Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental

(1)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

PENGGUNAAN AIR KELAPA SEBAGAI PENYEIMBANG FRUKTOSA

DALAM PENGENCER TERHADAP KUALITAS SPERMA

SAPI SIMMENTAL

SKRIPSI

O

L

E

H

ZAKIAH FITRI HSB

040306033

IPT

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

PENGGUNAAN AIR KELAPA SEBAGAI PENYEIMBANG FRUKTOSA

DALAM PENGENCER TERHADAP KUALITAS SPERMA

SAPI SIMMENTAL

SKRIPSI

O

L

E

H

ZAKIAH FITRI HSB

040306033

IPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana

di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

2009

Judul Skripsi

: Penggunan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa

Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental

Nama

: Zakiah Fitri Hsb

NIM : 040306002

Departemen

: Peternakan

Program Studi : Ilmu Produksi Ternak

Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

(Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc)

(Ir. Soehady Aris)

Ketua

Anggota

(Ir. Lina Simatupang)

Komisi Lapangan

Mengetahui:

(Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP)

Ketua Departemen


(4)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

ZAKIAH FITRI HASIBUAN, 2008. The Effect of Use Coconut Water in

Extender Towards Quality of Simmental Bulls Sperm. Guided by Ir.Tri Hesty

Wahyuni, M.Sc as supervisor, Ir. Soehady Aris and Ir. Lina Simatupang as co –

supervisor. The purpose of the research is to know the effect of coconut water towards

quality of Simmental bulls sperm.

The research conducted in UPT – BIBD Jalan Gatot Subroto Km. 7 number 225,

Medan, in June 2008.

The design of the research is completely randomized design (CRD) with 4

treatments these are S0 (0% coconut water), S1(50% coconut water), S2 (75% coconut

water), S3 (100% coconut water) and respectively treatments consist of five replication.

Research parameters was motility, percentage of living sperm and percentage

abnormality.

Semen received with artificial vagina and extendered suitabel with treatment, than

kept for 5 days at 3-5

0

C.

The result of research at fifth day storage indicate that increase coconut water with

several level are 50%, 75%, 100% has give motility(10,00±0,00;5,00±0,00;2,50±0,00)

significantly different (P<0,01) than control (32,00±2,74) for percentage of living sperm

(38,87±0,43; 35,33±0,47; 29,13±0,28) significantly different (P<0,01) than control

(49,22±0,49) and for percentage of abnormality sperm (3,29±0,14; 3,11±0,18; 3,23±0,16)

significantly different (P<0,01) than control (3,39±0,14). The result of research to

conclude that using coconut water semen extender can not to maintain quality sperm of

Simmental bull.


(5)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

ZAKIAH FITRI HASIBUAN, 2009. Penggunaan Air Kelapa Sebagai

Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi

Simmental di bawah bimbingan ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni MSc sebagai ketua komisi

pembimbing, bapak Ir. Soehady Aris sebagai anggota komisi pembimbing dan ibu Ir.

Lina Simatupang sebagai komisi lapangan . Tujuan penelitian untuk mengetahui

pengaruh penggunaan air kelapa dalam pengencer terhadap kualitas sperma sapi

Simmental.

Penelitian dilaksanakan di Balai Inseminasi Buatan daerah UPT – BIBD Jalan

Gatot Subroto Km 7 Nomor 225, Medan pada bulan Juni 2008.

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4

perlakuan yaitu : S0 (0% air kelapa), S1 (50% air kelapa), S2 (75% air kelapa), S3 (100%

air kelapa) dan masing – masing perlakuan terdiri dari 5 ulangan. Parameter yang diamati,

yaitu : Motilitas, Persentase Spermatozoa Hidup, Persentase Abnormalitas.

Semen ditampung dengan vagina buatan dan diencerkan sesuai dengan perlakuan,

kemudian disimpan selama 5 hari pada suhu 3-5

0

C. Pengamatan dilakukan setiap sekali

selam 5 hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari ke-5 penyimpanan penambahan

air kelapa dengan berbagai tingkat yaitu 50%, 75%, 100% menghasilkan motilitas

(10,00±0,00; 5,00±0,00; 2,50±0,00) lebih rendah berbeda sangat nyata (P<0.01)

dibandingkan kontrol (32,00±2,74) untuk persentase sperma hidup (38,87±0,43;

35,33±0,47; 29,13±0,28) lebih rendah berbeda sangat nyata (P<0.01) dibandingkan

kontrol (49,22±0,49) sedangkan untuk persentase abnormalitas sperma (3,29±0,14;

3,11±0,18; 3,23±0,16) lebih rendah berbeda sangat nyata (P<0.01) dibandingkan kontrol

(3,39±0,14). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan air kelapa dalam

pengencer semen tidak mampu mempertahankan kualitas sperma sapi Simmental.


(6)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Zakiah Fitri Hasibuan, lahir di Sibolga pada tanggal 24 Juni 1986, anak ke lima

dari enam bersaudara dari ayahanda Drs. P. Hasibuan dan ibunda Nila Kesuma.

Pendidikan penulis adalah sebagai berikut :Tahun 1992, memasuki Sekolah Dasar (SD) di

SD Negeri Nomor 144433 Padangsidimpuan tamat pada tahun 1998. Tahun 1998,

memasuki Sekolah Menengah Pertama di MTsN Padangsidimpuan tamat pada tahun

2001.Tahun 2001, memasuki Sekolah Menengah Atas di SMUN 1 Padangsidimpuan

tamat pada tahun 2004. Tahun 2004, memasuki Perguruan Tinggi di Jurusan Peternakan,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui SPMB.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis: Tahun 2007, melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) di CV. Milaraya, Tandem Hilir, Hamparan Perak, Deli Serdang.Tahun

2008, melaksanakan praktek Skripsi di Balai Inseminasi Buatan Daerah UPT – BIBD

Jalan Gatot Subroto Km 7 Nomor 225, Medan


(7)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat

serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun

judul dari skripsi ini adalah “Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa

dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental” yang merupakan salah

satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Ir. Tri

Hesty Wahyuni, MSc selaku ketua komisi pembimbing dan bapak Ir. Soehady Aris selaku

anggota komisi pembimbing serta ibu Ir. Lina Simatupang selaku komisi pembimbing

lapangan yang telah banyak memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

skripsi ini.

Medan, Februari 2009


(8)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

PENDAHULUAN

Latar Belakang... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Sapi Simmental ... 4

Fisiologi Semen Sapi ... 5

Penilaian Semen ... 6

Volume ... 6

Warna ... 6

pH ... 7

Konsentrasi ... 7

Motilitas... 8

Abnormalitas... 10

Pewarnaan diferensial ... 10

Pengenceran Semen Sapi ... 11

BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Bahan dan Alat Penelitian ... 14

Bahan ... 14

Alat ... 14

Metode Penelitian ... 15

Pelaksanaan Penelitian ... 16

Parameter Penelitian ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ... 18

Motilitas... 18

Sperma Hidup ... 19

Abnormalitas... 19


(9)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Motilitas... 21

Sperma Hidup ... 23

Abnormalitas ... 24

Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 25

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan... 26

Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA


(10)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Komposisi Kimiawi Semen Sapi ... 5

2. Sifat-Sifat Semen Pada Sapi ... 8

3. Komposisi Telur Ayam ... 12

4. Komposisi Air Kelapa ... 12

5. Karakteristik Semen Segar Sapi Simmental ... 12

6. Data Persentase Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-1 ... 18

7. Data Persentase Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-2 ... 18

8. Data Persentase Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-3 ... 18

9. Data Persentase Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-4 ... 18

10. Data Persentase Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-5 ... 18

11. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-1 ... 19

12. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-2 ... 19

13. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-3 ... 19

14. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-4 ... 19

15. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-5 ... 19

16. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental hari ke-1 ... 20

17. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental hari ke-2 ... 20

18. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental hari ke-3 ... 20

19. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental hari ke-4 ... 20


(11)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

21. Rataan Motilitas Sperma Sapi Simmental ... 21

22. Rataan Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental ... 22

23. Rataan Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental ... 23


(12)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman

1. Prosedur Pembuatan Bahan Pengencer ... 29

2. Prosedur Penampungan Semen ... 30

3. Prosedur Evaluasi Semen ... 32

4. Prosedur Evaluasi / Pengamatan Semen ... 34


(13)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan Bioteknologi peternakan dewasa ini diarahkan pada bidang reproduksi

salah satunya Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan adalah suatu cara untuk

memasukkan semen (sperma) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu

yang berasal dari ternak jantan ke saluran alat kelamin betina dengan menggunakan

metode dan alat khusus yang disebut insemination gun. IB merupakan cara paling

berhasil dan diterima secara luas. Pengembangan IB dalam upaya pengembangan

peternakan adalah merupakan keuntungan peternak dalam menekan biaya produksi yang

tinggi dan nilai ekonomi yang dibutuhkan. Keuntungan dari dikembangkannya IB antara

lain: 1) mengurangi biaya pemeliharaan pejantan; 2) dapat dilakukan pemilihan semen

yang mempunyai mutu genetik yang tinggi; 3) menekan penyebaran penyakit menular; 4)

mempercepat laju perbaikan genetik.

Keberhasilan IB tergantung kepada : 1) semen yang digunakan (fresh atau frozen);

2) jumlah inseminasi per siklus; 3) waktu inseminasi; 4) metode dan lokasi inseminasi

(vagina, servik, uterus); 5) kualitas dan jumlah semen yang diinseminasikan; 6)

penanganan untuk persiapan IB; 7) persiapan ternak untuk IB, pengamatan estrus.

Kualitas semen yang dimaksud pada salah satu faktor tersebut adalah daya fertilitas

optimum spermatozoa, dimana untuk mempertahankan daya fertilitas optimum

spermatozoa harus dipreservasi atau diawetkan untuk beberapa lama sesudah


(14)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

penampungan yang tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan kebuntingan setelah IB

yang sama efektifnya dengan perkawinan secara alami.

Untuk melakukan preservasi atau pengawetan semen diperlukan pengencer yang

menjamin kebutuhan fisik dan kimianya yaitu pengencer harus mampu menyediakan

bahan makanan sebagai sumber energi bagi spermatozoa terhadap cold shock, sebagai

buffer atau penyangga untuk mencegah perubahan pH, mempertahankan tekanan osmotik

dan keseimbangan elektrolit yang sesuai dan mengandung antibiotika yang dapat

mengurangi pertumbuhan bakteri.

Bahan pengencer yang biasa digunakan yaitu andromed, susu skim dan juga Tris

Kuning Telur. Dimana Tris Kuning Telur terdiri dari Tris Aminomethan, asam sitrat,

karbohidrat sederhana, kuning telur, penicillin, streptomycin dan aquadest. Tris

aminomethan berfungsi sebagai buffer dan mempertahankan tekanan osmotik dan

keseimbangan elektrolit. Fruktosa menyediakan makanan sedangkan kuning telur

berfungsi untuk melindungi spermatozoa terhadap cold shock serta sebagai sumber energi

(Triana, 2005).

Untuk kebutuhan beberapa karbohidrat sederhana sebagai sumber energi dalam

pengencer dapat dipenuhi dengan penggunaan madu (menurut penelitian Brosdiana,

2000), ekstrak melon (menurut penelitian Yulnawati, 2002) dan air kelapa (menurut

penelitian Wardani, 2000). Namun bila dibandingkan antara ketiganya air kelapa lebih

murah dan lebih mudah didapat dengan kandungan nutrisi yang lengkap. Disamping itu

juga mengandung unsur karbon berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa,

fruktosa dan lain – lain. Unsur nitrogen berupa protein, tersusun dari asam amino seperti

alin, arginin, alanin, sistin dan serin.

Uraian di atas mendorong penulis untuk meneliti pengaruh penggunaan air kelapa

dalam pengencer terhadap kualitas semen sapi Simmental.


(15)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan air kelapa dalam

pengencer terhadap kualitas sperma sapi Simmental.

Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dan peternak mengenai penggunaan air

kelapa dalam pengencer semen terhadap kualitas sperma sapi Simmental.

Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan kalangan akademisi atau instansi yang

berhubungan dengan peternakan.

Hipotesis Penelitian

Penggunaan air kelapa dalam pengencer semen dapat mempertahankan kualitas

sperma sapi Simmental.


(16)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Sapi Simmental

Sapi Simmental berasal dari lembah Simme di Swiss. Sapi ini menjadi sapi yang

paling terkenal di Eropa, di Perancis sapi ini dikenal dengan nama “Pie Rouge” dan di

Jerman diberi nama “Fleckvieh” (Blakely dan Bade, 1998).

Sebenarnya sapi ini bukan hanya sapi dwiguna (sapi pedaging dan sapi perah),

tetapi triguna (pedaging, perah dan pekerja). Melihat daya gunanya yang luas (triguna),

pemerintah memperkirakan sapi ini cocok digunakan untuk memperbaiki mutu sapi di

Indonesia. Sapi ini berukuran besar, lebih besar dari pada jenis yang terdapat di Inggris.

Pertumbuhan ototnya sangat baik dan tidak banyak penimbunan lemak di bawah kulit.

Warna bulu pada umumnya krem kecoklatan hingga sedikit merah dan warna bulu pada

muka putih. Demikian dari lutut ke bawah dan ujung ekor warna bulunya putih.

Tanduknya tidak begitu besar. Meskipun berat lahir anaknya tidak setinggi sapi lainnya,

tetapi berat sapihnya tinggi. Demikian pula pertambahan berat badannya setelah sapih,

kesulitan lahir tidak sering terjadi (Pane, 1993). Menurut Sugeng (1996) berat sapi

Simmental betina mencapai 800 kg dan jantan 1150 kg. Sehingga menurut Catur Windu

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang (2008) pemerintah mengimpor sapi Simmental

dari Australia pada tahun 1976 untuk pertama kalinya. Sapi Simmental yang diimpor

tersebut digunakan untuk keperluan grading up dan persilangan.


(17)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Fisiologi Semen Sapi

Semen adalah sekresi kelamin jantan dan epididimis serta kelenjar-kelenjar

kelamin pelengkap (kelenjar vesikularis) yang terdiri dari spermatozoa dan plasma semen

yang secara normal diejakulasi ke dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi, tetapi

dapat pula ditampung dengan berbagai cara untuk keperluan inseminasi buatan

(Toelihere, 1985).

Menurut Toelihere (1985) komponen yang terpenting dari semen adalah

spermatozoa karena mempunyai fungsi utama dalam pembuahan ovum. Sedangkan

plasma semen berfungsi sebagai medium pembawa sperma dari saluran reproduksi jantan

ke dalam saluran reproduksi betina. Komposisi kimiawi pada semen sapi dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimiawi semen sapi

Konstituen Semen

Sapi (mg/100 ml)

pH 6,9(6,4-7,8)

Air, g/100ml

90 (87-95)

Natrium

230 (240-280)

Kalium

140 (80-210)

Kalsium

44 (35-60)

Magnesium

9 (7-12)

Klorida

180 (110-290)

*

Fructosa

530 (150-900)

Sorbitol

(10-140)

Asam citrate

720 (340-1150)

Inositol

35 (25-46)

*

Glyceryl Phosphoryl Choline (GPC)

350 (100-500)

*

Ergotioneine

Kosong

Protein,g/100ml

6,8

Plasmalogen

(30-90)

Keterangan: *Analisa plasma semen bukan semen penuh

Penilaian Semen


(18)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Semen dari suatu spesies hewan mempunyai perbedaan dalam sifat- sifatnya

dengan spesies lain. Perbedaan itu terletak pada volume, kekentalan, pH, konsentrasi,

warna dan baunya.

Evaluasi Makroskopis

Volume

Pada sapi dan domba, volume semen sedikit karena kelenjar aksesoris

mengeluarkan cairan yang agak rendah, tetapi konsentrasi sperma tinggi sehingga

memperlihatkan warna krem atau susu (Hardjopranjoto, 1995).

Menurut Toelihere (1985) seekor babi jantan dapat menghasilkan 125 sampai 500

ml per ejakulat dan kuda menghasilkan semen antara 30 sampai 250 ml per ejakulat

walaupun kadang-kadang mencapai 400 ml. Sedangkan sapi menghasilkan volume semen

yang bervariasi antara 1,0 sampai 15,0 ml (lihat tabel 2). Dan dalam jenis ternak itu

sendiri volume semen per ejakulat berbeda-beda menurut bangsa, umur, ukuran badan,

tingkatan makanan, frekuensi penampungan, dan berbagai faktor lain.

Menurut Salisbury dan Vandenmark (1985) sapi jantan yang masih muda akan

menghasilkan semen sedikit, yaitu 1 sampai 2 ml atau lebih rendah dari itu. Sedangkan

sapi jantan yang sudah dewasa benar dan potensial serta memiliki berat badan 907,2 kg

atau lebih dapat menghasilkan semen tiap ejakulasi 10-15 ml.

Warna

Semen sapi normal berwarna putih susu dan keruh. Derajat kekeruhannya

tergantung pada konsentrasi sperma. Kira-kira 10 persen sapi-sapi jantan menghasilkan

semen yang normal berwarna kekuning-kuningan; warna ini disebabkan oleh pigmen


(19)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

riboflavin yang dibawakan oleh suatu gene autosomal dan tidak mempunyai pengaruh

terhadap fertilitas. Semen yang berwarna merah gelap sampai merah muda menandakan

adanya darah segar dalam jumlah berbeda dan berasal dari saluran kelamin urethra atau

penis. Warna kecoklat-coklatan menunjukkan adanya darah yang telah mengalami

dekomposisi. Suatu warna cokelat muda atau warna kehijau-hijauan menunjukkan

kemungkinan kontaminasi dengan feses (Toelihere, 1981).

pH

Pada umumnya, sperma sangat aktif dan tahan hidup lama pada pH sekitar 7,0

(lihat tabel 2). Motilitas partial dapat dipertahankan pada pH antara 5 sampai 10.

Walaupun sperma segera dimobiliser oleh kondisi – kondisi asam, pada beberapa spesies

dapat dipulihkan kembali apabila pH dikembalikan ke netral dalam waktu satu jam.

Sperma sapi dan domba yang menghasilkan asam laktat dalam jumlah yang tinggi dan

metabolisme fruktosa plasma seminalis, sehingga penting untuk memberikan unsur

penyangga seperti garam phospat, sitrat bikarbonat di dalam medium (Toelihere, 1985).

Evaluasi Mikroskopis

Konsentrasi

Pemilihan konsentrasi atau jumlah spermatozoa per mililiter semen sangat

penting, karena faktor inilah yang menggambarkan sifat-sifat semen dan dipakai sebagai

salah satu kriteria penentuan kualitas semen (Toelihere, 1985). Menurut Partodjiharjo

(1992) jumlah spermatozoa per ejakulasi adalah 6 milyar (6000 x 10

6

) atau konsentrasi

sperma per ml adalah 1200 x 10

6

(lihat tabel 2). Konsentrasi spermatozoa yang berderajat

tinggi biasanya berkisar dari 2000 x 10

6

sampai 2200 x 10

6

untuk setiap per mililiternya.

Tabel 2. Sifat-sifat semen pada sapi

Sifat

Sapi


(20)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Volume

5-8 ml(1-15)ml

Konsentrasi sperma

1000-1800juta/ml

(300-2500)juta/ml

Jumlah sperma/ejakulasi

4,8 milyar(5-15) milyar

pH

6,8(6,2-7,50)

Sperma motil

65%

Sperma morfologi normal

85%

Sumber: (Toelihere, 1981)

Motilitas

Menurut Salisbury dan Vandenmark (1985) sesuai dengan bentuk morfologi

spermatozoa dan pola metaboliknya yang khusus dengan dasar produksi energi

spermatozoa hidup dapat mendorong dirinya sendiri maju ke depan di dalam lingkungan

zat cair. Motilitas telah sejak lama dikenal sebagai alat untuk memindahkan spermatozoa

melalui saluran reproduksi hewan betina. Transpor kilat spermatozoa dari serviks ke

infundibulum terjadi secara otomatik (meski pada spermatozoa tidak motil) karena

rangsangan oxitocyn, terhadap kontraksi saluran reproduksi. Motilitas spermatozoa di

dalam infundibulum bertugas sebagai alat penyebaran spermatozoa secara acak ke seluruh

daerah saluran kelamin betina, dimana terdapat ovum yang mampu dibuahi, jadi

menjamin kepastian secara statistik pertemuan spermatozoa dengan ovum. Faktor-faktor

yang mempengaruhi motilitas spermatozoa adalah umur sperma, maturasi sperma,

penyimpanan energi (ATP), agen aktif, biofisik dan fisiologik, cairan suspensi dan adanya

ransangan hambatan (Hafez, 1993).

Terhadap semen yang baru ditampung dan belum diencerkan dilakukan

pemeriksaan gerakan massa dan gerakan individual sperma. Berdasarkan penilaian

gerakan massa, kualitas semen dapat ditentukan sebagai berikut :

1.

“sangat baik” (+++), terlihat bergelombang-gelombang besar, banyak, gelap, tebal

dan aktif serta bergerak cepat.


(21)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

2.

“baik” (++), terlihat gelombang-gelombang kecil, tipis, jarang, kurang jelas dan

agak lamban.

3.

“kurang baik” (+), jika tidak terlihat gelombang melainkan hanya gerakan

individual aktif progresif.

4.

“buruk” (N/O), bila hanya sedikit atau tidak ada gerakan individual.

Menurut Toelihere (1981) penentuan kualitas semen berdasarkan motilitas spermatozoa

mempunyai nilai 0 sampai 5, sebagai berikut:

0 – spermatozoa immotil atau tidak bergerak;

1 – pergerakan berputar ditempat;

2 – gerakan berayun melingkar, kurang dari 50 persen bergerak progresif, dan tidak ada

gelombang;

3 – antara 50 sampai 80 persen spermatozoa bergerak progresif dan menghasilkan

gerakan massa;

4 – pergerakan progresif yang gesit dan segera membentuk gelombang dengan 90 persen

sperma motil;

5 – gerakan yang sangat progresif, gelombang yang sangat cepat, menunjukkan 100

persen motil aktif

Abnormalitas

Menurut Toelihere (1985) mengklasifikasikan abnormalitas dalam abnormalitas

primer dan sekunder. Abnormalitas primer terjadi karena kelainan – kelainan

spermatozoa di dalam tubuli seminiferi atau epithel kecambah, sedangkan abnormalitas

sekunder terjadi setelah sperma meninggalkan tubuli seminiferi, selama perjalanannya

melalui epididymis, selama ejakulasi dan dalam manipulasi ejakulat termasuk agitasi

yang keras, pemanasan yang berlebihan, pendinginan yang cepat, kontaminasi dengan air,

urin, antiseptika dan sebagainya.


(22)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Sperma Hidup

Sperma yang hidup dapat diketahui dengan pengecatan eosin. Eosin dapat dibuat

dari serbuk eosin yang dilarutkan dalam aquadest dengan konsentrasi 1 : 9. Kemudian

sperma ditetesi dengan larutan eosin dan diratakan, kemudian diangin – anginkan. Setelah

itu dilihat di bawah mikoroskop. Sperma yang tercat merah berarti sperma itu mati.

Sperma yang tidak tercat berarti sperma itu hidup (Mulyono, 1998).

Perbedaan afinitas zat warna antara sel – sel sperma yang mati dan yang hidup

digunakan untuk menghitung jumlah sperma hidup secara objektif pada waktu semen

segar dicampur dengan zat warna ( eosin 2%). Sel – sel sperma yang hidup tidak atau

sedikit sekali menghisap warna sedangkan yang mati akan mengambil warna karena

permiabilitas dinding meningkat sewaktu mati. Tujuan pewarnaan diferensial adalah

untuk mengetahui persentase sel - sel sperma yang mati dan yang hidup (Hafez, 1987).

Matinya sperma disebabkan makin berkurangnya cadangan makanan dan makin

tidak seimbangnya elektrolit larutan akibat dari metabolisme dari sperma akhirnya sperma

mengalami kelelahan dan mati (Kusuma, 1990).

Pengenceran Semen Sapi

Bahan pengencer Tris Kuning Telur terdiri dari Tris Aminomethan, asam sitrat,

karbohidrat sederhana, kuning telur, penicillin, streptomycin dan aquadest, Tris

Aminomethan berfungsi sebagai buffer dan mempertahankan tekanan osmotik dan

keseimbangan elektrolit. Fruktosa menyediakan makanan dan kuning telur berfungsi

melindungi spermatozoa terhadap cold shock dan sebagai sumber energi (Triana, 2005).

Sekitar 30 % dari berat telur adalah bagian dari kuning telur, kuning telur

memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap dibanding putih telur. Komposisi kuning

telur terdiri dari air, protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Sarwono, 1995)


(23)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

dan protein telur termasuk sempurna karena mengandung semua jenis asam amino

esensial dalam jumlah yang cukup seimbang (Haryanto, 1996).

Selain itu menurut Toelihere (1979) kuning telur mengandung lipoprotein dan

lecithin yang mempertahankan dan melindungi integritas selubung lipoprotein dari sel

spermatozoa dan mencegah cold shock. Menurut Hafez (1974) penemuan Philip (1939) ,

mengenai daya guna telur ayam sebagai pengencer semen sangat berharga dan pada

dewasa ini penggunaannya meluas ke seluruh dunia . Tetapi pada kuning telur juga

terdapat zat yang dapat merusak fertilitas spermatozoa sehingga bisa menjadi racun bagi

spermatozoa dan juga zat – zat yang dapat mencegah kerusakan spermatozoa selama

proses pendinginan (Situmorang, 1991).

Tabel 3. Komposisi Telur Ayam

Komposisi Telur Ayam

Satuan

Kalori (kal)

16,2

Protein (g)

12,8

Lemak (g)

11,5

Karbohidrat (g)

0,7

Kalsium (mg)

54

Fosfor (mg)

180

Besi (mg)

2,7

Vitamin A (UI)

900

Vitamin B (mg)

0,100

Vitamin C (mg)

0

Air (g)

74,0

Bdd (%)

90

Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI 1981 dikutip oleh B. Sarwono 1995.

Penelitian yang dilakukan oleh Kubeski menemukan bahwa gula yang terdapat

didalam air kelapa muda terdiri dari glukosa, sukrosa dan fruktosa dalam perbandingan

50%, 35% dan 15%.

Tabel 4. Komposisi Air Kelapa

Komposisi Air kelapa

1)

2)

3) 4)

Air (g)

98,69 91,50 -

-

Protein (g)

0,05 0,40 2,01

-


(24)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Lemak (g)

0,01 1,50 -

-

Glukosa dan fruktosa (g)

0,82 - 0,80

-

Sukrosa (g)

0,95 - 1,28

-

Total Gula (g)

1,77 4,60 2,08

-

Abu (g)

0,46 0,50 0,62

-

Total solid (g)

1,31 8,50 4,71 -

Vitamin C (mg)

-

-

- -

K

2

O dalm 1000 butir (g)

-

-

-

-

Vitamin B Comp.(mcg)

-

-

-

-

Asam nicotinat (mcg)

-

-

-

-

Asam panthotenat

-

-

-

-

Biotin (mcg)

-

-

-

-

Riboflavin (mcg)

-

-

-

-

Asam folat (mcg)

-

-

-

-

Sumber : 1) hasil penelitian Balai Penelitian Kimia Bogor komposisi untuk setiap 100 gram contoh. 2) Thorpe dan Whiteley, 1993, komposisi umtuk setiap 100 gram contoh.

3) Child dan Nathanael, 1954, angka rata-rata dalam gram/100 ml. 4) Vanderbalt

,

1945, komposisi vitamin B kompleks mikrogram/ ml

BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Inseminasi Buatan Daerah UPT- BIBD Jalan Gatot

Subroto Km. 7 Nomor 225, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan

Semen sapi Simmental

Tris (hydroxymethyl) amino methane

Kuning telur

Air kelapa

Asam sitrat

Penicillin procaine C


(25)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Gliserol

Aquabidest

Air hangat (45 - 55

0

C)

NaCl Fisiologis untuk menghitung konsentrasi

Eosin 2% untuk pengamatan sperma hidup dan mati

Alat

Vagina Buatan (VB) untuk menampung semen

Water Bath untuk mempertahankan suhu semen yang baru diambil

Mikroskop elektrik untuk mengamati motilitas sperma

Photometer SDMS untuk mengetahui konsentrasi sperma dan volume pengencer

yang akan digunakan

Transferpette untuk mengambil sampel semen yang akan diamati

Cuvettes untuk tempat semen yang akan diamati

Stirer untuk menghomogenkan bahan pengencer

Kertas lakmus untuk mengukur pH

Kertas saring untuk menyerap sisa putih telur

Timbangan elektrik

Pinset

Tabung sentrifuse

Spuit

Spuit insulin

Objek gelas

Cover gelas


(26)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Erlenmeyer

Beaker gelas

Lemari pendingin

Termometer

Tissue

Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah rancangan acak lengkap

(RAL) dengan empat tingkat :

So = 0 ml air kelapa

S

1

= 11,1 ml air kelapa

S

2

= 16,6 ml air kelapa

S

3

= 22,1 ml air kelapa

Jumlah ulangan berdasarkan rumus :

T(n-1)

≥15

4(n-1)

≥15

4n

≥19

n = 4,75

n

≈ 5

Metode linier yang digunakan :

Xij = + + ij

Dimana : Xij = nilai harapan perlakuan ke-i, ulangan ke-j

= rataan umum`

= efek perlakuan ke-i


(27)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Pelaksanaan Penelitian

1.

Proses pembuatan bahan pengencer

2.

Penampungan semen

3.

Evaluasi semen

Segera sesudah penampungan dilakukan evaluasi semen yaitu:

a.

Makroskopis antara lain :

-

warna

-

volume

-

konsistensi / kekentalan

b.

mikroskopis:

-

gerakan massa

-

motilitas

-

gerakan individu

c.

konsentrasi sperma

4.

Pengenceran dan penyimpanan semen

5.

Evaluasi semen

Pengamatan dilakukan pada hari ke-lima.

Parameter Penelitian

1.

Motilitas

Motilitas dilihat di bawah mikroskop elektrik berdasarkan gerakan spermatozoa

yang hidup dan bergerak maju / progresif.

2.

% Sperma hidup

Jumlah persentase sperma yang hidup yang ditandai dengan tidak adanya

penyerapan warna bahan pewarna pada spermatozoa.


(28)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

%

100

dihitung

yang

sperma

jumlah

hidup

yang

sperma

jumlah

hidup

sperma

%

Rumus

=

x

3.

% Abnormalitas

Penyimpangan bentuk morfologi spermatozoa yang dapat menurunkan

daya fertilitas sperma.

%

100

dihitung

yang

sperma

jumlah

abnormal

yang

sperma

jumlah

as

abnormalit

%

Rumus

=

x

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Evaluasi Semen

Hasil pemeriksaan semen segar sapi Simmental dari 2 ekor sapi dengan 3 kali

penampungan menunjukkan kualitas semen yang dapat digunakan untuk inseminasi.

Tabel 5. Karakteristik Semen Segar Sapi Simmental

Karakteristik Rataan

Kondisi umum

Umur (th) 3,5

±

0,71

Berat badan (kg) 656,5

±

150,61

Makroskopis Semen

Volume (ml) 5,08

±

2,76

PH 7,00

±

0,00

Warna putih

Konsistensi sedang


(29)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Mikroskopis spermatozoa

Gerakan massa ++

Gerakan individu 2,33

±

0,52

Motilitas 65,83

±

2,04

Konsentrasi 1334

±

284,13

Volume semen yang diperoleh 5,08 ml. Hasil ini sesuai dengan pendapat

Toelihere (1985) yang menyatakan sapi menghasilkan volume semen yang bervariasi

antara 1,0 sampai 15,0 ml. Untuk warna yang diperoleh adalah putih hai ini sesuai

dengan Toelihere yang menyatakan semen sapi normal berwarana putih susu dan keruh.

Konsentrasi yang diperoleh 1334 x 10

6

hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi semen

yang digunakan lebih tinggi dari pernyataan Partodihardjo (1992) yang menyatakan

konsentrasi sperma per ml adalah 1200 x 10

6

sedangkan untuk motilitas, gerakan massa,

gerakan individu masing – masing bernilai 65,33; 2,33; ++ telah layak untuk dilakukan

proses pengenceran yang sesuai dengan standar BIBD-UPT Medan yaitu untuk motilitas

minimal 65%, gerakan individiu minimal 2 dan untuk gerakkan massa nilai minimal yang

dapat diproses ++.

Hasil penelitian diperoleh dari motilitas, persentase sperma hidup dan persentase

abnormalitas pada penyimpanan 3-5

0

C dengan pengamatan setiap 24 jam selama 5 hari.

Motilitas

Motilitas adalah persentase spermatozoa hidup dan bergerak maju / progresif.

Pengamatan terhadap persentase motilitas spermatozoa semen cair pada penyimpanan

3-5

0

C dilakukan setiap 24 jam selama 5 hari.


(30)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil penelitian diperoleh nilai motilitas dari sperma sapi Simmental pada

pengamatan hari ke-1 antara 16% - 60%. Rataan nilai motilitas sperma sapi Simmental

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-1

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

S0 60 60 55 65 60 300 60

S1 35 45 40 40 45 205 41

S2 35 35 36 36 36 178 35.6

S3 15 17 16 16 16 80 16

Total 145 157 147 157 157 763 152.6 Rataan 36.25 39.25 36.75 39.25 39.25 192.75 38.15

Dari data motilitas pada Tabel 6 memperlihatkan rataan nilai motilitas sebesar

38,15% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar 60% dan

rataan nilai motilitas terendah pada perlakuan S3 (100% air kelapa) yaitu sebesar 16%.

Pengamatan hari ke-2

Dari hasil penelitian diperoleh nilai motilitas dari sperma sapi Simmental pada

pengamatan hari ke-2 antara 11,2% - 53,8%. Rataan nilai motilitas sperma sapi

Simmental dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Data Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-2

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 53 52 55 55 54 269 53.8

S1 31 33 34 34 35 167 33.4

S2 24 25 25 25 26 125 25

S3 10 10 12 12 12 56 11.2

Total 118 120 126 126 127 671 123.4 Rata-rata 29.5 30 31.5 31.5 31.75 154.25 30.85

Dari data motilitas pada Tabel 7 memperlihatkan rataan nilai motilitas sebesar

30,85% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar 53,8%

dan rataan nilai motilitas terendah pada perlakuan S3 (100% air kelapa) yaitu sebesar

11,2%.


(31)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Pengamatan hari ke-3

Dari hasil penelitian diperoleh nilai motilitas dari sperma sapi Simmental pada

pengamatan hari ke-3 antara 6% - 45%. Rataan nilai motilitas spermatozoa sapi

Simmental dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Data Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-3

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 45 44 45 45 46 225 45

S1 20 20 21 22 21 104 20.8

S2 14 14 16 15 16 75 15

S3 5 6 6 6 7 30 6

Total 84 84 88 88 90 434 86.8

Rata-rata 21 21 22 22 22.5 108.5 21.7

Dari data motilitas pada Tabel 8 memperlihatkan rataan nilai motilitas sebesar

21,7% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar 45% dan

rataan nilai motilitas terendah pada perlakuan S3 (100% air kelapa) yaitu sebesar 6%.

Pengamatan hari ke-4

Dari hasil penelitian diperoleh nilai motilitas dari sperma sapi Simmental pada

pengamatan hari ke-4 antara 5% - 36%. Rataan nilai motilitas sperma sapi Simmental

dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Data Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-4

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 36 36 36 36 36 180 36

S1 14 15 15 15 16 75 15

S2 9 9 12 10 11 51 10.2

S3 5 5 5 5 5 25 5

Total 64 65 68 66 68 331 66.2


(32)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Dari data motilitas pada Tabel 9 memperlihatkan rataan nilai motilitas sebesar

16,55% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar 36% dan

rataan nilai motilitas terendah pada perlakuan S3 (100% air kelapa) yaitu sebesar 5%.

Pengamatan hari ke-5

Dari hasil penelitian diperoleh nilai motilitas dari sperma sapi Simmental pada

pengamatan hari ke-5 antara 2,5% - 32%. Rataan nilai motilitas sperma sapi Simmental

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Data Motilitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-5

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 35 35 30 30 30 160 32

S1 10 10 10 10 10 50 15

S2 5 5 5 5 5 25 5

S3 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 12.5 2.5 Total 52.5 52.5 47.5 47.5 47.5 245.5 54.5 Rata-rata 13.13 13.13 11.88 11.88 17 61.38 13.63

Dari data motilitas pada Tabel 10 memperlihatkan rataan nilai motilitas sebesar

12,25% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar 32% dan

rataan nilai motilitas terendah pada perlakuan S3 (100% air kelapa) yaitu sebesar 2,5%.

Sperma Hidup

Persentase sperma hidup dihitung berdasarkan banyaknya sperma yang hidup

dari total sperma yang dihitung dikalikan 100%. Pengamatan terhadap persentase sperma

hidup semen cair pada penyimpanan 3-5

0

C dilakukan setiap 24 jam selama 5 hari.

Pengamatan hari ke-1

Dari hasil penelitian diperoleh persentase sperma hidup dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-1 antara 44,32% - 66,69%. Rataan persentase

sperma hidup sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 11.


(33)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel ini 11. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-1

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 67.01 65.97 66.56 67.25 66.65 333.44 66.69 S1 58.2 57.58 56.99 56.87 57.92 287.56 57.51 S2 51.98 52.51 53.38 52.51 53.28 263.66 52.73 S3 45.1 44.15 44.28 43.93 44.14 221.6 44.32 Total 222.29 220.21 221.21 220.56 221.99 1106.26 221.25 Rata-rata 55.57 55.05 55.3 55.14 55.5 276.56 55.31

Dari data pada Tabel 11 memperlihatkan rataan persentase sperma hidup

sebesar 55,31% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar

66,69% dan rataan persentase sperma hidup terendah pada perlakuan S3 (100% air

kelapa) yaitu sebesar 44,32%.

Pengamatan hari ke-2

Dari hasil penelitian diperoleh persentase sperma hidup dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-2 antara 39,34% - 61,19%. Rataan persentase

sperma hidup sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel ini 12. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-2

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 61.28 60.97 62.02 61.11 60.57 305.95 61.19 S1 50.01 52.22 51.06 51.09 52.7 257.08 51.42 S2 48.3 47.37 48.04 49.1 48.02 240.83 48.17 S3 38.58 39.55 39.34 39.61 39.63 196.71 39.34 Total 198.17 200.11 200.46 200.91 200.92 1000.57 200.12 Rata-rata 49.54 50.03 50.11 50.23 50.23 250.14 50.03


(34)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Dari data pada Tabel 12 memperlihatkan rataan persentase sperma hidup

sebesar 50,03% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar

61,19% dan rataan persentase sperma hidup terendah pada perlakuan S3 (100% air

kelapa) yaitu sebesar 39,34%.

Pengamatan hari ke-3

Dari hasil penelitian diperoleh persentase sperma hidup dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-3 antara 35,3% - 57,27%. Rataan persentase sperma

hidup sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel ini 13. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-3

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 56.83 55.96 57.82 57.84 57.92 286.37 57.27 S1 45.81 44.99 45.56 45.81 45.9 228.07 45.61 S2 42.99 43.1 42.96 41.97 41.99 213.01 42.6 S3 35.18 34.92 35.29 35.51 35.62 176.52 35.3 Total 180.81 178.97 181.63 181.13 181.43 903.97 180.78 Rata-rata 45.2 44.74 45.41 45.28 45.36 225.99 45.2

Dari data pada Tabel 13 memperlihatkan rataan persentase sperma hidup

sebesar 45,2% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar

57,27% dan rataan persentase sperma hidup terendah pada perlakuan S3 (100% air

kelapa) yaitu sebesar 35,30%.

Pengamatan hari ke-4

Dari hasil penelitian diperoleh persentase sperma hidup dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-4 antara 32,19% - 53,42%. Rataan persentase

sperma hidup sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 14.


(35)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 53.37 52.69 53.01 54.01 54 267.08 53.42 S1 42.92 43.64 43.52 44.01 43.13 217.22 43.44 S2 40.07 41.21 40.92 41.2 40 203.4 40.68 S3 32.25 31.92 32.28 32.19 32.33 160.97 32.19 Total 168.61 169.46 169.73 171.41 169.46 848.67 169.73 Rata-rata 42.15 42.37 42.43 42.85 42.37 212.17 42.43

Dari data pada Tabel 14 memperlihatkan rataan persentase sperma hidup

sebesar 42,43% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0% air kelapa) yaitu sebesar

53,42% dan rataan persentase sperma hidup terendah pada perlakuan S3 (100% air

kelapa) yaitu sebesar 32,19%.

Pengamatan hari ke-5

Dari hasil penelitian diperoleh persentase sperma hidup dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-5 antara 29,13% - 49,22%. Rataan persentase

sperma hidup sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel ini 15. Data Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental Hari ke-5

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 48.46 49.16 49.59 49.73 49.16 246.1 49.22 S1 39.47 39.05 38.34 38.64 38.83 194.33 38.87 S2 35.01 35.59 35.39 34.74 35.93 176.66 35.33 S3 29.26 28.65 29.29 29.13 29.34 145.67 29.13 Total 152.2 152.45 152.61 152.24 153.26 762.76 152.55 Rata-rata 38.05 38.11 38.15 38.06 38.32 38.14

Dari data persentase sperma hidup pada Tabel 15 memperlihatkan rataan

persentase sperma hidup sebesar 38,14% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0 (0%

air kelapa) yaitu sebesar 49,22% dan rataan terendah persentase sperma hidup pada

perlakuan S3 (100% air kelapa) yaitu sebesar 29,13%.


(36)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Abnormalitas sperma merupakan penyimpangan morfologis yang dapat

menurunkan daya fertilitas sperma. Abnormalitas dihitung berdasarkan jumlah sperma

yang abnormal dari total sperma yang dihitung dikalikan 100%. Pengamatan terhadap

persentase abnormalitas sperma semen cair pada penyimpanan 3-5

0

C dilakukan setiap 24

jam selama 5 hari.

Pengamatan hari ke-1

Dari hasil penelitian diperoleh persentase abnormalitas dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-1 antara 3,01% - 3,31%. Rataan persentase

abnormalitas sperma sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel ini 16. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-1

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 3.33 3.32 3.37 3.12 3.4 16.54 3.31 S1 3.2 3.13 3.17 3.31 3.23 16.04 3.21 S2 3 2.98 3.1 2.99 2.96 15.03 3.01 S3 3.12 3.21 3.17 3.13 3.14 15.77 3.15 Total 12.65 12.64 12.81 12.55 12.73 63.38 12.68 Rata-rata 3.16 3.16 3.2 3.14 3.18 15.84 3.17

Dari data persentase abnormalitas sperma pada Tabel 16 memperlihatkan rataan

persentase abnormalitas sperma sebesar 3,17% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0

(0% air kelapa) yaitu sebesar 3,31% dan rataan terendah persentase sperma hidup pada

perlakuan S2 (75% air kelapa) yaitu sebesar 3,01%.


(37)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil penelitian diperoleh persentase abnormalitas dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-2 antara 3,01% - 3,31%. Rataan persentase

abnormalitas sperma sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel ini 17. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-2

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 3.37 3.26 3.28 3.31 3.35 16.57 3.31 S1 3.21 3.2 3.21 3.18 3.23 16.03 3.21 S2 2.98 2.91 3.01 3.2 2.96 15.06 3.01 S3 3.11 3.21 3.19 3.2 3.18 15.89 3.18 Total 12.67 12.58 12.69 12.89 12.72 63.55 12.71 Rata-rata 3.17 3.15 3.17 3.22 3.18 15.89 3.18

.

Dari data persentase abnormalitas sperma pada Tabel 17 memperlihatkan rataan

persentase abnormalitas sperma sebesar 3,18% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0

(0% air kelapa) yaitu sebesar 3,31% dan rataan terendah persentase sperma pada

perlakuan S2 (75% air kelapa) yaitu sebesar 3,01%.

Pengamatan hari ke-3

Dari hasil penelitian diperoleh persentase abnormalitas dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-3 antara 3,11% - 3,36%. Rataan persentase

abnormalitas sperma sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel ini 18. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-3

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 3.41 3.39 3.31 3.32 3.3 16.73 3.35 S1 3.31 3.32 3.41 3.38 3.37 16.79 3.36 S2 3.11 3.12 3.24 3.01 3.09 15.57 3.11 S3 3.21 3.23 3.19 3.2 3.17 16 3.20 Total 13.04 13.06 13.15 12.91 12.93 65.09 13.02 Rata-rata 3.26 3.27 3.29 3.23 3.23 16.28 3.25

Dari data persentase abnormalitas sperma pada Tabel 18 memperlihatkan rataan

persentase abnormalitas spermatozoa sebesar 3,25% dengan rataan tertinggi pada


(38)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

perlakuan S1 (50% air kelapa) yaitu sebesar 3,36% dan rataan terendah persentase

abnormalitas sperma pada perlakuan S2 (75% air kelapa) yaitu sebesar 3,11%.

Pengamatan hari ke-4

Dari hasil penelitian diperoleh persentase abnormalitas dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-4 antara 3,11% - 3,36%. Rataan persentase

abnormalitas sperma sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel ini 19. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-4

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 3.27 3.25 3.39 3.4 3.1 16.41 3.28 S1 3.14 3.17 3.2 3.15 3.13 15.79 3.16 S2 3.11 3.13 3.15 3.14 3.12 15.65 3.13 S3 3.15 3.11 3.12 3.17 3.1 15.65 3.13 Total 12.67 12.66 12.86 12.86 12.45 63.5 12.7 Rata-rata 3.17 3.17 3.22 3.22 3.11 15.89 3.18

Dari data persentase abnormalitas sperma pada Tabel 19 memperlihatkan rataan

persentase abnormalitas sperma sebesar 3,18% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0

(0% air kelapa) yaitu sebesar 3,28% dan rataan terendah persentase abnormalitas sperma

pada perlakuan S2 (75% air kelapa) dan S3 (100% air kelapa) yaitu sebesar 3,13%.

Pengamatan hari ke-5

Dari hasil penelitian diperoleh persentase abnormalitas dari sperma sapi

Simmental pada pengamatan hari ke-5 antara 3,11% - 3,39%. Rataan persentase

abnormalitas sperma sapi Simmental dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel ini 20. Data Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental Hari ke-5

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4 5

S0 3.21 3.32 3.52 3.54 3.37 16.96 3.39 S1 3.24 3.44 3.28 3.41 3.08 16.45 3.29 S2 3.01 3.38 3.16 2.89 3.1 15.54 3.11 S3 3.12 3.14 3.13 3.27 3.5 16.16 3.23 Total 12.58 13.28 13.09 13.11 13.05 65.11 13.02 Rata-rata 3.14 3.32 3.27 3.28 3.26 16.28 3.26


(39)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Dari data persentase abnormalitas sperma pada Tabel 20 memperlihatkan rataan

persentase sperma abnormalitas sebesar 3,26% dengan rataan tertinggi pada perlakuan S0

(0% air kelapa) yaitu sebesar 3,39% dan rataan terendah persentase abnormalitas sperma

pada perlakuan S2 (75% air kelapa) yaitu sebesar 3,11%.


(40)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Pembahasan

Motilitas

Motilitas adalah persentase spermatozoa hidup yang bergerak maju / progresif.

Pengamatan terhadap nilai motilitas spermatozoa semen cair pada penyimpanan suhu

3-5

0

C dilakukan setiap 24 jam selama 5 hari. Sebagai patokan dalam penilaian motilitas

spematozoa mengikuti standar yang dipakai di BIBD-UPT Medan, dimana untuk

pelaksanaan inseminasi buatan persentase motilitas sebesar 30% masih bisa diproses.

Pada semen cair sapi Simmental menggunakan Tris-Kuning telur dengan penambahan air

kelapa sebagai sumber energi bagi spermatozoa. Motilitas spermatozoa 30% masih bisa

dicapai pada hari yang berbeda. Pada pengencer S0 motilitas 32% masih bisa dicapai

pada hari ke-5. Pada pengencer S1 motilitas 33,4% masih bisa dicapai pada hari ke-2.

Pada pengencer S2 motilitas 35,6% bisa dicapai hanya di hari ke-1 sedangkan untuk S3

motilitas pada hari ke-1 saja sudah menunjukkan 16,00%.

Tabel 21. Rataan Motilitas Sperma Sapi Simmental

Hari ke

Perlakuan

S0 S1 S2 S3

1 60.00

±

3.54

A

41.00

±

4.18

B

35.60

±

0.55

C

16.00

±

0.71

D

2 53.80

±

1.30

A

33.40

±

1.52

B

25.00

±

0.71

C

11.50

±

1.90

D

3 40.00

±

0.71

A

20.80

±

0.00

B

15.00

±

1.00

C

6.00

±

0.71

D

4 36.00

±

0.00

A

15.00

±

0.71

B

10.20

±

1.30

C

5.00

±

0.00

D

5 32.00

±

2.74

A

10.00

±

0.00

B

5.00

±

0.00

C

2.50

±

0.00

D

Motilitas sperma setelah penyimpanan selama 5 hari pada pengencer

Tris-Kuning telur dengan berbagai tingkat penggunaan air kelapa menunjukkan persentase

yang berbeda. S0 sebagai kontrol menggunakan fruktosa sebagai sumber energi

menunjukkan motilitas yang lebih tinggi dibanding perlakuan S1, S2, S3 yang


(41)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

menggunakan air kelapa sebagai sumber energi bagi spermatozoa. Hal ini diduga karena

persentase fruktosa dalam air kelapa hanya 15% dari total gula dalam air kelapa dan

untuk sukrosa dan glukosa yang memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu 35%, 50%

kurang digunakan oleh sperma sebagai sumber energi. Kuberski (1979) menemukan

bahwa gula di dalam air kelapa terdiri dari glukosa, sukrosa dan fruktosa dalam

perbandingan 50%, 35% dan 15%.

Sperma Hidup

Persentase sperma hidup dihitung berdasarkan banyaknya sperma yang hidup

dari total sperma yang dihitung dikalikan 100%. Persentase sperma hidup setelah

penyimpanan selama 5 hari pada pengencer Tris Kuning telur dengan menggunakan air

kelapa sebagai sumber energi dengan berbagai tingkat menunjukkan persentase

spermatozoa hidup yang berbeda. Pada pengencer S0 jumlah spermatozoa hidup setelah

penyimpanan 5 hari mencapai 49,22%, S1 mencapai 38,87%, S2 mencapai 35,33% dan

S3 mencapai 29,13%.

Tabel 21. Rataan Persentase Sperma Hidup Sapi Simmental

Hari ke

Perlakuan

S0 S1 S2 S3

1 66.69

±

0.49

A

57.51

±

0.58

B

52.73

±

0.59

C

44.32

±

0.45

D

2 61.19

±

0.53

A

51.42

±

1.06

B

48.17

±

0.62

C

39.34

±

0.44

D

3 57.27

±

0.86

A

45.61

±

0.37

B

42.60

±

0.57

C

35.30

±

0.28

D

4 53.42

±

0.58

A

43.44

±

0.43

B

40.68

±

0.60

C

32.19

±

0.16

D

5 49.22

±

0.49

A

38.87

±

0.43

B

35.33

±

0.47

C

29.13

±

0.28

D

Persentase sperma hidup setelah penyimpanan 24 jam pada pengencer Tris

dengan fruktosa dan air kelapa sebagai sumber energi menunjukkan pola yang sama

dengan motilitas sperma. Pengencer yang mengandung fruktosa menunjukkan persentase


(42)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

sperma hidup yang lebih tinggi dibanding air kelapa masing – masing sebesar 49,22%;

38,87%; 35,33%; 29,13%.

Abnormalitas

Abnormalitas spermatozoa merupakan penyimpangan morfologis yang dapat

menurunkan daya fertilitas sperma.

Tabel 23. Rataan Persentase Abnormalitas Sperma Sapi Simmental

Hari ke

Perlakuan

S0 S1 S2 S3

1 3.31

±

0.11

A

3.21

±

0.07

A

3.01

±

0.05

AB

3.15

±

0.04

C

2 3.31

±

0.53

A

3.21

±

0.02

AB

3.01

±

0.11

B

3.18

±

0.04

BC

3 3.35

±

0.86

A

3.36

±

0.04

AB

3.11

±

0.08

BC

3.20

±

0.02

C

4 3.28

±

0.58

A

3.16

±

0.03

B

3.13

±

0.02

B

3.13

±

0.03

B

5 3.39

±

0.49

A

3.29

±

0.14

B

3.11

±

0.18

C

3.23

±

0.16

D

Morfologi spermatozoa abnormal dengan menggunakan fruktosa dan air kelapa

sebagai sumber energi menunjukkan persentase abnormalitas di bawah 4 %. Bila ditinjau

dari persentase abnormalitas kualitas semen ini masih cukup baik karena menurut

Toelihere (1979) selama abnormalitas sperma belum mencapai 20% dari contoh semen,

maka semen tersebut masih dapat dipakai untuk inseminasi. Nilai hasil penelitian ini

sedikit lebih tinggi dengan yang didapat pada domba sebesar rata-rata 3% (Kesuma,

2000).


(43)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Penelitian

Perlakuan Parameter

Motilitas Sperma hidup Abnormalitas Hari ke-1

S 0 60A 66.69A 3.31A

S 1 41B 57.51B 3.21A

S 2 35.6C 52.73C 3.01AB

S 3 16D 44.32D 3.15C

Hari ke-2

S 0 53.8A 61.19A 3.31A

S 1 33.4B 51.42B 3.21AB

S 2 25C 48.17C 3.01B

S 3 11.5D 39.34D 3.15BC

Hari ke-3

S 0 40A 57.27A 3.35A

S 1 20.8B 45.61B 3.36AB

S 2 15C 42.6C 3.11BC

S 3 6D 35.3D 3.2C

Hari ke-4

S 0 36A 53.42A 3.28A

S 1 15B 43.44B 3.16B

S 2 10.2C 40.68C 3.13B

S 3 5D 32.19D 3.13B

Hari ke-5

S 0 32A 49.22A 3.39A

S 1 10B 38.87B 3.29B

S 2 5C 35.33C 3.11C

S 3 2.5D 29.13D 3.23D

Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa hasil penelitian menunjukkan motilitas,

persentase sperma hidup dan persentase abnormalitas pada setiap harinya berbeda sangat

nyata pada setiap perlakuan.


(44)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.

Motilitas pada penyimpanan hari ke-5 yaitu S0 (32 %), S1 (10 5), S2 (4,5 %), S3

(2,5 %) dan persentase sperma hidup yaitu S0 (49,22%), S1 (38,87%), S2

(35,33%), S3 (29,13%) sedangkan untuk persentase abnormalitas sperma yaitu S0

(3,39%), S1 (3,29%), S2(3,11%), S3 (3,23%).

2.

Penambahan air kelapa dalam pengencer tidak mampu mempertahankan kualitas

sperma sapi Simmental.

Saran

Air kelapa sebaiknya digunakan sebagai pengencer semen segar untuk

penggunaan secara langsung untuk menambah volume sehingga dalam pelaksanaan IB

menambah jumlah akseptor (ternak sapi betina) yang dapat di IB.


(45)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anonymus., 2008. Catur Windu Balai Inseminasi Lembang. BIB Lembang

Bekerjasama dengan PT. Duta Karya Swasta, Jakarta.

Blakely, J., dan Bade, D. H., 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Hafez, E. S. E., 1974. Reprodution in Farm Animal, Philadelfia.

Hafez, E. S. E., 1987. Reproduction in Farm Animal, 4

th

Edition, Lea and Febiger,

Philadelfia.

Hafez, E. S. E., 1993, Semen Evaluation In : Reproduction in Farn Animal. 6

th

Ed. E. S.

E. Hafez(Ed), Lea and Febiger, Philadelfia.

Hardjopranjoto, S.H., Ilmu Kemjiran Pada Ternak. Air Langga Unversity Press,

Surabaya.

Haryanto, 1996. Pengawetan Telur Segar. Kanisius, Yogyakarta.

Hieronymus B.S., 2003. http:/www.kompas.com.

Kuberski, T., 1989. Coconut Water as aRehydration Fluid. N Z Med J. 90-100.s

Kusuma, D. L., 1999. Pengaruh Berbagai Pengencer Susu dan Lama Penyimpanan

Terhadap Daya hidup Sperma Domba (Oris aries), Skripsi, Jurusan Peternakan,

FP – USU, Medan.

Mulyono, S., 1998. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba, Penebar Swadaya, Jakarta.

Pane, P., 1993. Pemuliaan Ternak Sapi. PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Partodihardjo, S., 1992. Ilmu Reproduksi Hewan, Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

31


(46)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Salisbury, G W. dan Vandemark, N. L., 1985. Fisiologi reproduksi dan

Inseminasi Buatan Pada Sapi. Diterjemahkan oleh Djanuar, N., UGM

Press, Yogyakarta.

Sarwono, B., 1995. Pengawetan Telur Segar, Kanisius, Yogyakarta.

Situmorang, P., 1993. Meningkatkan Produksi Ternak Kerbau Melalui Inseminasi Buatan

(IB). Makalah Seminar Aplikasi Teknologi di Medan Johor, Medan, 3 sampai 5

Juli 1993.

Sugeng, B. Y., 1996. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Toelihere, M R., 1979.Inseminasi Pada Ternak. Angkasa, Bandung.

Toelihere, M. R., 1981. Inseminasi Pada Ternak. Angkasa, Bandung.

Toelihere, M. R., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa, Bandung.

Toelihere, M. R., 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Angkasa, Bandung.

Triana, I. N., 2005. library @lib.unair.ac.id


(47)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

LAMPIRAN

I. Prosedur Pembuatan Bahan Pengencer

Komposisi bahan pengencer

Bahan /komposisi

S0

S1

S2

S3

Tris amino methane(gr)

1,16

1,16

1,16

1,16

Asam Sitrat (gr)

0,65

0,65

0,65

0,65

Air Kelapa (ml)

-

11,1

16,6

22,1

Kuning telur (ml)

6

6

6

6

Penicilin (ml)

0,15 0,15 0,15

0,15

Sterptomycin (ml)

0,3

0,3

0,3

0,3

Gliserol (ml)

1,9

1,9

1,9

1,9

Aquabidest (ml)

22,1

11

5,5

-

Fruktosa (mg) 0,46 - - -

Alat : - Beaker gelas

-

Tissue

-

Pipet

-

Kertas saring

-

Timbangan elektrik

-

Gelas erlenmeyer

-

Stirer

Cara kerja :


(48)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

1.

Siapkan telur segar yang diperlukan, bersihkan dan gosok dengan alkohol 70 %

dan biarkan kering,

2.

Pecahkan telur memakai pinset steril dan pisahkan dari kuning telur yang masih

terbungkus selaput vitellin, ditempatkan pada suatu kertas penyerap untuk

menyerap semua putih telur yang tersisa,

3.

Kemudian pecahkan selaput vitellin dan alirkan kuning telur memasuki beaker

gelas dengan meninggalkan sisa-sisa putih telur dan selaput vitellin pada kertas

penyerap.

Prosedur Pembuatan Bahan Pengencer :

1.

Tris aminomethan ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer,

2.

Tambahkan air kelapa kemudian aduk dengan menggunakan stirer sampai hangat,

3.

Tambahkan kuning telur dengan menggunakan spuit,

4.

Ambil penicillin dan streptomycin dengan menggunakan spuit yang berbeda

kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi Tris aminomethan, air

kelapa dan kuning telur,

5.

Tambahkan asam sitrat,

6.

Tambahkan gliserol.

Pembuatan bahan pengencer dilakukan sehari sebelum pengenceran.

II. Prosedur Penampungan Semen

1. Persiapan Penampungan Semen

a.

Mempersiapkan pejantan yang akan ditampung beserta teasernya (jantan), sesuai

dengan jadwal penampungan pada hari yang bersangkutan, baik pejantan yang

akan ditampung maupun teaser harus dalam keadaan bersih dan kondisi yang

sehat terutama pada bagian preputium harus bersih dari kotoran sehingga akan


(49)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

memperlancar dalam pelaksanaan penampungan dan mendapatkan hasil sperma

yang baik,

b.

Memasukkan teaser atau pemancing ke dalam kandang kawin yang telah tersedia

dengan cara leher teaser dijepit dengan besi penjepit pada kandang kawin agar

teaser tidak terlepas, serta ekor teaser diikat dengan tali pengikat agar ekor

tersebut seakan – akan menutupi vulva vagina,

c.

Mendekatkan pejantan dengan teaser dan mengusahakan pejantan tersebut

menaiki teaser beberapa kali sampai libidonya tinggi/memuncak. Pada saat

pejantan menaiki teaser, penisnya harus keluar dan penampung (collector)

mengarahkan penis pejantan tersebut dengan memegang pangkal dari preputium

ke posisi samping atau ke arah collector, dengan tangan kiri menggunakan sarung

tangan plastik baru untuk setiap pejantan. Diusahakan penis jangan sampai

menyentuh ekor teaser, hal demikian diuang 3 - 4 kali pejantan menaiki teaser

(teasing),

d.

Tempat penampungan harus selalu dalam keadaan tenang dan alas penampungan

diberi lapisan serbuk gergaji agar pada saat turun dari menaiki teaser hentakan

kaki pejantan tidak terlalu keras dan akan mengurangi rasa sakit pada kuku

pejantan.

2. Melakukan Penampungan

a.

Collector harus selalu dalam posisi siap untuk menampung dengan kaki kiri

sejajar kaki kanan yang telah menggunakan sepatu khusus (collcting shoes),

b.

Pada saat pejantan menaiki teaser dan penisnya keluar serta libidonya telah

memuncak, maka collector menangkapnya pada bagian preputium dan

mengarahkan penis ke VB yang terletak sejajar dengan vagina asli, di samping

pantat teaser. Setelah ujung penis menempel pada ujung mulut VB maka tangan


(50)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

kiri dilepaskan dan pejantan tersebut akan menekan penis ke dalam VB maka

terjadilah ejakulasi,

c.

Semen yang telah tertampung segera dibawa dan diserahkan ke bagian

laboratorium untuk dievaluasi/diadakan pemeriksaan,

d.

Mengembalikan pejantan dan teasernya ke kandang masing-masing,

e.

Mengembalikan peralatan lapangan dan menyimpannya ke tempat semula.

III. Prosedur Evaluasi Semen

1. Semen segar

a.

Secara Makroskopis

Melihat dan mencatat :

-

Volume (rata- rata pada sapi 5 cc)

-

Warna (susu, krem, kuning)

-

Kekentalan (encer, sedang, kental)

b.

Secara Mikroskopis

Menggunakan Mikroskop Elektrik dengan pembesaran 40 x 10

1)

Memasang kabel fiting ke stop kontak,

2)

Menyiapkan air hangat dalam beaker gelas, stick gelas, objek gelas, cover

gelas dan tissue,

3)

Meletakkan objek gelas , cover gelas di atas slide warmer dan meneteskan

semen yang diperiksa dengan menggunakan stick gelas kemudian ditutup

dengan cover gelas,

4)

Melihat di bawah mikroskop sambil mengatur jarak lensa denagn objek

yang dilihat sehingga terlihat gerakan massa semen, dengan penilaian

sebagai berikut :


(1)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

kiri dilepaskan dan pejantan tersebut akan menekan penis ke dalam VB maka

terjadilah ejakulasi,

c.

Semen yang telah tertampung segera dibawa dan diserahkan ke bagian

laboratorium untuk dievaluasi/diadakan pemeriksaan,

d.

Mengembalikan pejantan dan teasernya ke kandang masing-masing,

e.

Mengembalikan peralatan lapangan dan menyimpannya ke tempat semula.

III. Prosedur Evaluasi Semen

1. Semen segar

a.

Secara Makroskopis

Melihat dan mencatat :

-

Volume (rata- rata pada sapi 5 cc)

-

Warna (susu, krem, kuning)

-

Kekentalan (encer, sedang, kental)

b.

Secara Mikroskopis

Menggunakan Mikroskop Elektrik dengan pembesaran 40 x 10

1)

Memasang kabel fiting ke stop kontak,

2)

Menyiapkan air hangat dalam beaker gelas, stick gelas, objek gelas, cover

gelas dan tissue,

3)

Meletakkan objek gelas , cover gelas di atas slide warmer dan meneteskan

semen yang diperiksa dengan menggunakan stick gelas kemudian ditutup

dengan cover gelas,

4)

Melihat di bawah mikroskop sambil mengatur jarak lensa denagn objek

yang dilihat sehingga terlihat gerakan massa semen, dengan penilaian

sebagai berikut :


(2)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

51

-

“sangat baik” (+++), terlihat bergelombang-gelombang besar, banyak,

gelap, tebal dan aktif serta bergerak cepat

-

“baik” (++), terlihat gelombang-gelombang kecil, tipis, jarang, kurang

jelas dan agak lamban

-

“kurang baik” (+), jika tidak terlihat gelombang melainkan hanya gerakan

individual aktif progresif

-

buruk” (N/O), bila hanya sedikit atau tidak ada gerakan individual.

-

“kurang baik” (+), jika tidak terlihat gelombang melainkan hanya

gerakan individual aktif progresif


(3)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

IV. Prosedur Evaluasi / Pengamatan Semen

% Motilitas

Diteteskan semen

Diaduk sampai rata

Dengan perbesaran 10 X 10 diperhatikan

gerakan sebagai berikut :

0 = Tidak bergerak

1 = Gerakan berputar di tempat

2 = Gerakan berayun

3 = 50 – 80 % bergerak progresif

4 = Progresif gesit, 90% motil

5 = Sangat progresif, 100% motil

% Sperma Hidup

Disediakan satu buah objek glass

Diteteskan eosin pada ujung objek glass

Kemudian diteteskan semen

Dibuat preparat ulas dengan meletakkan objek glass

yang lainnya dan ditarik tanpa tekanan


(4)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

53

Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 45 X 10

Dihitung jumlah sperma hidup

Ditandai dengan tidak adanya penyerapan eosin

Toelihere (1981)

%

100

dihitung

yang

sperma

jumlah

hidup

yang

sperma

jumlah

hidup

sperma

%

Rumus

=

x

% Abnormalitas

Disediakan satu buah objek glass

Diteteskan eosin pada ujung objek glass

Kemudian diteteskan semen

Dibuat preparat ulas dengan meletakkan objek glass

yang lainnya dan ditarik tanpa tekanan

Dikeringkan dengan menggunakan hair dryer

Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 45 X 10

Dihitung jumlah sperma yang abnormalitas

Toelihere (1981)

%

100

dihitung

yang

sperma

jumlah

abnormal

yang

sperma

jumlah

as

abnormalit

%


(5)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009

Penampungan I

Sapi 1 Sapi 2

Volume (ml) 1,8 5,7

Warna putih putih

Konsistensi sedang encer

Gerakan Massa ++ ++

Gerakan Individu 2 2

Motilitas 65 65

Konsistensi (juta) 1554 910

Penampungan II

Sapi 1 Sapi 2

Volume (ml) 9,5 4

Warna putih putih

Konsistensi sedang sedang

Gerakan Massa ++ ++

Gerakan Individu 3 3

Motilitas 70 65

Konsistensi (juta) 1501 1465

Penampungan III

Sapi 1 Sapi 2

Volume (ml) 6,5 3

Warna putih putih

Konsistensi sedang sedang

Gerakan Massa ++ ++

Gerakan Individu 2 2

Motilitas 65 65

Konsistensi (juta) 1538 1036


(6)

Zakiah Fitri Hsb : Penggunaan Air Kelapa Sebagai Penyeimbang Fruktosa Dalam Pengencer Terhadap Kualitas Sperma Sapi Simmental, 2009.

USU Repository © 2009