Populasi dan Sampel D POR 1101404 Chapter3

Nur Indri Rahayu, 2016 EFEKTIVITAS STRATEGI TPSR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu melalui program yang tepat dan sesuai. Oleh sebab itu, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian ini dengan menggunakan siswa SMA kelas 11 karena dinilai cocok sebagai sampel penelitian. Adapun gambaran mengenai moral stage reasoning yang diungkapkan Lickona 1994 dapat dilihat pada tabel III.1 berikut ini: Tabel III.1 Th e Stage of Moral Reasoning

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok besar yang diteliti, kelompok dimana peneliti akan melakukan generalisasi hasil penelitiannya Fraenkel, 2012, hlm. 91. Mengenai populasi ini, Fraenkel 2012, hlm. 92 menyatakan bahwa “...the actual population called the target population to which a researcher would really like to generalize is rarely available. The population to which a researcher is able to generalize, therefore, is the accessible population”. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka target populasi yang dapat diakses dalam penelitian ini adalah siswa kelas 11 Sekolah menengah pertama SMA Lab School UPI, sementara sampel penelitian adalah 122 orang siswa laki-laki dan perempuan kelas 11 Labschool UPI yang dibagi kedalam empat kelompok sampel. Penggunaan ukuran sampel tersebut berdasarkan kepada pendapat Fraenkel 2012, hlm. 103, bahwa “... for experimental and causal comparative studies, we recomended a minimum of 30 individuals per group”. Nur Indri Rahayu, 2016 EFEKTIVITAS STRATEGI TPSR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sampel merujuk pada proses pemilihan individu, kelompok atau objek penelitian. Sampel dalam penelitian adalah kelompok, individu atau objek tempat memperoleh informasi Fraenkel, 2012, hlm. 91. Selain keterangan tersebut dikemukakan pula bahwa tidak ada aturan yang menentukan seberapa besar kelompok sampel dalam penelitian eksperimen, akan tetapi kebanyakan peneliti melakukan random assignment kurang dari 40 subjek per kelompok. Hal tersebut berdasarkan keterangan Fraenkel 2012, hlm. 267 yang menyataka n bahwa “ There are no rules for determining how large groups must be, but most researchers are uncomfortable relying on random assignment with fewer than 40 subjects in each group”. Tehnik pengambilan sampel menggunakan Cluster random sampling, kluster random sampling adalah tehnik pengambilan sampel dimana pemilihannya mengacu pada kelompok bukan pada individu. Kluster random sampling juga diterjemahkan sebagai sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya, setiap area memiliki jatah terambil yang sama. Kluster sampling merupakan pengambilan sampel dari kelompok-kelompok kecil yang sifat antar kelompok tersebut tidak menunjukkan tingkatan. Hal demikian juga dijelaskan dalam Fraenkel 2012:96 bahwa “ The selection of groups, or cluster, of subj ects rather than individuals is known as cluster random sampling.” Selanjutnya Fraenkel 2012 menyatakan bahwa jika simple random sampling efektif untuk menentukan jumlah sampel dari populasi individu yang besar, maka cluster random sampling lebih efektif untuk populasi dengan kluster yang besar. Nur Indri Rahayu, 2016 EFEKTIVITAS STRATEGI TPSR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar III.2 Bagan Cluster Random Sampling Keterangan : P1 Populasi kelas P2 Kelas yang akan dijadikan sampel S1 Kelompok TPSR-Saintifik S2 Kelompok TPSR- Tradisional S3 Kelompok Konvensional-Saintifik S4 Kelompok Konvensional- tradisional

D. Instrumen Penelitian