2.5.2 Pemilihan Bahan Ajar Sastra Ditinjau dari Aspek Sastra Dalam memilih bahan pengajaran sastra ada tiga aspek yang perlu diperhatikan,
yaitu a aspek bahasa, b aspek psikologis, c aspek latar belakang budaya siswa Rahmanto, 2005: 27.
a Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas tapi juga faktor-faktor lain seperti kreteria pemilihan bahasa
harus sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa, harus diperhitungkan kosa kata yang baru, memperhatikan segi ketatabahasaan, serta cara
pengarang menuangkan ide-idenya dalam wacana itu sehingga pembaca dapat memahami kata-kata kiasan yang digunakan.
Dalam segi kebahasaan, pemilihan bahan pengajaran sastra harus memiliki
kriteria-kriteria tertentu, yaitu harus sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa, harus diperhitungkan kosa kata baru, dan memperhatikan segi
ketatabahasaan. b
Aspek Psikologis Dalam memilih bahan ajar, tahap-tahap perkembangan psikologis hendaknya
diperhatikan karena sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Tahap perkembangan psikologis
sangat berpengaruh terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan berkerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau
pemecahan problem yang dihadapi.
Dalam pengajaran karya sastra tahap psikologis harus diperhatikan, guru hendaknya menyajikan karya yang secara psikologis dapat menarik minat
sebagian besar siswa dalam kelas.
c Aspek Latar Belakang Budaya
Latar belakang karya sastra meliputi hampir semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya, seperti ; geografi, sejarah, legenda, pekerjaan,
kepercayaan, dan cara berpikir, nilai-nilai dalam masyarakat, seni, moral, etika, dan sebagainya.
Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya sastra dengan latar belakang
kehidupan mereka, terutama apabila karya tersebut menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka yang mempunyai kesamaan dengan mereka
atau orang-orang disekitar mereka. Namun, latar belakang budaya diluar budaya lokal perlu diperkenalkan agar siswa mengetahui dunia lain.
Suatu karya sastra juga dapat dijadikan sebagai bahan ajar jika memberikan ketepatan dalam wujud pengungkapan, hal tersebut dimaksudkan pada
kemampuan pengarang dalam menuangkan ide ceritanya dalam bentuk karangan. Siswa SMA akan merasa tertarik membaca sebuah novel jika bahasa yang
digunakan oleh pengarang lebih bersifat sederhana dan mudah dipahami. Berdasarkan hal-hal di atas, bahan ajar novel sebagai salah satu komponen
pengajaran sastra harus lebih diperhatikan guru untuk menunjang pelaksanaan pendidikan terhadap keberhasilan akhir dari pengajaran novel. Maka dituntut
kecerdasan seorang guru dalam memilih bahan ajar yang tepat atau penyajian
novel yang sesuai dengan karakter siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Dalam hal ini, penelitian novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy dapat
membuat siswa memahami aspek-aspek kepribadian moral tokoh utama dalam novel tersebut sehingga penelitian ini dapat dijadikan alternatif bahan ajar bagi
guru atau siswa untuk menunjang pembelajaran novel di sekolah.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif yaitu mendeskripsikan aspek moral tokoh utama dalam novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan menentukan kelayakan novel tersebut dijadikan
sebagai bahan ajar sastra di SMA. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 2007: 6.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, sehingga dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif Moleong, 2007: 11.
Menurut Endraswara, 2011: 5 ciri penting dari penelitian kualitatif dalam kajian
sastra, antara lain : 1.
peneliti merupakan instrumen kunci yang akan membaca secara cermat sebuah karya sastra;
2. penelitian dilakukan secara deskriptif, artinya terurai dalam bentuk kata-kata
atau gambar jika diperlukan, bukan berbentuk angka; 3.
lebih mengutamakan proses dibandingkan hasil, karena karya sastra merupakan fenomena yang banyak mengundang penafsiran;
4. analisis secara induktif;
5. makna merupakan andalan utama.
Penelitian ini mendeskripsikan aspek moral tokoh utama dalam novel Alif karya
Taufiqurrahman Al-Azizy. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menggambarkan keadaan sebenarnya yaitu mendeskripsikan semua aspek
moral yang ditemukan dalam novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Dengan metode ini, data yang telah terkumpul, diidentifikasi, dianalisis, dideskripsikan,
kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Moleong, 2007: 3 mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif di artikan sebagai
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian kualitatif di artikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati.
3.2 Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy,
cetakan pertama, tebal 526 halaman, terbitan tahun 2011, penerbit DIVA Press
Anggota IKAPI .
3.3 Data
Adapun data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, atau
kutipan teksdialog yang berkaitan dengan aspek moral tokoh utama dalam novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy tersebut serta aspek kelayakannya sebagai
bahan ajar sastra di sekolah menengah atas SMA
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan dan menganalisis data dengan langkah-langkah penelitian
menurut Semi 2012: 38, yaitu dimulai dari penetapan atau pemilihan objek penelitian, pelaksanaan penelitian, sampai kepada pelaporan hasil penelitian
dalam bentuk laporan penelitian ilmiah. Penulis melakukan pencatatan, pengamatan, tanya jawab, dan perekaman. Setelah
data itu terkumpul, baru dilakukan pemisahan, pemilihan, dan pengelompokan data. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan pengumpulan data dengan
langkah sebagai berikut. 1.
Membaca novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy secara berulang-ulang. 2.
Menganalisis data dengan mengindentifikasi bagian-bagian yang berkenaan dengan aspek moral yang ada dalam novel Alif karya Taufiqurrahman Al-
Azizy. 3.
Menyimpulkan hasil penelitian tentang aspek moral tokoh utama. 4.
Mengaitkan kelayakan aspek moral tokoh utama dalam novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy sebagai bahan ajar sastra Indonesia di SMA.
3.5 Teknik Analisis Data
Penulis melakukan analisis data, pemberian interpretasi, dan melakukan deskripsi
bagian demi bagian yang ditemukan dalam penelitian. Selanjutnya merumuskan simpulan umum tentang hasil deskripsi data. Dalam menganalisis data, penulis
menggunakan teknik analisis teks. Berdasarkan hal tersebut, penulis menganalisis data dengan langkah-langkah
sebagai berikut. 1.
Membaca novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy untuk memahami isinya secara keseluruhan.
2. Mencari dan menentukan kutipan dalam novel yang memiliki ciri-ciri
bagaimana aspek moral tokoh utama dalam novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy.
3. Menganalisis data dengan mengidentifikasi bagian-bagian yang berkenaan
dengan aspek moral tokoh utama dalam novel Alif karya Taufiqurrahman Al- Azizy.
4. Menyimpulkan hasil penelitian tentang aspek moral
5. Menentukan kelayakan novel Alif karya Taufiqurrahman Al-Azizy sebagai
bahan ajar sastra Indonesia di SMA.
3.6 Indikator
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel.1 Indikator Aspek Moral Tokoh Utama Dalam Novel Alif Karya
Taufiqurrahman Al-Azizy.
NO Indikator
Deskriptor
1 Kejujuran
Menunjukan sikap terbuka dan fair wajar.
2 Nilai-nilai otentik
Menunjukan sikap menjadi diri sendiri dan menunjukkan diri sesuai dengan keasliannya.
3 Kesediaan untuk
bertanggung jawab Menunjukkan sikap kesediaan untuk
menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya sendiri.
4 Kemandirian moral
Mempunyai pendirian sendiri dan bertindak sesuai dengan hati nurani sendiri, tidak pernah ikut-
ikutan dengan berbagai pandangan moral dalam lingkungannya sendiri.
5 Keberanian moral
Menunjukkan diri dalam tekad untuk tetap mempertahankan sikap yang telah diyakini
sebagai kewajiban, apabila tidak disetujui atau secara aktif dilawan oleh lingkungan, atau
kesetiaan terhadap suara hati yang menyatakan diri dalam kesediaan untuk mengambil resiko
konflik.
6 Kerendahan hati
Menunjukkan kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan kenyataan.
7 Realistik dan kritis
Menunjukkan sikap tanggung jawab moral menuntut agar kita terus-menerus memperbaiki
apa yang ada, supaya lebih adil, lebih sesuai dengan martabat manusia.
Sumber : Suseno, 1987: 141