Pengaruh Kadar Protein Ransum Terhadap Penampilan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

PENGARUH KADAR PROTEIN RARSUM TERHADAP PENAMPILAM
a c a o a #ascicularis)
KERA EKOR PANJA

NUR ROHMAN

FAKULTAS PETERNABAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993

RINGKASAN

NUR ROHMAN. 1993. Pengaruh Kadar Protein Ransum terhadap PenampiIan
Kera Ekor Panjang (Macaca fascicuhris). Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. H. Suryahadi, DEA.
Pembimbing Anggota : Drh. Zulkifli Abdul Jabbar
Kera ekor panjang (Macaca fmcicularis) adalah satu satwa primata yang dimiliki oleh alam fauna Indonesia. Kera ini sangat potensial dilihat dari segi ekonomis
dan jasa. Dari segi ekonomis, usaba penangkaran satwa ini memberikan harapan yang
cukup baik, terutama bagi Indonesia yang merupakan salah satu pengekspor kera di
dunia. Hal ini ditunjukkan dengan makin meningkatnya jumlah ekspor kera Indonesia

dari tahun ke tahun. Dari segi jasa satwa ini digunakan sebagai hewan percobaan
(biomedis) dan pengembangan ilmu pengetahuan lainnya.
Masalah yang timbul dalam pemsahaan penangkaran kera adalah ketersediaan
ransum kera yang hingga saat masih diimpor, sehingga perlu upaya untuk menggantilian posisi ransum impor tersebut dengan ransum loM. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat formulasi ransum lokal yang dapat menggantikan ransum impor.
Penelitian telah dilaksanakan di perusahaan penangkaran kera CV. INQUATEX PRIMATES DIVISION, Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten
Bogor serta di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Temak, Fakultas Petemakan,
Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai pada tanggal 19 Desember 1992 dan
berakhir pada tanggal 27 Februari 1993. Ternak yang digunakan adalah kera ekor
panjang jantan sebanyak 16 ekor, dengan rataan bobot badan 2,75 kg dan umur sekitar 3 tahun. Perlakuan penelitian berupa ransum impor dengan kadar protein 15%
(ransum A) dan ransum lokal dengan kadar protein 15% (ransum B), 18% (ransum C)
dan 21 % (ransurn D). Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap dengan
empat perlakuan ransurn (A, B, C dan D) dan empat ulangan. Peubah yang diukur
adalah tingkat konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, efisiensi penggunaan
ransum, total protein plasma dan penyidikan mikrobiologis feses. Data hasil pengarnatan yang diperoleh dianalisis sidik ragam dan rataan setiap peubah yang nyata diuji
dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ).
Sidik ragam menunjukkan bahwa ransum berpengaruh sangat nyata (P