9. Mengedarkan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka
penyaluran minuman beralkohol kepada masyarakat atau perorangan baik untuk diperdagangkan maupun tidak.
10. Memperdagangkan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam
rangka penjualan atau pembelian minuman beralkohol termasuk penawaran untuk menjual minuman beralkohol di semua tempat dengan memperoleh
imbalan atau tidak dalam wilayah Kabupaten Bulungan.
11. Menyimpan adalah menyimpan minuman beralkohol di semua tempat dalam
wilayah Kabupaten Bulungan. 12.
Menimbun adalah mengumpulkan minuman beralkohol disemua tempat dalam wilayah Kabupaten Bulungan.
13. Meminum adalah meminum minuman beralkohol di semua tempat dalam
wilayah Kabupaten Bulungan.
BAB II PENGENDALIAN LARANGAN
Pasal 2
1 Setiap orang atau badan hukum badan usaha dilarang memproduksi,
memasukkan, mengedarkan, memperdagangkan, membawa, menyimpan, menimbun, menyediakan minuman beralkohol, termasuk yang diproduksi
secara tradisional dalam wilayah Kabupaten Bulungan.
2 Setiap orang dilarang meminum minuman beralkohol, termasuk yang
diproduksi secara tradisional dalam wilayah Kabupaten Bulungan.
Pasal 3
Dalam rangka mencegah dan melindungi masyrakat dari bahaya penggunaan minuman beralkohol, maka kepada instansi yang berwenang menerbitkan izin usaha
hotel, losmen, wisma, bar, restoran, termasuk pub dan klub malam, warung kopi, rumah makan, kedai, kios, dan tempat-tempat lainnya yang sejenis dilarang untuk
melegalisasikan penyediaan minuman beralkohol dalam setiap penerbitan surat izin dimaksud.
Pasal 4
Larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1, juga berlaku bagi badan hukum badan usaha atau badan lain yang mempekerjakan tenaga asing.
BAB III PENGAWASAN
Pasal 5
1 Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan larangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4. 2
Untuk mengawasi peredaran minuman beralkohol, Bupati dapat membentuk tim pengawas yang beranggotakan dari dinas instansi terkait secara berjenjang
yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. 3
Tim pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat 2, wajib melaporkan kepada penyidik atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS yang ditunjuk apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4.
BAB IV KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 6
1 Penyidikan tindak pidana di bidang pengendalian dan pengawasan minuman
beralkohol dilakukan oleh Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah.
2 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak
pidana; b.
Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian; c.
Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
d. Melakukan penangkapan, penahanan, dan penggeledahan;
e. Melakukan penyitaan barang bukti dan pemeriksaan surat;
f. Mengambil sidil jari dan memotret seorang;
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagi tersangka atau saksi;
h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara; i.
Mengadakan penghentian penyidikan; j.
Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. 3
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum,
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
BAB V KETENTUAN PIDANA