Syarat Fisik Kualitas Air

Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air. Definisi pada Pasal 8 PP No.822001 adalah sebagai berikut : a. Kelas satu, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama. b. Kelas dua, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama. c. Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama. d. Kelas empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama. Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup : 2011

2.3.4. Kualitas Air yang Baik

Air yang memenuhi syarat kesehatan adalah air yang bebas dari mikroorgnisme, zat atau bahan kimia, bau, rasa, dan kekeruhan. Adalah indra dari masing-maing pemeriksa, namun batasannya baik menurut WHO maupun Permenkes adalah air minum tidak boleh terdapat bau dan rasa yang tidak diinginkan.

1. Syarat Fisik

Tidak boleh berasa dan berbau: Bau dan rasa biasanya terjadi bersama- sama dan biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan kimia. Bahan-bahan yang menyebabkan bau dari rasa ini berasal dari berbagai sumber. Karena pengukuran rasa dan bau itu tergantung pada reaksi individual, maka hasil yang dilaporkan juga tidak mutlak. Intensitas bau dilaporkan sebagai berbanding terbalik dengan rasio pencemaran bau sampai keadaan yang nyata tidak berbau Sutrisno, 2006. Tidak boleh berwarna: Warna pada air terjadi karena adanya suatu proses dekomposisi pada berbagai tingkat. Tanin, asam humus dan bahan yang berasal dari humus serta dekomposisi pigmen yang dianggap sebagai bahan yang memberi warna yang paling utama, kehadiran unsur besi yang berkaitan dengan zar organik akan membuat warna semakin tinggi. Warna yang disebabkan bahan tersuspensi disebut apparet colour, sedangkan yang disebabkan karena kekentalan organisme atau tumbuh-tumbuhan yang merupakan koloidal disebut true colour. Untuk mengukur tingkat warna digunakan satuan PICO. Berdasarkan Permenkes No.416MenkesPerIX1990, tingkat warna air yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 50 TCU dan untuk air minum 15 TCU. Air tidak keruh: Air yang digunakan untuk minum hendaknya air yang jernih. Air keruh disebabkan oleh butiran-butiran koloid dari tanah liat. Untuk mengukur kekeruhan air digunakan Turbidimeter dengan satuan mgl. Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public Health Service mengenai ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat Sutrisno, 2006. Suhu: Temperatur air akan mempengaruhi kesukaan konsumen dalam mengkonsumsi air. Untuk memberikan rasa segar maka suhu air yang diharapkan adalah 10 - 15ÂșC. Jumlah zat yang terlarut: Air minum tidak boleh mengandung zat padat lebih dari 1000 mgliter, sedangkan untuk air bersih tidak lebih dari 1500 mgliter. Jika angka tersebut melewati maka akan mengakibatkan air tidak enak rasanya, menimbulkan rasa mual dan Toxaemia pada wanita hamil.

2. Syarat Kimia