Aliran dasar Debit Andalan Metode Mock

TUGAS AKHIR II - Perencanaan Embung Jlantah, Kab. Karanganyar Bertha - Rachmalia 31

d.  indeks

Penetapan hujan efektif untuk memperoleh hidrograf dilakukan dengan menggunakan indeks-infiltrasi. Øindex adalah menunjukkan laju kehilangan air hujan akibat dipresion storage,inflitrasi dan sebagainya. Untuk memperoleh indeks ini agak sulit, untuk itu dipergunakan pendekatan tertentu Barnes, 1959. Perkiraan dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh parameter DAS yang secara hidrologi dapat diketahui pengaruhnya terhadap indeks infiltrasi Soemarto, 1999 : Persamaan pendekatannya adalah sebagai berikut :  = 4 13 2 6 10 6985 , 1 . 10 859 , 3 4903 , 10 SN A x A x     .................…..... 2.57 Menghitung distribusi hujan efektif untuk memperoleh hidrograf dengan metode  indeks , kemudian dapat dihitung dengan hidrograf banjirnya Sri Harto,1981 : Re = 1 -  .......................................................................................... 2.58

e. Aliran dasar

Untuk memperkirakan aliran dasar digunakan persamaan pendekatan berikut ini. Persamaan ini merupakan pendekatan untuk aliran dasar yang tetap, besarnya dapat dihitung dengan rumus : Qb = 9430 , 6444 , 4751 , D A   ................................................................... 2.59 di mana : QB = aliran dasar A = luas DAS dalam km² D = kerapatan jaringan kuras drainage density indeks kerapatan sungai yaitu perbandingan jumlah panjang sungai semua tingkat dibagi dengan luas DAS. =  I A TUGAS AKHIR II - Perencanaan Embung Jlantah, Kab. Karanganyar Bertha - Rachmalia 32 Waktu konsentrasi atau lama hujan terpusat dirumuskan sebagai berikut: t = 0,1 L 0,9 i -0, 3 dimana, t = Waktu konsentrasi lama hujan terpusat jam L = Panjang sungai di ukur dari titik kontrol km i = Kemiringan sungai rata-rata WU = Lebar DAS diukur di titik sungai berjarak 0,75 L dari titik kontrol km WL = Lebar DAS diukur di titik sungai berjarak 0,25 L dari titik kontrol km A = Luas Daerah Aliran Sungai km 2 AU = Luas Daerah Aliran Sungai di hulu garis yang ditarik tegak lurus garis hubung antara titik kontrol dengan titik dalam sungai, dekat titik berat DAS km 2 H = Beda tinggi antar titik terjauh sungai dengan titik kontrol m S = Kemiringan Rata-rata sungai diukur dari titik kontrol WF = WU WL RUA = AU DAS SF = Jml L 1 L = Faktor sumber yaitu nilai banding antara panjang sungai tingkat satu dan jumlah panjang sungai semua tingkat SN = Jml L 1 L = Nilai banding antara jumlah segmen sungai tingkat satu dengan jumlah segmen sungai semua tingkat D = Jml LDAS = Kerapatan jaringan = Nilai banding panjang sungai dan luas DAS JN = Jml n 1 -1 = Jumlah pertemuan anak sungai didalam DAS TUGAS AKHIR II - Perencanaan Embung Jlantah, Kab. Karanganyar Bertha - Rachmalia 33

f. Faktor tampungan

Rumus : 0452 , 0897 , 1 1446 , 1798 , D . SF . S . A . 5617 , k    ………………........................ 2.60 di mana : k = koefisien tampungan

2.2.6 DEBIT ANDALAN

a. Debit Andalan Metode Mock

Debit andalan merupakan debit minimal yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan air. Perhitungan ini digunakan untuk, masukan simulasi operasi bangunan daerah kritis dalam pemanfaatan air. Salah satu metode yang digunakan adalah Metode Mock yang dikembangkan khusus untuk perhitungan sungai-sungai di Indonesia. Dasar pendekatan metode ini, mempertimbangkan faktor curah hujan, evapotranspirasi, keseimbangan air di permukaan tanah dan kandungan air tanah. Prinsip perhitungan ini adalah bahwa hujan yang jatuh di atas tanah presipitasi sebagian akan hilang karena penguapan evaporasi, sebagian akan hilang menjadi aliran permukaan direct run off dan sebagian akan masuk tanah infiltrasi. Infiltrasi mula- mula menjenuhkan permukaan top soil yang kemudian menjadi perkolasi dan akhirnya keluar ke sungai sebagai base flow.

b. Evapotranspirasi Terbatas