1
BAB I PSIKOLOGI KONSELING :
PERSPEKTIF DAN FUNGSI
ide-ide konseling tidak muncul dalam kevakuman, tetapi dipengaruhi oleh kondisi sosial. Karena itu, perspektif konseling tidak lepas dari konteks sosialnya
atau aspek kesejarahan.
A. Memandu guiding
Memandu bukanlah paksaan, yang berarti mengabaikan perasaan atau terlalu mengendalikan pandangan-padangan individu. Tetapi lebih kepada
merefleksikan secara pasif pandangan-pandangan individu. Atau suatu pertukaran pandangan antara konselor dengan klien menuju kepada
pemahaman bersama, resolusi masalah, dan mengejar keunggulan.
1. Latar Belakang Historis
Dimulai dengan pandangan Joh Dewey 1916 dengan filosofi pragmatisnya dan penekanan tentang peran sekolah sebagai
penyiapan anak untuk berpartisipasi dalam masyarakat, Frank Parsons dengan gerakan bimbingannya di USA, yang menekankan bahwa
ditinjau dari perspektif bimbingan, terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih pekerjaan, yaitu :
1 pahami dengan jelas diri anda sendiri, bakat, kemampuan, minat, ambisi, sumber-sumber, dan keterbatasan, serta penyebabnya
2 pengetahuan yang diperlukan dan kondisi sukses, keuntungan dan kerugiannya dan ketidakcukupan, kompensasi, kesempatan,
dan prospek dalam pekerjaan yang berbeda, dan 3 gunakan alasan yang benar dalam menghubungankan dua
kelompok faktor tersebut. Pandangan Parson tersebut di bidang bimbingan tersebut semakin
kokoh dengan lahirnya dua tradisi, yaitu tradisi psikometrik sebagai
2 pengukuran ilmiah terhadap kemampuan individu, seperti tes inteligensi
dari Binet dan koleganya, serta tradisi bimbingan vokasional, yang awalnya menekankan kepada pendidikan vokasional, terutama melalui
informasi vokasional dan nasehat. 2.
Pendekatan
Elaborasi trait dan factor sebagai upaya mencocokkan individu dan lingkungan Pembukaan
B. Menyembuhkan healing
1. Latar Belakang Historis
Dalam psikologi
konseling, perspektif
modern tentang
penyembuhan berakar dalam beberapa tradisi sejarah yang mendasari psikoterapi dinamik, khususnya tradisi spiritual dan ilmiah.
Dalam tradisi spiritual, penderitaan manusia disebabkan oleh kerasukan psiritual, sehingga bentuk-bentuk tritmennya dilakukan
dengan meminjam dari masyarakat primitif, diantaranya adalah melalui : 1 exorcism atau pengusiran roh jahat, dan 2 pengobatan jiwa yang
dilakukan melalui pengakuan dosa sebagaimana tradisi dalam komunitas protestan, suatu pertanda penting lain dari psikoterapi
dinamik. Dalam tradisi ilmiah ditandai dengan digunakannya metode
hipnotisme sebagai metode penyembuhan, sedangkan dalam psikoterapi dinamik yang diawali dengan praktek-praktek penyembuhan
terhadap pasien neruroses, yaitu penderita histeria dan neurathenia yang dipelopori oleh Freud, yang dalam konteks konseling kemudian
diadaptasi dalam bentuk psikoterapi singkat brief psychoterapy dan konseling psikoanalitik.
2. Pendekatan
Hipnosis, dengan membuat pasien mengalami kembali ingatan dan perasaan sakit yang dilupakan diprepresi dalam
alam ketidaksadarannya. Namun karena sulit diterapkan, Freud
3 mengembangkan metode langsung interpretasi melalui asosiasi
bebas, interpretasi mimpi, dan transferen.
C. Memfasilitasi facilitating