BODY IMAGE ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA PENCINTA ALAM

BODY IMAGE ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA
PENCINTA ALAM

SKRIPSI

Oleh :
Wiwid Sudarmawan
08810239

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
i

BODY IMAGE ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA
PENCINTA ALAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu
persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi


Oleh :
Wiwid Sudarmawan
08810239

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
i

ii

iii

KATA PENGANTAR
Bismillahiri Rahmannir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi ini. Skripsi yang disusun
ini berjudul “Body image anggota organisasi pencinta alam”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana psikologi di

Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama dari
pihak yang berkaitan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat–Nya sehingga
diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan laporan skripsi
ini.
2. Ibu Dra. Tri Dayaksini, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Zakarija Achmad S.Psi, M.Si pembimbing 1 atas bimbingan,
pengarahan, serta memebantu kelancaran dalam penelitian dan penulisan
laporan.
4. Ibu Ni’matuzahroh S.Psi., M.Si pembimbing 2 atas bimbingan, pengarahan,
serta memebantu kelancaran dalam penelitian dan penulisan laporan.
5. Seluruh keluarga besar fakultas Psikologi UMM (dosen, staff, tata usaha, dan
laboratorium Psikologi) terima kasih atas pelajaran dan pelayanan yang telah
diberikan selama penulis berada dikampus.
6. Bpak Ngadenan dan Ibu Mu’awanah selaku orang tua, dan kedua adikku yang
telah banyak memberikan doa, semangat, motivasi dan masih banyak lagi
dalam pengerjaan laporan skrispsi.
7. Keluarga besar CILIWUNGCAMP yang telah memberi semangat, nasehat,

doa, dan pengertiannya atas pengaturan waktu selama pengerjaan skripsi.
8. Keluarga besar DIMPA yang telah memberikan warna kehidupan,
memberikan banyak pengalaman dan menjadi bagian dari proses kesuksesan.
9. Teman-teman angkatan 2008 fakultas Psikologi kelas D.
10. Ifah dan may yang sudah banyak memberikan doa, semangat, motivasi,
menemani dan masih banyak lainnya dalam mengerjakan laporan skripsi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini yang ditulis ini tidak lepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan
skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, pihak yang membutuhkan.
Malang, 29 Agustus 2015
Penulis
Wiwid Sudarmawan
NIM. 08810239

iv

DAFTAR ISI
Halaman judul ................................................................................................ i
Lembar pengesahan ....................................................................................... ii

Surat pernyataan ........................................................................................... iii
Kata pengantar ............................................................................................. iv
Daftar isi ........................................................................................................ v
Daftar tabel ................................................................................................... vi
Daftar lampiran ........................................................................................... vii
Abstrak .......................................................................................................... 1
Latar belakang masalah ................................................................................. 2
Body image .................................................................................................... 3
Metode penelitian .......................................................................................... 5
Subjek Penelitian ........................................................................................... 5
Variabel dan Instrumen Penelitian ................................................................ 5
Prosedur dan Analisa Data ............................................................................ 6
Hasil Penelitian ............................................................................................. 6
Diskusi ........................................................................................................... 9
Simpulan dan Implikasi ............................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................................. 13

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi subjek penelitian .................................................................... 7
Tabel 2. Body image anggota organisasi mahasiswa pencinta alam .................... 7
Tabel 3. Body image ditinjau dari jenis kelamin .................................................. 7
Tabel 4. Body image ditinjau dari lama berorganisasi ......................................... 8
Tabel 5. Body image ditinjau daru aspeknya ....................................................... 8
Tabel 6. Aspek body image ditinjau dari jenis kelamin dan lama berorganisasi . 9

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil trayout ................................................................................ 15
Lampiran 2. Instrumen penelitian .................................................................... 16
Lampiran 3. Rekapitulasi data subjek .............................................................. 20
Lampiran 4. Hasil penelitian ............................................................................ 22

vii

BODY IMAGE ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA
PENCINTA ALAM
Wiwid Sudarmawan

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
wiwid.uye@gmail.com
Body image adalah ide seseorang mengenai penampilannya di hadapan
orang lain yang dipengaruhi oleh tahap perkembangan,berat badan, tren
yang berlaku dimasyarakat,dan sosialisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran body image anggota organisasi mahasiswa
pencinta alam universitas muhammadiyah malang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif untuk menggambarkan
hasil penelitian. Jumlah subyek ada 50 orang mahasiswa. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan memiliki body
image yang tinggi daripada laki-laki, lama berorganisasi tidak menjamin
mahasiswa anggota organisasi pencinta alam untuk memiliki body image
yang tinggi dan hasil keseluruhan jumlah body image anggota organisasi
pencinta alam dengan klasifikasi tinggi ada 25 orang (50%) dan klasifikasi
rendah 25 orang (50%).
Kata kunci : body image, mahasiswa pencinta alam
Body image was the idea of a person about his performance in the presence
of others who are affected by developmental stages, weight, prevailing
trends in the community, and socialize. The aim of this study was to describe
body image student of nature lovers organization in University of

Muhammadiyah Malang. The method used in this research was quantitative
descriptive to illustrate the results. Number of subjects there were 50
students. The result of this research shows that female genders have higher
body image than male genders, long period of joining organisation also
does not guarantee student who is join nature lover organisation to has high
body image, and the entire amount result of body image from members of
nature lover organisarion with high cassification are 25 person (50%) and
low classification are 25 person (50%)
Keywords: body image, student of nature lovers
Penampilan bagi setiap orang adalah bagian yang penting karena akan menjadi
penilaian awal ketika bertemu dengan orang lain, sehingga setiap orang akan
berpenampilan terbaik menurut dirinya sendiri agar terlihat menarik. Dalam fase
perkembangan, manusia mulai serius memperhatikan penampilan masuk pada
dewasa awal yaitu rentang usia 18-25 tahun atau sering disebut dengan masa
transisi dari masa remaja ke dewasa (Arnett, 2006). Pada masa peralihan tentunya
banyak menimbulkan perubahan baik pada aspek fisik, psikologis maupun
sosialnya.Pada fase ini dewasa awal mulai memperhatikan penampilan dirinya
ketika berhadapan dengan orang lain. Pada rentang usia tersebut di Indonesia
normalnya sudah mengenyam pendidikan formal perguruan tinggi dan disebut
sebagai mahasiswa.

1

Mahasiswa mempunyai body image tersendiri. Seperti diungkapkan Burn (1993)
body image adalah gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri
sebagai mahkluk yang berfisik sehingga sering dikaitkan dengan karakteristikkarakteristik fisik, termasuk didalamnya yaitu penampilan secara umum, ukuran
tubuh dan berat tubuh, sosok tubuh dan bentuk tubuh begitu juga dengan detaildetail tubuh lainnya. Mereka bangga akan hal tersebut karena sudah menjadi
kebiasaan atau budaya dikalangannya. Body image mahasiswa terbentuk melalui
interaksi antar mahasiswa, mereka saling berkomunikasi dan saling memberikan
masukan tentang penampilannya sehingga tercapai penampilan yang diharapkan
oleh setiap mahasiswa.
Mahasiswa juga sering diartikan sebagai orang usia muda, miskin pengalaman
namun getol membangun mimpi-mimpi besar, meskipun terkadang itu hanya
dorongan selera sementara, seperti yang dikatakan Effendy dan Fadjar (1992).
Mahasiswa adalah salah satu sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh
studi di perguruan tinggi. Perguruan tinggi pada umumnya mempunyai wadah
yang dapat digunakan mahasiswa untuk melatih dan mengembangkan diri, yaitu
unit kegiatan mahasiswa. Unit kegiatan mahasiswa dapat melatih mahasiswa
berorganisasi, memimpin, melatih diri menghadapi berbagai masalah, belajar
menyampaikan gagasan, serta bersosialisasi dengan berbagai kalangan masyarakat
pada kegiatan yang dikutip (Danardono, 1997). Salah satu kegiatan yang cukup

banyak diminati mahasiswa adalah organisasi pencinta alam. Setiap mahasiswa
memiliki body image yang berbeda-beda, baik mahasiswa yang mengikuti
organisasi kemahasiswaan atau tidak, begitu pula dengan mahasiswa yang
mengikuti organisasi pencinta alam juga berharap untuk tampil dengan ideal.
Untuk mendapatkan penampilan ideal itu ada beberapa faktor-faktor pembentuk
body image yang dikemukakan oleh Argyle (1969), bahwa body image terbentuk
oleh interaksi dengan teman sebaya, sindiran, penerimaan, penampilan ideal dan
penampilan sosial. Penampilan ideal didefinisikan sebagai pandangan seseorang
atas dirinya sebagaimana yang diharapkannya dan mencakup atributnya (Jess dan
Gregory, 2013)
Organisasi pencinta alam merupakan suatu kelompok mahasiswa yang memiliki
kesamaan hobi untuk mencintai alam dengan cara berpetualang. Mereka
mempunyai kegiatan dibeberapa tempat contohnya, mereka berarung jeram di
sungai, mendaki gunung, menyusuri goadan juga tetap menyelipkan konservasi
disetiap kegiatannya. Organisasi ini pula memiliki kebudayaan yang unik, berbeda
dengan organisasi lain. Organisasi ini memiliki individu yang berpenampilan
menggunakan banyak aksesoris yang dipakai di tubuhnya, seperti gelang dan
kalung dari prusik, memakai kemeja berbahan kain flanel dengan motif kotak dan,
menggunakan sandal tracking dalam berbagai aktifitas.
Usaha para mahasiswa pencinta alam untuk membuat penampilannya ideal

menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan meniru teman
sebaya mereka yang di anggap lebih baik dari diri mereka, bila dalam konteks
organisasi sering kali yang ditiru adalah angkatan kuliah diatas mereka (senior),
namun kadang kala sosok senior itu mencontohkan yang buruk, seperti rambut
gondrong, bolos kuliah, atau memakai atribut kuliah yang melanggar peraturan
2

(Efendy, 2007).Sehingga ini membuat body image mahasiswa pencinta alam
berbeda dari mahasiswa lainnya. Mahasiswa pencinta alam berharap memiliki
penampilan idealnya ketika mereka berkegiatan yaitu menggunakan banyak
atribut yang digunakan pada tubuhnya. Mulai dari kepala menggunakan bandana
digunakan untuk ikat kepala, dileher menggunakan buff untuk penghangat,
menggunakan kemeja motif kotak-kotak dengan bahan kain yang menghangatkan
badan, menggunakan sandal tracking. Atribut tersebut mempunyai fungsi
tersendiri dalam berkegiatan, namun ketika digunakan dalam kegiatan sehari-hari
tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan malah terlihat berlebihan jika dilihat
dari sudut pandang mahasiswa yang tidak mengikuti pencinta alam.
Body image merupakan suatu hal penting bagi mahasiswa pencinta alam, karena
penampilan mereka menjadi gambaran organisasi tersebut. Ketika anggota
organisasi pencinta alam berpenampilan urakan maka image dari organisasi itu

adalah urakan, sehingga penting bagi anggota organisasi pencinta alam ini
memiliki body image yang diharapkan orang-orang diluar organisasi tersebut.
Body image membuat individu tidak dapat terlepas dari peran orang lain
(Wicaksono, 2011). Karakter dibentuk oleh lingkungan dengan banyak faktor
yang mempengaruhi. Maka dari itu penting untuk mengetahui pandangan orang
lain tentang mahasiswa yang menjadi anggota dari organisasi pencinta alam.
Peneliti melakukan preliminary dengan metode wawancara terhadap beberapa
anggota mahasiswa pencinta alam mengenai body image dilingkup pencinta alam.
Berdasarkan data preliminary yang diperoleh dari anggota organisasi pencinta
alam Universitas Muhammadiyah Malang ditemukan bahwa penampilan anakanak pencita alam banyak yang terlihat dekil dikarenakan beberapa hari belum
mandi dan didukung dengan rambutnya yang gondrong dan badannya tinggi besar
menambah untuk ia terlihat semakin seram, namun ketika diwawancarai subjek
menyebutkan nyaman dengan kondisi tersebut, bahkan ia terlihat percaya diri dan
bangga dengan penampilannya. Ada pula yang menggunakan celana pendek dan
sedang duduk sambil bernyanyi-nyanyi padahal masih di areal Student Center
yang dimana masih termasuk kawasan Universitas Muhammadiyah Malang,
namun ia tetap nyaman berpenampilan seperti itu meskipun banyak mahasiswa
lain yang lewat.
Uraian di ataslah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti body image
mahasiswa anggota organisasi mahasiswa pencinta alam. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi program studi
Psikologi, khususnya mahasiswa baru yang akan memasuki dunia organisasi.
Sedangkan manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan memberikan
pengetahuan bagi orang tua/wali mahasiswa mengenai body image anggota
organisasi pencinta alam, untuk dijadikan acuan dalam membina dan mendukung
anak-anak mereka dalam mengembangakan potensi diri. Selain itu, penelitian ini
juga diharapkan dapat berguna untuk organisasi pencinta alam sebagai informasi
tentang body image anggota organisasi pencinta alam dalam berorganisasi.

3

Body Image
Pengertian body Image menurut Honigam dan Castle (2007) adalah gambaran
mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang
mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dipikirkan dan rasakan
terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas penilaian orang lain terhadap diri
mereka yang sebenarnya, serta apa yang dipikirkan dan rasakan oleh mereka
sendiri, belum tentu benar-benar mempresentasikan keadaan yang aktual, namun
lebih merupakan hasil penilaian diri yang bersifat subjektif. Sedangkan menurut
Chaplin (2005) body image adalah ide seseorang mengenai penampilannya di
hadapan orang lain.
Maynard (2008) mengatakan bahwa body image adalah gambaran mental seorang
terhadap tubuhnya seperti pikiran mereka, perasaan, pendapat, sensasi, kesadaran
dan perilaku. Namun body image bukan merupakan suatu pandangan objektif
seperti dikatakan oleh Conti (1993) body image merupakan hal subjektif menurut
diri sendiri
Berbeda dengan definisi yang lain mengenai body image Rudd dan Lennon (2000)
menyatakan bahwa body image adalah gambaran mental yang seseorang miliki
tentang tubuhnya yang meliputi dua komponen. Kedua komponen body image
yang dimaksud adalah komponen perseptual (ukuran, bentuk, berat, karakteristik,
gerakan, dan performansi tubuh) dan komponen sikap (apa yang kita rasakan
tentang tubuh kita dan bagaimana perasaan ini mengarahkan pada tingkah laku).
Menurut Keaton, Cash dan Brown (dalam Cash, 2002) mengatakan body image
memiliki dua komponen yaitu
1. Komponen persepsi.
Komponen pesepsi meliputi bagaimana individu menggambarkan kondisi
fisiknya yaitu mengukur tingkat keakuratan persepsi seseorang dalam
mengestimasi ukuran tubuh seperti tinggi atau pendek, cantik atau jelek, putih
atau hitam, kuat atau lemah. Bila ada gangguan pada komponen persepsi,
maka gangguan body image yang dialami adalah distorsi body image. Apabila
individu mengalami distorsi body image (body image distortion) maka ia
tidak mampu memperkirakan (mengestimasi) ukuran tubuhnya secara tepat
(Cash, 2002). Komponen persepsi dalam body image melibatkan komponen
sensory dan non sensory. Komponen sensory mengacu pada respon sistem
penglihatan, termasuk retina dan korteks. Sedangkan komponen non sensory
kadang-kadang dikarakteristikan sebagai faktor kognitif atau afektif yang
mengacu pada interpretasi otak pada input visual.
2. Komponen sikap, yaitu berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan
individu terhadap bagian-bagian tubuh yang meliputi wajah, mata, bibir,
hidung, mata, rambut dan keseluruhan tubuh yang meliputi proporsi tubuh,
bentuk tubuh, penampilan fisik. Bila ada gangguan pada komponen sikap,
maka gangguan body image yang dialami adalah ketidakpuasan tubuh (body
image dissatisfaction), ketidakpuasan body image dapat dilihat dari
bagaimana individu menilai tubuhnya. Bila individu menilai penampilan
tidak sesuai dengan standar pribadinya, maka ia akan menilai rendah
tubuhnya. Ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya dapat menyebabkan
4

individu mempunyai harga diri yang rendah atau bahkan depresi, kecemasan
sosial dan menarik diri dari situasi sosial (Cash, 2003). Jadi ketidakpuasan
akan bentuk tubuh muncul jika ada gangguan pada komponen sikap.
Cash (2002) aspek body image terdiri dari dua aspek, yaitu evaluasi penampilan
fisik dan kepuasan area tubuh:
1. Evaluasi penampilan fisik mengarah pada penilaian individu mengenai
penampilan fisiknya yang menghasilkan perasaan kepuasan dan
ketidakpuasan tubuh. Cash dan szymanski (1995 dalam Cash, 2002)
menyatakan bahwa evaluasi body image berakar dari derajat kesenjangan dan
kesesuaian antara karakter fisik diri yang diyakini individu dan nilai fisik
ideal yang dihargai oleh individu. Dimensi evaluation/affect terdiri dari
sejumlah konsep seperti kepuasan tubuh secara global, emosi yang kaitannya
dengan self-evaluation tubuh, ketidakpuasan terhadap beberapa aspek tubuh,
kesenjangan antara persepsi tubuh dan tubuh ideal yang diinternalisasikan,
serta penilaian kognitif yang berkaitan dengan penampilan. Ketidakpuasaan
body image yang diungkapkan melalui dimensi evaluasi merupakan aspek
yang penting karena diyakini dapat menangkap pengalaman internal individu
(Thompson,1999).
2. Kepuasan area tubuh mengacu pada penilaian individu terhadap tubuhnya
melalui pikiran, perasaan, maupun tindakan seseorang dalam usaha untuk
mengatur dan meningkatkan penampilannya. Dimensi investment meliputi
penilaian kognitif seseorang pada penampilan, perhatian pada penampilan,
pentingnya penampilan pada diri seseorang dan manifestasi tingkah laku
seseorang dalam usaha untuk mengatur dan meningkatkan penampilannya
(Muth dan Cash, 1997).
Body Image yang tebentuk berbeda antara satu orang dengan orang lain,
tergantung dari faktor pembentuknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi body
image terdapat tiga faktor yang mempengaruhi body image yaitu:
1. Keluarga
Menurut teori social learning, orang tua merupakan model yang paling
penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi gambaran tubuh
anak-anaknya melalui modeling, feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan
Strack (dalam Cash dan Pruzinsky, 2002) Ikeda and Narworski (dalam Cash
dan Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa komentar yang dibuat orang tua dan
anggota keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam gambaran tubuh
anak- anak.
2. Media Massa
Tiggemann (dalam Cash dan Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa media
yang muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur
perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh
seseorang. Tiggemann (dalam Cash dan Purzinsky, 2002) juga menyatakan
bahwa media massa menjadi pengaruh yang paling kuat dalam budaya sosial.
3. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri
dengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri
termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal
5

inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya
dangugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen dan
koleganya (dalam Cash dan Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa feedback
terhadap penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam
hubungan interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan
perasaan mengenai tubuh. Menurut Dunn dan Gokee (dalam Cash Purzinsky,
2002) menerima feedback mengenai penampilan fisik berarti seseorang
mengembangkan persepsi tentang bagaimana orang lain memandang dirinya.
Keadaan tersebut dapat membuat mereka melakukan perbandingan sosial
yang merupakan salah satu proses pembentukan dalam penilaian diri
mengenai daya tarik fisik. Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari
adanya reaksi orang lain.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif karena peneliti ingin
menggambarkan suatu hasil penelitian namun tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2005) pada body image mahasiswa
anggota organisasi pencinta alam di Universitas Muhammadiyah Malang.
Penelitian ini nantinya akan berkaitan dengan pendapat atau opini individu
terhadap body image yang mereka miliki dan akan dianalisis berdasarkan teori
dan literatur yang berhubungan.
Subjek penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah anggota organisasi pencinta alam di Universitas
Muhammadiyah Malang dengan rentang angkatan 2010-2014. Rentang
angkatanitu di tentukan berdasarkan sasaran penelitian ini adalah anggota
pencinta alam yang aktif hadir dan mengikuti kegiatan. Sampel dalam penelitian
ini dipilih berdasarkan sistem purposive sampling kepada anggota oranisasi
pencinta alam di Universitas Muhammadiyah Malang dengan batasan subjek
penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Variabel dan Instrumen Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah body image. Body image adalah ide
seseorang mengenai penampilannya di hadapan orang lain yang dipengaruhi oleh
tahap perkembangan,berat badan, tren yang berlaku dimasyarakat,dan sosialisasi.
Body image dalam penelitian ini akan di ukur dalam skala pernyataan body image.
Skala pernyataan Body Image dibuat oleh Cash (2002) berdasarkan dimensi Body
Image yang terdiri dari evaluasi penampilan dan kepuasan area tubuh yang
disusun dalam Body Image State Scale yang terdiri dalam 6 pernyataan dan
disetiap pernyataanya ada 9 respon bipolar jenis skala likert dan disesuaikan
dengan semantik. Pernyataan itu mengungkap tentang penampilan fisik, ukuran
dan bentuk tubuh, berat badan, kepuasan fisik, perubahan penampilan dan
perbedaan penampilan dengan orang lain.
6

Koefisien reliabilitas dari skala ini sebesar 0,94 dan validitas konstruk dari skala
ini terbukti signifikan (F=1,104; p