Gambar 3.4 Citra plat kendaraan bermotor
Selanjutnya untuk melakukan segmentasi karakter, citra di-thinning untuk mendapatkan struktur citra. Kemudian citra thinning dibentuk histogram
horizontalnya dengan menggunakan profil projeksi horizontal.
3.1.2 Fase Pelatihan Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik
Pelatihan dilakukan secara terbimbing supervised learning, artinya untuk melatih jaringan saraf tiruan digunakan pasangan data masukan–target
keluaran.Tujuan pelatihan jaringan ini adalah untuk mendapatkan keseimbangan antara kemampuan tanggapan yang benar terhadap masukan yang dipakai untuk
pelatih jaringan memorisasi. Pada pelatihan ini, pelatihan jaringan saraf tiruan menggunakan algoritma
propagasi balik. Dimana kode lapisan input yang digunakan sebanyak 48 node, node lapisan output sebanyak 36 node, dan node pada lapisan tersembunyi yang
digunakan adalah sebanyak 28, 56, 64, 92, 112 atau 148 node. Pelatihan jaringan propagasi balik melibatkan tiga fase.Fase pertama adalah fase umpan-maju
feedforward yang dipakai untuk mencari nilai lapisan tersembunyi dan nilai lapisan keluaran menggunakan fungsi aktivasi yang ditentukan.Fase kedua adalah
fase mundur.Jika hasil keluaran output jaringan tidak sesuai target, maka dilakukan propagasi balik untuk mencari nilai error yang terjadi.Setelah itu
dilakukan lagi umpan-maju dan propagasi balik jika nilai keluaran tidak sesuai dengan nilai target. Proses ini dilakukan secara berulang sampai jaringan
mencapai batasan error yang ditentukan atau sampai pada maksimum iterasi epoch.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Fase Pengujian Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik
Fase pengujian dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengujian terhadapa data yang dilatihkan dan pengujian terhadap data baru yang belum pernah dilatihkan.Ketika
jaringan diuji dengan menggunakan data pelatihan, yang diuji adalah kemampuan memorisasi jaringan ingatan jaringan, sebab kasus-kasus yang dimasukkan telah
dipelajari sebelumnya.Fase pengujian hanya menggunakan tahap umpan maju yang dipakai untuk mencari nilai keluaran lapisan tersembunyi dan lapisan
keluaran. Hasil dari proses pengujian ini juga akan berbentuk matriks dengan ukuran yang sama dengan matriks target yang pernah dilatihkan. Pada sistem
jaringan saraf tiruan ini, hasil pengujian telah dipolakan pada suatu kondisi tertentu. Jika hasil keluaran kurang dari 0,5 maka dianggap memiliki keluaran 0
dan jika hasil keluaran lebih besar atau sama dengan 0,5 dianggap memiliki output 1.
3.2 Perancang Sistem