Peranan HUmas Pemerintah Kota Bandung Dalam Memberikan Informasi Kepada Wartawan

(1)

v

THE ROLE OF BANDUNG CITY GOVERNMENT PUBLIC RELATIONS IN PROVIDE INFORMATION TO JOURNALISTS

By: Yusuf Panindra

43307711 Under the Guidance: Inggar Prayoga, S. IKom

This study aims to determine the role of Public Relations of Bandung City Government in providing information to the reporters by using indicators : activities, messages, media, and roles.

This study used a qualitative research approach with descriptive methods. Data collection Techniques performed by the researchers was interview, in-depth interviews, literature, and Internet searching. Research subjects in this study are 6 people. And the informants in this study were Mr. Subardi and Mr. Primanda Wijaksana.

The results of this study showed that in providing information to the journalists. The Public Relations Division formulate with goal-setting process and achieved results. Activities divided into routine and incidental with no expenses. The messages were formed of Informative and Persuasive types. The media used were electronic media, print media, face to face, dialogue, phone / sms, internet media and presentation of data in the form of coverage, record and report in a news release.

The conclusion of this study is the Government Public Relations of Bandung in providing information to the reporters must be capable to satisfy their information needs about bandung city government. Because it is one form of work done to improve the company image by determining the expected goals, then conduct a structured, activity there is a message conveyed through the media used by the Public Relations Bandung City Government.

As for the suggestion that researchers say is to give awards to the journalists who have a high achievement for the city Bandung.


(2)

iv

MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA WARTAWAN

Oleh: Yusuf Panindra

43307711 Di Bawah Bimbingan : Inggar Prayoga, S.IKom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan Informasi kepada wartawan dengan menggunakan indikator tujuan, kegiatan, pesan, media, dan peranan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan wawancara, wawancara mendalam, studi pustaka, dan Internet searching. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Dan informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, yaitu Bapak Subardi dan Bapak Primanda Wijaksana.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam memberikan Informasi kepada wartawan Divisi Humas menyusun Tujuan dengan proses penentuan sasaran dan hasil yang ingin dicapai. Kegiatan yang diadakan seperti kegiatan rutin dan insidentil dan biaya yang dikeluarkan hampir tidak ada. Pesan yang disampaikan berupa pesan Informatif dan Persuasif. Media yang digunakan media elektronik, media cetak, tatap muka, dialog, telepon/sms dan media internet dan penyajian data berupa hasil liputan, rekaman dan membuat laporan dalam bentuk news release.

Kesimpulan dari peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan Informasi kepada wartawan yaitu harus mampu melayani kebutuhan berita wartawan mengenai Pemerintah Kota Bandung. Karena merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan dengan menentukan tujuan yang diharapkan, kemudian melakukan kegiatan yang terstruktur, ada pesan yang disampaikan melalui media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung.

Adapun saran yang peneliti sampaikan adalah memberikan penghargaan bagi wartawan yang berprestasi untuk Kota Bandung.


(3)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies ( ICT ), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.

Di Indonesia pernah menggunakan istilah telematika ( telematics ) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics ( telekomunikasi + informatika ) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya


(4)

melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Hingga saat ini TIK lebih sederhana dan lebih murah sedang dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.1

Dengan seiring berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ), semua aspek bisnis maupun pemerintahan sangat bergantung dengan informasi dan komunikasi. Dalam konteks ini penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh pemerintahan digunakan untuk memberikan informasi berupa berita yang menyangkut dengan kebutuhan informasi yang diperlukan masyarakat, yang diberikan kepada wartawan untuk dimuat di media massa cetak maupun elektronik.

Sehubungan dengan pemerintahan yang tak lepas dari kebutuhan komunikasi dan informasi, Pemerintah Kota Bandung merupakan pusat pengelolaan daerah Bandung Jawa Barat. Pemerintah Kota Bandung dipimpin oleh seorang Walikota, dan bantu oleh Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah. Pemerintah Kota Bandung mempunyai struktur organisasi dan juga struktur birokrasi yang tertata dengan baik, yang diatur oleh perda yang dibuat oleh Walikota yang disetujui oleh DRPD Jawa Barat. Dalam menyebarkan informasi, pemerintah Kota Bandung memiliki Dinas yang memberikan berita dan penyebaran pemberitahuan tentang kegiatan yang

1


(5)

dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung. Dinas yang berkewajiban yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika ( DISKOMINFO ) dengan tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang komunikasi, informatika, dan hubungan masyarakat berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.2

Dinas Komunikasi dan Informatika ( DISKOMINFO ) dibantu oleh Divisi Hubungan Masyarakat yang memiliki 2 seksi, yaitu Seksi Peliputan dan Dokumentasi dan Seksi Kemitraan Media dan Publikasi, bidang hubungan masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Komunikasi dan Informatika lingkup Hubungan Masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada di atas, bidang Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi diantaranya, perencanaan dan penyusunan program lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi, penyusunan petunjuk teknis lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan media dan publikasi, pelaksanaan dan pengkoordinasian lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi, Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup liputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi.3 Tak lupa dengan kelayakan berita, yang berarti bahwa informasi yang hendak dimuat di media massa harus mampu menarik minat para pembaca, pemirsa, atau pendengar. Standar ini harus senantiasa diperhatikan oleh setiap praktisi humas yang hendak

2

Arsip dokumentasi Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 3


(6)

mempublikasikan pesan-pesan humasnya.

Mereka harus memeriksa kelayakan berita dari suatu siaran berita, artikel, atau gambar-gambar (foto) yang hendak dipublikasikan sebelum diserahkan ke media massa. Sebuah siaran berita yang baik harus menyajikan suatu kisah yang sama bermutunya dengan yang biasa ditulis oleh para jurnalis. Informasi yang ada, serta menaati segenap kaidah penulisan yang baik (Anggoro, 2008 : 158-159). Media massa bagi Humas Pemerintah Kota Bandung bukanlah sekadar mitra kerja yang sifatnya sementara, melainkan bersifat permanen. Sangat pentingnya media massa, kepala Humas Pemerintah Kota Bandung dituntut untuk mengenal dunia pers sebagaimana para wartawan bekerja. Mulai dari soal penyampaian materi konferensi pers, editor bahasa teks realese, materi hingga style siaran radio/televisi, semuanya menjadi bagian keseharian dalam dunia Humas.

Dalam memberikan informasi diperlukan peranan seorang Humas atau public relations karena humas harus siap memberikan dan menciptakan saling pengertian diantara publik yang terkait di dalamnya, seperti yang dikutip dari The British Institute of Public Relations, yaitu The deliberate, planned and sustained effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public. ( Upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian bersama antara organisasi dengan khalayaknya ).” (Effendy, 1990 : 134).Humas atau Public Relations merupakan pihak yang paling memahami mengenai publik dari suatu perusahaan/lembaga/instansi. Karena humas bekerja


(7)

melingkupi ruang publik tersebut, kegiatan humas seringkali berkaitan erat dengan pihak-pihak tesebut. Sehingga dalam memutuskan suatu kebijakan tertentu, humas sangat lah penting untuk dilibatkan, karena humas merupakan pemegang informasi yang lengkap mengenai publik-publik dari perusahaan/lembaga/instansi.

Tanpa bantuan dari humas, keputusan atau kebijakan yang diambil mungkin saja tidak akan tepat mengenai sasaran, karena para pemimpin perusahaan tidak mengetahui sedikitpun mengenai karakteristik publik-publiknya. Bukannya menyelesaikan masalah dengan keputusan yang tepat, namun dengan ketidaktahuan pimpinan, mungkin malah akan semakin memperuncing masalah.

Dari penjabaran latar belakang masalah tersebut, maka diperoleh rumusan masalah yaitu, “BAGAIMANA PERANAN HUMAS PEMERINTAH KOTA

BANDUNG DALAM MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA

WARTAWAN?”.

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk memberi arah pada penelitian yang dilakukan, maka disusun identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tujuan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

2. Bagaimana Kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?


(8)

3. Bagaimana Pesan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

4. Bagaimana Media Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

5. Bagaimana Peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih lanjut mengenai Bagaimana Peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan yang diharapkan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

2. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

3. Untuk mengetahui media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.


(9)

Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

5. Untuk mengetahui peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat membantu pengembangan dalam keilmuan komunikasi, secara khusus keilmuan Humas / Public Relations. Yang membahas tentang cara Humas / Public Relations memberikan informasi kepada wartawan yang membutuhkan berita.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Untuk Kantor Pemerintah Kota Bandung, dapat digunakan sebagai masukan pemikiran bagi Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

Untuk lembaga pendidikan, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi keilmuan komunikasi, secara khusus keilmuan Humas / Public Relations.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Peran PR atau humas sangat besar dalam berbagai kegiatan di sebuah perusahaan atau instansi pemerintah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti


(10)

peranan adalah “Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:75). Peranan menurut Dozier D.M dalam Ruslan, yaitu “Peranan praktisi humas dalam suatu organisasi atau perusahan merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi humas dan komunikasi organisasi, disamping itu juga merupakan kunci untuk pengembangan peranan praktisi humas dan pencapaian professional dalam humas.” (Dozier dalam Ruslan, 1997 : 21).

Peranan menurut Rhenald Kasali adalah “untuk mencapai tujuan yang diinginkan perlu membuat kegiatan, apa pesannya dan media apa yang digunakan.” (Rhenald Kasali, 2006 : 31).

Maka, indikator peranan Public Relations terdiri dari:

1. Tujuan merupakan maksud/arah dari suatu kegiatan yang mempunyai haluan yang dimaksud. (KBBI, 2008:1554)

2. Kegiatan merupakan suatu aktivitas, usaha dan pekerjaan. Dalam mengadakan suatu kegiatan, yang perlu diperhatikan oleh humas antara lain: bentuk kegiatan, sifat kegiatan, dan biaya kegiatan. 4 (KBBI 2011) 3. Pesan, syarat pesan yang disampaikan menurut Wilbur Scharmm dikutip

oleh Onong Uchjana Effendy (1993 : 41-42) adalah sebagai berikut:  Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga

4


(11)

dapat menarik perhatian komunikan.

 Pesan harus menggunakan bahasa yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

Bentuk pesan menurut A.W Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga bentuk pesan yaitu:

A. Informatif

Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.

B. Persuasif

Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima. C. Koersif

Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan dikalangan publik. Koersif berbentuk perintah-perintah, instruksi untuk


(12)

penyampaian suatu target.5 (Widjaja & Wahab,1987:61)

Menurut S.M Siahaan dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan, isi pesan harus disampaikan sebaik mungkin Yaitu :

1. Pesan harus cukup jelas, bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit, tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.

2. Pesan itu mengandung kebenaran yang mudah diuji berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan tidak diragukan.

3. Pesan itu diringkas dan padat serta disusun dengan kalimat pendek tanpa mengurangi arti yang sesungguhnya.

4. Pesan itu mencakup keseluruhan, ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting dan yang patut diketahui komunikan.

5. Pesan itu nyata dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada, tidak sekedar isu/kabar angin.

6. Pesan itu lengkap dan disusun secara sistematis.

a) Pesan itu menarik dan meyakinkan, menarik karena bertautan dengan dirinya sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.

b) Pesan itu disampaikan dengan sopan, harus diperhitungkan kadar kebiasaan, kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai komunikasi, nilai etis

5


(13)

sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa terbuka.

c) Nilai pesan itu sangat mantap artinya tidak mengandung pertentangan antara bagian pesan yang lain, konsistensi ini sangat penting untuk meyakinkan komunikan akan kebenaran pesan yang disampaikan. (Siahaan, 1991:63)6

4. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. (Latuheru, 1988:11)7

1.5.2 Kerangka Konseptual

Pada kerangka konseptual, Peneliti akan menerapkan indikator peranan menurut Rhenald Kasali ke dalam masalah penelitian, yaitu peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

1. Suatu tujuan yang dapat menentukan sasaran serta memperoleh hasil yang ingin dicapai oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

2. Melakukan kegiatan yang direncanakan, yaitu bentuk, sifat, dan biaya yang harus dikeluarkan, sebagai hasil perencanaan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

3. Pesan apa yang akan disampaikan melalui kegiatan tersebut, yaitu permintaan, amanat, perkataan yang akan disampaikan oleh Humas

6

http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/pengertian-pesan.html (Selasa, 31 Mei 2011, 22.05 WIB)

7


(14)

Pemerintah Kota Bandung kepada wartawan.

4. Media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Dari indikator yang telah dibuat, yang dituangkan sebagai identifikasi masalah, kemudian disusun beberapa pertanyaan penelitian, yang digunakan untuk membantu mendapatkan tujuan dari penelitian. Yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana tujuan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

a. Bagaimana penentuan sasaran yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

b. Bagaimana hasil yang ingin dicapai oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

2. Bagaimana kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

a. Bagaimana bentuk kegiatan yang diadakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

b. Bagaimana sifat kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?


(15)

Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

3. Bagaimana pesan yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

a. Bagaimana bentuk pesan yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

b. Bagaimana isi pesan yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

c. Bagaimana cara penyampaian pesan yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

4. Bagaimana media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

a. Bagaimana bentuk media yang digunakan oleh oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

b. Bagaimana sifat media yang digunakan oleh oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?

5. Bagaimana peranan humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?


(16)

1.7 Metode Penelitian

Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematik. (Suriasumantri dalam Kriyantono, 2006 :51).

Metodologi dalam penelitian ini yaitu riset kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. “Disini (riset kualitatif) yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.” (Kriyantono, 2006:58). Ciri-ciri metodologi kualitatif, yaitu :

1) Riset ini bersifat subjektif dan berada hanya dalam referensi peneliti. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data.

2) Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, kutipan-kutipan dan komentar-komentar.

Melalui metode deskriptif ini, peneliti akan menggambarkan masalah yang akan dibahas berdasarkan data-data yang dimaksud sebagai suatu proses analisis untuk mencari relevansi dari data yang diperoleh yang mendeskripsikan mengenai kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematik fakta


(17)

atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 1984:25). Ciri lain dari metode Deskriptif adalah titik berat pada organisasi dan suasana alamiah, peneliti bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala dan mencatatnya. Penelitian deskriptif ditujukan untuk:

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. (Rakhmat, 2005: 25).

Melalui metode ini penulis akan menggambarkan masalah yang dibahas berdasarkan data-data yang relevan diperoleh serta menafsirkan data-data yang dimaksud sebagai suatu proses analisa untuk mencari relevansi dari variabel, penelitian akan mendeskripsikan fakta dan data tentang tanggapan wartawan pada budaya perusahaan.


(18)

1.8 Teknik Pengumpulan Data & Analisis Data 1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

1 Wawancara Mendalam (Deep Interview)

“Wawancara mendalam adalah metode yang selaras dalam penelitian kualitatif, karena hal tersebut memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendifinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.” ( Mulyana, 2001:183).

Wawancara mendalam merupakan pencarian informasi yang lebih lengkap dari informan.

2 Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku ilmiah untuk mendapatkan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan penulis teliti, membaca artikel-artikel, makalah sumber dan company profile yang relevan dengan masalah yang diteliti.

Menurut Supranto seperti dikutip oleh Ruslan dengan bukunya Metode Penelitian PR dan Komunikasi bahwa “Studi Pustaka adalah mencari data atau informasi reset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi, dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan”. (Ruslan, 2003 : 24).

3 Penelurusan Data Online

Selain wawancara mendalam dan studi pustaka, peneliti juga menggunakan teknik penelusuran data online untuk melengkapi data-data yang didapat peneliti dan untuk mempercepat kerja peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.


(19)

1.8.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang telah diperoleh kemudian akan dianalisis dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data, yaitu mengumpulkan data dan fakta sebanyak-banyaknya dan seakurat mungkin terhadap topik yang akan dibahas.

2. Klasifikasi Data, termasuk di dalamnya adalah proses penelitian, pemusatan perhatian, membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban, dan lain sebagainya.

3. Mendeskripsikan data yang telah terkumpul.

4. Menganalisis data yang telah terkumpul dengan menganalisisnya sesuai dengan teori pendukung, bagan-bagan, foto, dan lain sebagainya.

1.9 Subjek Penelitian dan Informan 1.9.1 Subjek Penelitian

Effendy dalam bukunya Penelitian Survey menyatakan bahwa “Subjek penelitian merupakan bagian terkecil dari suatu lembaga yang dijadikan subjek/sasaran dalam penelitian deskriptif” (Singarimbun dan Effendy, 1989:108). Dalam penelitian ini, jumlah subjek penelitian adalah tiga orang, yang keseluruhannya adalah bagian dari Dinas Komunikasi dan informatika.


(20)

Berikut ini adalah daftar subjek dari penelitian yang dilakukan : Tabel 1.1

Subjek Penelitian

No. Nama Jabatan

1 Aos Wijaya A Bintang Bidang Hubungan Masyarakat

2 Subardi Kepala Seksi Peliputan & Dokumentasi

3 Tri Wahyu W Kepala Seksi Kemitraan Media dan Publikasi

4 Meiwan Kartiwa Staf Seksi Peliputan & Dokumentasi

5 Primanda Wicaksana Staf Seksi Peliputan & Dokumentasi

6 Andri Kusnadi Staf Seksi Peliputan & Dokumentasi

Sumber: Data Catatan Peneliti, 2011

1.9.2 Informan

Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Menurut HB Sutopo (2002:50) “Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai individu yang sangat penting”. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian. Lazimnya informan atau narasumber penelitian ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit), antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial. teknik penarikan informan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Dimana purposive sampling adalah “suatu teknik penarikan sampel dengan cara memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis” (Rakhmat, 1984:97). Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber


(21)

kunci (key informan) seseorang atau beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang sedang diteliti.

Untuk memperoleh data penelitian yang mencerminkan keadaan subjek penelitian dan bisa menggambarkan (menjawab) apa yang menjadi tujuan dan permasalahan penelitian, peneliti memilih yang sesuai dengan tujuan penelitian. Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, karena yang paling mengetahui tentang kegiatan Humas dalam memberikan informasi kepada wartawan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.2 Informan Penelitian

Sumber: Data Catatan Peneliti, 2011

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Bapak Subardi dengan jabatan kepala seksi seliputan & dokumentasi, dan Bapak Primanda Wicaksana jabatan staf seksi peliputan & dokumentasi. Pemilihan dan penetapan informan sebanyak dua orang dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan dan informasi yang didapatkan akan lebih tajam, lengkap, dan akurat. Karena 2 orang yang disebutkan di atas orang-orang yang membuat dokumentasi dan news release setelah peliputan kegiatan yang dilaksanakan, dan wartawan pun berhubungan langsung dengan beliau.

No. Nama Jabatan

1. Subardi Kepala Seksi Peliputan & Dokumentasi


(22)

1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.10.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Pemerintah Kota Bandung Jl. Wastukencana No.2 Bandung Jawa Barat Indonesia, (022) 4230393, www.bandung.go.id .

1.10.2 Waktu Penelitian

Pada tabel 1.3, dijadwalkan akan dilaksanakan mulai dari bulan April sampai bulan Juli 2011. Berikut ini adalah tabel jadwal penelitian, sebagai berikut:

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian No Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan Judul

Persetujuan

Judul Penulisan Bab I Penulisan Bab II Penulisan Bab

III 2.

Pengumpulan

Data Wawancara 3. Pengolahan Data 4.

Penulisan Bab

IV Penulisan Bab V 5. Penyusunan TA 6. Sidang


(23)

1.11Sistematika Penelitian

Penulisan penelitian memiliki sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, berisikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel teknik analisis data, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini, berisikan mengenai teori-teori dan definisi-definisi yang dapat membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitiannya dan mencapai tujuan penelitiannya. Antara lain tinjauan mengenai Public Relations / Humas, tinjauan mengenai variabel strategi, dan tinjauan mengenai kesehatan jiwa.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai sejarah perusahaan / instansi tempat dilakukannya penelitian, juga mengenai divisi Public Relations jika memang ada di perusahaan tersebut.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(24)

responden, deskripsi mengenai hasil penelitian, dan pembahasan dari indikator-indikator yang digunakan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini, berisikan mengenai kesimpulan dan saran penelitian yang dibuat dalam bentuk poin.

DAFTAR PUSTAKA : Merupakan daftar literatur yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir.


(25)

23

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Public Relations 2.1.1 Pengertian Public Relations

Pada dasarnya, humas ( hubungan masyarakat ) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial ( perusahaan ) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional Orang Tua Asuh ( GN-OTA ) pun memerlukan humas. Kebutuhan akan kehadiranna tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpecaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir informasi” seperti saat ini. Demi menghindari salah pengertian, akan dikemukakan beberapa pengertian atau definisi tentang public relations, dari sekian banyak definisi yang ada (Anggoro, 2008 : 1).

a) Menurut The British Institute of Public Relations, yakni “The deliberate, planned and sustained effort to establish and maintain mutual understand-ing between an organization and its public. ( Upaya yang mantap, beren-cana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina penger-tian bersama antara organisasi dengan khalayaknya ).” (Effendy, 1990 : 134)


(26)

b) Menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard Desk Dictionary adalah “segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan

tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepakterjangnya” (Anggoro, 2008 : 2)

c) Dalam pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978, disepakati humas itu didefinisikan sebagai berikut :

“humas adalah seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi organisasi dan kepentingan khalayaknya” (Anggoro, 2008 : 2)

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, terdapat ciri-ciri yang melekat pada kegiatan public relations pada umumnya, antara lain:

1. Komunikasi yang dijalankan public relations adalah dua arah timbal balik atau two way symetric .

2. Kegiatan public relations adalah penyebaran informasi, penggiatan persuasi dan pengkajian pendapat umum.

3. Sasaran public relations yang dituju adalah publik yang berada didalam organisasi atau di luar organisasi.

4. Efek dari public relations adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan publik.

5. Tujuan public relations adalah meningkatkan citra dihadapan publik dan menciptakan adanya saling pengertian antara publik internal maupun eksternal.


(27)

Definisi-definisi diatas kiranya memberi gambaran yang lebih jelas tentang konsep public relations. Meskipun rangkaian 2 kata (Public dan Relations) dapat diartikan melalui berbagai cara. Tetapi public relations tetap suatu seni, suatu teknik yang memerlukan keahlian khusus.

2.1.2 Fungsi Public Relations

Fungsi dalam Bahasa Inggris yang berarti function, bersumber pada perkataan bahasa latin, functio, yang berarti penampilan, perbuatan pelaksanaan atau kegiatan. Fungsi Public Relations Officer (PRO) dalam konsepnya ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator, menurut Onong Uchjana Effendy, adalah sebagai berikut:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasinya kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

5. Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang menimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya (Ruslan, 1998).


(28)

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai fungsi public relations yang ada, pada intinya adalah sebagai berikut :

a. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya dengan publiknya;

b. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan;

c. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaga. (Ruslan, 1998)

Betrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and

Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari public relations ini

dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu bersifat internal maupun eksternal. Dalam bukunya, ia mengemukakan tiga fungsi public relations:

a) It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik)

b) Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik)

c) And stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik). (Yulianita, 2005 : 49).

Profesi public relations dengan berbagai kegiatan dan tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya menyangkut unsur-unsur citra baik (good image), itikad baik (good will), saling pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreciations) dan toleransi (tolerance)


(29)

Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi. (Rachmadi,1992:21).

Selanjutnya mengutip dari Edwin Emery dalam “Introductions to Mass Communications” F. Rachmadi menyebutkan fungsi public relations:

“The planned and organized effort of a company or institutions to establish mutually beneficial through acceptable communications relationship with its various publics (upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya)” (Rachmadi, 1992:21).

Menurut Rhenald Kasali dalam Dalam bukunya Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia mengatakan :

“Fungsi manajemen dalam konsep public relations bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, perusahaan, atau produknya terhadap segmen masyarakat, yang kegiatannya langsung atau tidak langsung mempunyai dampak bagi masa depan organisasi, lembaga, perusahaan, atau produknya”. (Rosady Ruslan, 1998 : 11)

Fungsi public relations adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, sehingga dengan adanya komunikasi yang timbal balik ini kesenjangan komunikasi dalam organisasi bisa diantisipasi dan tercipta hubungan yang harmonis.

Dengan memelihara komunikasi yang baik, yaitu hubungan komunikatif diantara public relations dengan publik internal maupun publik eksternal yang


(30)

dilakukan secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati.

2.1.3 Tujuan Public Relations

Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai oleh public relations mengembangkan goodwill dan menciptakan hubungan kerja sama dengan berbagai publik. Menurut Dimock Marshall.CS tujuan PR dibagi menjadi 2, yaitu

a. Secara Positif

Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu organisasi atau badan.

b. Secara Defensif

“Berusaha untuk membela diri terhadap massa yang bernada negatif, bilamana diserang dan serangan itu kurang wajar. Padahal organisasi kita tidak salah, dengan demikian tindakan ini adalah salah satu aspek penjagaan atau pertahanan”. (Yulianita, 2005:42)

Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”, mengatakan ada empat hal yang prinsip dari tujuan public relations yakni:

1. Menciptakan citra yang baik 2. Memelihara citra yang baik 3. Meningkatkan citra yang baik

4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun/rusak. (Yulianita, 2005: 43).


(31)

Menurut Frank Jefkins tujuan public relations adalah: “Meningkatkan favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut”. (Yulianita, 2005: 42). Sedangkan menurut Charles S. Steinberg tujuan public relations adalah: “Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan”. (Yulianita, 2005: 42).

Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat dirumuskan tentang tujuan public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya menekankan tujuan pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu tujuan penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan memiliki citra yang baik, sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh pada tingkat kepercayaan publik-publikya.

2.1.4 Lingkup Public Relations

Pada umumnya kegiatan PR ditujukan pada kegiatan internal publik dan eksternal publik, kedua macam publik ini dapat juga dikenal dengan istilah stakeholder. Publik internal berada dalam organisasi sedangkan publik eksternal merupakan publik yang berada diluar organisasi.

A. Internal Public Relations

Macam-macam publik ini tergantung pada jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Berikut ini merupakan publik internal secara umum didalam perusahaan atau organisasi :


(32)

2. Publik manajer (manager public)

3. Publik pemegang saham (stockholder public) 4. Publik buruh (labour public)

Khusus untuk publik pemegang saham (stockholder public) bisa juga dimasukan kedalam kategori eksternal PR, karena ada juga perusahaan yang telah go public. Internal public relations yang baik adalah yang memperlakukan setiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan tingkat, pendidikan dan lain-lain. Salah satu internal public relations yang dapat menunjukan perhatian terhadap kepentingan karyawan diantaranya mengadakan gathering dalam perusahaan.

B. Eksternal Public Relations

Sama halnya dengan internal PR, eksternal PR juga tergantung pada jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Berikut ini merupakan publik eksternal secara umum didalam perusahaan atau organisasi :

1. Publik Pers (press public)

2. Publik Pemerintahan (government public) 3. Publik masyarakat sekitar (community public) 4. Publik rekanan atau pemasok (supplier public) 5. Publik pelanggan (customer public)

6. Publik konsumen (consumer public)

7. Publik bidang pendidikan (educational public) 8. Publik umum (general public)


(33)

2.1.5 Media Public Relations

Dalam mencapai tujuan-tujuan Public Relations, ada kalanya penggunaan media pers, radio, dan televisi tidak sesuai, apalagi jika khalayak yang hendak dicapai hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja, seperti staf atau anggota organisasi yang hanya cukup dijangkau melalui jurnal internal. Dibawah ini penulis kutip mengenai media yang dapat diciptakan sendiri oleh humas didalam perusahaan/organisasinnya.

1. Jurnal Internal (house journals) 2. Video

3. Slide

4. Kaset-kaset rekaman video

5. Kursus-kursus pendidikan tambahan 6. Ucapan-ucapan lisan

7. Seminar dan konferensi

8. Eksibisi khusus. (Jefkins, 1992:127)

Itulah delapan bentuk wahana komunikasi internal yang dikutip dari Jefkins. Sedangkan Ruslan membagi media humas kedalam 4 kelompok, yaitu :

1) Media umum, seperti surat-menyurat, telepon, fax, dan telegraf

2) Media massa, seperti media cetak yakni surat kabar, majalah, tabloid, bulletin. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio dan film 3) Media khusus, seperti iklan, logo dan nama perusahaan atau produk

yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif


(34)

4) Media internal, yaitu media yang digunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan non komersial serta lazim digunakan dalam aktifitas humas.

Media internal terbagi menjadi 4, yaitu :

a) House jurnal, seperti majalah bulanan, profil perusahaan, laporan tahunan perusahaan, buletin dan tabloid

b)Printed materials, seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi, berupa booklets, leaflets, kartu nama, memo dan kalender

c) Spoken and visual word, seperti audio visual, rekaman video, dan sebagainya

d)Media pertemuan, seperti seminar, rapat, presentasi, diskusi, pameran, acara khusus, sponsorship dan gathering meet.

2.2 Tinjauan Tentang Peranan

Peranan dalam kamus Bahasa Indonesia adalah “tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa” (Kamus Bahasa Indonesia 2002:75).

Peranan menurut Dozier D.M dalam Ruslan, yaitu “Peranan praktisi humas dalam suatu organisasi atau perusahan merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi humas dan komunikasi organisasi, disamping itu juga merupakan kunci untuk pengembangan peranan praktisi humas dan pencapaian professional dalam humas.” (Dozier dalam Ruslan, 1998:21). Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam kamus komunikasi Peranan adalah suatu yang menjadi


(35)

bagian atau yang memegang pimpinan secara menonjol dalam suatu peristiwa (Effendy 1989: 315).

2.3 Tinjauan Informasi

Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. (Gordon, 1974:32). Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. (Bruch and Strater, 1974:23). Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. (George, 1962:21)9

Jadi, secara umum informasi adalahdata yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi.

Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan. 10

9


(36)

2.4 Tinjauan Wartawan

Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek seperti halnya dengan bahasa Inggris journalism yang bersumber pada perkataan journal, ini merupakan terjemahan dari bahasa Latin diurnal yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Dari berbagai literatur dapat dikaji definisi jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat (Effendy, 1990 : 151).

Orang yang melakukan peliputan disebut wartawan atau journalis. Wartawan atau journalis adalah seorang yang melakukan jurnalism, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya, dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.11

10

http://blog.re.or.id/definisi-informasi-2.htm (jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)

11


(37)

35

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Kota Bandung

Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara 107 0 Bujur Timur dan 6 0 55' Lintang Selatan. Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh :

1. KotaBandung terletak pada pertemuan poros jalan raya :

 Barat Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara.

 Utara Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan).

2. Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru. Secara topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terrendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kotamadya Bandung bagian Selatan permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang indah.

Keadaan Geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan


(38)

gunung Takuban Perahu. Jenis material di bagian Utara umumnya merupakan jenis andosol, dibagian Selatan serta Timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat. Di bagian Tengah dan Barat tersebar jenis andosol.Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari perbulan.

Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.

Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.

Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan


(39)

memperlebar jalan yang telah ada. Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos. Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

Sekitar akhir tahun 1808 atau awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati.


(40)

Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.

Tabel 3.1, nama-nama yang pernah menjabat sebagai Walikota Kota Bandung, sebagai berikut :

Tabel 3.1

Walikota Bandung Tahun 1906 - Sekarang

No N a m a Masa Jabatan

1 E.A. Maurenbrecher (exofficio) 1906-1907

2 R.E. Krijboom (exofficio) 1907-1908

3 J.A. van Der Ent (exofficio) 1909-1910

4 J.J. Verwijk (exofficio) 1910-1912

5 C.C.B. van Vlenier dan 1912-1913

B. van Bijveld (exofficio) 1913-1920

6 B. Coops 1920-1921

7 S.A. Reitsma 1921-1928

8 B. Coops 1928-1934

9 Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr 1934-1936

10 Mr. J.M. Wesselink 1936-1942

11 N. Beets 1942-1945

12 R.A. Atmadinata 1945-1946

13 R. Siamsurizal

14 Ir. Ukar Bratakusumah 1946-1949

15 R. Enoch 1949-1956

16 R. Priatna Kusumah 1956-1966

17 R. Didi Jukardi 1966-1968

18 Hidayat Sukarmadijaya 1968-1971

19 R. Otje Djundjunan 1971-1976

20 H.Ucu Junaedi 1976-1978

21 R. Husein Wangsaatmaja 1978-1983

22 H. Ateng Wahyudi 1983-1993

23 Wahyu Hamidjaja 1993-1998

24 Aa Tarmana 1998-2003

25 H.Dada Rosada 2003-sekarang


(41)

Tabel 3.2, terdapat beberapa perisitiwa berawalnya Bandung menjadi sebuah kota, sebagai berikut :

Tabel 3.2

Peristiwa Berawalanya Bandung Kota

3.1.1 Lambang Kota Bandung

Lambang kota Bandung ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota besar Bandung tahun 1953, tertanggal 8 Juni 1953, yang diijinkan dengan Keputusan Presiden tertanggal 28 april 1953 No. 104 dan diundangkan dalam Berita Propinsi Jawa Barat tertanggal 28 Agustus 1954 No. 4 lampiran No. 6 Lambang tersebut bertokoh PERISAI yang berbentuk JANTUNG. Perisai tersebut terbagi dalam dua

Masa Peristiwa

1488 Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran 1799

Menjadi bagian dari Sumedang Larang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni

1811 Dinyatakan sebagai Ibukota Kabupaten Bandung

1906 Gemeente Bandoeng

1917 Burgemeester Van Bandoeng yang pertama

1926 Staadsgemeente Bandoeng

1942 Bandung Si

1945 Pemerintah Nasional kota Bandung

1949 Haminte Bandung

1950 Kota Besar Bandung

1957 Kotapraja Bandung

1966 Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung 1974 Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung


(42)

bagian oleh sebuah BALOK- LINTANG mendatar bertajuk empat buah, yang berwarna HITAM dengan pelisir berwarna PUTIH(PERAK) pada pinggir sebelah atasnya:

Gambar 3.1 Lambang Kota Bandung

Filosofi Lambang Kota Bandung

1. bagian atas latar KUNING (EMAS) dengan lukisan sebuah GUNUNG berwaarna HIJAU yang bertumpu pada blok-lintang dan

2. bagian bawah latar PUTIH(PERAK) dengan lukisan empat bidaang jalur mendatar berombak yang berwarna BIRU.

Di bawah perisai itu terlukis sehelai PITA berwarna KUNING (EMAS) yang melambai pada kedua ujungnya, Pada pita itu tertulis dengan huruf-huruf besar latin berwarna HITAM amsal dalam bahasa KAWI, yang berbunyi GEMAH RIPAH WIBAWA MUKTI.

Sebagai tokoh lambang itu diambil bentuk perisai atau tameng, yang dikenal kebudayaan dan peradaban sebagai senjata dalam perjuangan untuk mencapai sesuatu tujuandengan melindungi diri. Perkakas perjuangan yang


(43)

demikian itu dijadikan lambang yang mempunyai arti menahan segala mara bahaya dan kesukaran.

 KUNING (EMAS), berarti : kesejahteraan, keluhungan.  HITAM (SABEL), berarti : kokoh, tegak, kuat.

 HIJAU (SINOPEL), berarti : kemakmuran sejuk  PUTIH (PERAK), berarti : kesucian

 BIRU (AZUUR), berarti : kesetiaan

Gemah ripah wibawa mukti, berarti : tanah subur rakyat makmur 3.1.2 Bendera Kota Bandung

Bendera yang digunakan oleh Kotamadya Bandung adalah berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara Kota Besar Bandung tanggal 8 Juni 1953 No. 9938/53.

Bentuk bendera tersebut adalah seperti yang tercantum pada diktum Keputusan tersebut diatas sebagai berikut :

Gambar 3.2 Bendera Kota Bandung


(44)

Filosofi Bendera Kota Bandung

 Bendera yang dipergunakan oleh Kota Besar Bandung dan tiga bidang jalur mendatar, masing-masing berturut-turut dari atas kebawah berwarna HIJAU, KUNING dan BIRU.

 Perbandingan-perbandingan antara lebarnya dan jalur-jalur tersebut dibawah huruf a urutn dari atas kebawah adalah 2:1:1;

 Perbandingan antara panjang dan lebarnya berbeda itu 7:5.

3.1.3 Visi & Misi Kota Bandung 3.1.3.1 Visi Kota Bandung

Adapun visi Kota Bandung sebagai berikut : “Terwujudnya Kota Bandung Sebagai Kota Jasa Yang BERMARTABAT (Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat)”.

Untuk merealisasikan keinginan, harapan, serta tujuan sebagaimana tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka pemerintah bersama elemen seluruh masyarakat Kota Bandung harus memahami akan makna dari visi tersebut yaitu :

Pertama : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus bersih dari sampah, dan bersih praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), penyakit masyarakat ( judi, pelacuran, narkoba, premanisme dan lainnya), dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang bertentangan dengan moral dan agama dan budaya masyarakat atau bangsa.


(45)

Kedua : Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang memberikan kemakmuran bagi warganya.

Ketiga : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang taat terhadap agama, hukum dan aturan ? aturan yang ditetapkan untuk menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban kota.

Keempat : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang bersahabat, santun, akrab dan dapat menyenangkan bagi orang yang berkunjung serta menjadikan kota yang bersahabat dalam pemahaman kota yang ramah lingkungan.

Secara harfiah, Bermartabat diartikan sebagai harkat atau haraga diri, yang menunjukkan eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan karena kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan dan kedisiplinannya.

Jadi kota jasa yang bermartabat adalah kota yang menyediakan jasa pelayanan yang didukung dengan terwujudnya kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan, dan kedisiplinan masyarakatnya.

Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada kurun waktu lima tahun kedepan diperlukan langkah dan tindakan pemantapan (revitalisasi, reaktualisasi, reorientasi dan refungsionalisasi) yang harus dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung beserta masyarakatnya serta didukung secara politis oleh pihak legislatif melalui upaya-upaya yang lebih keras, cerdas dan terarah namun tetap ramah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.


(46)

3.1.3.2 MISI KOTA BANDUNG

Misi adalah tugas yang diemban Pemerintah Kota Bandung meliputi :  Mengembangkan sumber daya manusia yang handal yang religius,

Yang mencakup pendidikan, kesehatan dan moral keagamaan.

 Mengembangkan perekonomian kota yang adil, yang mencakup peningkatan perekonomian kota yang tangguh, sehat dan berkeadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

 Mengembangkan Sosial Budaya Kota yang ramah dan berkesadran tinggi, serta berhati nurani, yang mencakup peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan ketenaga kerjaan, meningkatkan kesejahteraan sosial, keluarga, pemuda dan olah raga serta kesetaraan gender.

 Meningkatkan penataan Kota, yang mencakup pemeliharaan serta peningkatan prasarana dan sarana kota agar sesuai dengan dinamika peningkatan kegiatan kota dengan tetap memperhatikan tata ruang kota dan daya dukung lingkungan kota .

 Meningkatkan kinerja pemerintah kota secara professional, efektif, efisien akuntabel dan transparan, yang mencakup pemberdayaan aparatur pemerintah dan masyarakat.

 Mengembangkan sistem keuangan kota, mencakup sistem pembiayaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, swasta dan masyarakat.


(47)

3.2 Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika

BAKOMINFO Kota Bandung merupakan Lembaga Teknis Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007, Tanggal 4 Desember 2007 serta merupakan penggabungan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Dinas dan Kantor di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yaitu Dinas Informasi dan Komunikasi dengan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE). Dengan demikian Bakominfo berdiri sejak diberlakukannya PERDA Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung. Dengan diterbitkan dan berlakunya Perda Kota Bandung Nomor : 13 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Perda Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung Tanggal 7 Agustus 2009, maka Badan Komunikasi dan Informatika Kota Bandung menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota Bandung.

Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) terdiri dari beberapa sub Dinas, diantaranya : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Program.

3.2.1 Tugas Pokok Dinas Komunikasi dan Informatika

Tugas pokok Diskominfo yaitu melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang komunikasi, informatika, dan hubungan masyarakat berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.


(48)

3.2.2 Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo mempunyai fungsi, diantaranya :

 Perumusan kebijakan teknis di bidang komunikasi, informatika dan hubungan masyarakat.

 Pembinaan dan pelaksanaan komunikasi, informatika dan kehumasan yang meliputi pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi, desiminasi informasi dan teknologi informasi serta hubungan masyarakat.

 Pelaksanaan pelayanan teknis administrative Dinas, dan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.2.3 Visi Dinas Komunikasi dan Informatika

Untuk mendukung Visi Kota Bandung, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung mempunyai Visi sebagai berikut :

“Terwujudnya efektifitas dan efisiensi komunikasi dan informatika penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa BERMARTABAT (Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat)”. 3.2.4 Misi Diskominfo

Misi merupakan tujuan tugas yang diemban Diskominfo, meliputi :  Meningkatkan dan mengembangkan kemitraan, pemberdayaan dan

penyendayagunaan prasarana dan sarana komunikasi dan informatika.  Meningkatkan layanan publik dan pemberdayaan masyarakat dalam


(49)

 Meningkatkan kerjasama, kemitraan, dan pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat.

 Mendorong peran media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab.

 Meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informatika yang handal.


(50)

48

Sumber : DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung, 2011


(51)

3.3.1 Job Description

Seperti yang tertulis pada perda Kota Bandung No.5 tahun 2001 tentang pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota Bandung. Berikut adalah susunan organisasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung :

3.3.1.1 Kepala Dinas

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengawasi, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan kewenangannya.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :

 Perumusan kebijakan teknis lingkup komunikasi dan informatika.  Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup

pos komunikasi dan informatika.

 Pengawasan, pengendalian, pembinaan pelaksanaan tugas lingkup pos dan telekomunikasi, telematika, desiminasi informasi serta hubungan masyarakat.

 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.


(52)

3.3.1.2 Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok memimpin, membina, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas lingkup pengelolaan dan pelayanan kesekretariatan dan pengkoordinasian tugas-tugas bidang.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada di atas, Sekretariat mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan dan rencana kerja dinas.  Pelaksanaan pengkoordinasian pengelolaan dan pelayanan

administrasi kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, program dan keuangan.

 Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang.  Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan laporan kegiatan dinas.  Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan

kesekretariatan.

 Pelaksanaan tugas lain dari pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Sekretariat membawahkan :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Keungan dan Program 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas pokok membantu sekretaris merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrative umum dan kepegawaian.


(53)

Untuk melaksankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada di atas, Sub bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai fungsi :

 Penyusunan rencana dan program lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

 Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penetapan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, dan pengelolaan perlengkapan.

 Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi, kegiatan penyiapan dan penyimpanan data kepegawaian, ( penyiapan bahan usulan mutasi, pengembangan pegawai, kesejahteraan pegawai, disiplin, cuti, dan pengelolaan administrasi kepegawaian lainnya.  Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup administrasi

umum dan kepegawaian.

2. Sub Bagian Keuangan dan Program

Sub bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas pokok membantu sebagian tugas secretariat lingkup keuangan dan program.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada di atas, Sub bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi :

 Pengkoordianasian penyiapan bahan penyusunan rencana keuangan dan program kerja dinas.

 Pelaksanaan penyusunan program dan rencana program dinas.

 Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan urusan pemerintahan, program dan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika.


(54)

 Pengkoordinasian penyiapan bahan dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas, program, dan kegiatan dinas.

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan sub bagian keuangan dan program.

3.3.1.3 Bidang Hubungan Masyarakat

Bidang hubungan masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Komunikasi dan Informatika lingkup Hubungan Masyarakat.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada di atas, bidang Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi :

 Perencanaan dan penyusunan program lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi.

 Penyusunan petunjuk teknis lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan media dan publikasi.

 Pelaksanaan dan pengkoordinasian lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi.

 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup liputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi.

Bidang Hubungan Masyarakat membawahkan : 1. Seksi Peliputan dan Dokumentasi


(55)

1. Seksi Peliputan dan Dokumentasi

Seksi Peliputan dan Dokumentasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Hubungan Masyarakat lingkup peliputan dan dokumentasi.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaiman dimaksud di atas, Seksi Peliputan dan dokumentasi mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup peliputan dan dokumentasi.

 Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup peliputan dan dokumentasi.  Pelaksanaan lingkup peliputan dan dokumentasi yang meliputi

kegiatan eksekutif, legislatif, konferensi pers, pers release.

 Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan peliputan dan dokumentasi.

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup peliputan dan dokumentasi.

2. Seksi Kemitraan Media dan Publikasi

Seksi Kemitraan Media dan Publikasi mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan operasional dan fasilitasi publikasi dan kemitraan media. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksudkan di atas, Seksi Kemitraan Media dan Publikasi mempunyai fungsi :

 Penyusunan dan pengolahan data kegiatan publikasi dan kemitraan media dan Penyusunan bahan kebijakan operasional dan fasilitasi publikasi dan kemitraan media.


(56)

3.3.1.4 Bidang Pos dan Telekomunikasi

Bidang Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebgaian tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika lingkup pos dan telekomunikasi.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksudkan di atas, Bidang Pos dan Telekomunikasi mempunyai fungsi :

 Perencanaan dan penyusunan program lingkup pengendalian dan telekomunikasi serta pemberdayaan pos dan telekomunikasi.

 Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan telekomunikasi serta pemberdayaan pos dan telekomunikasi.

 Pelaksanaan lingkup pengendalian dan telekomunikasi serta pemberdayaan pos dan telekomunikasi.

 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengendalian dan telekomunikasi serta pemberdayaan pos dan telekomunikasi. Bidang Pos dan Telekomunikasi membawahkan :

1. Seksi Pengendalian Pos dan Telekomunikasi 2. Seksi Pemberdayaan Pos dan Telekomunikasi 1. Seksi Pengendalian Pos dan Telekomunikasi

Seksi Pengendalian Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi lingkup pengendalian pos dan telekomunikasi.


(57)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Seksi Pos dan Telekomunikasi mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengendalian pos dan telekomunikasi.

 Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian pos dan telekomunikasi.

 Pelaksanaan lingkup pengendalian pos dan telekomunikasi yang meliputi pendataan agen pengiriman paket dan wartel, pembinaan teknis penyelenggaraan pos dan telekomunikasi.

 Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pos dan komunikasi.

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengendalian pos dan telekomunikasi.

2. Seksi Pemberdayaan Pos dan Telekomunikasi

Seksi Pemberdayaan Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pos dan Telekomunikasi lingkup pemberdayaan pos dan telekomunikasi.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Seksi Pemberdayaan Pos dan Telekomunikasi mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pemberdayaan pos dan telekomunikasi.

 Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup pemberdayaan pos dan telekomunikasi.


(58)

 Pelaksana lingkup pemberdayaan pos dan telekomunikasi yang meliputi fasilitasi pembinaan dan pemberdayaan pos dan telekomunikasi penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi sebagai media informasi.

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pemberdayaan pos dan telekomunikasi.

3.3.1.5 Bidang Telematika

Bidang Telematika mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika lingkup Telematika.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Bidang Telematika mempunyai fungsi :

 Perencanaan dan penyusunan program lingkup sarana dan prasarana telematika serta e-government dan pemberdayaan telematika.

 Penyusunan petunjuk teknis lingkup sarana dan prasarana telematika serta e-government dan pemberdayaan telematika.

 Pelaksanaan lingkup sarana dan prasarana telematika serta

e-government dan pemberdayaan telematika.

 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup sarana dan prasarana telematika serta e-government dan pembedayaan telematika. Bidang Telematika, membawahkan :

1. Seksi Sarana dan Prasarana Telematika


(59)

1. Seksi Sarana dan Prasarana Telematika

Seksi sarana dan prasarana telematika mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang telematika lingkup sarana dan prasarana telematika.

Untuk melaksanakan tugas sebgaimana dimaksud di atas, Seksi sarana dan prasarana telematika mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup sarana dan prasarana telematika.

 Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup sarana dan prasarana telematika.

 Pelaksanaan lingkup sarana dan prasarana telematika yang meliputi pengumpulan dan penganalisaan data dan penyusunan rencana teknis pengembangan system teknologi informasi serta rekomendasi mutu system informasi, perangkat lunak, perangkat keras dan sistem jaringan intekoneksi data serta penyusunan database, penyusunan Rencana Induk Pengembangan dan Rencana detil pengembangan teknologi informasi daerah serta pengkajian dan kerjasama teknik lingkup teknologi informasi.

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup sarana dan prasaran telematika.


(60)

2. Seksi e-Government dan Pemberdayaan Telematika

Seksi e-Government dan Pemberdayaan Telematika mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Telematika lingkup e-Government dan Pemberdayaan Telematika.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Seksi e-Government dan Pemberdayaan Telematika mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup e-Government dan

Pemberdayaan Telematika.

 Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup e-Government dan

Pemberdayaan Telematika.

 Pelaksanaan lingkup e-Government dan Pemberdayaan Telematika

yang meliputi pengumpulan dan penganalisaan data dan penyusunan rencana teknis pembangunan sistem teknologi informasi serta perangkat lunak, perangkat keras dan sistem jaringan interkoneksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan ( internet dan intranet ), pengelolaan website Kota Bandung.

 Pelaporan pelaksanaan lingkup e-Government dan Pemberdayaan

Telematika.

3.3.1.6 Bidang Desiminasi Informasi

Bidang Desiminasi Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi lingkup desiminasi informasi.


(61)

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Desiminasi Informasi mempunyai fungsi :

 Perencanaan dan penyusunan program lingkup Pengelolaan Data Informasi, serta Komunikasi dan Multimedia.

 Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan Pengelolaan Data Informasi, serta Komunikasi dan Multimedia.  Pelaksanaan lingkup Pengelolaan Data Informasi, serta Komunikasi

dan Multimedia.

 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Pengelolaan Data Informasi, serta Komunikasi dan Multimedia.

Bidang Desiminasi Informasi, membawahkan : 1. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 2. Seksi Komunikasi dan Multimedia 1. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Desiminasi Informasi lingkup Pengolahan Data dan Informasi.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaiman dimaksud di atas, Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Pengolahan Data dan Informasi.

 Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup Pengolahan Data dan Informasi.


(62)

 Pelaksanaan lingkup Pengolahan Data dan Informasi yang meliputi data dan informasi pengaduan masyarakat baik dari media elektronik dan cetak serta tatap muka.

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Pengolahan Data dan Informasi.

2. Seksi Komunikasi dan Multimedia

Seksi Komunikasi dan Multimedia mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Desiminasi dan Informasi lingkup komunikasi dan pengaduan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Seksi Komunikasi dan Multimedia mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup Komunikasi dan Multimedia.

 Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup Komunikasi dan Multimedia.

 Pelaksanaan lingkup Komunikasi dan Multimedia yang meliputi menghimpun dan menganalisa data yang diarsipkan, diimplementasikan serta disosialisasikan dalam bentuk multimedia, dan penerbitan media cetak serta penyelenggaraan media interaktif.  Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup Komunikasi dan


(63)

3.3.1.7 UPTD Pelayanan Informasi

Untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang, akan dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa Daerah Kabupaten/Kota.

Pembentukan, Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit, serta Susunan Organisasi dan Tata Kerja UPTD sebagaimana dimaksud pada maksud di atas ditetapkan oleh Walikota.

3.3.1.8 Kelompok Jabatan Fungsi Sosial

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

 Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Setiap kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.

 Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.

 Jumlah Tenaga Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan beban.  Uraian Tugas Kelompok Jabatan Fungsional ditetapkan berdasarkan


(1)

vii

Selanjutnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo. Drs. MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, terima kasih telah memperizinkan saya melakukan penelitian.

2. Yth Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si, selaku Ketua Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, terimakasih atas segala yang telah bapak berikan kepada saya.

3. Yth Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations.

4. Yth Bapak Inggar, S.I.Kom selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan tugas akhir ini.

5. Yth Bapak Sangra Juliano P., S.I.Kom selaku dosen wali dan staf dosen Prodi jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, terima kasih atas arahannya selama perwalian. 6. Yth Staff Dosen Prodi Ilmu Komunikasi dan Public Relations yang

telah mengajarkan segala ilmu selama saya kuliah di Universitas Komputer Indonesia dengan jurusan Public Relations.

7. Yth Mba astri dan Mba Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom, selaku sekretariat Program studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations.


(2)

viii

Terimakasih atas bantuannya selama ini yang telah membantu penulis untuk melengkapi syarat-syarat administratif selama perkuliahan. 8. Yth Bapak Bulgan Alamin, selaku Kepala Dinas, Dinas Komunikasi

dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung. Yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Bidang Humas. 9. Yth Bapak Aos Wijaya Bintang, SE., M.Si, selaku Kepala Bidang

Hubungan Masyarakat. Yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Seksi Peliputan dan Dokumentasi.

10. Yth Bapak Subardi selaku informan dan Kepala Seksi Peliputan dan Dokumentasi Pemerintah Kota Bandung, terima kasih atas arahannya selama penelitian, mudah-mudahan apa yang Bapak berikan dapat bermanfaat dan berguna untuk saya.

11. Yth Bapak Primanda Wijaksana selaku informan dan Seksi Peliputan dan Dokumentasi Pemerintah Kota Bandung, terima kasih atas arahannya selama penelitian, mudah-mudahan apa yang Bapak berikan dapat bermanfaat dan berguna untuk saya.

12. Seluruh Karyawan Dinas Komunikasi dan Informatika yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan penelitian di Dinas Komunikasi dan Informatika Bandung.

13. Sahabat – sahabat Kampusku, PR-1 angkatan 2006 sampai 2010 terima kasih atas dukungan dan bantuannya.


(3)

ix

14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih telah memberikan motivasi, inspirasi, semangat dan do’a dengan tulus dan ikhlas sehingga membantu peneliti dalam memperlancar proses pembuatan tugas akhir ini.

Semoga amal baik dari semua pihak yang telah peneliti sebutkan di atas mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Agustus 2011


(4)

109

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Yusuf Panindra

Nama Panggilan : Yusuf, Ucup, Panin, Indra Tempa Tanggal Lahir : Semarang, 24 Maret 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarga Negaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Rumah : Cijerah II Blok 20 No.137 – Bandung

Telepon : (022) 92131400 / 085624020324

E-mail : yusuf_panindra@yahoo.com

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. 2007 – 2011 : Program Studi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia

Bandung


(5)

110

3. 2001 – 2004 : SLTPN 4 CIMAHI

4. 1995 – 2001 : SD YAYASAN DEWI SARTIKA - BANDUNG

C. PENGALAMAN ORAGANISASI

1. 2009 – 2010 Ketua KBK3 (Kelompok Belajar & Koordinator Ketua Kelas)

2. 30 April 2010 Panitia Paskah “SEMOGA MEREKA SEMUA MENJADI

SATU” Wisma Sejahtera GMKI Bandung

3. 5 April 2010 Panitia “COMMUNICATION CUP 2010” Lapangan Tem Futsal Bandung

D. SEMINAR DAN PELATIHAN (WORKSHOP)

1. 16 April 2011 “TOEFL”

2. 29 Desember 2010 “Dalam Kegiatan Seminar Budaya Preneurship

“Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepreneurship” yang

Diadakan oleh Pusat Inkubator Bisnis Mahasiswa UNIKOM.

3. 19 November 2009 Workshop “PEMBUATAN PROGRAM TV” Auditorium UNIKOM

4. 28 April 2009 Mentoring “AGAMA ISLAM” Auditorium UNIKOM

5. 7 April 2009 “STUDY TOUR KEPROTOKOLAN ISTANA KEPRESIDENAN BOGOR” Istana Kepresidenan Bogor


(6)

111

6. 31 Maret 2009 Pelatihan “MELEJITKAN POTENSI DAN

PENGEMBANGAN DIRI PERSONAL DEVELOPMENT & SELF

EMPOWERMENT” Auditorium UNIKOM

7. 28 Januari 2009 “TABLE MANNER COURSE” Hotel JAYAKARTA

8. 20 Desember 2008 “SEMINAR MALICOUS CODE “PROTECT YOUR

COMPUTER FROM VIRUS” Aula, Gedung D3 FMIPA UNPAD

9. 6 Desember 2008 “SEMINAR GIGABYTE INTEL & MICROSOFT UPDATE” Auditorium UNIKOM.

E. PENGALAMAN KERJA

1. Januari – November 2009 Freelance CV.CAS

2. Januari 2006 – Desember 2007 Freelance WULANDARIE CATERING

F. PRESTASI

1. 2005 Juara Harapan II DADUNG TALENT CHALLENGE