Peranan Pejabat Pembuat Akta Tanah Dalam Pembayaran Pajak Atas Transaksi Jual Bell Tanah

Peranan Pejabat Pembuat Akta Tanah Dalam Pembayaran Pajak Atas
Transaksi Jual Bell Tanah Dan/Atau Bangunan
Di Kota Banda Aceh
Nadia1
Runtung Sitepu2
Djaidir2
Budiman Ginting2
Magister Kenotariatan
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Dalam Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 tahun 1997 tentang BPHTB
dinyatakan PPAT/Notaris hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak atas tanah
dan atau bangunan setelah wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak, berupa
Surat Setoran Pajak (SSP) dari Pihak Penjual dan Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (SSB) dari Pihak Pembeli.
PPAT tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan uji materil terhadap nilai
objek peralihan hak, yang berpengaruh terhadap besarnya pajak yang harus dibayarkan
atau disetor oleh wajib pajak yang bersangkutan. Berdasarkan hal itu permasalahan dalam
penulisan ini adalah bagaimanakah peranan yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT) dalam pemungutan pajak terkait dengan jual beli hak atas tanah dan atau

bangunan, bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh PPAT untuk mengefektifkan
pembayaran pajak sesuai dengan undang-undang dalam pelaksanaan jual beli hak atas
tanah dan atau bangunan dan Bagaimanakah bentuk kendala yang dihadapi oleh PPAT
dalam mengefektifkan pemasukan ke kas negara dari sektor pajak melalui jual beli hak
atas tanah dan atau bangunan dan bagaimanakah PPAT mengatasi kendala yang ada.
Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan normatif empiris.
Lokasi yang dipilih Kota Banda Aceh Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, dengan
populasi para PPAT, untuk sampelnya diambil II orang PPAT dan 10 orang Wajib Pajak
(penjual dan pembeli) sebagai responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Alat pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi
dokumen. Teknik pengumpulan data library research dan field research. Kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif sehingga dapat ditarik kesimpulan yang bersifat
deduktif dan induktif.
Bahwa peran PPAT dalam meningkatkan pajak dilakukan dengan dilihat dari dua hal
yaitu pada saat penandatanganan akta yaitu memberitahukan kewajiban pembayaran
pajaknya dan pada saat pemberitahuan laporan bulanan atas pembuatan akta. Bahwa
PPAT dalam mengefektifkan penerimaan Pajak, dapat membantu para pihak untuk
melakukan pembayaran pajak-pajak terhutang. Hal ini juga dilakukan untuk
mempercepat proses penandatanganan akta. Kendala yang dihadapi oleh PPAT dalam
1

2

Mahasiswa Magister Kenotariatan Pasca Sarjana universitas Sumatera Utara
Dosen Magister Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

1

mengefektitkan penerimaan pajak dari sektor pengalihan atas hak atas tanah
dan/bangunan yang terjadi di lapangan adalah kurangnya sosialisasi tentang BPHTB dan
PPh kepada masyarakat Upaya yang dilakukan oleh PPAT dalam menghadapi kendala
yang ada di lapangan adalah dengan melakukan himbauan dan gambaran kepada para
pihak sebelum dilakukannya transaksi pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan
sehingga para pihak yang awam sekalipun dapat mengetahui adanya kewajiban
membayar pajak dalam transaksi pengalihan hak tersebut.
Saran yang diberikan dalam penulisan ini dihimbau kepada masyarakat luas agar
taat membayar pajak demi suksesnya pembangunan karena pajak merupakan salah satu
sumber pembiayaan negara. Hendaknya kepada PPAT yang selama ini telah begitu besar
dalam membantu pemerintah dalam peningkatan pajak lebih lagi meningkatkan upayanya

dengan cara menghimbau kepada para pihak penjual ataupun pembeli untuk jujur dalam
memberitahukan nilai real transaksi jual beli tanah dan / atau bangunan. Diharapkan
adanya sosialisasi yang lebih luas terhadap BPHTB dan PPh dari transaksi pengalihan
hak atas tanah dan atau bangunan oleh instansi pajak yang terkait terlebih lagi mengenai
BPHTB karena 80 % dari penerimaan pajak tersebut adalah dipergunakan untuk
pemerintah daerah setempat.
Kata Kunci
Peranan, Pajak, Jual Beli Hak.

e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

2