t t-1 t t+1 t t t t t t-1 t t+1 t t t

57 A. Persamaan model pertama, digunakan untuk menghitung kualitas akrual. CAC

i,t

= i + i 1 CF

i,t-1

+ i 2 CF

i,t

+ i 3 CF i,t+1 + i 4 Δ REV

i,t

+ i 5 PPE

i,t

+ e

i,t

B. Persamaan model kedua, digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian ini ialah menguji pengaruh signifikan variabel kepemilikan institusional, corporate governance perception index, dan ukuran perusahaan terhadap kualitas akrual dengan memasukkan nilai absolute dari current accruals sebagai variabel kontrol. EST_ERR 1,t = i + i 1 IO 1,t + i 2 CGPI 1,t + i 3 SIZE

i,t

+ i 4 ABS_ACC

i,t

+ e 1,t Keterangan : EST_ERR

i,t

IO

i,t

CGPI

i,t

SIZE

i,t

ABS_ACC : Kualitas akrual perusahaan i tahun t. : Kepemilikan institusional perusahaan i pada tahun t : Corporate governance perception index perusahaan i pada tahun t : Ukuran perusahaan i pada tahun t : Nilai absolute dari current accruals perusahaan i pada tahun t 58 β – β 5 ε

i,t

: Koofiesien regresi : error term

2. Langkah Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung kualitas akrual masing-masing perusahaan a. Menghitung CAC perusahaan i pada tahun t Data yang dibutuhkan yaitu : a. Δ Aktiva lancar tahun t yaitu aktiva lancar tahun t dikurangi aktiva lancar tahun t-1. b. Δ Kewajiban lancar tahun t yaitu kewajiban lancar tahun t dikurangi kewajiban lancar tahun t-1. c. Δ Kas tahun t yaitu kas tahun t dikurangi kas tahun t-1. d. Δ Hutang lancar tahun t yaitu hutang lancar tahun t dikurangi hutang lancar tahun t-1. CAC dihitung dengan rumus : CAC = Δ aktiva lancar – Δ kewajiban lancar – Δ kas + Δ hutang lancar i 59 b.Menghitung kualitas akrual perusahaan i pada tahun t dengan persamaan berikut CAC

i,t

= i + i 1 CF

i,t-1

+ i 2 CF

i,t

+ i 3 CF i,t+1 + i 4 Δ REV

i,t

+ i 5 PPE

i,t

+ e

i,t

Masing-masing variabel diskala dengan total aktiva awal tahun t. Kualitas akrual merupakan nilai absolute dari accrual estimation errors. Accrual estimation errors adalah nilai residu dari persamaan di atas e

i,t

. Dengan kata lain, kualitas akrual merupakan nilai absolute dari e

i,t

. b. Uji asumsi klasik Menurut Ghozali 2005, teknik estimasi variabel dependen yang melandasi analisis regresi disebut Ordinary Least Square OLS. Inti metode OLS ialah mengestimasi suatu garis regresi dengan cara meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. Regresi dengan metode estimasi Ordinary Least Square akan memberikan hasil yang Best Liniear Unbiased Estimator BLUE jika memenuhi semua asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. E. Uji Normalitas 60 Uji normalitas data bertujuan untuk menguji variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005. Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan model kolmogorov-smirnov. Cara mendeteksi normalitas ialah melalui pengamatan nilai residual Apabila nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka data residual terdistribusi normal. Cara lain ialah dengan melihat distribusi dari variabel-variabel yang akan diteliti Ghozali, 2005. F. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu hubungan yang sempurna antara beberapa variabel independen dalam model regresi. Tujuan uji multikolinieritas ialah untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen atau tidak Ghozali, 2001. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai VIF melebihi angka 10, maka disimpulkan telah terjadi multikolinearitas. Sedangkan jika nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF dibawah angka 10, maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. G. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang terletak bederetan menurut waktu seperti data time 61 series atau korelasi antara tempat yang berdekatan seperti data cross sectional. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau tidak Ghozali, 2001. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson dari hasil SPSS. Hipotesis yang akan diuji adalah H : tidak ada autokorelasi H a : ada autokorelasi Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi Santosa, 2001 ialah sebagai berikut : a. Angka Durbin Watson di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka Durbin Watson di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka Durbin Watson di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif H. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan 62 ke pengamatan lain atau tidak Ghozali, 2001. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas. Jika tidak tetap disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak mengalami heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Uji ini dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID. Sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual. Dasar analisa untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas Ghozali, 2001 ialah sebagai berikut : E. Jika ada pola tertentu pada grafik scatterplot, seperti titik-titik membentuk gelombang atau melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas F. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi tidak heteroskedastisitas. c. Pengujian hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kepemilikan institusional, corporate governance perception index, dan 63 ukuran perusahaan terhadap kualitas akrual dengan nilai absolute current accruals sebagai variabel kontrol, maka persamaan yang akan diuji yaitu :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 92

Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Kualitas Audit dan Employee Diff Terhadap Manajemen Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

5 56 124

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE INDEX, STRUKTUR KEPEMILIKAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP BIAYA UTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Peserta Corporate Governance Perception Index Tahun

2 17 100

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM CORPORATE GOVERNANCE PER

0 4 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX TAHUN 2006-2009.

0 3 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX TAHUN 2006-2009.

0 15 20

PENUTUP PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX TAHUN 2006-2009.

0 3 43

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION Pengaruh Corporate Governance Perception Index Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Risk-Taking Behavior.

0 1 13

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION Pengaruh Corporate Governance Perception Index Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Risk-Taking Behavior.

0 0 19

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 1 64