Penampilan Reproduksi Sapi Perah KUD Pasirjambu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten DT II Bandung Propinsi Jawa Barat

'''' 1

l"

I

PENAMPlLAN REPRODUKSI SAP I PERAH KUD pasirセbu@
KECAMA1AN PASIRJAMBU KABUPATEN D1 II BANDUNG
PROPINSI JAWA BARAT

S K R

Olsh
JHONI MURAHMAN

B 18.0562

. FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1 988


Siklus estrus 22.96 hari dengan lama estrus 19.20 jam.
Kedatangan inseminator untuk melakukan inseminasi rata-rata

7.14 jam setelah tanda estrus pertama kali terlihat.

Waktu

tersebut tergolong optimal dan seharusnya memberikan tingkat
kesuburan tinggi, tetapi kenyataan bahwa SIC masih tinggi
dan CR rendah.

Hal ini diduga terjadi kesalahan pada teknik

inseminasi.
Angka SIC rata-rata 3.14 dengan selang 1 sampai 8 kali
inseminasi, angka ini di atas normal 1.6-2.0, sedangkan angka CR juga masih termasuk rendah yaitu 12
normal sebesar 60

%.


% dibanding

Calving interval 13.88 bulan dengan

selang 12 sampai 25 bulan.

Usaha untuk mengoptimalkan CI

adalah dengan memperkecil angka SIC, yaitu dengan
iki teknik inseminasi.

angka

ュ・ーイ「。セ@

Dan estrus pertama setelah sapi me-

lahirkan terjadi 58.56 hari kemudian.
Faktor predisposisi timbulnya penyaldt reproduksi adalah kotornya kandang maupun sapi, tingginya kelembaban, kurangnya kebersihan petugas saat melakukan eksplorasi vaginal.

Persentase penyakit reproduksi adalah retensio 24 %, CLP
12

%, Vaginitis

9.27 %, endometritis 8.88 %, Hypofungsi ova-

%.

Per-

sentase ini diambil dari 259 kasus sejak bulan Januar'i

1985

rium 8.11 %, serta :penyz::ki t. lz;\in y.:mg 1,urang :iari S

sampai November 1986.
Untuk mengatasi masalah yang ada maka penyuluhan harus
terus ditingkatkan dengan menambah petugas khusus penyuluh,

pendirian PoskesVian dipercepat, menghimbau agar inseminator
membuat catatan akseptor lebih baik serta meningkatkan kebersihan petugas.

TINJAUAN PUS TAKA
Pubertas
Pubertas adalah suatu periode kedewasaan dimana makhluk jantan atau betina mulai mampu rnelepaskan sel-sel ke lamin.

Pada betina ditandai dengan estrus dan ovulasi

(Mc. Donald, 1980).

Sedangkan menurut Cole dan Cupps 1969,

pubertas dibatasi oleh umur dimana pada umur tertentu organ
reproduksi sudah memungkinkan untuk melakukan' fungsinya.
Selanjutnya Donovan dan VW Bosch yang dikutip oleh
Hunter (1980), mengatakan bahwa pubertas sebagai periode
yang lengkap selama gonad mensekresi steroid dalam jumlah
yang cukup untuk menyebabkan pertumbuhan secara cepat dari
alat kelamin dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder.

Penyebab secara langsung dari kedewasaan kelamin ini
ada1ah dike1uarkannya hormon-hormon hipo!isa anterior yang
menimbulkan perubahan ukuran dan aktifitas ovarium.
painya
、・セ。ウ@

Terca-

ke1amin ini bergantung pada keturunan dan

pakan yang diberikan (Cole and Cupps, 1969).
Selanjutnya Hafez (1974), menyatakan bahwa pubertas
terjadi pada umur yang berbeda untuk setiap jenis

hew an

dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu iklim, sosia1
dan pakan yang diberikan.

Sebagai contoh !aktor 80sial


adalah kehadiran pejantan dian tara seke10mpok hewan betina
akan mempercepat pubertas, sedangkan kehadiran hewan yang
sejenis akan memperlambat pubertas.

'''' 1

l"

I

PENAMPlLAN REPRODUKSI SAP I PERAH KUD pasirセbu@
KECAMA1AN PASIRJAMBU KABUPATEN D1 II BANDUNG
PROPINSI JAWA BARAT

S K R

Olsh
JHONI MURAHMAN


B 18.0562

. FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1 988

Siklus estrus 22.96 hari dengan lama estrus 19.20 jam.
Kedatangan inseminator untuk melakukan inseminasi rata-rata

7.14 jam setelah tanda estrus pertama kali terlihat.

Waktu

tersebut tergolong optimal dan seharusnya memberikan tingkat
kesuburan tinggi, tetapi kenyataan bahwa SIC masih tinggi
dan CR rendah.

Hal ini diduga terjadi kesalahan pada teknik


inseminasi.
Angka SIC rata-rata 3.14 dengan selang 1 sampai 8 kali
inseminasi, angka ini di atas normal 1.6-2.0, sedangkan angka CR juga masih termasuk rendah yaitu 12
normal sebesar 60

%.

% dibanding

Calving interval 13.88 bulan dengan

selang 12 sampai 25 bulan.

Usaha untuk mengoptimalkan CI

adalah dengan memperkecil angka SIC, yaitu dengan
iki teknik inseminasi.

angka


ュ・ーイ「。セ@

Dan estrus pertama setelah sapi me-

lahirkan terjadi 58.56 hari kemudian.
Faktor predisposisi timbulnya penyaldt reproduksi adalah kotornya kandang maupun sapi, tingginya kelembaban, kurangnya kebersihan petugas saat melakukan eksplorasi vaginal.
Persentase penyakit reproduksi adalah retensio 24 %, CLP
12

%, Vaginitis

9.27 %, endometritis 8.88 %, Hypofungsi ova-

%.

Per-

sentase ini diambil dari 259 kasus sejak bulan Januar'i

1985


rium 8.11 %, serta :penyz::ki t. lz;\in y.:mg 1,urang :iari S

sampai November 1986.
Untuk mengatasi masalah yang ada maka penyuluhan harus
terus ditingkatkan dengan menambah petugas khusus penyuluh,
pendirian PoskesVian dipercepat, menghimbau agar inseminator
membuat catatan akseptor lebih baik serta meningkatkan kebersihan petugas.