c. Kesinambungan Sustainability Akses untuk memperoleh kesempatan harus dipastikan bahwa tidak hanya
untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Semua jenis pemodalan baik itu fisik, manusia, dan lingkungan hidup harus
dilengkapi. d. Pemberdayaan Empowerment
Pembangunan harus dilakukan oleh masyarakat, dan bukan hanya untuk mereka. Masyarakat harus berpartisipasi penuh dalam mengambil keputusan
dan prosesproses yang memengaruhi kehidupan mereka.
2.1.2 Komponen IPM
Komponen IPM adalah usia hidup longevity, pengetahuan knowledge, dan standar hidup layak decent living. Usia hidup diukur dengan angka harapan
hidup atau e yang dihitung menggunakan metode tidak langsung metode Brass,
varian Trussel berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak
yang masih hidup Bappeda, 2012: 6-7. Komponen pengetahuan diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah yang dihitung berdasarkan data Susenas Kor. Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak 1995 menggunakan indikator partisipasi
sekolah dasar, menengah, dan tinggi sebagai pengganti rata-rata lama sekolah karena sulitnya memperoleh data rata-rata lama sekolah secara global. Indikator
angka melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua
variabel secara simultan; yaitu tingkatkelas yang sedangpernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan Bappeda, 2009: 1.
Komponen standar hidup layak diukur dengan indikator rata-rata konsumsi real yang telah disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP menggunakan indikator PDB
per kapita real yang telah disesuaikan adjusted real GDP per capita sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang lebih baik
untuk keperluan perbandingan antar negara Bappeda, 2009: 2. Indeks pembangunan manusia IPM atau Human Development Index HDI
adalah indikator untuk mengukur kualitas derajat perkembangan manusia dari hasil pembangunan ekonomi. Human Development Index diperkenalkan pertama
kali oleh UNDP pada tahun 1990. IPM menggunakan ukuran sosial ekonomi yang lebih komprehensif daripada GNP dan memungkinkan untuk membandingkan
negara dengan cara yang berbeda. Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan penting UNDP, 1995:118, diantaranya:
a Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia dan perluasan kebebasan memilih.
b Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederhana. c Membentuk satu indeks komposit dari pada menggunakan sejumlah indeks
dasar. d Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.
Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga komposisi indikator yang digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia suatu negara,
yakni :
1. Tingkat kesehatan diukur harapan hidup saat lahir tingkat kematian bayi.
2. Tingkat pendidikan diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf atau
tingkat pendidikan yang telah dicapai atau lamanya pendidikan seorang penduduk.
3. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluaran perkapita per tahun
BPS,2012:2.
2.1.3 Indikator IPM