UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL EKSTRAK DAUN JATI BELANDA TERHADAP MENCIT SEBAGAI ANTI DIARE
SKRIPSI
MACHFUD NIZAR
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL
EKSTRAK DAUN JATI BELANDA TERHADAP
MENCIT SEBAGAI ANTI DIARE
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
Lembar Pengesahan
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL
EKSTRAK DAUN JATI BELANDA TERHADAP
MENCIT SEBAGAI ANTI DIARE
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2011
Oleh :
MACHFUD NIZAR
NIM : 07040022
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra.TristianaErawati,Apt,Msi.
Dra.Uswatun Chasanah, Apt,M.Kes
NIP UMM. 114.0704.00448
ii
Lembar Pengujian
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL
EKSTRAK DAUN JATI BELANDA TERHADAP
MENCIT SEBAGAI ANTI DIARE
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
pada tanggal 29 juli 2011
Oleh :
MACHFUD NIZAR
NIM : 07040022
Tim Penguji
Penguji I
Penguji II
Dra.TristianaErawati,Apt,Msi.
Dra.Uswatun Chasanah, Apt,M.Kes
NIP UMM 114.0704.00448
Penguji III
Penguji IV
Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS
NIP UMM 114.0704.0450
Dian Ermawati, S.Farm, Apt.
NIP UMM 112.0907.0481
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat,
hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –
baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul ’’ UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN
LARUTAN ORAL EKSTRAK DAUN JATI BELANDA SEBAGAI ANTIDIARE
TERHADAP MENCIT ’’
Perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari
Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti
program sarjana.
2. Ketua Program Studi Farmasi, Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., SpFRS., yang
senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada
saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
3. Dra Uswatun Chasanah Apt, M.Kes., sebagai Pembimbing I dan Dra. Tristana
Erawati, Apt.,M.si sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh
kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada
saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS., dan Dian Ermawati, S.Farm.Apt., sebagai
Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun
terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
5. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Teknologi
Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan
untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan skripsi saya.
6. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., sebagai Dosen Wali yang telah memberikan
bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya
dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
iv
8. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi: Mba Susi dan Mba Sri,
Mba Nila, Mas Ferdi yang banyak membantu saya.
9. Bu Hidajah, Bu Fida, Bu Sovia, dan Bu Arina, Pak Jamil.,Bu Ika terimakasih
yang sebesar – besarnya atas masukan, nasehat, bimbingan dan semangat dalam
perkuliahan saya sampai saat saya menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga, motivasi hidupku, kedua orang tuaku dan adek ku tercinta Salim
Machfud, Salma Ema, Nabilah, Suraiyah, Nadia yang dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral
dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman skripsi Liquid: Popeye(hendra), Dompu(Abi), Glendy, atas
semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya.
12. Teman-teman Farmasi 2007 :terimakasih atas persahabatan yang telah kita bina
selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu seperti ini & lebih dekat lagi walau
terpisah oleh jarak dan waktu. will always miss you guys.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan,
dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi
ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara
sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.
Malang, Juli 2011
Penyusun
Machfud Nizar
v
RINGKASAN
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL EKSTRAK
DAUN JATI BELANDA SEBAGAI ANTI DIARE TERHADAP
MENCIT
Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di Indonesia, masyarakat di Indonesia menggangap bahwa diare adalah
penyakit yang biasa, sehingga diare tidak di atasi dengan benar. Sebagian dari
masyarakat Indonesia menggunakan tanaman tradisional untuk mengatasi penyakit
diare tersebut.
Daun Jati Belanda berfungsi sebagai antidiare, dikarenakan tanin yang
terkandung dalam daun Jati Belanda mempunyai sifat adstrigent yaitu menciutkan
selaput lendir usus. Untuk menguji efektifitas daun Jati Belanda sebagai antidiare
maka dilakukan uji kepada hewan coba mencit.
Agar dapat memperoleh khasiat daun jati belanda secara efektif dan efisien
maka dilakukan pembuatan sediaan larutan oral ekstrak daun jati belanda.
Pengembangan sediaan berbentuk larutan dilakukan karena beberapa alasan, di
antaranya kesulitan pasien untuk menelan tablet atau kapsul dan memudahkan
pemberian obat untuk bayi, anak, dan pasien lanjut usia.
Hasil optimasi sediaan secara organoleptis didapatkan rasa yang cukup manis,
pada optimasi pertama pH 6,99±0,03, optimasi kedua 6,82±0,01, sedangkan optimasi
ketiga 6,77±0,005 dan viskositas pada optimasi pertama 1,45, optimasi kedua 1,73
sedangkan pada optimasi ketiga 1,40 dan berat jenis didapatkan hasil 1,013 pada
optimasi pertama, 1,026 pada optimasi kedua dan 1,006 pada optimasi ke tiga
sehingga dipilih optimasi ketiga karena sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
seperti organoleptis, evaluasi fisika kimia dan kadar yang diberiokan kepada hewan
coba.
Tahap selanjutnya dilakukan uji diare pada mencit yang diinduksi dengan
oleum ricini dan setelah 2 jam diamati frekuensi diare mencit. Data tersebut
vi
dibandingkan dengan data pengamatan normal defekasi dari mencit tanpa ada induksi
apapun. Dengan menggunakan independent test, didapatkan hasil T hitung sebesar
7,822 lebih besar dari T tabel sebesar 2,101 artinya terdapat perbedaan bermakna
antara frekuensi defekasi mencit normal dengan frekuensi defekasi mencit yang di
induksi oleum ricini 0.05 ml.
Terakhir dilakukan penelitian terhadap empat kelompok mencit yang terlebih
dahulu di induksi oleum ricini sebanyak 0,05 setelah 2 jam diamati frekuensi defekasi
mencit. Selanjutnya kelompok pertama diberi loperamide, kelompok kedua diberi
dosis 1 (2,6 mg / 0,25 ml), dosis 2 (5,34 mg/0,25 ml), dosis 3 (8 mg/0,25ml)
kemudian diuji analisis dengan T berpasangan, didapatkan hasil untuk dosis 1
mempunyai T hitung sebesar 8.874 lebih besar dari T tabel sebesar 2,306 sehingga
dosis 1 memiliki pengaruh terhadap diare mencit. Untuk dosis 2 mempunyai T hitung
sebesar 5.111 lebih besar dari T tabel sebesar 2,571, sehingga dosis 2 memiliki
pengaruh terhadap diare mencit. Untuk dosis 3 mempunyai T hitung sebesar 10.787
lebih besar dari T tabel sebesar 2,571, sehingga dosis 3 memiliki pengaruh terhadap
diare mencit. Untuk loperamid mempunyai T hitung sebesar 4.485 lebih besar dari T
tabel sebesar 2,571, sehingga loperamid juga memiliki pengaruh terhadap diare
mencit.
Data di atas menunjukan bahwa significant figure 0,000 kurang dari 0,05 yang
berarti data memiliki hubungan yang bermakna. Dan nilai F hitung sebesar 60,324 >
dari F tabel sebesar 2,619 yang berarti penelitian ini memiliki pengaruh yang
signifikan. Sehingga bisa dilanjutkan ke uji Tukey HSD. Dari hasil uji tukey yang
terlampir di lampiran menunjukan bahwa dari oleum ricini berbeda subset dengan
formula 1, 2, 3 dan kontrol positif yang berarti ada perbedaan bermakna antar oleum
ricini dengan kontrol positif, formula 1, formula 2, formula 3.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah larutan ekstrak daun Jati Belanda
dengan dosis 2,6 mg/0.25ml, 5,34 mg/0.25ml dan 8,0 mg/0.25ml ekstrak daun jati
belanda, dengan peningkatan dosis tidak terjadi peningkatan efek anti diare terhadap
mencit dan memiliki efek anti diare yang sebanding dengan loperamid 0,01 mg/0,25
ml.
vii
ABSTRACT
EFFECTIVENESS TEST AS ANTI DIARRHEA FOR MICE OF
GUAZUMA ULMIFOLIA LEAF EXTRACT ORAL SOLUTION
Diarrhea disease is still one of the major public health problem in Indonesia.
Most of Indonesian people using traditional herb to overcame it. Some of Guazuma
Ulmifolia leaves that used as an anti-diarrhea medication. Guazuma ulmifolia leaves
became an oral solution to make it easy for using. The study was conducted to
determine the oral solution effectivity dosage of anti-diarrhea Guazuma Ulmifolia
leaves dried extract at dose of 2,6 mg/0.25 ml, 5,34 mg/0.25ml, and 8,0 mg/0.25 ml
to mice that had been induced castor oil. From the result, the oral solution of
Guazuma Ulmifolia leaves dried extract at dose of 2,6 mg/0.25 ml, 5,34 mg/0.25ml,
8,0 mg/0.25 ml, has anti-diarrhea effects are comparable with loperamide 0.01 mg /
0.25 ml to mice.
Keynword : Extract Guazuma Ulmifolia leaf, effectiveness test , anti diarrhea
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
RINGKASAN ................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ……………………………….…………………. ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 3
1.4 Hipotesis ........................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 5
2.1 Uraian tentang diare ........................................................ 5
2.1.1 Mekanisme Kerja Diare .......................................................... 5
2.1.2 Penggolongan Diare .............................................. 6
2.1.3 Obat – obat Antidiare ............................................ 6
2.2 Tinjauan tentang Tanaman Jati Belanda ......................... 8
2.2.1 Pengenalan dan Klasifikasi Tanaman .................. 8
2.2.2 Klasifikasi dan Jenis daun Jati Belanda ................ 8
2.2.3 Khasiat Jati Belanda .............................................. 9
2.2.4 Morfologi Tanaman Jati Belanda .......................... 10
2.3 Tinjauan tentang Tanin ................................................... 10
2.3.1 Sifat–Sifat Tanin ................................................... 11
2.3.2 Sifat Kimia Tanin .................................................. 11
2.4 Tinjauan tentang Larutan Oral ........................................ 11
2.5 Tinjauan tentang Bahan Penelitian.................................. 12
2.5.1 Sukrosa .................................................................. 12
2.5.2 Tinjauan tentang Natrium Benzoat ....................... 13
2.5.3 Tinjauan tentang Loperamide ............................... 14
2.5.4 Tinjauan tentang Oleum Ricini ............................. 15
2.6 Evaluasi Fisika Kimia .................................................... 15
2.7 Uji Efektivitas ................................................................ 16
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................ 18
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................... 19
4.1 Rancangan Penelitian ..................................................... 19
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 19
4.3 Subyek Penelitian ........................................................... 19
4.3.1 Kriteria Inklusi ...................................................... 19
4.3.2 Kriteria Eksklusi ................................................... 19
ix
4.3.3 Definisi Operasional.............................................. 20
4.4 Alat dan Bahan ............................................................... 20
4.4.1 Bahan – bahan yang Digunakan............................ 20
4.4.2 Alat – alat yang Digunakan ................................... 21
4.5 Rancangan Formula Sediaan........................................... 21
4.6 Pembuatan Sediaan Larutan Oral ..................................................... 22
4.7 Uji Efektivitas pada Mencit .............................................................. 23
4.8 Alur Penelitian ............................................................... 24
4.8.1 Alur Penelitian Pengaruh Ol Ricini dan Eksipien 24
4.8.2 Alur Penelitian Uji Efektifitas Ekstrak ............... 25
4.9 Analisis Data..................................................................................... 25
BAB 5 HASIL PENELITIAN ......................................................... 26
5.1 Hasil Optimasi Sediaan .................................................. 26
5.2 Perlakuan Terhadap Hewan Coba dan Analisis .............. 27
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................. 33
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 38
LAMPIRAN……………………………..…………………………. 41
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
II.1 Konsentrasi Penggunaan Sukrosa
13
II.2 Volume Maksimum Larutan Obat yang
16
Diberikan Hewan Coba
II.3 Konversi Perhitungan Dosis
17
IV.1 Skema Pembuatan Sediaan Larutan
21
V.1 Formula Hasil Optimasi Sediaan
26
V.2 Hasil Pengamatan Frekuensi Defekasi Mencit Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Oleum Ricini
27
V.3
Pengaruh Pemberian Larutan Pembawa
28
V.4
Hasil Uji Anova Pengaruh Pemberian Larutan Eksipien
29
V.5 Homogen Subset Pengaruh Pemberian Larutan Eksipien
29
V.6
Tabel Data Kelompok Perlakuan
30
V.7
Hasil One Way Anova dari 5 perlakuan
31
V.8 Hasil Standar Deviasi Dari 5 Perlakuan
32
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Daun Jati Belanda..…………….....................
8
2.2
Rumus Bangun Tanin………………….……
10
2.3
Rumus Bangun Sukrosa………….................
12
2.4
Rumus Bangun Natrium Benzoat.……….....
13
2.5
Rumus Bangun Loperamide……….……….
14
3.1
Kerangka Konseptual……………....…........
18
4.1
Pembuatan Sediaan Larutan Oral
22
4.2 Alur Penelitian Pengaruh Ol. Ricini dan Eksipien
24
4.3 Alur Penelitian Uji Efektifitas
25
5.1 Perbandingan Dari Beberapa Perlakuan Penelitian
32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Daftar Riwayat Hidup
41
2
Surat Pernyataan
42
3
Spesifikasi Daun Jati Belanda
43
4
Optimasi sediaan formula
44
5
Perhitungan Dosis Ekstrak Daun Jati Belanda
45
6
Perlakuan Terhadap Mencit
47
7
Analisis Bahan Pembawa
48
8
Pair Test Formula 1
50
9
Pair Test Formula 2
51
10
Pair Test Formula 3
52
11
Pair Test Kontrol Positif
53
12 Hasil Test Anova Dari Kelompok Perlakuan
54
13 F Tabel (Α = 0,05)
56
14
57
Tabel T
xiii
39
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,
Goeswin.
2008.
Pengembangan
Sediaan
Farmasi.
Penerbit
ITB.Bandung.
Anonim, 2011, http://wong168.wordpress.com/2011/01/31/daun-jati-belanda/
diakses tanggal 1 Agustus 2011
Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
http://books.google.co.id/books?id=fx1fN_HVMakC&printsec=frontcover
&dq=jati+belanda&hl=id&ei=qO7MTNL5Ksf0cKnxtZYO&sa=X&oi=bo
ok_result&ct=book-previewlink&resnum=1&ved=0CCkQuwUwAA#v=onepage&q&f=false
Ansel, Howard.2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.UI Press Jakarta.
Ansel, Howard.Popovich, Nicholas.Allen, Loyd.(1995).Pharmaceutical Dosage
Forms and Drug Delivery Systems.William & Wilkins.United States of
America.
Bertram G. Katzung, MD, PhD. 2007. Basic & clinical pharmacology - 10th ed.
The McGraw-Hill Companies. United States of America.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi
IV. Jakarta.
DEPKES, 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia.hal 26.
Dian,2001. http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-grey-2001dian-331-jatibelanda. Diakses tanggal 7 maret 2011
39
40
Dinda, 2010. Penanganan Hewan Percobaan. MEDICAFARMA. 24 April 2010.
http://medicafarma.blogspot.com/2010/04/penanganan-hewanpercobaan_24.html. Diakses tanggal 3 Januari 2011.
Hanafiah, K.A., 2001. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Hernawan, U.E., Setyawan, A.D,. 2003. Ellagitannin ,biosynthesis, isolation, and
biological activities, Biofarmasi, hal. 25-28.
Indra R., 1999. Penelitian Eksperimental dalam buku Ajar Metode Penelitian
Seri I. FKUB; Malang
K.n. Jeejeebhoy. 1977. Symposium on diarrhea Definition and mechanisms of
diarrhea.pp 737-739.
Martin A., Swarbrick J., Cammarata A.,Farmasi Fisik. 1993.Lea & Febriger.
USA.
Najib,2010.Tanin.ahmad.najib@ymail.com
www.nadjeeb.wordpress.com .2010. diakses Tanggal 10 Desember 2010
Novanto,Setyo. 2008. Diare . http://www.setyanovanto.info/diare diakses tanggal
10 Desember 2008.
Priyambodo, Bambang Apt. 2007. Teknologi & Formulasi Sediaan Cair (Sirup
& Suspensi). PT. Berlico Mulia Farma, Yogyakarta
Rowe, R.C., Sheskey, F. J., and Shangraw, R.F.2009. Handbook of
Pharmaceutical Exipient Sixth Edition. London. The Pharmaceutical
Press and The American Pharmaceutical Association.
40
41
Sarwono, J., 2009. Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik
Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Suharmiati,drs.Maryani,H.( 2003). Khasiat&Manfaat Jati Belanda si Pelangsing
Tubuh dan Peluruh Kolesterol, Agromedia pustaka.Jakarta.
Sukandar,
Elin
Yulinah
et.al.
2008.
ISO
FARMAKOTERAPI.
hal
349.Penerbitan ISFI.Jakarta.
Sunoto,Wihata,.1987. MAJALAH FARMAKOLOGI INDONESIA & TERAPI,
VOL. 4 NO. 3-4, 1987
Tjay,T.H, Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting, Edisi 6, Alex Media
Komputindo, hal. 297, 305.
41
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya yang sudah ada sejak
dahulu kala yang dimanfaatkan oleh nenek moyang kita dalam upaya mengatasi
masalah kesehatan dengan menjadikan berbagai ramuan bahan tanaman obat.
Oleh karena itu pemanfaatan tanaman obat perlu dikembangkan dan
disebarluaskan di masyarakat.
Daun Jati Belanda merupakan salah satu tanaman obat yang telah lama
digunakan oleh sebagian besar masyarakat untuk pengobatan diare, berdasarkan
dari penelitian sebelumnya daun Jati Belanda mempunyai khasiat untuk antidiare
dan mempunyai efektifitas sama dengan loperamid (Dian,2001). Daun Jati
Belanda berasal dari Amerika Serikat dan kemudian dibawa oleh Orang Portugis
ke Indonesia dan di kultivasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut
pengalaman tradisional untuk meredakan diare bisa digunakan daun Jati Belanda
kering yang digiling lalu dijadikan serbuk selanjutnya dari serbuk ini diambil 20
gram dan diseduh dengan air panas. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan
diminum atau 2 kali sehari (Anonim, 2011). Menurut peneliti biji Jati Belanda
digunakan untuk diare sebagai karminatif. Selain itu biji Jati Belanda yang direbus
seperti kopi bisa digunakan untuk sembelit atau biji yang dibakar dan kemudian
dilumatkan dengan air lalu ditambah adas bisa digunakan untuk perut kembung
dan sesak (Suharmiati, dkk, 2003).
Daun Jati Belanda mengandung zat pahit, glukosa, minyak lemak,
triterpen, alkoloid, karotenoid, flavonoid, tanin dan karbohidrat (Suharmiati, dkk,
2003). Dan zat kimia tersebut yang mempunyai efek farmakologi untuk
menghentikan diare ialah tanin dengan sifat sebagai adstrigent (Tjay,et al,2007).
Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman, seperti daun, buah
yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang, tanin
digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tanin.
2
3
Tanin dikatakan sebagai sumber asam pada buah (Najib, 2010). Kandungan tanin
mengakibatkan Jati Belanda mempunyai rasa agak kelat (Suharmiati, dkk, 2003).
Menurut data WHO, diare ialah penyebab pertama kematian pada balita di
seluruh dunia, dan di Indonesia diare merupakan penyebab kedua kematian pada
balita setelah ISPA. Laporan dari UNICEF memperkirakan bahwa setiap 30 detik
ada 1 balita yang meninggal dunia karena diare.
Sesuai definisi, diare ialah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3
kali dalam sehari. Pada literatur lain juga disebutkan diare ditandai dengan tinja
berair, frekuensi pengeluaran lebih besar, dan menjadi penyebabnya kerugian
intensif cairan sehingga menyebabkan dehidrasi (Ansel et al. 1995). Dehidrasi
ialah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan yang dapat berakibat pada
kematian. Penyebab diare ialah infeksi berbagai bakteri, virus dan parasit yang
masuk ke tubuh melalui makanan dan minuman. Lini pertama pengobatan diare
ialah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang terlalu
berlebihan atau yang disebut dehidrasi, terutama bagi pasien bayi dan lanjut usia.
Oralit tidak dapat menghentikan diare melainkan hanya untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang bersama tinja (DEPKES, 2000).
Pemanfaatan daun Jati Belanda untuk dibuat dengan cara sediaan larutan
oral sangat praktis karena tingkat akseptabilitas sangat diutamakan dalam
formulasi ini. Selain itu dosis lebih mudah diatur sesuai kebutuhan pasien (Agoes,
2008).
Larutan ialah sediaan cairan yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang larut (terdispersi dalam bentuk ion atau molekular) yang biasanya dilarutkan
dalam air (Ansel et al, 1995). Atau sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia (obat) yang terlarut secara molekuler dalam pelarut yang saling
bercampur.
Di dalam pembuatan sediaan larutan dibutuhkan eksipien atau bahan
tambahan. Pemanis digunakan untuk menutupi rasa pahit atau konstituen rasa
yang tidak dapat diterima, pemanis sering menjadi bagian terbesar dalam
kandungan yang ada dalam sediaan. Contoh pemanis yang sering digunakan ialah
pemanis alam seperti Sukrosa, Sorbitol, Manitol, Glukosa Cair, Madu, dan Molase
dan pemanis buatan atau sintetik seperti Sakharin, Na- siklamat (Agoes, 2008).
3
4
Sediaan dalam formula ini menggunakan pelarut air. Air merupakan
pertumbuhan yang baik buat mikroba oleh karena itu untuk menjaga sediaan dari
pertumbuhan mikoba maka dibutuhkan pengawet. Di antara pengawet yang sering
digunakan ialah Asam Benzoat ( 0,1 – 0,2 %), Natrium Benzoat (0,1 – 0,2 %) dan
berbagai campuran metil -, propil -, dan butil Paraben kurang lebih 0,1 % ( Ansel,
2005).
Berdasarkan keterangan di atas maka penulis melakukan penelitian uji
efektifitas larutan ekstrak daun Jati Belanda sebagai anti diare pada mencit yang
dibuat diare yang diinduksi dengan oleum ricini dan menggunakan Loperamid
sebagai pembanding yang mempunyai mekanisme menghambat motilitas usus dan
mengurangi sekresi gastro intestinal (Martindale 36, 2009).
1.2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh efektifitas antidiare sediaan larutan ekstrak kering
daun Jati Belanda dengan dosis 2,6 mg/0,25 ml, 5,34 mg/0,25 ml dan 8,0
mg/0,25 ml dengan pembanding loperamide terhadap mencit.
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Membandingkan efektifitas antidiare sediaan larutan ekstrak kering daun
Jati Belanda dengan dosis 2,6 mg/0,25 ml, 5,34 mg/0,25 ml, 8,0 mg/0,25
ml dengan pembanding loperamide terhadap mencit.
1.4
HIPOTESIS
Larutan oral ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 2,6 mg/0,25 ml, 5,34
mg/ 0,25 ml, 8,0 mg/ 0,25 ml menghasilkan efek anti diare terhadap
mencit.
4
5
1.5
MANFAAT PENELITIAN
•
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang konsentrasi optimal sediaan larutan daun Jati Belanda yang
mempunyai efek anti diare yang maksimal sehingga dapat
dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.
•
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
masyarakat untuk menggunakan daun jati belanda sebagai
antidiare.
5
MACHFUD NIZAR
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL
EKSTRAK DAUN JATI BELANDA TERHADAP
MENCIT SEBAGAI ANTI DIARE
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
Lembar Pengesahan
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL
EKSTRAK DAUN JATI BELANDA TERHADAP
MENCIT SEBAGAI ANTI DIARE
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2011
Oleh :
MACHFUD NIZAR
NIM : 07040022
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra.TristianaErawati,Apt,Msi.
Dra.Uswatun Chasanah, Apt,M.Kes
NIP UMM. 114.0704.00448
ii
Lembar Pengujian
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL
EKSTRAK DAUN JATI BELANDA TERHADAP
MENCIT SEBAGAI ANTI DIARE
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
pada tanggal 29 juli 2011
Oleh :
MACHFUD NIZAR
NIM : 07040022
Tim Penguji
Penguji I
Penguji II
Dra.TristianaErawati,Apt,Msi.
Dra.Uswatun Chasanah, Apt,M.Kes
NIP UMM 114.0704.00448
Penguji III
Penguji IV
Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS
NIP UMM 114.0704.0450
Dian Ermawati, S.Farm, Apt.
NIP UMM 112.0907.0481
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat,
hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –
baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul ’’ UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN
LARUTAN ORAL EKSTRAK DAUN JATI BELANDA SEBAGAI ANTIDIARE
TERHADAP MENCIT ’’
Perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari
Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti
program sarjana.
2. Ketua Program Studi Farmasi, Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., SpFRS., yang
senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada
saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
3. Dra Uswatun Chasanah Apt, M.Kes., sebagai Pembimbing I dan Dra. Tristana
Erawati, Apt.,M.si sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh
kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada
saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS., dan Dian Ermawati, S.Farm.Apt., sebagai
Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun
terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
5. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Teknologi
Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan
untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan skripsi saya.
6. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., sebagai Dosen Wali yang telah memberikan
bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya
dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
iv
8. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi: Mba Susi dan Mba Sri,
Mba Nila, Mas Ferdi yang banyak membantu saya.
9. Bu Hidajah, Bu Fida, Bu Sovia, dan Bu Arina, Pak Jamil.,Bu Ika terimakasih
yang sebesar – besarnya atas masukan, nasehat, bimbingan dan semangat dalam
perkuliahan saya sampai saat saya menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga, motivasi hidupku, kedua orang tuaku dan adek ku tercinta Salim
Machfud, Salma Ema, Nabilah, Suraiyah, Nadia yang dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral
dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman skripsi Liquid: Popeye(hendra), Dompu(Abi), Glendy, atas
semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya.
12. Teman-teman Farmasi 2007 :terimakasih atas persahabatan yang telah kita bina
selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu seperti ini & lebih dekat lagi walau
terpisah oleh jarak dan waktu. will always miss you guys.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan,
dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi
ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara
sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.
Malang, Juli 2011
Penyusun
Machfud Nizar
v
RINGKASAN
UJI EFEKTIFITAS SEDIAAN LARUTAN ORAL EKSTRAK
DAUN JATI BELANDA SEBAGAI ANTI DIARE TERHADAP
MENCIT
Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama di Indonesia, masyarakat di Indonesia menggangap bahwa diare adalah
penyakit yang biasa, sehingga diare tidak di atasi dengan benar. Sebagian dari
masyarakat Indonesia menggunakan tanaman tradisional untuk mengatasi penyakit
diare tersebut.
Daun Jati Belanda berfungsi sebagai antidiare, dikarenakan tanin yang
terkandung dalam daun Jati Belanda mempunyai sifat adstrigent yaitu menciutkan
selaput lendir usus. Untuk menguji efektifitas daun Jati Belanda sebagai antidiare
maka dilakukan uji kepada hewan coba mencit.
Agar dapat memperoleh khasiat daun jati belanda secara efektif dan efisien
maka dilakukan pembuatan sediaan larutan oral ekstrak daun jati belanda.
Pengembangan sediaan berbentuk larutan dilakukan karena beberapa alasan, di
antaranya kesulitan pasien untuk menelan tablet atau kapsul dan memudahkan
pemberian obat untuk bayi, anak, dan pasien lanjut usia.
Hasil optimasi sediaan secara organoleptis didapatkan rasa yang cukup manis,
pada optimasi pertama pH 6,99±0,03, optimasi kedua 6,82±0,01, sedangkan optimasi
ketiga 6,77±0,005 dan viskositas pada optimasi pertama 1,45, optimasi kedua 1,73
sedangkan pada optimasi ketiga 1,40 dan berat jenis didapatkan hasil 1,013 pada
optimasi pertama, 1,026 pada optimasi kedua dan 1,006 pada optimasi ke tiga
sehingga dipilih optimasi ketiga karena sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
seperti organoleptis, evaluasi fisika kimia dan kadar yang diberiokan kepada hewan
coba.
Tahap selanjutnya dilakukan uji diare pada mencit yang diinduksi dengan
oleum ricini dan setelah 2 jam diamati frekuensi diare mencit. Data tersebut
vi
dibandingkan dengan data pengamatan normal defekasi dari mencit tanpa ada induksi
apapun. Dengan menggunakan independent test, didapatkan hasil T hitung sebesar
7,822 lebih besar dari T tabel sebesar 2,101 artinya terdapat perbedaan bermakna
antara frekuensi defekasi mencit normal dengan frekuensi defekasi mencit yang di
induksi oleum ricini 0.05 ml.
Terakhir dilakukan penelitian terhadap empat kelompok mencit yang terlebih
dahulu di induksi oleum ricini sebanyak 0,05 setelah 2 jam diamati frekuensi defekasi
mencit. Selanjutnya kelompok pertama diberi loperamide, kelompok kedua diberi
dosis 1 (2,6 mg / 0,25 ml), dosis 2 (5,34 mg/0,25 ml), dosis 3 (8 mg/0,25ml)
kemudian diuji analisis dengan T berpasangan, didapatkan hasil untuk dosis 1
mempunyai T hitung sebesar 8.874 lebih besar dari T tabel sebesar 2,306 sehingga
dosis 1 memiliki pengaruh terhadap diare mencit. Untuk dosis 2 mempunyai T hitung
sebesar 5.111 lebih besar dari T tabel sebesar 2,571, sehingga dosis 2 memiliki
pengaruh terhadap diare mencit. Untuk dosis 3 mempunyai T hitung sebesar 10.787
lebih besar dari T tabel sebesar 2,571, sehingga dosis 3 memiliki pengaruh terhadap
diare mencit. Untuk loperamid mempunyai T hitung sebesar 4.485 lebih besar dari T
tabel sebesar 2,571, sehingga loperamid juga memiliki pengaruh terhadap diare
mencit.
Data di atas menunjukan bahwa significant figure 0,000 kurang dari 0,05 yang
berarti data memiliki hubungan yang bermakna. Dan nilai F hitung sebesar 60,324 >
dari F tabel sebesar 2,619 yang berarti penelitian ini memiliki pengaruh yang
signifikan. Sehingga bisa dilanjutkan ke uji Tukey HSD. Dari hasil uji tukey yang
terlampir di lampiran menunjukan bahwa dari oleum ricini berbeda subset dengan
formula 1, 2, 3 dan kontrol positif yang berarti ada perbedaan bermakna antar oleum
ricini dengan kontrol positif, formula 1, formula 2, formula 3.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah larutan ekstrak daun Jati Belanda
dengan dosis 2,6 mg/0.25ml, 5,34 mg/0.25ml dan 8,0 mg/0.25ml ekstrak daun jati
belanda, dengan peningkatan dosis tidak terjadi peningkatan efek anti diare terhadap
mencit dan memiliki efek anti diare yang sebanding dengan loperamid 0,01 mg/0,25
ml.
vii
ABSTRACT
EFFECTIVENESS TEST AS ANTI DIARRHEA FOR MICE OF
GUAZUMA ULMIFOLIA LEAF EXTRACT ORAL SOLUTION
Diarrhea disease is still one of the major public health problem in Indonesia.
Most of Indonesian people using traditional herb to overcame it. Some of Guazuma
Ulmifolia leaves that used as an anti-diarrhea medication. Guazuma ulmifolia leaves
became an oral solution to make it easy for using. The study was conducted to
determine the oral solution effectivity dosage of anti-diarrhea Guazuma Ulmifolia
leaves dried extract at dose of 2,6 mg/0.25 ml, 5,34 mg/0.25ml, and 8,0 mg/0.25 ml
to mice that had been induced castor oil. From the result, the oral solution of
Guazuma Ulmifolia leaves dried extract at dose of 2,6 mg/0.25 ml, 5,34 mg/0.25ml,
8,0 mg/0.25 ml, has anti-diarrhea effects are comparable with loperamide 0.01 mg /
0.25 ml to mice.
Keynword : Extract Guazuma Ulmifolia leaf, effectiveness test , anti diarrhea
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
RINGKASAN ................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ……………………………….…………………. ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 3
1.4 Hipotesis ........................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 5
2.1 Uraian tentang diare ........................................................ 5
2.1.1 Mekanisme Kerja Diare .......................................................... 5
2.1.2 Penggolongan Diare .............................................. 6
2.1.3 Obat – obat Antidiare ............................................ 6
2.2 Tinjauan tentang Tanaman Jati Belanda ......................... 8
2.2.1 Pengenalan dan Klasifikasi Tanaman .................. 8
2.2.2 Klasifikasi dan Jenis daun Jati Belanda ................ 8
2.2.3 Khasiat Jati Belanda .............................................. 9
2.2.4 Morfologi Tanaman Jati Belanda .......................... 10
2.3 Tinjauan tentang Tanin ................................................... 10
2.3.1 Sifat–Sifat Tanin ................................................... 11
2.3.2 Sifat Kimia Tanin .................................................. 11
2.4 Tinjauan tentang Larutan Oral ........................................ 11
2.5 Tinjauan tentang Bahan Penelitian.................................. 12
2.5.1 Sukrosa .................................................................. 12
2.5.2 Tinjauan tentang Natrium Benzoat ....................... 13
2.5.3 Tinjauan tentang Loperamide ............................... 14
2.5.4 Tinjauan tentang Oleum Ricini ............................. 15
2.6 Evaluasi Fisika Kimia .................................................... 15
2.7 Uji Efektivitas ................................................................ 16
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................ 18
BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................... 19
4.1 Rancangan Penelitian ..................................................... 19
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 19
4.3 Subyek Penelitian ........................................................... 19
4.3.1 Kriteria Inklusi ...................................................... 19
4.3.2 Kriteria Eksklusi ................................................... 19
ix
4.3.3 Definisi Operasional.............................................. 20
4.4 Alat dan Bahan ............................................................... 20
4.4.1 Bahan – bahan yang Digunakan............................ 20
4.4.2 Alat – alat yang Digunakan ................................... 21
4.5 Rancangan Formula Sediaan........................................... 21
4.6 Pembuatan Sediaan Larutan Oral ..................................................... 22
4.7 Uji Efektivitas pada Mencit .............................................................. 23
4.8 Alur Penelitian ............................................................... 24
4.8.1 Alur Penelitian Pengaruh Ol Ricini dan Eksipien 24
4.8.2 Alur Penelitian Uji Efektifitas Ekstrak ............... 25
4.9 Analisis Data..................................................................................... 25
BAB 5 HASIL PENELITIAN ......................................................... 26
5.1 Hasil Optimasi Sediaan .................................................. 26
5.2 Perlakuan Terhadap Hewan Coba dan Analisis .............. 27
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................. 33
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 38
LAMPIRAN……………………………..…………………………. 41
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
II.1 Konsentrasi Penggunaan Sukrosa
13
II.2 Volume Maksimum Larutan Obat yang
16
Diberikan Hewan Coba
II.3 Konversi Perhitungan Dosis
17
IV.1 Skema Pembuatan Sediaan Larutan
21
V.1 Formula Hasil Optimasi Sediaan
26
V.2 Hasil Pengamatan Frekuensi Defekasi Mencit Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Oleum Ricini
27
V.3
Pengaruh Pemberian Larutan Pembawa
28
V.4
Hasil Uji Anova Pengaruh Pemberian Larutan Eksipien
29
V.5 Homogen Subset Pengaruh Pemberian Larutan Eksipien
29
V.6
Tabel Data Kelompok Perlakuan
30
V.7
Hasil One Way Anova dari 5 perlakuan
31
V.8 Hasil Standar Deviasi Dari 5 Perlakuan
32
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Daun Jati Belanda..…………….....................
8
2.2
Rumus Bangun Tanin………………….……
10
2.3
Rumus Bangun Sukrosa………….................
12
2.4
Rumus Bangun Natrium Benzoat.……….....
13
2.5
Rumus Bangun Loperamide……….……….
14
3.1
Kerangka Konseptual……………....…........
18
4.1
Pembuatan Sediaan Larutan Oral
22
4.2 Alur Penelitian Pengaruh Ol. Ricini dan Eksipien
24
4.3 Alur Penelitian Uji Efektifitas
25
5.1 Perbandingan Dari Beberapa Perlakuan Penelitian
32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Daftar Riwayat Hidup
41
2
Surat Pernyataan
42
3
Spesifikasi Daun Jati Belanda
43
4
Optimasi sediaan formula
44
5
Perhitungan Dosis Ekstrak Daun Jati Belanda
45
6
Perlakuan Terhadap Mencit
47
7
Analisis Bahan Pembawa
48
8
Pair Test Formula 1
50
9
Pair Test Formula 2
51
10
Pair Test Formula 3
52
11
Pair Test Kontrol Positif
53
12 Hasil Test Anova Dari Kelompok Perlakuan
54
13 F Tabel (Α = 0,05)
56
14
57
Tabel T
xiii
39
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,
Goeswin.
2008.
Pengembangan
Sediaan
Farmasi.
Penerbit
ITB.Bandung.
Anonim, 2011, http://wong168.wordpress.com/2011/01/31/daun-jati-belanda/
diakses tanggal 1 Agustus 2011
Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
http://books.google.co.id/books?id=fx1fN_HVMakC&printsec=frontcover
&dq=jati+belanda&hl=id&ei=qO7MTNL5Ksf0cKnxtZYO&sa=X&oi=bo
ok_result&ct=book-previewlink&resnum=1&ved=0CCkQuwUwAA#v=onepage&q&f=false
Ansel, Howard.2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.UI Press Jakarta.
Ansel, Howard.Popovich, Nicholas.Allen, Loyd.(1995).Pharmaceutical Dosage
Forms and Drug Delivery Systems.William & Wilkins.United States of
America.
Bertram G. Katzung, MD, PhD. 2007. Basic & clinical pharmacology - 10th ed.
The McGraw-Hill Companies. United States of America.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi
IV. Jakarta.
DEPKES, 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia.hal 26.
Dian,2001. http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-grey-2001dian-331-jatibelanda. Diakses tanggal 7 maret 2011
39
40
Dinda, 2010. Penanganan Hewan Percobaan. MEDICAFARMA. 24 April 2010.
http://medicafarma.blogspot.com/2010/04/penanganan-hewanpercobaan_24.html. Diakses tanggal 3 Januari 2011.
Hanafiah, K.A., 2001. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Hernawan, U.E., Setyawan, A.D,. 2003. Ellagitannin ,biosynthesis, isolation, and
biological activities, Biofarmasi, hal. 25-28.
Indra R., 1999. Penelitian Eksperimental dalam buku Ajar Metode Penelitian
Seri I. FKUB; Malang
K.n. Jeejeebhoy. 1977. Symposium on diarrhea Definition and mechanisms of
diarrhea.pp 737-739.
Martin A., Swarbrick J., Cammarata A.,Farmasi Fisik. 1993.Lea & Febriger.
USA.
Najib,2010.Tanin.ahmad.najib@ymail.com
www.nadjeeb.wordpress.com .2010. diakses Tanggal 10 Desember 2010
Novanto,Setyo. 2008. Diare . http://www.setyanovanto.info/diare diakses tanggal
10 Desember 2008.
Priyambodo, Bambang Apt. 2007. Teknologi & Formulasi Sediaan Cair (Sirup
& Suspensi). PT. Berlico Mulia Farma, Yogyakarta
Rowe, R.C., Sheskey, F. J., and Shangraw, R.F.2009. Handbook of
Pharmaceutical Exipient Sixth Edition. London. The Pharmaceutical
Press and The American Pharmaceutical Association.
40
41
Sarwono, J., 2009. Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik
Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Suharmiati,drs.Maryani,H.( 2003). Khasiat&Manfaat Jati Belanda si Pelangsing
Tubuh dan Peluruh Kolesterol, Agromedia pustaka.Jakarta.
Sukandar,
Elin
Yulinah
et.al.
2008.
ISO
FARMAKOTERAPI.
hal
349.Penerbitan ISFI.Jakarta.
Sunoto,Wihata,.1987. MAJALAH FARMAKOLOGI INDONESIA & TERAPI,
VOL. 4 NO. 3-4, 1987
Tjay,T.H, Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting, Edisi 6, Alex Media
Komputindo, hal. 297, 305.
41
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya yang sudah ada sejak
dahulu kala yang dimanfaatkan oleh nenek moyang kita dalam upaya mengatasi
masalah kesehatan dengan menjadikan berbagai ramuan bahan tanaman obat.
Oleh karena itu pemanfaatan tanaman obat perlu dikembangkan dan
disebarluaskan di masyarakat.
Daun Jati Belanda merupakan salah satu tanaman obat yang telah lama
digunakan oleh sebagian besar masyarakat untuk pengobatan diare, berdasarkan
dari penelitian sebelumnya daun Jati Belanda mempunyai khasiat untuk antidiare
dan mempunyai efektifitas sama dengan loperamid (Dian,2001). Daun Jati
Belanda berasal dari Amerika Serikat dan kemudian dibawa oleh Orang Portugis
ke Indonesia dan di kultivasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut
pengalaman tradisional untuk meredakan diare bisa digunakan daun Jati Belanda
kering yang digiling lalu dijadikan serbuk selanjutnya dari serbuk ini diambil 20
gram dan diseduh dengan air panas. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan
diminum atau 2 kali sehari (Anonim, 2011). Menurut peneliti biji Jati Belanda
digunakan untuk diare sebagai karminatif. Selain itu biji Jati Belanda yang direbus
seperti kopi bisa digunakan untuk sembelit atau biji yang dibakar dan kemudian
dilumatkan dengan air lalu ditambah adas bisa digunakan untuk perut kembung
dan sesak (Suharmiati, dkk, 2003).
Daun Jati Belanda mengandung zat pahit, glukosa, minyak lemak,
triterpen, alkoloid, karotenoid, flavonoid, tanin dan karbohidrat (Suharmiati, dkk,
2003). Dan zat kimia tersebut yang mempunyai efek farmakologi untuk
menghentikan diare ialah tanin dengan sifat sebagai adstrigent (Tjay,et al,2007).
Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman, seperti daun, buah
yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang, tanin
digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tanin.
2
3
Tanin dikatakan sebagai sumber asam pada buah (Najib, 2010). Kandungan tanin
mengakibatkan Jati Belanda mempunyai rasa agak kelat (Suharmiati, dkk, 2003).
Menurut data WHO, diare ialah penyebab pertama kematian pada balita di
seluruh dunia, dan di Indonesia diare merupakan penyebab kedua kematian pada
balita setelah ISPA. Laporan dari UNICEF memperkirakan bahwa setiap 30 detik
ada 1 balita yang meninggal dunia karena diare.
Sesuai definisi, diare ialah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3
kali dalam sehari. Pada literatur lain juga disebutkan diare ditandai dengan tinja
berair, frekuensi pengeluaran lebih besar, dan menjadi penyebabnya kerugian
intensif cairan sehingga menyebabkan dehidrasi (Ansel et al. 1995). Dehidrasi
ialah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan yang dapat berakibat pada
kematian. Penyebab diare ialah infeksi berbagai bakteri, virus dan parasit yang
masuk ke tubuh melalui makanan dan minuman. Lini pertama pengobatan diare
ialah mencegah atau mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang terlalu
berlebihan atau yang disebut dehidrasi, terutama bagi pasien bayi dan lanjut usia.
Oralit tidak dapat menghentikan diare melainkan hanya untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang bersama tinja (DEPKES, 2000).
Pemanfaatan daun Jati Belanda untuk dibuat dengan cara sediaan larutan
oral sangat praktis karena tingkat akseptabilitas sangat diutamakan dalam
formulasi ini. Selain itu dosis lebih mudah diatur sesuai kebutuhan pasien (Agoes,
2008).
Larutan ialah sediaan cairan yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang larut (terdispersi dalam bentuk ion atau molekular) yang biasanya dilarutkan
dalam air (Ansel et al, 1995). Atau sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia (obat) yang terlarut secara molekuler dalam pelarut yang saling
bercampur.
Di dalam pembuatan sediaan larutan dibutuhkan eksipien atau bahan
tambahan. Pemanis digunakan untuk menutupi rasa pahit atau konstituen rasa
yang tidak dapat diterima, pemanis sering menjadi bagian terbesar dalam
kandungan yang ada dalam sediaan. Contoh pemanis yang sering digunakan ialah
pemanis alam seperti Sukrosa, Sorbitol, Manitol, Glukosa Cair, Madu, dan Molase
dan pemanis buatan atau sintetik seperti Sakharin, Na- siklamat (Agoes, 2008).
3
4
Sediaan dalam formula ini menggunakan pelarut air. Air merupakan
pertumbuhan yang baik buat mikroba oleh karena itu untuk menjaga sediaan dari
pertumbuhan mikoba maka dibutuhkan pengawet. Di antara pengawet yang sering
digunakan ialah Asam Benzoat ( 0,1 – 0,2 %), Natrium Benzoat (0,1 – 0,2 %) dan
berbagai campuran metil -, propil -, dan butil Paraben kurang lebih 0,1 % ( Ansel,
2005).
Berdasarkan keterangan di atas maka penulis melakukan penelitian uji
efektifitas larutan ekstrak daun Jati Belanda sebagai anti diare pada mencit yang
dibuat diare yang diinduksi dengan oleum ricini dan menggunakan Loperamid
sebagai pembanding yang mempunyai mekanisme menghambat motilitas usus dan
mengurangi sekresi gastro intestinal (Martindale 36, 2009).
1.2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh efektifitas antidiare sediaan larutan ekstrak kering
daun Jati Belanda dengan dosis 2,6 mg/0,25 ml, 5,34 mg/0,25 ml dan 8,0
mg/0,25 ml dengan pembanding loperamide terhadap mencit.
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Membandingkan efektifitas antidiare sediaan larutan ekstrak kering daun
Jati Belanda dengan dosis 2,6 mg/0,25 ml, 5,34 mg/0,25 ml, 8,0 mg/0,25
ml dengan pembanding loperamide terhadap mencit.
1.4
HIPOTESIS
Larutan oral ekstrak daun Jati Belanda dengan dosis 2,6 mg/0,25 ml, 5,34
mg/ 0,25 ml, 8,0 mg/ 0,25 ml menghasilkan efek anti diare terhadap
mencit.
4
5
1.5
MANFAAT PENELITIAN
•
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang konsentrasi optimal sediaan larutan daun Jati Belanda yang
mempunyai efek anti diare yang maksimal sehingga dapat
dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.
•
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
masyarakat untuk menggunakan daun jati belanda sebagai
antidiare.
5