Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita Di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai

(1)

PERANAN KADER POSYANDU DAN PENGETAHUAN IBU

TENTANG IMUNISASI BALITA DI POSYANDU

KELURAHAN BINJAI ESTATE KOTA BINJAI

SKRIPSI

Oleh

Muhammad Taufik Daniel Hasibuan

091121074

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Segala puji kepada Allah AWT atas segala rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang dengan judul “Peranan Kader posyandu Dan pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita Di Posyandu Binjai Estate Kota Binjai.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Lufthiani, S.Kep. Ns selaku Pembimbing 1 yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Ibu Reni Asmara Ariga, SKp, MARS selaku Pembimbing 2 yang turut membantu dan membimbing penulis dalam meyempurnakan hasil skripsi ini. 5. Bapak Iwan Rusdi, SKp, MNS selaku Penguji yang telah banyak memberikan

kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Sutrisno selaku Lurah Binjai Estate Kota Binjai, Bapak Drg. Nimbangsa selaku Kepala Puskesmas Binjai Estate, dan Bapak Metrizal, SKM, M.Kes selaku sekretaris yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk dapat melakukan penelitian di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai.


(5)

8. Ayahanda Drs. H. Abdul Manan Hasibuan dan Ibunda Drg. Hj. Zuliani yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, doa, dan semua jerih payah sangat berarti bagi penulis.

9. Abangku Husni Fadli Hasibuan S.IP dan Adikku Yusuf Tri Ananda Hasibuan yang telah memberikan motivasi bagi penulis.

10.Sahabat-sahabatku angkatan tahun 2009 di S1 keperawatan-B Fakultas Keperawatan USU yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis dan semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semua saran dan kritik akan menjadi masukan yang sangat berarti untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,...Januari 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan... i

Prakata... ii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel... vii

Abstrak... viii

Bab 1. Pendahuluan... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Pertanyaan Penelitian... 7

1.3. Tujuan Penelitian... 7

1.4. Manfaat Penelitian... 7

Bab 2. Tinjauan pustaka... 8

2.1. Peranan kader... 8

2.1.1. Defenisi peranan... 8

2.1.2. Kader... 8

2.2. Konsep posyandu... 9

2.2.1. Defenisi posyandu... 9

2.2.2. Tujuan posyandu... 9

2.2.3. Pelayanan posyandu... 9

2.2.4. Peranan kader posyandu... 10

2.3. Pengetahuan... 12

2.3.1. Defenisi Pengetahuan... 12

2.3.2. Cakupan pengetahuan... 13

2.3.3. Peranan ibu... 15


(7)

2.4.1. Defenisi imunisasi... 16

2.4.2. Tujuan imunisasi... 16

2.4.3. Jenis imunisasi... 17

2.4.4. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi... 17

2.4.5. Jadwal pemberian imunisasi... 18

2.4.6. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu... 19

Bab 3. Kerangka konseptual... 20

3.1. Kerangka Konsep... 20

3.2. Defenisi Konseptual dan Operasional... 20

Bab 4. Metodologi penelitian... 23

4.1. Desain Penelitian... 23

4.2. Populasi dan Sampel... 23

4.2.1. Populasi penelitian... 23

4.2.2. Sampel Penelitian... 23

4.3. Lokasi dan waktu Penelitian... 24

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian... 24

4.5. Instrumen Penelitian... 25

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas... 27

4.7. Pengumpulan Data... 27

4.8. Analisa Data... 28

Bab 5. Hasil dan Pembahasan... 29

5.1. Hasil Penelitian... 29

5.1.1. Karakteristik Responden... 29

5.1.2. Deskripsi Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita... 31 5.1.3. Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu


(8)

Binjai Estate Kota Binjai... 32

5.2. Pembahasan... 37

5.2.1. Peranan Kader Posyandu... 37

5.2.2. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita... 40

Bab 6. Kesimpulan dan Saran... 44

6.1. Kesimpulan... 44

6.2. Saran... 44

6.2.1. Bagi Pelayanan Keperawatan... 44

6.2.2. Bagi Penelitian Berikutnya... 45

6.2.3. Bagi Pendidikan Keperawatan... 45

Daftar Pustaka... 46

Lampiran-lampiran... 48

1. Inform Consent... 49

2. Transaksi Dana... 50

3. Instrumen Penelitian... 51

4. Riwayat Hidup... 53

5. Uji Validitas dan Reliabilitas... 54

6. Distribusi Frekuensi... 58

7. Surat Izin... 68


(9)

DAFTAR TABEL

1. Jadwal pemberian imunisasi... 18 2. Defenisi operasional... 21 3. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik

Responden... 30 4. Distribusi frekuensi dan persentase peranan kader posyandu... 31 5. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu tentang

imunisasi balita... 31 6. Distribusi frekuensi dan persentase tentang peranan kader

posyandu... 33 7. Distribusi frekuensi dan persentase tentang pengetahuan ibu


(10)

Judul : Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita Di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai

Peneliti : Muhammad Taufik Daniel Hsb

Nim : 091121074

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2011

Abstrak

Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Peranan kader posyandu dalam penelitian ini yaitu memberikan pelayanan yang memuaskan, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan, melakukan penimbangan bayi, memeriksa dan mengisi mengisi kartu KMS, membantu tim puskesmas dalam memberikan imunisasi balita.

Pengetahuan ibu tentang imunisasi dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, dan sumber informasi. Ibu berperan menentukan gejala-gejala dan memutuskan pencarian sumber-sumber yang penting. Ia juga mempunyai kontrol substansial terhadap kepuasan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif atau preventif dan bertindak sebagai sumber ketenegaan dan bantuan pada masa-masa sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, sample diambil dengan metode random sampling dan instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan berpedoman pada kuisioner dan data diolah dengan sistem komputerisasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Dari penelitian diperoleh peranan kader posyandu baik 31 orang (88,6 %), peranan kader posyandu cukup baik 4 orang (11,4 %), dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita baik 27 orang (77,1 %), pengetahuan ibu tentang imunisasi balita cukup baik 8 orang (22,9 %). Tidak ada peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita kurang baik. Peran aktif kader posyandu sangat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi, namun tetap perlu adanya kerja sama antara kader posyandu dengan ibu untuk dapat meningkatkan kesehatan pada balita.


(11)

Judul : Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita Di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai

Peneliti : Muhammad Taufik Daniel Hsb

Nim : 091121074

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2011

Abstrak

Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Peranan kader posyandu dalam penelitian ini yaitu memberikan pelayanan yang memuaskan, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan, melakukan penimbangan bayi, memeriksa dan mengisi mengisi kartu KMS, membantu tim puskesmas dalam memberikan imunisasi balita.

Pengetahuan ibu tentang imunisasi dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, dan sumber informasi. Ibu berperan menentukan gejala-gejala dan memutuskan pencarian sumber-sumber yang penting. Ia juga mempunyai kontrol substansial terhadap kepuasan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif atau preventif dan bertindak sebagai sumber ketenegaan dan bantuan pada masa-masa sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, sample diambil dengan metode random sampling dan instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan berpedoman pada kuisioner dan data diolah dengan sistem komputerisasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Dari penelitian diperoleh peranan kader posyandu baik 31 orang (88,6 %), peranan kader posyandu cukup baik 4 orang (11,4 %), dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita baik 27 orang (77,1 %), pengetahuan ibu tentang imunisasi balita cukup baik 8 orang (22,9 %). Tidak ada peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita kurang baik. Peran aktif kader posyandu sangat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi, namun tetap perlu adanya kerja sama antara kader posyandu dengan ibu untuk dapat meningkatkan kesehatan pada balita.


(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat. Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui, program-program kesehatan melainkan berhubungan erat dengan program keluarga berencana. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu). Pos pelayanan terpadu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran. Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya. (Zulkifli, 2003).


(13)

Tingkat pendidikan dan pendapatan merupakan indikator penting yang berkaitan dengan status kesehatan karena indikator tersebut tampaknya berpengaruh tidak langsung pada kesehatan, barangkali karena faktor tersebut dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan kepercayan yang dianut serta penerapan perilaku sehat untuk mempertahankan kesehatan dan ikut seta dalam upaya pencegahan (McKenzie, 2007). Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengertahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruhi terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promoisi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran. (Notoadmojo, 2005).

Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut: 1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit sekaligus dengan pelayanan keluarga berencana. 2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana. (Effendi, 1998).

Kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi harus tetap terjaga, sebab bila tidak dapat mengakibatkan turunnya angka cakupan imunisasi. Perlu ditekankan bahwa pemberian imunisasi pada bayi dan anak tidak hanya memberikan pencegahan terhadap anak tersebut tetapi akan memberikan dampak


(14)

yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan adanya peningkatan tingkat imunitas secara umum di masyarakat. Oleh karena itu pandangan serta sikap setiap dokter atau orang tua sangat penting untuk dipahami tentang arti imunisasi. Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Beberapa studi menemukan bahwa usia ibu, ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi berhubungan dengan cakupan imunisasi, dan opini orang tua tentang vaksin berhubungan dengan status imunisasi anak mereka. Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang penting, karena penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan perilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi. Masalah pengertian dan keikutsertaan orang tua dalam program imunisasi tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan yang memadai tentang hal itu diberikan. (Ali, 2003).

Penyakit infeksi banyak menyebabkan kematian anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh kuman-kuman yang menyerang tubuh dan dapat di tularkan dari orang ke orang. Tubuh bisa melindungi diri dari kuman bila orang tersebut “diimunisasi”. Imunisasi berarti bahwa obat yang disebut “vaksin” disuntikan kedalam tubuh atau ditelan (vaksin poliomielitis ditelan) untuk melindungi terhadap kemungkinan serangan dari kuman-kuman. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi: TBC, difteri, batuk rejan, tetanus, poliomielitis, dan campak. (Heru, 1995).

Imunisasi dilakukan secara bertahap dan diatur sesuai dengan tujuan nasional. Dengan adanya program imunisasi disediakan bantuan dari pemerintah


(15)

pusat berupa dana, vaksin serta riset imunisasi. Pemerintah memutuskan program imunisasi sebagai prioritas tertinggi dalam bidang kesehatan. (Sumijatun, 2005).

Pemberian Imunisasi sangat penting di berikan karena bertujuan untuk meningkatkan angka kesehatan dan mencegah angka kecacatan/kematian pada balita/anak, disamping itu kader kesehatan harus berperan memberikan penyuluhan tentang manfaat dan tujuan imunisasi agar pihak orang tua termotivasi untuk mengimunisasi anak nya. Sitem kesehatan nasional imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalm upaya menurunkan angka kemnatian bayi dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, Bidang preventif merupakn prioritas. Penurunan insidens penyakit mernular telah terjadfi berpuluh-puluh tahun yang lampau di negara-negarta maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratu dengan cukup luas. Demikian juga di Indonesia; dinyatakan bebas penyakit cacar tahun 1972 dan penurunan insidens beberapa penyakit menular secara mencolok terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit difteria, tetanus, pertusis, campak dan polio. Bahkan kini pernyakit polio sercara virologis tidak ditemukan lagi sejak tahuin 1995, dan di harapkan beberapa tahun yang akan datang Indonesia akan di nyatakan bebas polio. (Rezeki, 2008).

Di Indonesia, upaya Depkes menyukseskan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tampaknya belum cukup. PIN putaran I yang digelar serentak di seluruh Indonesia pada 30 Agustus lalu ternyata belum mencapai target yang diinginkan. Dari 24,3 juta balita yang ada di seluruh Indonesia, berdasarkan hasil evaluasi


(16)

sementara Depkes ternyata baru 80 persennya saja yang mendapatkan vaksin polio saat PIN digelar. (Dani, 2005).

Cakupan imunisasi di Sumatera Utara secara umum cukup tinggi, tetapi tidak merata setiap kabupaten, ada di antaranya dibawah 80 persen. Hal ini memungkinkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit misalnya campak, polio, tetanus dan sebagainya. Sehingga peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi harus terus diupayakan dan diharapkan dalam waktu 2 tahun ke depan, cakupan bisa mencapai minimal 80,5 persen di Sumatera Utara. Program imunisasi di Sumatera Utara pernah mencatat keberhasilannya sebelum tahun 1999 hingga 2005 maka pada tahun 2005 kita tidak terhindar dari penyakit polio. Untuk mengantisipasi dampak penurunan cakupan imunisasi, maka mulai tahun 2007 dilakukan program peningkatan cakupan imunisasi di Sumatera Utara yang didukung oleh Millenium Challenge Corporation Indonesia/Immunization Project (MCCI/IP). Secara demografi penduduk Sumatera Utara sebanyak 12.760.700 jiwa dengan sarana kesehatan meliputi Puskesmas sebanyak 451, Pustu 1861, Rumah Sakit 135 dan Posyandu 14.492. Yang menjadi target sasaran bayi (0-11 bulan) sebanyak 314.407, anak SD kelas 1 sebanyak 319.441 dan kelas 2 &3 sebanyak 660.570, sedangkan wanita usia subur (15-39 tahun) sebanyak 3.196.480 jiwa. (Sulani, 2007).

Di medan angka kematian bayi dan anak yang disebabkan oleh penyakit infeksi masih sangat tinggi. Secara nasional angka kematian itu mencapai 35/1000 kelahiran hidup dan pelatihan peningkatan cakupan serta mutu pelayanan imunisasi. Berdasarkan laporan Organisasi Anak Sedunia (UNICEF) tahun 2007,


(17)

angka kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi seperti campak sangat tinggi. Setiap tahun 1 juta anak di Indonesia belum mendapat imunisasi campak. kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) campak cenderung terjadi pada masyarakat dengan populasi padat penduduk. Karena itu, Kota Medan termasuk daerah yang rawan terhadap penyakit campak dan membutuhkan perhatian serius. (Dinkes, 2007).

Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai merupakan salah satu posyandu yang memberikan pelayanan imunisasi pada balita, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai balita dan berkunjung untuk imunisasi balita di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai yaitu sebanyak 175 orang ibu dengan balita. Jumlah populasi di dapat dari observasi awal yang langsung di ambil oleh peneliti dan telah di samakan oleh data yang ada pada Puskesmas Binjai Estate. Dari hasil wawancara dan pengamatan lansung yang dilakukan peneliti pada 9 orang ibu, ternyata 5 orang ibu kurang mengerti tentang imunisasi dan jenis penyakit yang dapat dicegah dari pemberian imunisasi, dan mereka hanya menyerahkan sepenuhnya kepada para kader posyandu untuk menangani balitanya. Hal ini menunjukkan kurang adanya pemberian pendidikan kesehatan dari para kader kepada para ibu yang mempunyai balita.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai.


(18)

1.2 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi peranan kader posyandu dan pangetahuan ibu tentang imunisasi balita di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan pengetahuan khususnya tentang peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita, yang bertujuan menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.

1.4.2 Bagi praktek keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di terapkan oleh perawat ataupun petugas kesehatan lainnya tentang pentingnya pemberian informasi terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi.

1.4.3 Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan kader

2.1.1 Defenisi peranan

Peranan adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. (Mubarak, 2005).

Peran adalah suatu kumpulan norma atau perilaku seseorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, hakim, dokter, perawat, rohaniwan, mahasiswa, dosen, perdanan menteri, pelayanan toko, dan sebagainya. (maramis, 2006).

2.1.2 Kader

Kader posyandu adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilantik untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Para kader kesehatan itu seyogyanya memiliki latar belekang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis, dan mengjhitung secara sederhana. (Heru, 1995).


(20)

2.2 Konsep posyandu

2.2.1 Defenisi posyandu

Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS). Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, 1998).

2.2.2 Tujuan posyandu

Tujuan pokok dari pelayanan posyandu adalah mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR, mempercepat penerimaan NKKBS, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengermbangkan kegiatan kesehatan, dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis. ( Mubarak, 2009).

2.2.3 Pelayanan posyandu

Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu tentang pemeliharaan kesehatan bayi dan balita meliputi:

a) Penimbangan bulanan


(21)

c) Immunisasi bayi 3-14 bulan

d) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:

1. Kesehatan Ibu dan Anak 2. Keluarga Berencana 3. Immunisasi

4. Peningkatan gizi 5. Penanggulangan Diare

6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman

7. Penyediaan Obat essensial.

(Syakira

2.2.4 Peranan kader posyandu , 2009).

Peranan kader posyandu dalam rangka menyelenggarakan posyandu terbagi 3, yaitu:

1. Sebelum hari buka posyandu meliputi:

a) Menyiapkan alat dan bahan, meliputi: alat penimbang bayi, kartu menuju sehat (KMS), alat peragaan pengukur, obat-obatanyang dibutuhkan, dan bahan materi penyuluhan.


(22)

b) Mengundang dan menggerakkan masyarakat

c) Menghubungi pokja posyandu

d) Melaksanakan pembagian tugas antar kader.

2. Pada hari buka posyandu meliputi:

a) Pendaftaran bayi, balita, ibu menyusui, pasangan usia subur.

b) Penimbangan bayi, ibu hamil, dan mencatat hasil penimbangan

c) Pengisian KMS

d) Penyuluhan kesehatan

e) Pelayanan, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulang dan kondom.

f) Pemberian imunisasi

3. Setelah hari buka posyandu meliputi:

a) Memindahkan catatan-catatan dalam kartu menuju sehat kedalam buku register atau buku bantu kader

b) Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu pada bulan berikutnya.

c) Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu yang lokasi rumahnya berdekatan.


(23)

d) Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang keposyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

(Mubarak, 2009).

Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa:

1. Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut. 2. Balita yang berat badanya di bawah garis merah.

3. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga. 4. Balita yang mencret.

5. Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.

6. Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan terlambat.

7. Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.

8. Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus. (Depkes RI-Unicef, 2000).

2.3 Pengetahuan

2.3.1 Defenisi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.


(24)

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupoakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

2.3.2 Cakupan pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2003) yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badfan yang dipelajarioi atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan tingkat pendidikan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benara. Orang yang telah paham terhadap objek harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajar.


(25)

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemamuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah didalam pemecahan masalah dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabrkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.Kemampuan analisis ini dapat dilihatr dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan,


(26)

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilain itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteri-kriteria yang telah ada.

Menurut (Arikunto, 2002), Pengetahuan seorang ibu dibedakan atas 3 kategori, yaitu:

1. Baik : Bila skor >75% dari total skor

2. Cukup : Bila skor 60%-75% dari total skor.

3. Kurang : Bila skor <60% dari total skor.

2.3.3 Peranan ibu

Peranan ibu adalah menentukan gejala-gejala dan memutuskan pencarian sumber- sumber yang penting. Ia juga mempunyai kontrol substansial terhadap kepuasan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif atau preventif dan bertindak sebagai sumber ketenagaan dan bantuan pada masa-masa sakit. (Friedman, 1998).

Peran orang tua dalam sehat dan sakit, dapat ditunjukkan bahwa dalam kebanyakan keluarga peranan-peranan terpenting tertumpu pada ibu yaitu


(27)

posisi sebagai istri, sebagai pemimpoin dan pemberi asuhan kesehatan. Peran sentral ibu sebagai pembuat keputusan tentang kesehatan utama, pendidik konselor, dan pemberi asuhan keluarga. (Gunarsa, 2000).

2.4 Imunisasi

2.4.1 Defenisi imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, atau resisten. Anak diimunisasi, berati diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu Ag, sehingga bila ia terpapar pada Ag yang serupa, tidak terjadi penyakit. (Gebyar, 2008).

Proses imunisasi sebenarnya adalah pengenalan suatu substansi yang dapat menimbulkan reaksi sistem imun melalui pembentukan antibody penolak penyakit. Ada substansi yang diberikan melalui oral. Akan tetapi, kebanyakan substansi diberikan melalui injeksi/ suntikan, atau tusukan-tusukan pada kuli. Antigen spesifik yang berasal dari bakteri, virus, atau toksin mikroba yang dinaktifikasi dimasukkan di dalam tubuh bentuk vaksin. (Timmreck, 2005).

2.4.2 Tujuan imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini


(28)

penyakit-penyakit tersebut adalah tuberkulosis, disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan hepatitis B. (Notoatmodjo, 2007).

Manfaat imunsasi adalah untuk melindungi bayi dari penyakit. Karena semakin banyak orang yang diimunisasi, kesempatan anak terkena penyakit semakin berkurang dan akhirnya penyakit tersebut akan hilang dan tidak memerlukan imunsasi lagi. (Robinson, 2002).

2.4.3 Jenis imunisasi (Gupte, 2004) yaitu:

1. Imunisasi aktif

Adalah Perlindungan dari luar membuat tubuh memiliki simpanan antibody yang berfungsi melawan penyakit tertentu maka tubuh secara aktif berpartisipasi menolak infeksi.

2. Imunisasi Pasif

Adalah perlindungan diberikan dari luar dan tidak berlangsung lama tanpa ada partisipasi pertahanan tubuh dari dalam yang biasa disebut antibody.

2.4.4 Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Notoatmodjo, 2007) yaitu:

1. BCG

Mencegah penularan TBC (Tuberkulosis) yang berat.

2. Hepatitis B


(29)

3. DPT

Mencegah penularan difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan nafas, batuk rejan (batuk 100 hari), Tetanus.

4. Polio

Mencegah penularan polio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai, dan atau lengan.

5. Campak

Mencegah penularan campak yang dapat mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan kebutaan.

2.4.5 Jadwal pemberian imunisasi menurut (Notoatmodjo, 2007) yaitu:

Vaksin Jumlah vaksinasi Selang pemberian Umur

BCG 1x - 0-11 Bulan

DPT 3x 4 Minggu 2-11 Bulan

POLIO 3x 4 Minggu 2-11 Bulan

CAMPAK 1x - 9-11 Bulan


(30)

2.4.6 Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi (Hurlock,1998) yaitu:

1. Umur

Usia dewasa 20-40 tahun merupakan dimana seseorang seseorang secara maksimum dan mencapai prestasi yang memuaskan dalam karirnya. Pada usia tangah 42-60 tahun seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapainya pada usia dewasa. Sedangkan usia tua 70 tahun adalah usia yang tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil prestasi.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan peranan yang penting dalam menentukan kualitas manusia. Menurut Tobing dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan, aplikasinya semakin tinggi, pendidikan hidup manusia akan berkualitas.

3. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran, dan kemampuan. Sumber informasi kesehatan dibagi dua yaitu sumber informasi ekstern dan intern. Sumber informasi ekstern adalah informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan, TV, massmedia, dan elektronik. Sedangkan sumber informasi intern berasal dari teman, orang tua, dan keluarga.


(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEPTUAL

Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai merupakan salah satu posyandu yang memberikan pelayanan imunisasi pada balita. Dari hasil wawancara dan pengamatan lansung yang dilakukan peneliti pada 9 orang ibu, ternyata 5 orang ibu kurang mengerti tentang imunisasi dan jenis penyakit yang dapat dicegah dari pemberian imunisasi, dan mereka hanya menyerahkan sepenuhnya kepada para kader posyandu untuk menangani balitanya. Hal ini menunjukkan kurang adanya pemberian pendidikan kesehatan dari para kader kepada para ibu yang mempunyai balita.

Skema 1. Kerangka konsep peranan kader posyandu terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai

3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional

3.2.1 Defenisi konseptual

- Peranan: seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran

Pengetahuan ibu tentang imunisasi balita


(32)

dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. (Mubarak, 2005).

- Kader posyandu: laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilantik untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan. Para kader kesehatan itu seyogyanya memiliki latar belekang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis, dan mengjhitung secara sederhana. (Heru, 1995).

- Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupoakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003).

3.2.2 Defenisi operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur Peranan Peranan adalah keikutsertaan

ibu-ibu kader dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang

Kuisioner berisi 15 pertanyaan

Baik: skor 36-45, Cukup Baik: skor 26-35, Kurang Baik: skor 15-25


(33)

imunisasi agar ibu dapat mengerti tentang pentingnya imunisasi balita.

Kader Posyandu

Kader posyandu: Petugas yang ditunjuk dari puskesmas yang

memberikan pelayanan kesehatan pada balita dan pendidikan kesehatan bagi ibu.

Kuisioner berisi 15 pernyataan

Baik: skor 36-45, Cukup Baik: skor 26-35, Kurang Baik: skor 15-25

Ordinal

Pengetahuan Pengetahuan adalah

pemahaman ibu-ibu yang diterima dari penjelasan para kader posyandu

Kuisioner berisi 15 pernyataan

Baik: skor 36-45, Cukup Baik: skor 26-35, Kurang Baik: skor 15-25


(34)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di posyandu.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai balita dan berkunjung untuk imunisasi balita di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai yaitu sebanyak 175 orang ibu dengan balita. Jumlah populasi di dapat dari observasi awal yang langsung di ambil oleh peneliti dan telah di samakan oleh data yang ada pada puskesmas Puskesmas Binjai Estate.

4.2.2 Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling yaitu apabila subjek lebih dari 100 dapat diambil 20% dari jumlah populasi (Arikunto, 2006), yaitu:


(35)

n= 35 orang

dengan kriteria sebagai barikut:

1. Ibu-ibu yang mempunyai balita 2. Bersedia menjadi responden

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 14 Juni sampai 9 Agustus 2010 di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai, dengan alasan bahwa posyandu ini merupakan salah satu posyandu yang memberikan pelayanan imunisasi pada balita dan dari hasil observasi oleh peneliti ternyata ada beberapa ibu yang kurang mengerti tentang jenis penyakit yang dapat dicegah dari pemberian imunisasi, dan mereka hanya menyerahkan sepenuhnya kepada para kader posyandu untuk menangani balitanya. Hal ini menunjukkan kurang adanya pemberian pendidikan kesehatan dari para kader kepada para ibu yang mempunyai balita.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan PSIK USU dan permintaan izin kepada Lurah Binjai Estate Kota Binjai. Kemudian peneliti mendekati responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan responden dipersilahkan menandatangani informed consent. Peneliti juga menjelaskan bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian dan peneliti tidak akan memaksa serta menghormati hak responden.


(36)

Untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tertentu tanpa nama dan hnya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen dibuat berdasarkan studi kepustakaan dan dimodifikasi oleh peneliti. Instrumen penelitian dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama yaitu data demografi berisi kode kuesioner, usia, suku, pendidikan terakhir, pekerjan. Bagian kedua yaitu kuesioner berisi sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengetahui peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunissi balita. Bagian ketiga yaitu berupa observasi oleh peneliti, terkait dengan dengan kuesioner bagian kedua untuk melihat kondisi nyata dari peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita.

Dalam penelitian ini, peneliti menilai jawaban responden pada kuesioner dengan menggunakan Skala Likert dimana responden diminta memberikan tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.

Kuesioner ini terdiri dari 30 pertanyaan dan terbagi dari 2 jenis instrumen yaitu peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita, dengan skor berkisar antara (1-3) untuk setiap pertanyaan, yaitu:

1). Instrumen I: Berjumlah 15 pernyataan mengenai peranan kader posyandu,.


(37)

Menurut (Hidayat, 2007) penghitungan menggunakan rumus statistika p = rentang/ banyak kelas, dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebesar 30 dan dibagi atas 3 kategori yaitu p=10. Nilai terendah adalah 15 sebagai batas interval pertama dan nilai tertinggi adalah 45. Data tentang peranan kader posyandu dikategorikan masing-masing atas kelas interval nsebagai berikut: Baik (36-45), Cukup Baik (26-35), Kurang Baik (15-25).

2). Instrumen II: Berjumlah 15 pernyataan mengenai pengetahuan ibu tentang imunsasi.

Dimana dengan jumlah skor (Benar : 3, Salah : 2, Tidak di jawab : 1). Alasan peneliti memberi nilai 1 pada kuisioner yang tidak dijawab karena peneliti ingin membuat insrumen yang simple dan mudah dimengerti oleh responden dan tidak membuat respomden jenuh dan bingung bila tidak dapat menjawab peratanyaan yanag ada.

Penghitungan menggunakan rumus statistika p = rentang/ banyak kelas, dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebesar 30 dan dibagi atas 3 kategori yaitu p=10. Nilai terendah adalah 15 sebagai batas interval pertama dan nilai tertinggi adalah 45. Data tentang pengetahuan ibu tentang imunisasi balita dikategorikan masing-masing atas kelas interval sebagai berikut: Baik (36-45), Cukup Baik (26-35), Kurang Baik (15-25).


(38)

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan oleh ibu Siti Zahara selaku Dosen Keperawatan Keluarga Fakultas Keperawatan USU.

Kuesioner penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti, oleh karena itu penting untuk dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama meskipun digunakan beberapa kali pada kelompok sampel (Ritonga, 2003). Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi untuk analisis Cronchbach Alpha mengenai peranan kader posyandu terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi balita. Untuk instrumen yang baru akan reliabel jika memiliki reliabilitas lebih dari 0.70 (polit & Hungler, 1995).

4.7 Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu:

1. Mengajukan permohona izin kepada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2. Mengajuka permohona izin kepada Lurah Binjai Estate Kota Binjai, Kepala puskesmas Binjai Estate, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai. 3. Setelah mendapat izin, peneliti kemudian melaksanakan pengumpulan data


(39)

4. Peneliti mendekati calon responden dan menjelaskan tentang tujuan penelitian yang akan dilakukan.

5. Responden dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti dalam kuisioner dan diberikan waktu untuk mengisi kuisioner tersebut.

6. Pengolahan/analisa data dilakukan setelah semua data yang diberikan terkumpul.

4.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian memberi kode (coding) untuk memudahkan melakukan tabulasi. Selanjutnya memasukkan (entry) data kedalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi dimana data akan dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi.


(40)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di posyandu kelurahan Binjai Estate Kota Binjai.

Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 14 Juni sampai 9 Agustus 2010 di posyandu kelurahan Binjai Estate Kota Binjai dengan jumlah responden 35 orang.

5.1.1 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup usia, suku, pendidikan terakhir, dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan umur, responden yang terbanyak berada dalam kelompok umur 26-30 tahun yaitu 16 orang (45,7%), dengan umur termuda adalah 16 tahun dan umur tertua adalah 40 tahun serta rata-rata (mean) umur adalah 30 tahun. Sebagian besar responden bersuku jawa yaitu 24 orang (68.6%). Tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMA yaitu 18 orang (51.4%). Mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga yaitu 32 orang (91,4%).


(41)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden

(N = 35)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

Usia

a. 16-20 tahun 2 5,7 %

b. 21-25 tahun 7 20 %

c. 26-30 tahun 16 45,7 %

d. 31-35 tahun 7 20 %

e. 36-40 tahun 3 8,6 %

Total 35 100 %

Suku

a. Batak 6 17,1 %

b. Jawa 24 68,6 %

c. Padang 0 0

d. Melayu 2 5,7 %

e. Lain-lain 3 8,6 %

Total 35 100 %

Pendidikan

a. Tidak sekolah 1 2,9 %

b. SD 4 11,4 %

c. SMP 9 25,7 %

d. SMA 18 51,4 %

e. Perguruan tinggi/ Akademi 3 8,6 %

Total 35 100 %

Pekerjaan

a. IRT 32 91,4 %

b. Bertani/ Buruh 0 0

c. Wiraswasta 1 2,9 %

d. PNS/ POLRI/ TNI 1 2,9 %

e. Lain-lain 1 2,9 %


(42)

5.1.2 Deskripsi peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang

imunisasi balita

Hasil penelitian tentang peranan kader posyandu dalam kategori baik 31 orang (88,6 %) dan 4 orang (11,4 %) dengan cukup baik. Deskripsi tentang peranan kader posyandu dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase peranan kader posyandu di posyandu

kelurahan Binjai Estate Kota Binjai (N=35).

Peranan Kader Posyandu Frekuensi Persentase

Kategori

1. Baik 31 88,6 %

2. Cukup Baik 4 11,4 %

Total 35 100 %

Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu tentang imunisasi balita dalam kategori baik 27 orang (77,1 %) dan 8 orang (22,9 %) dengan cukup baik. Deskripsi tentang pengetahuan ibu tentang imunisai balita dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu tentang imunisasi

balita di posyandu kelurahan Binjai Estate Kota Binjai (N=35).

Pengetehuan Ibu Tentang Frekuensi Persentase

Imunisasi Balita Kategori

1. Baik 27 77,1 %

2. Cukup Baik 8 22,9 %


(43)

5.1.3 Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Balita Di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai.

Hasil dari peranan kader posyandu menunjukkan 34 orang (97,1 %) responden menyatakan kader selalu berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan. Sebanyak 33 orang (94,3 %) responden menyatakan kader selalu menyiapkan alat dan bahan, meliputi: timbangan bayi, KMS, obat-obatan dan bahan materi penyuluhan setiap ada kegiatan posyandu. Sebanyak 32 orang (91,4 %) responden menyatakan kader selalu memeriksa dan mengisi kartu munuju sehat (KMS) setiap datang kunjungan. Sebanyak 32 orang (91,4 %) responden menyatakan kader selalu melakukan penimbangan kepada balita dan mencatat hasil penimbangan setiap datang kunjungan. Sebanyak 30 orang (85,7 %) responden menyatakan kader selalu membantu tim puskesmas dalam memberikan imunisasi pada balita. Sebanyak 30 orang (85,7 %) responden menyatakan kader selalu didampingi oleh tim puskesmas dalam menjalani tugasnya. Sebanyak 30 orang (85,7 %) responden menyatakan kader selalu bersikap baik dan ramah dalam menjalankan tugasnya sehingga saya senang berkunjung ke posyandu.

Hasil dari pengetahuan ibu tentang imunisasi balita menunjukkan sebanyak 33 orang (94,3 %) responden menyatakan benar Imunisasi Campak bisa diberikan setelah bayi berumur 9 bulan. Sebanyak 30 orang (85,7 %) responden menyatakan benar imunisasi yang dapat diberikan segera setelah bayi lahir adalah BCG dan Hepatitis B. Sebanyak 28 orang (80 %) responden menyatakan benar imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal atau resisten.


(44)

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Binjai, diperoleh bahwa kader selalu berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan yaitu seperti kader selalu menyiapkan alat dan bahan, meliputi: timbangan bayi, KMS, obat-obatan dan bahan materi penyuluhan setiap ada kegiatan posyandu, kader selalu memeriksa dan mengisi kartu munuju sehat (KMS) setiap datang kunjungan, kader selalu melakukan penimbangan kepada balita dan mencatat hasil penimbangan setiap datang kunjungan, kader selalu membantu tim puskesmas dalam memberikan imunisasi pada balita, kader selalu bersikap baik dan ramah dalam menjalankan tugasnya sehingga ibu-ibu senang berkunjung ke posyandu untuk membawa balita nya. Deskripsi tentang jawaban responden ini dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase peranan kader posyandu di posyandu kelurahan Binjai Estate Kota Binjai (N=35)

No Pernyataan Selalu Jarang Tidak

Pernah

n % n % n %

1

2

3

4

Kader menyiapkan alat dan bahan, meliputi: timbangan bayi, KMS, obat-obatan dan bahan materi penyuluhan setiap ada kegiatan posyandu.

Kader memeriksa dan mengisi kartu munuju sehat (KMS) setiap datang kunjungan.

Kader memberikan penyuluhan kepada ibu tentang imuniasi setiap datang kunjungan.

Kader memberikan motivasi 33 32 18 23 94,3 91,4 51,4 65,7 1 2 13 9 2,9 5,7 37,1 25,7 1 1 4 3 2,9 2,9 11,4 8,6


(45)

5 6 7 8 9 10 11 12 13

kepada ibu untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan balita.

Kader melakukan penimbangan kepada balita dan mencatat hasil penimbangan setiap datang kunjungan.

Kader mendapatkan pelatihan dari tim puskesmas unuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan.

Kader berkonsultasi atau meminta bantuan kepada tim kesehatan apabila mendapat permasalahan kesehatan.

Kader membantu tim puskesmas dalam memberikan imunisasi pada balita.

Kader mengundang dan menggerakkan masyarakat untuk

berpartisipasi membantu pelayanan posyandu.

Kader melakukan kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang keposyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

Kader didampingi oleh tim puskesmas dalam menjalani tugasnya.

Kader menilai hasil kegiatan dan merencanankan kegiatan hari posyandu pada bulan berikutnya. Kader memindahkan catatan-catatan dalam kartu menuju sehat kedalam buku register atau buku bantu kader.

32 16 21 30 26 13 30 21 28 91,4 45,7 60 85,7 74,3 37,1 85,7 60 80 3 11 11 5 8 15 3 10 6 8,6 31,4 31,4 14,3 22,9 42,9 8,6 28,6 17,1 0 8 3 0 1 7 2 4 1 0 22,9 8,6 0 2,9 20 5,7 11,4 2,9


(46)

14

15

Kader bersikap baik dan ramah dalam menjalankan tugasnya sehingga saya senang berkunjung ke posyandu.

Kader berusaha untuk mamberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan.

30 34 85,7 97,1 5 1 14,3 2,9 0 0 0 0

Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di posyandu kelurahan Binjai Estate Kota Binjai (N=35)

No Pernyataan Benar Salah Tidak

Dijawab

n % n % n %

1

2

3

4

Imunisasi berasal dari kata imun, yang artinya…….

a. Tidak kebal b. Tidak resisten c. Kebal atau resisten

Tujuan imunisasi adalah membuat anak kebal terhadap suatu……..

a. Penyakit

b.Racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan c. Tidak ada yang benar

Jumlah jenis penyakit yang

dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi dasar adalah...

a. 5 b. 6 c. 7

Imunisasi yang dapat diberikan segera setelah bayi lahir adalah………

a. BCG dan Hepatitis B

28 27 5 30 80 77,1 14,3 85,7 7 7 27 4 20 20 77,1 11,4 0 1 3 1 0 2,9 8,6 2,9


(47)

5 6 7 8 9 10 11 b. DPT c. Campak

Imunisasi Polio diberikan sebanyak………kali

a. 2 kali b. 3 kali c. 4 kali

Imunisasi Polio diberikan melalui……….

a. Suntikan pada bokong b. Suntikan pada lengan c. Melalui mulut

Imunisasi Hepatitis B diberikan pada anak sebanyak……….kali

a. 2 kali c. 4 kali b. 3 kali

Imunisasi Hepatitis B berguna

untuk mencegah penyakit………..

a. TBC yang berat dan parah b. Hepatitis B dan kerusakan hati

c. Kelumpuhan pada anggota gerak

Imunisasi DPT -1 diberikan pada umur……..

a. 2 bulan b. 3 bulan c. 4 bulan

Dengan Imunisasi DPT, maka anak akan terhindar dari penyakit………..

a. Tetanus dan Hepatitis b. Radang otak dan kebutaan c. Difteri, pertusis, dan tetanus Efek samping dari Imunisasi DPT adalah……… a. Demam 17 22 17 22 26 13 28 48,6 62,9 48,6 62,9 74,3 37,1 80 15 11 17 11 9 21 7 42,9 31,4 48,6 31,4 25,7 60 20 3 2 1 2 0 1 0 8,6 5,7 2,9 5,7 0 2,9 0


(48)

12

13

14

15

b. Nyeri pada bekas suntikan c. Penyakit kejang dan demam kompleks

Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit……….. a. TBC yang berat dan parah b. Kelumpuhan pada anggota

gerak

c. Radang otak dan kebutaan Imunisasi Campak bisa diberikan setelah bayi berumur………..

a. 9 bulan b. 10 bulan c. 11 bulan

Imunisasi Campak berguna untuk menghindarkan anak dari penyakit……

a. Kelumpuhan anggota gerak b. Tetanus

c. Campak

Imunisasi Polio bertujuan untuk menghindarkan anak dari penyakit…….

a. Tetanus

b. Kelumpuhan anggota gerak c. Demam 20 33 26 24 57,1 94,3 74,3 68,6 14 1 7 7 40 2,9 20 20 1 1 2 4 2,9 2,9 5,7 11,4 5.2 Pembahasan

5.2.1 Peranan Kader Posyandu

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa peranan kader posyandu adalah baik (88,6 %) dan cukup baik (11,4 %). Peran serta kader posyandu dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan kesehatan sudah mulai terorganisir dengan tepat dan jelas. Dimana kader telah berusaha memberikan peranan yang baik dalam pelayanan posyandu balita, berupa memberikan


(49)

pengarahan dan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi, peran aktif kader dalam membantu pelaksanaan serta penyiapan alat dan bahan baik pada sebelum, sesaat, dan sesudah hari buka posyandu. Depkes RI (1990) Peran serta atau keikutsertaan kader Posyandu melalui berbagai organisasi kader Posyandu dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan kesehatan harus dapat terorganisir dan terencana dengan tepat dan jelas. Beberapa hal yang dapat atau perlu dipersiapkan oleh kader seharusnya sudah dimengerti dan dipahami sejak awal oleh kader posyandu. Karena disadari atau tidak keberadaan posyandu adalah sebuah usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun tugas dari kader diantara nya berupa penyuluhan dan imunisasi.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 34 orang (97,1 %) responden menyatakan kader selalu berusaha untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan. Pemberian pelayanan yang baik dan memuaskan dilakukan untuk menimbulkan rasa senang kepada ibu dan meningkatkan minat berkunjung keposyandu. Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang

menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas

pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan pasien, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil 33 orang (94,3 %) responden menyatakan kader selalu

menyiapkan alat dan bahan, meliputi: timbangan bayi, KMS, obat-obatan dan bahan materi penyuluhan setiap ada kegiatan posyandu, sebanyak 32 orang (91,4

%) responden menyatakan kader selalu memeriksa dan mengisi kartu munuju sehat (KMS) setiap datang kunjungan, dan sebanyak 32 orang (91,4 %) responden


(50)

hasil penimbangan setiap datang kunjungan. Peran serta kader dalam pelayanan posyandu sangat membantu dalam berlangsungnya kegiatan. Penyiapan alat dan bahan, penimbangan bayi serta pencatatan adalah tugas dan peran kader pada saat kegiatan berlangsung, dimana terbagi dalam 3 hal yaitu pada saat sebelum hari buka posyandu, pada hari buka posyandu, dan setelah hari buka posyandu. Menurut Mubarak (2009) Peranan kader posyandu dalam rangka menyelenggarakan posyandu terbagi 3, yaitu pada saat sebelum hari buka posyandu, pada hari buka posyandu, dan setelah hari buka posyandu.

Berdasarkan hasil 30 orang (85,7 %) responden menyatakan kader selalu membantu tim puskesmas dalam memberikan imunisasi pada balita, dan sebanyak 30 orang (85,7 %) responden menyatakan kader selalu didampingi oleh tim puskesmas dalam menjalani tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya kader dan tim puskesmas bekerja sama dalam tindak pelayanan, dan apabila kader menemui masalah dalam pelayanan kesehatan dapat berkonsultasi kepada petugas yang ada. Menurut Depkes RI-Unicef (2000) Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari puskesmas agar apabila kader menemui masalah kesehatan dapat berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada.

Berdasarkan hasil 30 orang (85,7 %) responden menyatakan kader selalu bersikap baik dan ramah dalam menjalankan tugasnya sehingga senang berkunjung ke posyandu. Sikap dan perilaku adalah salah satu penilaian utama dalam melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan bagi ibu yang berkunjung ke posyandu dan sebagai penilai dari suatu kualitas jasa/pelayanan. Menurut Zeithmalh, dkk (1990: 23), menyatakan bahwa dalam


(51)

menilai kualitas jasa/pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan diantaranya yaitu Courtesy (keramahan), Communication (komunikasi).

Dari hasil penelitian ditemukan nilai yang terendah terletak pada pertanyaan 10, dimana berdasarkan hasil hanya 13 orang (37,1 %) responden menyatakan kader selalu melakukan kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang keposyandu pada kegiatan bulan berikutnya. Kegiatan kunjungan rumah jarang diberikan oleh para kader karena alasan banyak kesibukan dirumah yang harus dikerjakan dan juga karena alasan sudah tahu dan mengertinya ibu-ibu tentang jadwal kunjungan posyandu itu sendiri. Kegiatan kunjungan rumah merupakan salah satu peran dan tugas kader setelah hari buka posyandu, dimana hendaknya agar selalu dilakukan untuk mengingatkan ibu-ibu yang mempunyai balita agar datang setiap kunjungan. Hal ini bertujuan agar ibu-ibu yang mempunyai balita tidak lupa untuk membawa balitanya keposyandu dan bertujuan juga agar cepat tercapainya tujuan dari program posyandu itu sendiri. Menurut (Mubarak,2009) peran kader setelah hari buka posyandu yaitu salah satunya adalah kegiatan kunjungan rumah, sekaligus untuk tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang keposyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

5.2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang imunisasi balita adalah baik (77,1 %) dan cukup baik (22,9 %). Hal ini memberi arti bahwa ibu sudah mengerti tentang tujuan dan manfaat dari imunisasi untuk balita. Pengetahuan ibu tentang imunisasi bisa diperoleh melalui pendidikan


(52)

formal maupun pendidikan non formal. Sebagai contoh pendidikan formal yaitu dengan mengikuti pendidikan disekolah kesehatan dan pendidikan non formal yaitu melalui informasi yang diperoleh ibu baik secara langsung maupun tidak langsung seperti iklan dan penyuluhan. Menurut data demografi pendidikan terbanyak dari ibu yang menjadi responden adalah SMA, dimana pendidikan tersebut sudah cukup untuk membentuk pengetahuan dan pola pikir ibu tentang pentingnya kesehatan kususnya imunisasi pada balita. Informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisai. Informasi ini dapat diperoleh baik melalui media cetak maupun melalui media elektronik serta informasi dari orang lain maupun kader kesehatan. Umur juga mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu karena semakin tinggi umur maka semakin banyak pengalaman hidup yang didapat dan semakin kritisnya pola pikir ibu, dimana umur terbanyak dari ibu yang menjadi responden adalah 26-30 tahun. Menurut Hurlock (1998) faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi adalah umur, pendidikan, dan sumber informasi.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 33 orang (94,3 %) responden menyatakan benar Imunisasi Campak bisa diberikan setelah bayi berumur 9 bulan. Campak adalah salah satu jenis penyakit yang mudah menular yang ditularkan oleh virus morbilli. Pemberian imunisasi campak di berikan pada usia 9 bulan, karena antibodi yang didapat anak dari ibu sudah mulai menurun dan penyakit campak cenderung menyerang anak usia balita. Vani (2008) Pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali yaitu 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi


(53)

dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella

Berdasarkan hasil 30 orang (85,7 %) responden menyatakan benar imunisasi yang dapat diberikan segera setelah bayi lahir adalah BCG dan Hepatitis B. Pemberian imunisasi BCG dan Hepatitis B adalah bagian dari imunisasi wajib yang di berikan segera setelah bayi lahir, dimana BCG bertujuan untuk mencegah komplikasi dari infeksi tuberculosis dan pemberian setelah lahir bertujuan untuk mencapai cakupan kerja yang lebih luas dan Hepatitis B bertujuan untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternaldari ibu kepada bayi. Rezeki (2008) Pemberian imunisasi BCG dianjurkan pada umur 0-12 bulan yang bertujuan untuk mencapai cakupan kerja yang lebih luas. Dan pemberian Hepatitis B harus diberikan setelah bayi lahir yang berguna untuk pencegahan yang efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui tranmisi meternal dari ibu kepada bayinya.

).

Berdasarkan hasil 28 orang (80 %) responden menyatakan benar imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal atau resisten. Pemberian imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap suatu penyakit, sehingga bila ia terpapar pada Antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Menurut Gebyar (2008) anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan


(54)

seseorang secara aktif terhadap suatu Ag, sehingga bila ia terpapar pada Ag yang serupa tidak terjadi penyakit.

Dari hasil penelitian ditemukan nilai yang terendah terletak pada pertanyaan 3, dimana berdasarkan hasil hanya 5 orang (14,3 %) responden menyatakan benar jumlah penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi dasar adalah 7 penyakit. Pemberian penyuluhan kepada para ibu hendaknya diberikan langsung oleh petugas kesehatan berupa pembahasan yang lebih kompleks yang bertujuan agar ibu-ibu dapat lebih mengerti tentang imunisasi dan penyakit apa saja yang dapat dicegah dalam pemberian imunisasi itu sendiri, karena mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Menurut Zulkifli (2003) menyatakan Kader bukanlah tenaga profesional dibidang kesehatan melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya diberi batasan tugas yang jelas, baik menyangkut jumlah tugas maupun jenis pelayanan.


(55)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian telah dilakukan pada tanggal 14 Juni sampai 9 Agustus 2010. Berdasarkan hasil penelitian dari 35 orang (n = 35) diketahui bahwa responden yang terbanyak berusia 26 – 30 tahun (n = 16 ; 45,7 %), sebagian besar responden bersuku jawa (n = 24 ; 68,6 %), tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SMA (n = 18 ; 51,4 %), dan mayoritas pekerjaan responden adalah IRT (n = 32 ; 91,4 %).

Peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di posyandu kelurahan Binjai Estate Kota Binjai diperoleh data yaitu peranan kader posyandu baik (n = 31 ; 88,6 %), peranan kader posyandu cukup baik (n = 4 ; 11,4 %) serta tidak ada diperoleh data peranan kader posyandu kurang baik (n = 0). Pengetahuan ibu tentang imunisasi balita baik (n = 27 ; 77,1 %), Pengetahuan ibu tentang imunisasi balita cukup baik (n = 8 ; 22,9 %), serta tidak ada diperoleh data pengetahuan ibu tentang imunisasi balita kurang baik (n = 0).

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan khususnya perawat komunitas diharapkan agar dapat membina kerja sama dengan orang tua khususnya bagi ibu yang mempunyai balita dan sering melakukan pendidikan kesehatan di


(56)

masyarakat sehingga seorang ibu dapat mengetahui dan melakukan tindakan yang seharusnya ia lakukan untuk balitanya.

6.2.2. Bagi Penelitian berikutnya

Keterbatasan jumlah responden pada penelitian ini belum dapat mewakili peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di kelurahan Binjai Estate Kota Binjai. Maka untuk penelitian berikutnya diharapkan lebih banyak jumlah responden dan jumlah pertanyaan khususnya peranan kader posyandu dan pengetahuan ibu tentang imunisasi. Selain itu, untuk penelitian berikutnya perlu dikaji perkembangan status balita yang telah diberikan imunisasi. 6.2.3 Bagi Pendidikan keperawatan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan masukan dalam pengembangan pendidikan keperawatan khususnya keperawatan komunitas.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2003). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja tentang Imunisasi. Diambil tanggal 9 Maret 2010 dari http://library.usu.ac.id.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar (1996).

Dani, A. (2005). Target PIN. Diambil tanggal 9 Maret 2010 dari http://www.detiknews.com.

Profesinalisle Petugas Kesehatan Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Diambil tanggal 25 November 2010 dari http://library.usu.ac.id..

Depkes, RI. Unicef. (2000). Imunisasi Campak Cegah Kematian. Diambil tanggal 5 Maret 2010 dari http://syakira /2009/01/tentang-posyandu.com

_______ (1990). Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu Dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat. Diambil dari http://digilib.unnes.ac.id

Dinkes, Medan. (2007). Angka Kematian Bay dan Anak Akibat Infeksi Sangat Tinggi. Diambil tanggal 8 April 2010 dari http://www.waspada.co.id. Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar Keperawtan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

EGC.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.

Gebyar, B. (2008). IMUNISASI; Pengertian dan Ruang Lingkup. Diambil tanggal 5 Maret 2010 dari http://astaqauliyah.com.

Gupte, S. (2004). Panduan Perawatan anak. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Gunarsa, S. D. (2000). Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta:

BPK Gunung Mulia.

Heru, A. S. (1995). Kader kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Ed 1. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock B. (1998). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.


(58)

Marasmis, 2006. Ilmu perilaku dalam pelayanan kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

McKenzie, J. F. dkk. (2006). Kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.

Mubarak,W. I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV. SAGUNG SETO.

_______ (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _______ (2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: P.T. Rineka

Cipta.

_______ (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Polit, D. F & Hungler, B. P. (1995). Nursing Research Principle and Method. Philadephia: J. B. Lippincott Comapany.

Rezeki, S. Dkk. (2008). Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: BPIDAI. Ritonga, A. R. (2003). Statistika Untuk Peneliti dan Pendidikan. Jakarta:

Lembaga Pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Robinson, C. D. (2002). Tanya Jawab Pertanyaan Bayi Tahun Pertama. Jakarta: Arcan.

Sulani, (2007). Kelemahan dan Tantangan Program Imunisasi. Diambil tanggal 9 Maret 2010 dari http://www.waspada.co.id.

Sumijatun, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan komunitas. Jakarta, EGC. Syakira

Taufik, M. (2007). Prinsip-prinsip promosi kesehatan dalam bidang keperawatan. Jakarta: Infomedika.

, G. (2009). Tentang Posyandu. Diambil tanggal 9 Maret 2010 dari http://syakira-blog.blogspot.com.

Vani, vina. (2008). Imunisasi Campak. Diambil tanggal 10 Desember 2010 dari http://vinadanvani.wordpress.com.

Zeithmalh, dkk (1990: 23). Kualitas Jasa Pelayanan. Diambil tanggal 18 November 2010 dari

Zulkifli, (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Diambil tanggal 9 Maret 2010 dari http://library.usu.ac.id.


(59)

(60)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bernama Muhammad Taufik Daniel HSB/ 091121074 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunusaai Balita di Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Madya Binjai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan kader posyandu Dan pengetahuan ibu tentang imunisasi balita di Posyandu kelurahan Binjai Estate. Penelitian ini juga merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra.

Untuk keperluan itu saya mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesedian saudara/i utuk mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahan menandatangani lembar peretujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara/i bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi saudara dan semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan peneltian ini.

Terima kasih atas partisipasi saudara/i dalam penelitin ini.

Medan, Juli 2010

Peneliti Responden


(61)

Transaksi Dana

Skripsi

- Biaya rental dan print proposal Rp. 120.000,-

- Biaya internet Rp. 45.000,-

- Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 85.000,-

- Fotocopy perbanyak proposal Rp. 100.000,-

- Membeli sumber, tinjauan pustaka Rp. 225.000,-

- Biaya transportasi Rp. 15.000,-

Pengumpulan Data

- Transportasi Rp. 120.000,-

- Fotocopy kuesioner Rp. 45.000,-

- Biaya penelitian Rp. 150.000,-

Analisa Data Dan Penyusunan Laporan

- Biaya rental dan print Rp. 120.000,-

- Penjilidan Dan Lux Rp. 150.000,-

- Fotocopy laporan penelitian Rp. 90.000,-

Biaya Tak Terduga Rp. 150.000,-


(62)

Instrumen Penelitian

Peranan Kader Posyandu Dan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita Di

Posyandu Kelurahan Binjai Estate Kota Madya Binjai

Petunjuk Pengisian:

1. Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Beriah tanda check list (√) pada pilihan jawaban yang tersedia. Istilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab.

2. Bila ada pernyataan yang kurang dimengerti, anda dapat menanyakannya kepada peneliti.

A.Data Demografi

1. Nomor Kode (diisi oleh penliti) : 2. Usia

16-20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 3. Suku

Batak

Jawa


(63)

Melayu

Lain-lain, sebutkan 4. Pendidikan terakhir

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi/ Akademi 5. Pekerjaan

Ibu rumah tangga Bertani/ buruh Wiraswasta PNS/ POLRI/ TNI Lain-lain, sebutkan


(64)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Muhammad Taufik Daniel Hasibuan Tempat tanggal Lahir : Binjai 16 September 1988

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Komp. Per. BP.7 Blok G No.19 Tebing Tinggi

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri 1 No.163080 Tebing Tinggi 2. Tahun 2000-2003 : SMP Negeri 1 Tebing Tinggi

3. Tahun 2003-2006 : SMA Negeri 4 Tebing Tinggi 4. Tahun 2006-2009 : Akademi Keperawatan Flora Medan


(65)

MASTER DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Pertanyaan

SAMPEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 1 3 3 2 3 2 3 1 1 3 2 1 3 3 3

2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2

5 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1

6 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2

7 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2

8 3 3 3 2 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3

9 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 3 1 2 3 1 2 1 3 3 1 3 3 3 1 1

Pertanyaan

SAMPEL 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 3 2 2 3 2 3 1 1 3 2 1 3 3 3

2 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2

5 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1

6 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2

7 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2

8 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

9 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 3 1 3 3 2 2 1 3 3 1 3 3 3 1 1


(66)

Reliability Validitas dan Reliabilitas Peranan Kader Posyandu

Reliability Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Balita

Ca se P rocessing Sum ma ry

10 100.0

0 .0

10 100.0

Valid Ex cludeda

Total Cases

N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.898 15

Cronbach's

Alpha N of Items

Ite m-Total Sta tisti cs

33.6000 49.600 .416 .897

34.2000 46.178 .594 .891

33.6000 49.378 .648 .892

33.7000 46.900 .691 .888

34.0000 45.778 .678 .888

34.1000 47.878 .655 .890

34.0000 45.778 .678 .888

33.9000 51.211 .173 .908

33.9000 47.433 .424 .900

34.1000 45.878 .703 .887

33.6000 46.267 .794 .885

33.6000 49.600 .416 .897

33.6000 46.933 .716 .887

34.2000 46.178 .594 .891

34.1000 45.878 .703 .887

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15

Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item


(67)

Ca se P rocessing Sum ma ry

10 100.0

0 .0

10 100.0

Valid Ex cludeda

Total Cases

N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.912 15

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

2.5000 .84984 10

2.3000 .82327 10

2.5000 .84984 10

2.6000 .69921 10

2.4000 .69921 10

2.2000 .63246 10

2.3000 .82327 10

2.5000 .84984 10

2.6000 .84327 10

2.2000 .78881 10

2.7000 .67495 10

2.7000 .67495 10

2.7000 .67495 10

2.1000 .87560 10

2.2000 .78881 10

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15


(68)

Ite m-Total Sta tisti cs

34.0000 54.222 .426 .913

34.2000 51.511 .684 .903

34.0000 54.000 .445 .912

33.9000 52.767 .691 .903

34.1000 52.100 .762 .901

34.3000 53.344 .707 .904

34.2000 51.511 .684 .903

34.0000 54.222 .426 .913

33.9000 51.211 .692 .903

34.3000 52.233 .651 .904

33.8000 51.733 .833 .899

33.8000 55.067 .475 .910

33.8000 53.289 .663 .904

34.4000 53.156 .498 .910

34.3000 52.233 .651 .904

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15

Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Sta tisti cs

36.5000 60.278 7.76388 15


(69)

Frequencies

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 16-20 tahun 2 4.9 5.7 5.7

21-25 tahun 7 17.1 20.0 25.7

26-30 tahun 16 39.0 45.7 71.4

31-35 tahun 7 17.1 20.0 91.4

36-40 tahun 3 7.3 8.6 100.0

Total 35 85.4 100.0

Missing System 6 14.6

Total 41 100.0

Statistics

Usia Suku Pendidikan Pekerjaan

N Valid 35 35 35 35

Missing 6 6 6 6

Mean 3.06 2.20 3.51 1.26

Std. Error of Mean .169 .182 .155 .150

Median 3.00 2.00 4.00 1.00

Mode 3 2 4 1

Std. Deviation .998 1.079 .919 .886

Variance .997 1.165 .845 .785

Range 4 4 4 4

Minimum 1 1 1 1


(70)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Sekolah 1 2.4 2.9 2.9

SD 4 9.8 11.4 14.3

SMP 9 22.0 25.7 40.0

SMA 18 43.9 51.4 91.4

Prg.Tinggi/Akademi 3 7.3 8.6 100.0

Total 35 85.4 100.0

Missing System 6 14.6

Total 41 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid IRT 32 78.0 91.4 91.4

Wiraswasta 1 2.4 2.9 94.3

PNS/POLRI/TNI 1 2.4 2.9 97.1

Lain-Lain 1 2.4 2.9 100.0

Total 35 85.4 100.0

Missing System 6 14.6

Total 41 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Batak 6 14.6 17.1 17.1

Jawa 24 58.5 68.6 85.7

Melayu 2 4.9 5.7 91.4

Lain-Lain 3 7.3 8.6 100.0

Total 35 85.4 100.0

Missing System 6 14.6


(71)

Frequency Table

Soal1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 2.9 2.9 2.9

Jarang 1 2.9 2.9 5.7

Selalu 33 94.3 94.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 2.9 2.9 2.9

Jarang 2 5.7 5.7 8.6

Selalu 32 91.4 91.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 4 11.4 11.4 11.4

Jarang 13 37.1 37.1 48.6

Selalu 18 51.4 51.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 3 8.6 8.6 8.6

Jarang 9 25.7 25.7 34.3

Selalu 23 65.7 65.7 100.0


(72)

Soal5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jarang 3 8.6 8.6 8.6

Selalu 32 91.4 91.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 8 22.9 22.9 22.9

Jarang 11 31.4 31.4 54.3

Selalu 16 45.7 45.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 3 8.6 8.6 8.6

Jarang 11 31.4 31.4 40.0

Selalu 21 60.0 60.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jarang 5 14.3 14.3 14.3

Selalu 30 85.7 85.7 100.0


(73)

Soal9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 2.9 2.9 2.9

Jarang 8 22.9 22.9 25.7

Selalu 26 74.3 74.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 7 20.0 20.0 20.0

Jarang 15 42.9 42.9 62.9

Selalu 13 37.1 37.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 5.7 5.7 5.7

Jarang 3 8.6 8.6 14.3

Selalu 30 85.7 85.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 4 11.4 11.4 11.4

Jarang 10 28.6 28.6 40.0

Selalu 21 60.0 60.0 100.0


(74)

Soal13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 2.9 2.9 2.9

Jarang 6 17.1 17.1 20.0

Selalu 28 80.0 80.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jarang 5 14.3 14.3 14.3

Selalu 30 85.7 85.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jarang 1 2.9 2.9 2.9

Selalu 34 97.1 97.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 7 20.0 20.0 20.0

Benar 28 80.0 80.0 100.0


(75)

Soal17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 1 2.9 2.9 2.9

Salah 7 20.0 20.0 22.9

Benar 27 77.1 77.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 3 8.6 8.6 8.6

Salah 27 77.1 77.1 85.7

Benar 5 14.3 14.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 1 2.9 2.9 2.9

Salah 4 11.4 11.4 14.3

Benar 30 85.7 85.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 3 8.6 8.6 8.6

Salah 15 42.9 42.9 51.4

Benar 17 48.6 48.6 100.0


(76)

Soal21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 2 5.7 5.7 5.7

Salah 11 31.4 31.4 37.1

Benar 22 62.9 62.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 1 2.9 2.9 2.9

Salah 17 48.6 48.6 51.4

Benar 17 48.6 48.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 2 5.7 5.7 5.7

Salah 11 31.4 31.4 37.1

Benar 22 62.9 62.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 9 25.7 25.7 25.7

Benar 26 74.3 74.3 100.0


(77)

Soal25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 1 2.9 2.9 2.9

Salah 21 60.0 60.0 62.9

Benar 13 37.1 37.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal26

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 7 20.0 20.0 20.0

Benar 28 80.0 80.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal27

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 1 2.9 2.9 2.9

Salah 14 40.0 40.0 42.9

Benar 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal28

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 1 2.9 2.9 2.9

Salah 1 2.9 2.9 5.7

Benar 33 94.3 94.3 100.0


(78)

Soal29

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 2 5.7 5.7 5.7

Salah 7 20.0 20.0 25.7

Benar 26 74.3 74.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

Soal30

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Dijawab 4 11.4 11.4 11.4

Salah 7 20.0 20.0 31.4

Benar 24 68.6 68.6 100.0


(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidaksertaan Ibu Mengikuti Posyandu di Kelurahan Binjai Estate Tahun 2008

3 56 72

Perilaku Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Untuk Memantau Pertumbuhan Balita Di Kabupaten Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam

1 28 92

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Orangtua tentang Sirkumsisi di Kelurahan Binjai Estate Kecamatan Binjai Selatan

3 37 81

PENGARUH PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN POSYANDU TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA POSYANDU KELURAHAN MERJOSARI KOTA MALANG

1 10 28

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN KEPATUHAN PENGISIAN KMS BALITA DI DESA Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Kader Posyandu Dengan Kepatuhan Pengisian Kms Balita Di Desa Pucangan Dan Kelurahan Kartasura.

1 3 14

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER POSYANDU Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Kader Posyandu Dengan Kepatuhan Pengisian Kms Balita Di Desa Pucangan Dan Kelurahan Kartasura.

0 4 14

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DI POSYANDU DESA CIPACING TENTANG PERKEMBANGAN PADA BALITA.

1 2 1

PENGARUH METODE PERMAINAN FIND YOUR MATE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU LANSIA DI POSYANDU KELURAHAN PANGGUNG KOTA TEGAL TAHUN 2010.

0 0 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN BALITA DALAM POSYANDU BALITA DI KELURAHAN GEBANGSARI KOTA SEMARANG

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DAN MOTIVASI KADER POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS WERA KABUPATEN BIMA

0 1 13