II.4 Paradigma Ilmu Modern Menurut Beberapa Aliran
Secara historis paradigma sains telah mengalami tahapan-tahapan perubahan sebagaimana dikemukakan oleh S Nasution dalam bukunya “Metode penelitian naturalistik
kualitatif 1996 : 3. Tahap pertama disebut masa pra-positivisme, yang diawali dari jaman Aristiteles sampai David Hume, dimana aplikasinya dalam penelitian adalah mengamati secara
pasif, tidak ada upaya memanipulasi lingkungan dan melakukan eksperimen terhadap lingkungan . Tahapan ini kemudian berganti dengan tahapan positivisme, dimana paradigma ini menjadi
dasar bagi metode ilmiah dengan bentuk penelitian kuantitatif , yang mencoba mencari prinsip- prinsip atau hukum-hukum umum tentang dunia kenyataan . Paradigma berikutnya yang muncul
adalah paradigma post positivisme sebagai reaksi atas pendirian positivisme, dimana dalam pandangan ini, kebenaran bukan sesuatu yang tunggal it is an increasing complexity
sebagaimana diyakini positivisme. Namun demikian paradigma yang paling menonjol di jaman modern ini nampaknya
adalah positivisme, meskipun ada beberapa sempalan dalam positivisme itu Ahmad Sanusi, Majalah Matahari : 12. Untuk lebih mengetahuiberbagai paradigma sains modern, penulis
sajikan tabel berikut yang dikutip oleh Ahmad Sanusi dalam Majalah Matahari halaman 12 sebagai berikut :
Tabel 4.2. Macam-macam Paradigma Ilmu
ALIRAN PARADIGMA
WACANA ILMU
SUMBER DAYA
POTENSI PENGERTI
AN DAN TUGASNY
A BENTUK
PENGETA HUAN
DAN TUGASNY
A TITI
K BERA
T PAD
A MODEL
VERIFIK ASI
MODALITAS MENYELUR
UH ESENSI
ONTOLO GIS
POSITIVISTI K
Akal sehat dan
melakukan observasi
Empirikal Statis-tik
dan memilih metoda
fakta Konsistens
i dan Kepastian
yang empirikal,
rasionallo gis
Obyek yang spesifik dan
terukur Realitas
yang memisah
khusus
FORMALISTI K
STRUKTURA LISTIK
Nalar reflektif dan
Menemuka n Makna
Empirikal statistikal
dan Menyusun
metod e
Konsistens i empirikal
Obyek yang spesifik dan
terukur Realitas
yang melanjut
15
fakta PENAFSIRAN
INTERPRET ATIF
Intuisi dan Menemuka
n Metoda Teoritikal
Filosofis Subyektivita
s Transendent
al, dan menjelaskan
teori makn
a Kohesi
teoritik Identitas obyek
yang masuk akal dan
kemampuan mentransforma
sikan Realitas
yang melanjut
TEORITIS Intuisi dan
Menemuka n Nilai
Teoritikal Filosofis
Menemukan Makna
Teori Kohesi
Teoritik Identitas obyek
yang masuk akal dan
karakteristik yang unggul
Realitas yang
menyatu
KRITIS Intuisi dan
Menemuka n Teori
Personal Sosial dan
Melakukan Observasi
Nilai Konsensus
atas dasar pengalama
n Identitas obyek
yang masuk akal dan
karakteristik yang unggul
Realitas yang
menyatu
PENGAMAT PARTISIPAN
Akal sehat dan
menemukan fakta
Personal Sosial dan
Menemukan Fakta
Obser vasi
Konsensus atas dasar
pengalama n
Identitas obyek yang masuk
akal dan fungsi yang khas
Realitas yang
memisah
Paradigma-paradigma yang tercantum dalam tabel tersebut masih dapat dikelompokan pada kategori yang sama atau mendekati. Dilihat dari esensi ontologisnya paradigma positivistik
sama dengan pengamat partisipan yakni bahwa realitas itu terpisah, paradigma teoritis sama dengan paradigma kritis, sedang paradigma formalistik strukturalis sama dengan paradigma
interpretatif. Dilihat dari sumber, positivistik sama dengan pengamat partisipan dan mendekati paradigma interpretatif serta formalistik strukturalis, sedangkan paradigma teoritis sama dengan
paradigma kritis. Dari segi bentuk pengetahuan, positivistik sama dengan formalistik, interpretatif sama
dengan teoritis, sedangkan paradigma kritis sama dengan paradigma pengamat partisipan , demikian juga dilihat dari segi model verifikasi banyak kesamaannya, hanya dari tugas dan titik
berat keenam paradigma itu berbeda.
16
Namun demikian paradigma yang paling menonjol sekarang ini adalah paradigma positivistik, dimana kenyataan menunjukan paradigma ini banyak memberikan sumbangan bagi
perkembangan teknologi dewasa ini , akan tetapi tidak berarti paradigma lainnya tidak berperan , peranannya tetap ada terutama dalam hal-hal yang tak dapat dijelaskan oleh paradigma
positivistik , hal ini terlihat dengan berkembangnya paradigma naturalistik yang telah mendorong berkembangnya penelitian kualitatif . oleh karena itu nampaknya paradigma-
paradigma tersebut tidak bersifat saling menghilangkan tapi lebih bersipat saling melengkapi , hal ini didasari keyakinan betapa kompleksnya realitas dunia dan kehidupan di dalamnya.
II.6 Bidang Kajian Dan Masalah-Masalah Dalam Filsafat Ilmu