unsur-unsur tersebut merupakan suatu jalinan yang erat, unsur-unsur tersebut tidak berdiri sendiri mlainkan saling berkaitan dan menyatu membentuk struktur
karya sastra. Selanjutnya yang dimaksud dengan struktur sastra menurut Abrams dalam Nurgiyantoro,2000:36 adalah susunan, penegasan dan gabaran bahan
bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah.
2.2.1 Unsur-unsur struktur Crita Cekak
Sayuti mengemukakan bahwa cerita unsur cerita merupakan hal-hal yang akan diceritakan di dalam sebuah karya fiksi. Unsur cerita dalam karya fiksi
meliputi plot, tokoh dan latar. Suatu hal yang akan diceritakan dirangkai dalam susunan peristiwa dalam kerangka unsur plot, tokoh dan latar. Untuk selanjutnya
akan dibahas satu persatu mengenai fakta cerita.
2.2.1.1 Plot
Istilah plot sama artinya dengan alur. Dalam sebuah cerita pasti ada rangkaian peristiwa yang diuraikan “peristiwa yang diuraikan itu membentuk
tulang punggung cerita, yaitu alur”. Kiasan ini berasal dari Marjore Boulton dalam Sudjiman,1991:29 ia mengibaratkan alur sebagai rangka di dalam tubuh
anusia. Tanpa rangka, tubuh tidak akan berdiri. Banyak pakar sastra yang memberi pengertian mengenai plot. Di bawah
ini akan dikemukakan oleh para ahli. Station dalam Nurgiyantoro, 2000:113 berpendapat “plot adalah cerita yang berisi uraian kejadian, namun tidak tiap
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan ayau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain”.
Ahli yang lain, yaitu Kenny dalam Nurgiyantoro,2000:113 juga mempunyai pengertian mengenai plot, sebagai berikut :”plot sebagai peristiwa-
peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat”.
Foster dalam Nurgiyantoro,2000:113 memberi pengertian adanya hubungan kualitas. Begitu banyak pengertian plot yang dikemukakan oleh para
ahli. Suharianto 1982:28 juga memberi pengertian plot sebagai berikut :”plot yakni cara pengaraang menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan
memperhatikan hukum sebab akibat sehingga erupakan peristiwa yang padu, bulat dan utuh”.
Peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat diklasifikasikan secara global maupun secara terperinci. Secara global yaitu dibagi menjadi 3 bagian peristiwa
yaitu : awal, tengah dan akhir. Peristiwa-peristiwa yang dapat diklasifikasikan lebih terprinci sebagai berikut :pemaparan atau pendahuluanpengenalan,
penggawatantimbulnya konflik, penanjakan atau konflik mulai memuncak, klimakpuncak, peleraianpenyelesaian atau pemecahan masalah.
Plot atau alur itu sangat penting Sayuti 1997:34 fungsi alur antara lain :
“1 untuk mengekpresikan makna suatu karya fiksi, baik makna yang bersifat muatan, actual meaning, maupun makna yang bersifat niatan,
infentional meaning. 2 melalui aluran penulis mengorganisasikan pengalaman tersebut
memberi tahu banyak kepada kita tentang makna yang dimiliki pengalaman itu baginya.
3 dalam perspektif yang lebih luas pengertian kita tentang “apa yang menyebabkan apa” dan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
tersebut memang merupakan tugas alur. Dari uraian mengenai alur atau plot tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang terjalin dalam hubungan kausalitas. Tanpa ikatan seperti ini rangkaian peristiwa tidak bias dikatakan plot.
2.2.1.2. Tokoh dan Penokohan