yaitu Walikota sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah.
Dalam Pasal 7 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, Walikota sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah mempunyai wewenang :
a. Menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
b. Menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan
bangunan; c.
Menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah; d.
Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan DPRD;
e. Menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan baraang milim
daerah sesuai batas kewenangannya; dan f.
Menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selai tanah dan atau bangunan.
Dalam Pasal 23 ayat 1 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah berbunyi
“status penggunaan barang milik daerah untuk masing-masing SKPD ditetapkan oleh
Walikota ”.
Dalam Pasal 23 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, penetapan status
penggunaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pengguna barang melaporkan barang milik daerah yang ada pada SKPD
dan yang diterimanya kepada Penguasa Barang disertai dengan usul penggunaannya;
b. Penguasa barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul
penggunaan dimaksud kepada Walikota untuk ditetapkan status penggunaannya.
Dalam Pasal 35 ayat 1 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, pemanfaatan
barang milik daerah berupa tanah dan atau bangunan yang tidak dipergunakan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD,
dilaksanakan oleh Penguasa Barang setelah mendapat persetujuan Walikota.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif yang didukung dengan pendekatan yuridis empiris.
Pendekatan yuridis normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara mempelajari, mengkaji peraturan perundang-undangan dan literatur serta
bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan peraturan yang terkait dengan Penguasaan Hak Atas Tanah Oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Sedangkan penelitian empiris dilakukan dengan cara mengkaji dan memperjelas kajian hukum Penelitian tersebut guna mendapat hasil penelitian
yang objektif dan terperinci dengan cara melakukan wawancara dengan nara sumber ditempat lokasi penelitian.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalaui wawancara dengan pihak yang terkait dengan permasalahan yang akan di teliti, yaitu Kepala Kantor
Pertanahan Kota Lampung, Sekretaris Daerah serta Kepala Bagian Bidang Aset.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data diperoleh dari kepustakaan dan dokumentasi, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang sudah tersedia
dalam bentuk buku-buku, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat mengikat
yaitu berupa perundang-undangan yang terdiri dari : 1
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
2 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah. 3
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah.
4 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 08 Tahun 2012
Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. b.
Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan
memahami bahan hukum primer, meliputi : 1
Buku-buku mengenai Pendaftaran Tanah, Aspek Hukum Tanah Aset Daerah, surat kabar, situs internet, buku tentang Metodologi Penelitian
dan Penulisan Karya Ilmiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang di lakukan dengan dua cara yaitu:
1. Studi Lapangan
Penelitian Lapangan adalah penelitian mencari data secara langsung ke pihak yang berwenang yaitu instansi Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung
Lampung dan Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan melakukan wawancara terbuka terhadap kepala kantor pertanahan dan Sekretaris Daerah
Kota Bandar Lampung yang mana hasilnya akan dijadikan sebagai isi dari skripsi.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca, menelaah, mencatat, dan mengutip
buku-buku, literatur-literatur,
perundang-undangan serta
mengklasifikasikan data yang berkaitan dengan permasalahan yang di jadikan pokok bahasan.
D. Prosedur Pengolahan Data
Pengolahan data yang di lakukan dalam penelitian Skripsi ini melalui tahapan sebagai berikut:
1. Seleksi data, yaitu memilih data yang sesuai dengan pokok bahasan.
2. Pemeriksaan data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai
kelengkapan serta kejelasannya. 3.
Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan bidang pokok bahasan agar memudahkan dalam menganalisa data.
4. Penyusunan data, yaitu menyusun data menurut urutan secara sistematis,
hasil dari penelitian yang sesuai dengan jawaban permasalahan yang ada.
E. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan diolah kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menguraikan hasil penelitian dalam bentuk
kalimat secara terperinci dan sistematis kemudian dilakukan interpretasi data yaitu mengartikan kata yang tersusun tersebut, sehingga pembahasan ini akan
menuju kesimpulan sebagai jawaban dai permasalahan yang diajukan.