BAB II LAPORAN KASUS
Seorang wanita umur 20 tahun ingin dibuatkan protesa mata individual sebelah kiri yang baru karena protesa mata yang lama yang dibuat ± 8 tahun yang
lalu sudah terasa longgar dan dengan bukaan mata yang kurang lebar sehingga kurang nyaman dan estetis lagi.
2.1 RIWAYAT MASA LALU
Pada saat lahir terdapat cacat pada mata sebelah kiri dimana warna sklera dan iris tidak berbatas jelas tetapi bercampur menjadi warna hijau tua kemerah-merahan.
Pada usia 9 tahun penderita sering mengeluhkan matanya perih sehingga oleh orang tuanya dibawa berobat ke Rumah Sakit Mata Cicendo. Dokter di rumah sakit
tersebut menyarankan untuk dilakukan operasi pengambilan bola mata. Tiga minggu sesudah operasi, pasien menggunakan mata palsu buatan pabrik tetapi pasien tidak
puas karena letak iris yang tidak tepat, warna iris yang tidak sesuai serta mudah lepas. Kemudian oleh Rumah Sakit Mata Cicendo pasien dikonsul ke bagian
prostodonsia FKG UNPAD untuk pembuatan protesa mata individual. Sesudah 8 tahun pemakaian pasien mengeluhkan protesa mata yang lama sudah terasa longgar
dan dengan bukaan mata yang kurang lebar, sehingga kurang nyaman dan estetis lagi untuk digunakan sehingga pasien ingin dibuatkan protesa yang baru.
4
Prosedur pembuatan protesa mata individual adalah sbb : 1.
Tahap pencetakan dan pemendaman alginat. 2.
Pembuatan pola lilin sklera. 3.
Pemendaman pola lilin dan pengisian akrilik sklera 4.
Menentukan letak iris, melubangi iris dan mengurangi permukaan sklera. 5.
Mewarnai sklera. 6.
Pengisian akrilik bening. 7.
Pewarnaan iris dan pupil. 8.
Instruksi dan perawatan protesa mata.
2.2 Tahap pencetakan dan pemendaman alginat.
Disiapkan sendok cetak khusus berupa plat akrilik berlubang-lubang berbentuk oval dengan diameter 2 – 3 cm.dimana dibagian tengah diberi
pegangan dari kawat atau akrilik. Pasien duduk tegak dengan kepala menyandar tegak lurus, kemudian memandang kedepan sehingga pupil
terletak ditengah-tengah. Alginat diaduk agak encer dan dimasukkan kedalam syringe plastic.
Kelopak mata dengan hati-hati dibuka dan alginat dalam syringe ditekan supaya mengalir ke seluruh dasar rongga mata, alginat yang masih berlebih
didalam syringe sebagian diletakkan pada permukaan sendok cetak yang
kemudian ditempatkan pada rongga mata. Sebelum alginat mengeras, pasien disuruh seolah-olah menggerakkan bola mata ke atas, ke bawah, ke samping
kiri dan ke samping kanan, dengan demikian permukaan basis rongga mata akan tercetak secara fungsional sehingga bagian posterior protesa terbentuk
sesuai dengan gerakan fungsi otot pada basis rongga mata. Setelah alginat mengeras, cetakan dikeluarkan dengan hati-hati dari rongga mata dan
diperoleh cetakan negatif dari rongga mata. Pendam alginat dengan gips batu sampai mengisi setengah bagian
cetakan, setelah gips mengeras dibuat lubang kunci dan diberi vaselin, kemudian setengah bagian cetakan diisi lagi dengan adukan gips. Setelah gips
mengeras, cetakan alginate dibuang sehingga didapat cetakan dari gips untuk membuat pola lilin.
A B
C
2.3 Pembuatan pola lilin sklera.