kemampuan atraktan nabati dan non nabati dalam menarik lalat buah, sehingga diharapkan mengurangi kehilangan hasil pada buah jambu biji.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Jambu Biji Psidium guajava L
Klasifikasi tanaman jambu biji Anonim, 2007 termasuk dalam : Kingdom :
Plantae Divisio
: Spermatophyta Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo :
Sapindales Famili
: Myrtaceae Genus
: Psidium Species :
Psidium guajava L Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa
Inggris disebut Lambo guava. Tanaman jambu biji dapat tumbuh dan berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23 - 28
C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang
sempurna kerdil. Ideal masa berbunga dan berbuah pada musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli - September sedang masa buahnya terjadi bulan Nopember -
Februari bersamaan musim penghujan. Tanaman jambu biji dapat tumbuh setinggi 6 - 8 meter dengan kulit pohon agak licin, berwarna coklat dengan bercak-bercak
agak pucat. Daunnya yang berwarna hijau agak tebal, letak daun tersusun berhadapan dan berpasangan pada tangkai pendek-pendek Reza, 1991.
Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik, atau pada tanah yang keadaan
liat dan sedikit pasir Anonim, 2007.
Gambar 1. Tanaman Jambu Biji Psidium guajava L Anonim, 2007
B. Klasifikasi Lalat Buah Bactrocera spp Menurut Putra 1997 klasifikasi lalat buah adalah sebagai berikut :
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Thepritidae
Genus : Bactrocera
Species : Bactrocera spp
Lalat buah Bactrocera spp merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman hortikultura. Lebih dari seratus jenis tanaman hortikultura diduga
menjadi inangnya Anonim, 2007. Di Indonesia pada saat ini dilaporkan ada 66 species lalat buah, di
antaranya spesies yang dikenal sangat merusak adalah Bactrocera dorsalis yang banyak menjadi inangnya antara lain : belimbing manis, jambu air, jambu biji,
mangga, nangka, semangka, melon dan cabai. Sifat khas lalat buah adalah dapat bertelur pada buah. Larva belatung yang menetas dari telur tersebut akan
memakan daging buah, sehingga buah menjadi busuk dan gugur Anonim, 2007.
Gambar 2. Lalat Buah Bactrocera spp Anonim, 2007
1. Siklus Hidup Lalat Buah Bactrocera spp
Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, pupa, dan imago serangga dewasa .
Telur. Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan
menusukkan ovipositornya alat peletak telur. Bekas tusukan itu ditandai adanya noda yang tidak terlalu jelas, dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat
buah Bactrocera spp. Telur berwarna putih, berbentuk panjang bulat, dan diletakkan berkelompok 2 - 15 butir, lalat buah betina dapat meletakkan telur 1 -
40 butirhari. Lalat buah betina Bactrocera spp meletakkan telurnya pada buah- buah yang agak tersembunyi atau tidak terkena sinar matahari secara langsung,
serta pada buah-buah yang agak lunak dan permukaannya agak kasar Pracaya, 1992.
Larva. Bentuk dan ukuran larva famili Thephritidae umumnya
bervariasi, tergantung species dan zat gizi esensial dalam media makanannya. Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat panjang
dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah terdiri dari 3 bagian yaitu : Kepala, toraks 3 ruas, dan abdomen 8 ruas. Kepala berbentuk runcing dengan
dua buah bintik hitam yang jelas, dan mempunyai alat kait mulut. Stadia larva terdiri atas tiga instar. Larva membuat saluran-saluran di dalam buah dan