44
volt. Setelah tegangan dikonversi dalam bentuk nilai ADC kemudian mikrokontroler akan mengolah dengan cara membandingkan nilai ADC tersebut,
jika nilai ADC cocok maka tampilkan besar kandungan gas CO pada LCD.
4.1.2 Hasil Kalibrasi
Untuk menghasilkan pengukuran yang memiliki ketelitian yang tinggi maka alat deteksi gas CO ini dikalibrasi menggunakan alat deteksi gas CO yang dimiliki
oleh Badan Lingkungan Hidup BLH yaitu Autocheck Gas Analyzer. Kalibrasi alat dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
Autocheck Gas Analyzer yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup BLH Kota Semarang dengan detektor gas CO yang dibuat. Pada saat melakukan
kalibrasi, motor yang diuji sebanyak 14 buah dengan jenis dan tahun pembuatan yang beragam. Kalibrasi kedua alat tersebut dilakukan dengan cara bergantian,
supaya gas CO yang dibuang oleh motor tersebut tidak berbeda jauh. Data hasil kalibrasi antara alat deteksi menggunakan sensor TGS 2201 dengan Autocheck
Gas Analyzer dapat dilihat pada Gambar 4.3. Pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan
dengan kedua alat tersebut dapat dikatakan sebanding. Dari data pengujian alat dengan Autocheck Gas Analyzer didapatkan ketelitian alat deteksi gas CO yang
menggunakan TGS 2201 sebesar 98,97 dan perhitungan ralat dapat dilihat pada lampiran 1.
45
Gambar 4.3 Data Pengujian Alat Deteksi Gas CO menggunakan sensor TGS 2201 dengan Pengujian Autocheck Gas Analyzer
4.1.3 Hasil Uji pada Motor A
Pengujian gas buang CO dilakukan pada kendaraan bermotor merk A dari berbagai jenis motor untuk tahun pembuatan 2006 sampai 2010. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui besar kandungan gas CO yang dibuang, apakah kandungan gas CO tersebut melebihi ambang batas yang ditentukan pemerintah
sebesar 4,5 atau tidak, serta mengetahui perubahan gas buang CO yang dihasilkan jika ditinjau dari tahun pembuatannya. Tipe motor A yang diuji antara
lain A1 dengan tahun pembuatan 2006 sampai 2008, A2 dengan tahun pembuatan 2006 sampai 2010, A3 125 dengan tahun pembuatan 2006 sampai 2010, A4
dengan tahun pembuatan 2008 sampai 2010, sedangkan untuk A5 dan A6 dengan
46
tahun pembuatan 2007 sampai 2010. Hasil pengujian gas buang CO dari masing – masing jenis motor dengan tahun pembuatannya dapat dilihat pada Gambar 4.4
sampai Gambar 4.9,
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Gas buang CO terhadap tahun produksi motor A1
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara gas buang CO terhadap tahun produksi A3
47
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara gas buang CO terhadap tahun produksi A2
Gambar 4.7 Grafik hubungan antara gas buang CO terhadap tahun produksi A5
48
Gambar 4.8 Grafik hubungan antara gas buang CO terhadap tahun produksi A6
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara gas buang CO terhadap tahun produksi A4
49
Pada Gambar 4.4 sampai Gambar 4.9 menampilkan grafik hubungan antara gas buang CO terhadap tahun pembuatannya. Grafik tersebut merupakan rata –
rata besar kandungan gas CO dengan tahun pembuatannya untuk masing – masing motor yang diproduksi A. Grafik hubungan antara gas CO dengan tahun
pembuatannya menunjukkan bahwa semakin lama tahun pembuatan motor tersebut semakin besar kandungan gas CO yang dibuang. Pada Gambar 4.4
sampai Gambar 4.9 tidak semua motor diproduksi pada tahun 2006 dan 2010. Ini dikarenakan, ada motor yang baru diproduksi pada tahun 2008 dan ada motor
yang sudah tidak diproduksi pada tahun 2009.
4.1.4 Hasil Uji Pada Motor B