Lebar Mercu Embung Panjang Embung

TUGAS AKHIR II - Perencanaan Embung Jlantah, Kab. Karanganyar Bertha - Rachmalia 59 A = luas permukaan air embung pada elevasi banjir rencana Tinggi ombak yang disebabkan oleh gempa h e Soedibyo, 1993 h e = . . h g e   ....................................................................................... 2.91 di mana : e = Intensitas seismis horizontal  = Siklus seismis h = Kedalaman air di dalam embung Kenaikan permukaan air embung yang disebabkan oleh ketidaknormalan operasi pintu bangunan h a Sebagai standar biasanya diambil h a = 0,5 m Angka tambahan tinggi jagaan yang didasarkan pada tipe embung h i Karena limpasan melalui mercu embung urugan sangat berbahaya maka untuk embung tipe ini angka tambahan tinggi jagaan h i ditentukan sebesar 1,0 m h i = 1,0 m. Apabila didasarkan pada tinggi embung yang direncanakan, maka standar tinggi jagaan embung urugan adalah sebagai berikut Soedibyo, 1993 Tabel 2.16: Tabel 2.16 Tinggi Jagaan Embung Urugan Lebih rendah dari 50 m H f  2 m Dengan tinggi antara 50-100 m H f  3 m Lebih tinggi dari 100 m H f  3,5 m Sumber : Soedibyo, 1993

3. Lebar Mercu Embung

Lebar mercu embung yang memadai diperlukan agar puncak embung dapat tahan terhadap hempasan ombak dan dapat tahan terhadap aliran filtrasi yang melalui puncak tubuh embung. Disamping itu, pada penentuan lebar mercu perlu diperhatikan TUGAS AKHIR II - Perencanaan Embung Jlantah, Kab. Karanganyar Bertha - Rachmalia 60 kegunaannya sebagai jalan inspeksi dan pemeliharaan embung. Penentuan lebar mercu dirumuskan sebagai berikut Sosrodarsono,1989 : b = 3,6 H 13 – 3 ...................................................…………….............. 2.92 di mana : b = lebar mercu H = tinggi embung Lebar puncak dari embung tipe urugan ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut ini.  Bahan timbunan asli alam dan jarak minimum garis rembesan melalui timbunan pada elevasi muka air normal.  Pengaruh tekanan gelombang di bagian permukaan lereng hulu.  Tinggi dan tingkat kepentingan dari konstruksi bendungan.  Kemungkinan puncak bendungan untuk jalan penghubung.  Pertimbangan praktis dalam pelaksanaan konstruksi. Formula yang digunakan untuk menentukan lebar puncak pada bendungan urugan sebagai berikut USBR, 1987, p.253 : w z   5 10 .................................................................................................. 2.93 Dengan : w : lebar puncak bendungan feet, z : tinggi bendungan di atas dasar sungai feet. Untuk bendungan-bendungan kecil Embung, yang diatasnya akan dimanfaatkan untuk jalan raya, lebar minimumnya adalah 4 meter, sementara untuk jalan biasa cukup 2,5 meter. TUGAS AKHIR II - Perencanaan Embung Jlantah, Kab. Karanganyar Bertha - Rachmalia 61 Lebar bendungan kecil dapat digunakan pedoman sebagai berikut Tabel 2.17 : Tabel 2.17 Lebar Puncak Bendungan Kecil Embung yang Dianjurkan. Tinggi Embung, m Lebar Puncak, m 2,0 - 4,5 2,50 4,5 - 6,0 2,75 6,0 - 7,5 3,00 7,5 - 9,0 4,00 Sumber : Suyono Sosrodarsono, 1977

4. Panjang Embung

Panjang embung adalah seluruh panjang mercu embung yang bersangkutan, termasuk bagian yang digali pada tebing-tebing sungai di kedua ujung mercu tersebut. Apabila bangunan pelimpah atau bangunan penyadap terdapat pada ujung-ujung mercu, maka lebar bangunan-bangunan pelimpah tersebut diperhitungkan pula dalam menentukan panjang embung Sosrodarsono,1989.

5. Volume Embung