3. Pemeriksaan Penunjang Meningitis 3.1. Pemeriksaan cairan serebrospinalis 3.2. Pemeriksaan darah 3.3. Pemeriksaan Radiologis 4. Pengobatan Meningitis

b.2.2. Pemeriksaan Tanda Kernig Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mungkin tanpa rasa nyeri. Tanda kernig positif + bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135 o kaki tidak dapat diekstensikan sempurna disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri. b.2.3.Pemeriksaan Tanda Brudzinski I Brudzinski Leher Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin. Tanda brudzinski I positif + bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher. b.2.4. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II Brudzinski Kontra Lateral Tungkai Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul seperti pada pemeriksaan Kernig. Tanda brudzinski II positif + bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral. b.3. Pemeriksaan Penunjang Meningitis b.3.1. Pemeriksaan cairan serebrospinalis Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, meningitis dibagi menjadi dua golongan yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. 16 a. Pada meningitis purulenta, diagnosa diperkuat dengan hasil positif pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop dan hasil biakan. Pada pemeriksaan diperoleh hasil cairan serebrospinal yang keruh karena mengandung pus nanah yang merupakan campuran leukosit yang hidup dan mati, serta jaringan yang mati dan bakteri. Universitas Sumatera Utara b. Pada meningitis serosa, diperoleh hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang jernih meskipun mengandung sel dan jumlah protein yang meninggi.

b.3.2. Pemeriksaan darah

16 Dilakukan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah LED, kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, dan kultur. a. Pada meningitis purulenta didapatkan peningkatan leukosit. b. Pada meningitis serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Di samping itu, pada meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.

b.3.3. Pemeriksaan Radiologis

16 a. Pada meningitis purulenta dilakukan foto kepala periksa mastoid, sinus paranasal dan foto dada. b. Pada meningitis serosa dilakukan foto dada, foto kepala, dan bila mungkin dilakukan CT Scan.

b.4. Pengobatan Meningitis

14 Penderita diberikan pengobatan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan jenis penyebab meningitis, yaitu: b.4.1. Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok : Ampisilin. b.4.2. Meningitis yang disebabkan Haemophilus influenza : Kombinasi ampisilin dan kloramfenikol. b.4.3. Meningitis yang disebabkan enterobacteriaceae : Sefotaksim, campuran trimetoprim dan sulfametoksazol. b.4.4. Meningitis yang disebabkan Staphylococcus aureus : Vankomisin, sefotaksim atau setrifiakson. Universitas Sumatera Utara b.4.5. Bila etiologi tidak diketahui : Ampisilin ditambah kloramfenikol pada anak dan ampisilin disertai gentamisin pada neonatus.

c. Pencegahan Tersier