Latar Belakang bab I.docx bisnis distribusi air

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang umumnya digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Pertumbuhan penduduk akan membuat kebutuhan air bersih semakin meningkat untuk jangka waktu yang tak terbatas. Menurut badan dunia UNESCO 2002 kebutuhan air bersih manusia sebesar 60 literorang dalam sehari. Pernyataan ini diperkuat dengan peraturan menteri dalam negeri nomor 23 tahun 2006 bahwa standar kebutuhan air sebesar 10 meter 3 kepala keluargabulan atau 60 literhari. Berdasarkan jumlah tersebut 20 liter diantaranya digunakan untuk keperluan minum dan memasak. Kota Pontianak merupakan sebuah kota di Kalimantan Barat yang tidak mempunyai sumber air baku bersih di dalam kota sehingga pasokan air bersih yang digunakan untuk konsumsi dan memasak diangkut dari daerah-daerah pegunungan terdekat dengan mobil tangki dan didistribusikan ke depot - depot air minum yang banyak di jumpai di Pontianak. Menurut Suharno dkk 2010 kebutuhan sumber air bersih masyarakat kota Pontianak 100 berasal dari Pegunungan diantaranya Anjungan sebesar 78 , dari Paniraman sebanyak 12 , dan dari daerah Sungai Purun sebesar 10 . Kondisi tersebut memberikan tuntutan bagi suatu pemerintah atau perusahaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat secara maksimal. Serangkaian cara dilakukan pemerintah Kota Pontianak untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya dengan cara mencari sumber air baku baru yang mempunyai feasibility yang cukup. Walikota Pontianak, Sutarmidji di harian Kompas pada 27 Februari 2016 mengatakan bahwa pihak pemerintah bekerjasama dengan Oasen perusahaan air minum dari Belanda pernah melakukan penelitian terhadap sungai Jawi di daerah Punggur sebagai alternatif pemasok kebutuhan air Pontianak dengan cara pembuatan Waduk dan normalisasi sungai. Pernyataan di atas menggambarkan betapa pentingnya pemenuhan kebutuhan air di Kota Pontinak yang selama ini dilayani oleh depot-depot isi ulang yang dikelola swasta. Kepala Dinas Kesehatan Pontianak, Hamdanu pada 22 Oktober 2015 mengatakan bahwa di Pontianak terdapat 400 depot isi ulang air minum yang sumber airnya berasal dari pegunungan bukan dari sungai atau lainnya. Pontianak merupakan sebuah daerah yang mempunyai keunikan dari sisi geografis karena banyaknya aliran sungai terbentang di daerah ini yang digunakan sebagai transportasi penghubung berbagai daerah. Keunikan ini membuat angkutan sungai di Kalimantan Barat digunakan sebagai jalur transportasi dalam mendistribusikan barang-barang seperti bahan sembako dan hasil alam dari dan menuju daerah. Iskandar 2016 mengatakan bahwa salah satu angkutan sungai yaitu kapal bandong masih layak dijadikan moda transportasi untuk pendistribusian barang di Kalimantan Barat yang melewati beberapa daerah dan dapat dipadukan dengan moda transportasi darat. Letak geografis tersebut layaknya dimanfaatkan sebagai jalur transportasi yang bisa membawa muatan dengan jumlah lebih banyak daripada moda transportasi darat untuk pasokan air bersih. Transportasi sungai di Kalimantan Barat umumnya menggunakan kapal bandong yang kini di era modern mulai banyak ditinggalkan karena pengusaha mulai merugi akibat kapal bandong yang digunakan tidak berfungsi optimal. Bertambah besarnya kebutuhan konsumen maka akan semakin banyak pula kuantitas air yang harus didistribusikan, maka diperlukan adanya revitalisasi angkutan untuk membawa air dari sumber air baku dengan biaya yang lebih murah. Bisnis air minum baik UMKM atau badan usaha lainnya yang berfungsi sebagai pemasok kebutuhan air depot - depot di Kota Pontinak sekarang sangat mejamur dengan mengunakan sumber air baku terdekat dari mata air gunung di daerah Anjungan ,truk tangki yang rata-rata berkapasitas 8000 liter difungsikan untuk membawa air tersebut ke Pontianak. Hal serupa nampak pada penelitian Ery Suhartanto 2009 yang melakukan penelitian jaringan distribusi air karena pertumbuhan penduduk di kota gresik yang menyebabkan kebutuhan air bersih meningkat dari yang awalnya hanya 81 literdetik menjadi 108 literdetik. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa kebutuhan air yang meningkat tidak bisa hanya diselesaikan dengan pengubahan jaringan distribusi air melainkan perlu adanya penemuan sumber air baru. Menjamurnya depot isi ulang air minum kota Pontianak dapat dimanfaatkan untuk pembangunan suatu bisnis yang memasok kebutuhan air dengan harga bersaing salah satunya solusinya dengan menggunakan moda transportasi sungai sehingga perlu ditinjau atau diteliti dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat kota Pontianak sebagai konsumen yang memerlukan air dengan harga yang murah sehingga diperlukannya suatu studi kelayakan bisnis. Kasmir 2012 mengatakan bahwa Studi kelayakan Feasibilty Study bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang direncanakan dalam rangka menentukan kelayakan usaha tersebut dijalankan. Studi kelayakan Feasibilty Study akan bisnis perusahaan pemasok air bersih di Pontianak sangat diperlukan guna membuka peluang penemuan sumber air baku baru yang mempunyai keunggulan tertentu misalnya mudahnya akses dan jarak yang terjangkau dengan moda transortasi yang murah. Penelitian yang menjadi pacuan penulis dalam membahas studi kelayakan bisnis ini seperti penelitian Kusumastuti 2006. Penelitian yang dilakukan ialah menganalisis kelayakan bisnis air minum dalam kemasan AMDK dimana dengan pertimbangan aspek pasar, teknis, yuridis,lingkungan dan finansial. Analisis yang dilakukan bertujuan menganalisa kelayakan investasi bisnis tersebut di tengah maraknya bisnis sejenis yang ada di pasaran namun pada akhirnya bisnis tersebut tidak layak dilanjutkan karena aspek finasial tidak mendukung keberadaan usaha tersebut. Kasman Syarif 2011 melakukan penelitian terhadap usaha minyak aromatik yang ditinjau dari aspek keuangan dan non keuangan dimana perlu adanya sensitivitas kombinasi antara bahan baku, harga jual, distributor, dan agen. Penelitian ini memperoleh solusi dimana usaha yang dikembangkan oleh UKM ini layak dijalankan karena kelayakan aspek keuangan dan non keuangan serta harus didukung dengan promosi yang baik. Wisnu Sakti 2013 melakukan penelitian mengenai studi kelayakan bisnis dan alternatif strategi bisnis salon mobil menggunakan canvas buisness model dimana kriteria kelayakan berdasarkan payback period. Kriteria tersebut dicapai dengan menghitung bandingan jumlah investasi yang diperlukan dengan kas bersih dalam setahun. Penelitian ini menyarankan perlunya analisis kelayakan finansial dalam melakukan studi kelayakan seperti Break Even Point, Internal Rate of Return, dan Net Present Value. Jefri Sucipto dan Felicia 2014 melakukan studi kelayakan bisnis industri makanan dengan melihat aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, dan aspek keuangan dalam usaha yang akan didirikan serta menggunakan kriteria depresiasi, Break Even Point, Internal Return Value dalam penentuan kelayakan investasi . Hasil yang diperoleh adalah usaha makanan di Kota Bogor layak didirikan karena dapat meraup keuntungan sebesar 67 dan waktu yang diperlukan untuk pengembalian modaal selama 21 bulan. Penelitian – penelitian terdahulu ini menjadi referensi untuk melakukan suatu analisis studi kelayakan bisnis di kota Pontianak tepatnya untuk produk air bersih isi ulang siap minum dimana penelitian mengambil konsentrasi mengenai aspek teknis dan finansial yang mempertimbangkan strategi transportasi baru untuk memperoleh biaya distribusi yang hemat yaitu dengan memanfaatkan jalur sungai yang ada di Kalimantan Barat. Studi kelayakan dilakukan agar mengetahui kemungkinan pembuatan suatu depot perusahaan air minum di Pontianak sebagai distribution center yang berfungsi penampung pasokan air bersih dari sumber air baku tertentu yang akan di distribusikan di masyarakat. Pendistribusian dalam kapasitas yang besar akan mengoptimalkan biaya distribusi yang akan sulit terpenuhi jika menggunakan armada angkutan darat saja. Pemilihan lokasi dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan prioritas tertentu sebagai pertimbangan bahwa ada kepentingan relatif yang dipertimbangkan untuk tiap kriteria penilaian. Penentuan prioritas, dilakukan pembandingan berpasangan yaitu pembandingan antara satu elemen terhadap kriteria tertentu dalam hal ini akan dilakukan pembandingan biaya distribusi dengan transportasi darat truk tangki dengan angkutan sungai kapal bandong dalam pengangkutan air bersih.

1.2 Perumusan Masalah