karakter denyutannya tergantung pada jenis pompa dan apakah pompa itu mempunyai ruang bantalan cushion chamber atau tidak.
3.3.1 Pompa Aksi Langsung Simpleks
Pompa uap yang beroperasi pada kecepatan normal mempunyai kurva aliran buang seperti ditunjukkan pada Gambar 3.15a. Alirannya tunak hingga
akhir langkah, yang piston cairannya berhenti dan membalik gerakannya. Tanpa ruang bantalan cushion chamber, aliran secara teroritis akan terhenti apabila
piston berhenti. Akan tetapi ruang udara akan mencegah hal ini, akan memberikan lengkungan seperti ditunjukkan pada Gambar. Pada pompa uap aksi-langsung
dupleks, aliran yang keluar dari satu silinder umumnya akan terpisah setengah langkah dari aliran buang silinder lainnya. Keduanya dijumlahkan sehingga
diperoleh kurva aliran seperti ditunjukkan oleh garis tebal pada Gambar 3.15b yang mempunyai bagian melengkung sebanyak dua kali yang dipunyai oleh
pompa simpleks, namun titik bawahnya tidak pernah di bawah titik terendah pompa aksi langsung simpleks.
Gambar 3.15 Kurva aliran buang untuk pompa-pompa aksi langsung a simpleks dan b dupleks.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Pompa Tenaga
Kurva aliran buang untuk pompa tenaga menyerupai kurva sinus Gambar 3.16 sebab piston atau plunyer digerakkan oleh engkol. Aliran buang tidak akan
berubah dengan tiba-tiba sebagaimana pompa aksi-langsung. Pompa tenaga aksi- ganda simpleks, kurvanya digambarkan pada Gambar 3.16a, mempunyai laju
aliran maksimum sebesar 60 di atas laju aliran rata-ratanya; aliran minimum di bawah rata-ratanya adalah 100. Ini berarti bahwa, pada sebarang titik selama
masing-masing siklus pemompaan, aliran dari pompa bernilai mol. Akan tetapi aliran dari jaringan buang hampir konstan, tergantung dari bagan susunan
pemipaan dan jumlah serta jenis kapasitas ruang bantalan yang dipakai.
Gambar 3.16 Kurva-kurva buang untuk tiga jenis pompa tenaga. a Aksi ganda simpleks. b Aksi ganda dupleks. c Aksi tunggal tripleks
Pompa aksi ganda dupleks yang kurvanya dilukiskan pada Gambar 3.16b mempunyai laju aliran maksimal sebesar 26,7 persen di atas rata-rata. Jadi selalu
Universitas Sumatera Utara
ada aliran di dalam pipa buang sewaktu pompa beroperasi. Pompa aksi tunggal tipleks selanjutnya lebih memuluskan kurva buang Gambar 3.16c. Laju aliran
maksimum di atas rata-rata untuk unit ini 6.64 persen; laju aliran minimum di bawah rata-rata 18,4 persen. Dengan pompa torak lainnya, perbedaan antara aliran
buang maksimum dan aliran buang rata-rata disimpan di ruang bantalan sampai aliran buang menuju di bawah rata-rata.
Pompa tenaga quintupleks dan septupleks akan lebih memutuskan kurva aliran buang lagi yang praktis dapat memberikan aliran jaringan buang yang
konstan. Akan tetapi, pengujian kesesuaian akhir kurva aliran buang merupakan pekerjaan itu sendiri. Denyutan yang besar pada satu instalasi mungkin saja tidak
berapa penting, sementara pada instalasi lainnya denyutan-denyutan itu dapat menjadi pertimbangan yang utama.
Perhatikan bahwa persentase aliran yang diberikan untuk unit-unit pada Gambar 3.16 hanya berlaku untuk kurva yang ditunjukkan. Desain pompa, sudut
engkol dan jumlah faktor-faktor lainnya akan mengubah aliran dari satu unit ke unit lainnya. Bagaimanapun, nilai-nilai yang diberikan merupakan praktek yang
terjadi akhir-akhir ini dan variasi dari satu pabrik ke lainnya tidaklah begitu besar.
3.3.3 Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil