a. Pertimbangan Praktis PROGAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIK

Perencanaan Pendidikan menurut para ahli : Menurut A. W. P. Guruge 1995: 7, “Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan keputusan-keputusan bagi kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan adalah tugas dari perencanaan pendidikan”. Menurut Albert Waterston dalam International Development Review bahwa “Perencanaan Pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial”. Menurut Beeby, C.E Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut 2. Jelaskan untuk kepentingan apa perencanaan dibuat serta bagaimana langkah-langkah strategis perencanaan pendidikan? bobot 20 Jawab: Perencanaan pembelajaran intuctional desain, memperkirakan dan memproyeksikan tindakan atau aktivitas yang akan dilakukan pada saat pembelajaran. mengingat perencanaan sebagai proyeksi kegiatan, maka kedudukannya dalam sistem pembelajaran menjadi amat strategis. Anda dapat membayangkan apabila kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk merubah perilaku siswa, dan tidak melalui perencanaan yang matang, maka dapat dibayangkan akan seperti apa proses pembelajaran itu. Dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran secara khusus dan penyidikan pada umumnya sulit diprediksi. Andai kita boleh membandingkan, dilihat dari resiko atau dampak yang dapat ditimbulkan, nampaknya lebih berbahaya pembelajaran yang tidak direncanakan dari pada membuat satu bangunan rumah. Keduanya beresiko, tapi karena pembelajaran langsung berhubungan dengan “pencetakan manusia”, kerugian akan lebih patal dibandingkan dengan bentuk bangunan yang dihasilkan jika tanpa perencanaan. Disinilah letak atau esensi pentingnya perencanaan pembelajaran, terutama dilihat dari beberapa segi sebagai berikut:

1. a. Pertimbangan Praktis

1 Perencanaan sebagai pedoman atau panduan Dengan perencanaan yang telah dibuat, maka guru ketika melaksanakan proses pembelajaran secara umum akan mengikuti langkah-langkah atau prosedur dan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dengan demikian pada saat mengajar guru selalu menggunakan perencanaan sebagai pedoman “ Intuctional design describe procedures for intructional implementation ” Reigeluth. 1983 : 10. Apabila setiap guru ketika mengajar selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan secara disiplin patuh terhadap perencanaan yang telah dibuat ketika mengajarnya, maka tidak akan terjadi adanya kesenjangan antara pelaksanakan pembelajaran dengan kurikulum yang ada di atasnya, seperti dengan silabus pembelajaran dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan lebih jauh lagi dengan sasaran tujuan pendidikan nasional. 2 Perencanaan menggambarkan hasil Perencanaan selain merupakan gambaran proyeksi kegiatan yang akan dilakukan, juga melalui fungsi praktis perencanaan pembelajaran adalah menggambarkan hasil yang akan atau harus dicapai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan Ely, 1979. Oleh karena itu untuk merumuskan tujuan pembelajaran sebagai bagian dari sistem perencanaan pembelajaran, indikator atau tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku operasional yang terukur. Melalui rumusan tujuanindikator yang operasional sasaran hasil pembelajaran yang akan atau harus dicapai siswa sudah tergambarkan secara jelas. Itulah salah satu ciri dari fungsi perencanaan pembelajaran menggambarkan hasil. 3 Perencanaan sebagai alat kontrol Sasaran utama kegiatan pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran , indikator tercapainya tujuan pembelajaran adalah “perubahan perilaku“ pada setiap siswa. Perubahan perilaku baik dalam bentuk pengetahuan, sikap maupun keterampilan adalah perubahan yang disengaja atau direncanakan. Oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun diluar kelas selalau harus dalam kegiatan terencana dan terkontrol. Reigeluth menyatakan “Intructional design describe procedure for intructional management”. Management dalam kata lain adalah pengelolaan, salah asatu unsur dari pengelolaan itu pengawasan atau kontrol. Maksud dari kegiatan pengawasan atau kontrol adalah untuk mengetahui pelaksanaan atau kegiatan yang dilakukan apakah berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Dari pengontrolan ini juga dapat diketahui apakah berbagai sumber kegiatan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Dengan adanya perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai alat kontrol, maka apabila terjadi adanya kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai dengan skenario pembelajaran akan segera diketahui dan pada saat itu pula pembelajaran dikembalikan kepada rencana yang telah disusun. Dengan demikian peluang terjadinya in-efisiensi dan in-efektivitas dalam proses dan hasil pembelajaran akan bisa dikurangi. Oleh karena itu setiap guru pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran jangan abaikan perencanaan pembelajaran, agar kegiatan kita dapat terkontrol. 4 Perencanaan sebagai alat evaluasi Pada saat merumuskan tujuan atau indikator pembelajaran yang menjadi salah satu unsur dalam perencanaan pembelajaran, maka gambaran hasil yang akan atau harus dicapai sudah tergambarkan dengan jelas. Artinya perencanaan pembelajaran menggambarkan hasil. Sejauhmana sasaran pembelajaran yaitu tujuan atau indikator pembelajaran telah tercapai atau tidak. Diketahui melalui kegiatan evaluasi. Dengan demikian maka fungsi berikutnya dari perencanaan pembelajaran adalah sebagai alat evaluasi “intuctional design identifies and remedies weaknesses as a part of instructional evaluation” Regeluth, 1983. Evaluasi dapat memberikan data atau hasil yang akurat jika tujuan atau indikator pembelajaran dirumuskan secara akurat pula. Oleh kerena itu dalam panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dijelaskan “indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi”. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian evaluasi. Langkah awal dari strategy formulation sebagai tahapan dalam perencanaan strategis menurut Bryson adalah penetapan misi, strategi, dan visi b Misi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita di masa depan atau dengan kata lain, misi adalah guidelines dari visi organisasi. c Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melaui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan d Visi merupakan kerangka tentang gambaran organisasi di masa mendatang yang penetapannya didasarkan pada kemampuan dan keadaan internal organisasi. e Manajemen strategik memiliki tiga elemen dasar, yaitu analisis strategi, formulasi strategi, dan implementasi strategi. Dan yang paling sulit untuk dilakukan adalah implementasi strategi. Implementasi startegi dalam manajeman sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu penyelengggaraan program sekolah 3. Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Aspek-aspek apa yang harus dipertimbangakan dalam menyusun suatu Visi, jelaskan ? bobot 15 Jawab: visi sekolah memiliki arti penting terutama berkaitan dengan keberlanjutan sustainability organisasi sekolah itu sendiri, Tanpa visi, organisasi dan orang- orang di dalamnya tidak mempunyai arahan yang jelas, tidak mempunyai cara yang tepat dalam melangkah ke masa depan dan tidak memiliki komitmen Foreman, 1998. Kendati demikian, dalam pembentukan visi sekolah tidak bisa dilakukan secara “top-down” yang bersifat memaksa warga sekolah untuk menerima gagasan dari pemimpinnya kepala sekolah yang hanya membuat orang atau anggota membencinya dan merasa enggan untuk berpartisipasi di dalamnya. Foreman 1998 mengingatkan bahwa visi tidak bisa dipaksakan dan dimandatkan dari atas. Pembuatan visi adalah tentang keterlibatan kepentingan dan aspirasi pihak lain. Untuk lebih jelasnya terkait dengan upaya pembentukan visi ini, Beare et.al. 1993 menawarkan beberapa pedoman dalam pembentukan visi, yaitu: 1. Visi seorang pemimpin sekolah mencakup gambaran tentang masa depan sekolah yang diinginkan. 2. Visi akan membentuk pandangan pemimpin sekolah tentang apa yang menyebabkan keutamaan atau keunggulan sekolah. 3. Visi seorang pemimpin sekolah juga mencakup gambaran masa depan sekolah yang diinginkan di mata sekolah lain dan masyarakat secara umum. 4. Visi seorang pemimpin juga mencakup gambaran proses perubahan yang diinginkan berdasarkan masa depan terbaik yang hendak dicapai. 5. Masing-masing aspek visi pendidikan dalam sekolah merefleksikan asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang berbeda-beda tentang a watak dan sifat manusia; b tujuan pendidikan dalam sekolah; c peran pemerintah, keluarga, masyarakat terhadap pendidikan dalam sekolah; d pendekatan-pendekatan dalam pengajaran dan pembelajaran; dan e pendekatan-pendekatan terhadap manajemen perubahan. 4. Lakukan analisis SWOT pada mata pelajaran yang anda ajarkan masing- masing bobot 30 Jawab. Disini saya buat analisis SWOT pada pendidikan perbankan yang diterapkan di tempat saya bekerja. PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Pembantu Demang Jl. Demang Lebar Daun no 1 dan 2 Palembang No . Faktor Penilaian Bobot Rating Bobot x Rating 1.

A. FAKTOR INTERNAL KEKUATAN S

a. Pelayanan b. Produk c. Suku Bunga Pinjaman d. Keamanan Tabungan e. Kualifikasi Pegawai 0,10 0,10 0,15 0,10 0,10 3 3 3 3 3 0,30 0,30 0,45 0,30 0,30 2. KELEMAHAN W: a. Sarana dan prasarana b. Suku Bunga Simpanan c. Kesenjangan Pegawai d. Simpan pinjam e. Bonus 0,10 0,05 0,10 0,10 0.10 2 3 3 2 3 0,20 0,15 0,30 0,20 0.30 TOTAL 1,00 2,80 3

B. FAKTOR EKSTERNAL PELUANG O

a.Kebijakan pemerintah b. Kerjasama dengan instansi lain c.Kerjasama dengan perguruan 0,15 0,15 0,10 3 3 3 0,45 0,45 0,30 Tinggi d. Loyalitas Nasabah 0,15 2 0,30 4 TANTANGAN T: a. Persaingan suku bunga Simpanan b. Lingkungan Kantor c. Pencapaian Target d. Aplikasi Perbankan 0,10 0,15 0,10 0,10 2 2 3 3 0,20 0,30 0,30 0,30 1,00 2,60 Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Strenght Kekuatan a. Pelayanan diberi bobot 0,10 dengan skor 3 sehingga diperoleh nilai 0,30.