atherosclerotic

fewer lesions,

system,

scores

and

this was especially significant for the carotid

arteries (P
the

C 0.05).

treated

Non treated group showed more fibrosis, and

group had less

ECG

abnormalities (P < 0.05) and

smaller infarcts.
Therefore, a

potential

antiatherogenic

feature

of

EDTA

infusion may relate to its ability to decrease the injuries caused
by free radicals.

PENGARUH EDTA TERHADAP ATEROGENESIS
PADA KERA EKOR PANJANG (MACA-

FASCICULARIS)

Oleh
DEMIN SHEN

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor

pada
Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor

Bogor
1991

Judul Disertasi

: PENGARUIl EDTA TERIIADAP ATEROGENESIS PADA
I