Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran

2.1.2 Sebaran dan Status Hama Kutu Perisai A. tegalensis

Kutu perisai A. tegalensis berasal dari Malaya dan pulau-pulau di Asia tenggara, dan kemudian masuk ke kepulauan Mascarene dan Afrika timur Scott, 1952. Penyebaran hama kutu perisai ini pada tanaman tebu cukup luas. Negara-negara yang telah teridentifikasi mengalami serangan hama ini antara lain : Indonesia, Malaysia, Filiphina, Taiwan, Hawai, Afrika selatan, Madagaskar, Reunion, Seychelles, Tanganyika, dan Kenya Kalshoven, 1981. Pada perkebunan tebu di Lampung Tengah, kutu perisai A. tegalensis pada mulanya hanya dikenal sebagai hama minor tetapi setelah tahun 1994 statusnya berubah menjadi hama potensial. Pada awal musim giling tahun 2000, status A. tegalensis berubah menjadi hama utama setelah ditemukan adanya serangan berat pada beberapa varietas tanaman tebu di PT GMP. Pada musim tanam berikutnya diketahui terdapat indikasi peningkatan serangan. Menurut data yang ada hama ini sudah hampir menyerang seluruh varietas tanaman tebu yang ada walaupun intensitas serangannya berbeda-beda RD PT GMP, 2001.

2.1.3 Gejala Serangan dan Akibat Serangan Kutu Perisai A. tegalensis

Pada umumnya hama kutu perisai A. tegalensis menyerang tanaman tebu yang telah beruas dengan menghisap cairan batang dengan stiletnya. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan kutu perisai belum dapat terlihat jika populasi kutu perisai pada batang tebu masih sedikit. Serangan berat gejalanya lebih mudah terlihat, yaitu daun menguning yang kemudian berubah menjadi coklat dan kering bahkan dapat menimbulkan kematian tanaman tebu yang berumur kurang dari delapan bulan. Serangan berat kutu perisai dapat menimbulkan spot-spot yang terlihat jelas di areal pertanaman tebu Samoedi, 1993. Tebu yang terserang berat kutu perisai sejak umur muda, menunjukkan gejala berupa diameter batang kecil, tinggi batang terhambat, daun berdiri, daun-daun bawah mengering, ruas kotor, serta timbul bercak-bercak pada ruas batang. Pada ruas batang yang terserang cukup berat dan serangan terjadi cukup lama akan terlihat garis merah yang pendek. Proses kematian batang dapat terjadi pada bagian tengah atau pangkal pucuk sebagai akibat serangan berat dalam kurun waktu yang lama. Pada umumnya tanaman tebu yang terserang kutu perisai adalah tebu yang pelepahnya rapat dan sukar membuka, tunas ataupun sogolan yang seluruh pelepahnya masih lekat dapat terserang pada bagian permukaannya, baik permukaan luar pelepah maupun helaian daunnya. Populasi kutu perisai akan meningkat setelah mulai turun hujan dan secara bertahap menyebar dalam batang Samoedi, 1993. Secara ekonomi kehilangan hasil akibat serangan kutu perisai dapat terjadi melalui beberapa cara, di antaranya : meningkatnya replanting karena pengeluaran biaya untuk perlakuan bibit dan sulam tanaman, berkurangnya hasil karena terhambatnya pertumbuhan karena terserang kutu hingga tingginya kematian pada tanaman tebu yang sudah masak. Moutia 1944 melaporkan bahwa serangan kutu perisai yang sangat berat dapat menyebabkan kerugian sebesar 5-15 ton tebu per ha.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP KETERJADIAN PENYAKIT LAPUK AKAR DAN PANGKAL BATANG DAN PERSENTASE SERANGAN HAMA KUTU PERISAI (Aulacaspis tegalensis) PADA PERTANAMAN TEBU DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS

0 39 1

POLA SEBARAN DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA KUTU PERISAI (AULACASPIS TEGALENSIS ZEHNTN) PADA BEBERAPA VARIETAS TEBU DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS LAMPUNG TENGAH

3 60 44

HUBUNGAN ANTARA KEPADATAN POPULASI KUTU PERISAI (Aulacaspis tegalensis Zehntner) DAN INTENSITAS SERANGANNYA PADA BEBERAPA VARIETAS TEBU DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS LAMPUNG TENGAH

1 14 43

Penetapan Besarnya Erosi di Perkebunan Tebu PT Gunung Madu Plantations, Lampung

0 11 75

Kajian Sistem Antrian Angkutan dan Pembongkaran Tebu di PT Gunung Madu Plantations, Lampung

6 16 56

Distribusi Spasial Serangan dan Biologi Aulacaspis tegalensis Zehntner (Hemiptera: Diaspididae) pada Tanaman Tebu

0 7 45

Water Footprint Produksi Gula Tebu (Studi Kasus PT. Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah).

0 0 2

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK GULA MADU PADA PT GUNUNG MADU PLANTATIONS DI LAMPUNG TENGAH

0 0 2

MANFAAT EKONOMI DAN NON EKONOMI KOPERASI GUNUNG MADU (KGM) DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS (PT GMP) KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Economicand Non-Economic Benefits of Gunung Madu Cooperative (KGM) at PT Gunung Madu Plantations (PT GMP) Central Lampung Regency)

0 11 10

KERAGAMAN DAN HERITABILITAS KETAHANAN TEBU POPULASI F1 TERHADAP PENYAKIT BERCAK KUNING DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS LAMPUNG

0 0 7