MOTIF MENONTON TAYANGAN MY TRIP MY ADVENTURE PADA MAHASISWA ANGGOTA MAHASISWA PENCINTA ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(1)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh : WIDI LESTARI

20120530272

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh : WIDI LESTARI

20120530272

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(4)

2

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Nama : Widi Lestari

NIM : 20120530272

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dilemudian hari karya saya ini terbukti merupakan hasil plagiat/menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar sarjananya.

Yogyakarta , 10 November 2016 Penulis

Widi Lestari NIM. 20120530272


(5)

3

HALAMAN PERSEMBAHAN

This masterpiece I dedicated to my beloved parents


(6)

4

MOTTO

“Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah

(ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (Ni’mat

-Ku),

maka sesungguhnya adzab-

Ku sangat pedih”

-(Qs; Ibrahim, 07)-

“Lebih baik kita merangngkak, tapi JALAN KEDEPAN, dari pada kita

berputar saja tapi DIAM DI

TEMPAT”

-KH. Hasan Abdullah Sahal-

“Education is not the learning of the facts, but the training of the

mind to think.”


(7)

5

KATA PENGANTAR

Assakamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat beserta salam tidak lupa penulis junjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena belaiulah yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan cahaya ilmu seperti sekarang ini. Penyusunan skripsi ini sudah menjadi kewajiban bagi semua mahasiswa yang ingin mengakhiri studinya guna mendapatkan gelar sarjana. Dalam hal ini penulis berusaha meraih gelar sarjana strata satu (S-1) pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Alhamduliilah, skripsi yang berjudul Motif Menonton Tayangan My Trip My Adventure pada Mahasiswa Anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini telah terselesiakan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada

1. Allah SWT yang selalu memberikan kasih saying serta petunjuk bagi seluruh umat-Nya. Terimakasih atas kesehatan, kelancaran, petunjuk, dan rodho yang selalau engkau curahkan.


(8)

6

2. Nabi Muhammad SAW sebagai guru besar bagi umat muslim dan pemberi syafa’at di yaumil akhir nantinya.

3. Kedua orang tua saya Ayah Mumu Irawan dan Ibu Siti Badariyah, no words could describe, terimaksih tiada tara untuk segalanya.

4. Bapak Haryadi Arief Nuur Rasyid Rasyid, S.IP, M.Sc, Selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi, terimkasih banyak telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Bapak Zuhdan Aziz, S.Sn Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

6. Bapak Zein Mufarih Muktaf S.IP, M.I.Kom dan Bapak Aswad Ishak S.IP., M.Si selaku dosen penguji yang bersedia meluangkan waktu, dan memberikan masukan untuk penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah meberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

8. Seluruh staf dan karyawan jurusan Ilmu Komunikasi Bapak Mujono, Bapak Muryadi, dan Mbak Siti yang banyak membantu sehingga skripsi ini selesai.


(9)

7

9. Kakak satu-satunya Ivan Ramandha yang merupakan satu-satunya keluarga di perantauan. Thanks that you were here with me!.

10. Keluarga besar di Pandeglang terimkasih banyak untuk do’a dan motivasinya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk sahabat ter-absurd yang pernah saya miliki Restia Noviana, Erna Widyawati, Sulistiana, Giska Oktaviani. B.A.B.E.S terimkasih untuk selalu selalu ada dan saling menguatkan. Siapa setelah ini yang menyelesikan skripsi? Semangat gengs! Kita berjuang di negeri orang bukan di negeri dongeng.

12. Mega Barokalu F, terimakasih sudah bersedia direpotkan untuk membantu penulis menyelesaikan penelitian.

13. Teman-teman Legend 25 Faradhila Ariani, Nelson Yudha, Dyan Putry, Wildanu Rizal, Kunto Arifin, Arifanda Ilfa, Maitri Siska, Tomi Tritama, Vian Jamaluddin, Redho Pahlevi, Eka Tunggal Dewi, Saigunsi Bonita dan semunya, terimakasih banyak telah menjadi penyemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Seluruh anggota MAPALA UMY yang sudah seperti keluarga sendiri, terimkasih telah menjadi inspirasi untuk menyelesaikan studi S-1.

15. Serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya demi selesainya penelitian ini dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu.


(10)

8

Terimkasih sebanyak-banyaknya dan hanya do’a yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik. Saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.

Yogyakarta, 10 November 2016 Penulis


(11)

9

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSEMBAHAN ... 3

MOTTO ... 4

KATA PENGANTAR ... 5

DAFTAR ISI ... 9 ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACK ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Kerangka Teori ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Konseptual ... Error! Bookmark not defined. G. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. I. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. J. Uji Reliabilitas dan Validitas ... Error! Bookmark not defined. K. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB II ... Error! Bookmark not defined. GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN Error! Bookmark not defined.

A. Program My Trip My Adventure ... Error! Bookmark not defined. B. Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah


(12)

10

BAB III ... Error! Bookmark not defined. ANALISIS DAN INTERPRETASI PENELITIAN Error! Bookmark not defined. A. Data Hitung Pre-Test ... Error! Bookmark not defined. B. Hasil Uji Validitas Data Pre-Test ... Error! Bookmark not defined. C. Hasil Uji Reliabilitas Data Pre-Test ... Error! Bookmark not defined. D. Data Hitung Test ... Error! Bookmark not defined. E. Hasil Uji Validitas Data Test ... Error! Bookmark not defined. F. Hasil Uji Reliabilitas Data Test ... Error! Bookmark not defined. G. Hasil Uji Beda Rata-Rata One Sample T-Test ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined. PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(13)

(14)

(15)

Widi Lestari

Motif Menonton Tayangan My Trip My Adventure Pada Mahasiswa Anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Skripsi : 2016 IX+ 63 Halaman

Daftar Pustaka : 20 buku + 1 Sumber Internet + 1 Sumber Lain

Motif merupakan suatu penggerak. Alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif memberi tujuan pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku mausia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Subjek dalam peneltian ini adalah program televisi My Trip My Adventure yang ditayangkan oleh TRANS TV. Tayangan My Trip My Adventure menyajikan program wisata petualangan ke berbagai tempat wisata di Indonesia. Sementara yang menjadi objek dalam penelitian adalah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh anggota MAPALA UMY berlokasi di tempat wisata seperti pegunungan, laut, sungai, tebing, dsb, yang juga merupakan sajian dari tayangan My Trip My Adventure. Tidak sedikit dari mahasiswa anggota MAPALA UMY yang menyaksikan tanyangan My Trip My Adventure Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif apa yang mendorong anggota MAPALA UMY untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adventure.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan pendekatan kuantitatf. Lokasi penelitian mengambil tempat di Sekretariat MAPALA UMY. Dari 79 mahasiswa anggota MAPALA UMY diambil 69 responden yang pernah menyaksikan tayangan My Trip My Adventure. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji validitasdan reliabilitas data menggunakan Confirmatiry Factor Analysis (CFA) sementara teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda rata-rata menggunkan One Sample T-Test.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa motif paling kuat yang mempengaruhi mahasiswa anggota MAPALA UMY untuk menonton tayangan My Trip My Adventure adalah Motif Hiburan, yang kedua Motif Informasi, selanjutnya Motif Integrasi Sosial, dan yang terkahir adalah Motif Identitas Pribadi.


(16)

Widi Lestari 20120530272

Motif of Watching televition program “My Trip My Adventure” to the student of MAHASISWA PENCINTA ALAM (MAPALA) University Muhammadiyah of Yogyakarta.

Year Thesis : 2016 + 63 Pages

Bibliography : 20 books + 1 Internet + 1 other source

Motif is a mover. Reasons or impulses in humans that causes people to do something. Motif gives destination on human behavior. Actions and behavior in persons necessarily correspond with the wishes and needs. Subjects in this research is the television program My Trip My Adventure aired by TV TRANS. Impressions My Trip My Adventure serving adventure travel programs to various tourist attractions in Indonesia. While that become the object of research is the students who are members of the organization Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Most of the activities carried out by members of MAPALA UMY located in tourist attractions such as mountains, seas, rivers, cliffs, etc., which is also the presentation of the show My Trip My Adventure. Not a few of the members MAPALA UMY who witnessed My Trip My Adventure The aim of this study was to determine what motive that member of MAPALA UMY encourage to watch the show of My Trip My Adventure.

This type of research is a survey research with kuantitatif approach. Took place at the Secretariat MAPALA UMY. taken 69 respondents who had seen the show My Trip My Adventure. Collecting data using questionnaires. Validitasdan test data reliability using Confirmatiry Factor Analysis (CFA) while the data analysis technique used is the average difference using the One Sample T-Test.

Results from this study showed that the most powerful motives that influence student members MAPALA UMY to watch shows My Trip My Adventure is Motive Entertainment, the second is Motif Information, then Motif Social Integration, and the last is Motif Personal Identity.


(17)

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam proses komunikasi kita dapat menggunakan media cetak (surat kabar, majalah) dan juga media elektronik (televisi, radio, dan sebagainya). media elektronik khususnya televisi adalah media yang dalam penyampaian pesannya disertai dengan gambar (audio – visual), dapat mengungkap dan memperjelas maksud dari apa yang sedang ditanyangkan sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami oleh pemirsa. Kehadiran televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai – nilai sosial dan budaya manusia.

Menurut Skomis dalam bukunya “Televisioan and society : An Incuest

and Agenda” (1965), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis seperti diungkapkan diatas,bisa pula informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesenjangan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang


(19)

2

disampaikan oleh televisi, akan mudah dimenegerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual (Kuswandi, 1996, p. 8).

Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan, seperti berita cuaca, informasi finansial atau katalog berbagai macam produksi barang. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Pada akhirnya, televisi pun menjadikan pemirsanya “hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi media tersebut (Kuswandi, 1996, p. 30).

Menurut Mar’at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi jika ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi adalah seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi

Di Indonesia sendiri, dunia pertelevisian berkembang pesat, terbukti dengan bermunculannya televisi swasta yang dibarengi dengan deregulasi pertelevisian Indonesia oleh pemerintah, sejak tanggal 24 Agustus 1990 (Kuswandi, 1996, p. 35). Saat ini ada banyak stasiun televisi yang menjadi alternatif tontonan bagi masyarakat Indonesia, yaitu MNC, Indosiar, RCTI, SCTV, ANTV, Metro TV, Trans TV, Trans 7, TV One, Global TV, Net TV. Setiap stasiun televisi tentu saja mempunyai program unggulan masing-masing.


(20)

3

Salah satu stasiun televisi swasta yang mengudara secara nasional adalah PT Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) dibawah naungan TRANS CORP dan dimiliki oleh CT CORP. Memperoleh ijin siaran pada Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari uji kelayakan yang dilakukan tim antar depertemen pemerintah, kemudian mulai siaran resmi secara komersial pada 15 Desember 2001. TRANS TV selalu menayangkan tampilan, gaya, serta program yang inovatif, berbeda, dan kreatif sehingga menjadi trendsetter di Industri pertelevisian (http://www.transtv.co.id/index.php/programs/ view/6/456#.V_Zf5mM5rIU).

Salah satu program unggulan yang ada di TRANS TV adalah program

My Trip My Adventure, tayang setiap juam’at pukul 10:00 WIB, Sabtu dan Minggu, pukul 08:30 WIB program ini merupakan petualangan wisata yang dipandu oleh Vicky Nitinegoro dan Hamish Daud Wylie mengeksplorasi daerah wisata Indonesia. My Trip My Adventure diharapkan mampu memberikan inspirasi tersendiri bagi para petualang sejati dan ikut melestarikan cagar alam dan budaya Indonesia (http://www.transtv.co.id/ index.php/programs/view/6/456#.V_Zf5mM5rIU).

Walapun saat ini banyak sekali program televisi yang mengusung tema petualangan seperti para petualang cantik yang ditayangkan oleh TRANS 7, tayangan ini juga mengespolorasi daerah-daerah wisata petualang di Indonesia hanya saja yang menjadi host tayangan ini adalah tiga wanita cantik yang


(21)

4

berprofesi sebagai model. Selain itu TRANS 7 juga mempunyai program petualangan yang target penontonnya adalah anak-anak yaitu Si Bolang, tayanagn ini seakan menjadi oase di tengah padang pasir mengingat saat ini sudah jarang sekali program televisi untuk anak-anak. Acara ini biasanya dipandu oleh salah satu anak yang berasal dari lokasi yang saat itu menjadi obyek explorasi tempat bermain dan wisata daerah tersebut. Ada lagi acara petualangan berjudul Ring Of Fire yang diatayangkan oleh Metro TV, program ini menceritakan tentang perjalanan seorang ayah dengan puterinya mengunjungi daerah-daeran terpencil di Indonesia dengan mengggunakan sepeda motor, selain itu tayangan ini juga mencoba mengangkat permasalahan-permasalahn yang ada di setiap daerah yang dikunjungi dan mencoba mencari solusi bersama untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

Dibandingakan dengan program-program petualangan tersebut diatas, program My Trip My Adventure mempunyai banyak kelebihan yang menarik untuk diteliti jika dikaitkan dengang anggota Mahasiswa Pencinta ALam. My Trip My Adventure adalah program news Trans TV yang di dalamnya mengandung unsur informasi dan hiburan. Tayangan ini mengangkat tema petualangan ke tempat-tempat wisata di Indonesia. My Trip My Adventure

fokus kepada ekspolrasi daerah wisata di dalam negeri beserta aspek-aspek pendukung perjalanan itu sendiri, seperti transportasi dan penginapan. Selain itu tayangan ini juga dipandu oleh selebriti muda tanah air yang merupakn


(22)

5

selebriti-selebriti yang cocok untuk membawakan program petualangan. Yang termasuk selebriti adalah aktor, aktris, entertainer yang dikenal masyarakat karena berbagai prestasinya. Misalnya Nadine Chandrawinata mantan Puteri Indonesia tahun 2005 ini ahli dalam bidang diving. Ini merupakan daya tarik yang cukup bagus karena tokoh yang dipilih dengan cermat akan menarik perhatian khalayak untuk menonton.

Dalam kaitan di atas peneliti mengambil objek anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai mahasiswa yang tergabung dalam organisasi yang beregrak di bidang kepencintalaman. Sebagian besar kegiatan mereka dilakukan di alam bebas yang merupakan tempat yang sering dijadikan tempat berpetualang seperti, Pegunungan, Sungai, Tebing, dan Goa.

Informasi mengenai daerah-daeran wisata petualangan tentu menjadi hal yang sangat penting dan bermanfaat bagi anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Informasi yang didapat bisa membantu mereke mempersiapkan perjalanan yang akan mereka lakukan. Selain itu tayangan My Trip My Adventure menayangkan kegiatan yang hampir sama dilakukan oleh anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sehingga tayangan tersebut juga bisa menjadi hiburan yang menarik bagi anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(23)

6

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan beberapa motif yang mendorong anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adventure.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka pokok perasalahan yang dapat diambil adalah “ motif apa yang mendorong anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk menonton tayangan My Trip My Adventure”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuimotif apa yang mendorong anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk menonton tayangan My Trip My Adventure D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Komunikasi baik dari segi perkembangan teknologi komunikasi maupun dari segi pemilihan media komunikasi.


(24)

7

2. Manfaat praktis

Bagi lembaga penyampai pesan, khususnya TRANS TV sebagai stasiun televisi yang menayangkan program My Trip My Adventure, dapat dijadikan bahan masukan evaluasi terhadap peranan program televisi sebagai media komunikasi massa.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu, kajian komunikasi massa karena yang menjadi subyek penelitian adalah program televisi yang merupakan salah satu media komunikasi massa. Yang kedua adalah motif dan yang terakhir adalah teori keguanaan dan gratifikasi (Usses and Gratification Theory) karena yang menjadi obyek penelitian adalah mahasiswa anggota Mahasiswa Pencinta Alam yang memiliki kebutuhaan informasi atau kebutuhan yang lainnya untuk mendukung kegiatan-kegiatan petualangannya.

1. Kajian Komunikasi Massa 1.1Komunikasi Massa

Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 1993, p. 01). Dari beberapa pengertian komunikasi menurut banyak ahli dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari


(25)

8

komunikator ke komunikan dengan media tertentu sehingga menimbulkan efek tertentu pula.

Sedangkan untuk definisi dari komunikasi massa yang paling sederhana dirumuskan oleh Bittner (1980:10): “Mass communication is messages

communicated through a mass medium to a large member of people”

(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media masa pada sejumlah besar orang).

Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1976) menulis,

“Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berdasarkan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri) (Rakhmat, 2012, p. 186)

Definisi komunikasi massa yang sebelumnya sudah cukup jelas. Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri :

1. Komunikassi masa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.


(26)

9

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroprasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar (Severin & Tankard, 2007, p. 1).

Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr. bahwa komunikasi massa itu adalah keterampilan, seni dan ilmu, dengan dikaitkan kepada pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditunjukan kepada massa dengan menggunakan media, maka dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah.

Berbeda dengan komunikasi antar personal (interpersonal communication) yang berlangsung dua arah, komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Seperti misalnya sutradara film tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Maksud “tidak mengetahui” tersebut adalah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung. Mungkin saja komunikator mengetahuinya melalui


(27)

10

rubrik, pesan langsung dan lain sebagainya, arus balik seperti ini dinamakan arus balik tertunda (delayed feedback).

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga.

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Karena itu komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut

institutiolized communicator atau organized communicator.

Karena itu seorang penyiar televisi misalnya, menyampaikan berita atas nama lembaga tempatnya bekerja karena itu ia tidak punya kebebasan mengemukanan pendapat personal dalam media. Maka dari itu komunikator pada media massa disebut komunikator kolektif colective communicator karena komunikator dalam media massa ditunjang oleh keberadaan orang lain.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.

Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (publis), karena ditunjukan kepada umum. Jadi tidak ditunjukan kepada perorangan atau sekelompok orang tertentu.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (simultanity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah yang


(28)

11

merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogin.

Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota-anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator, bersifat heterogin. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, antara satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak terdapat kontak pribadi, mereka masing-masing berbeda dalam berbagai hal ; mereka berbeda dalam jenis kelamin, usia, agama, ideolegi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan lain sebagainya.

1.2Televisi

Televisi berasal dari dua kata, yaitu tele (Yunani) yang berarti jauh, dan

visi (Latin) yang berarti citra atau gambar. Jadi, secara utuh televisi dapat diartikan sebagai suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari suatu tempat yang berjarak jauh.

Istilah televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara Internasional Congress of Electricity yang pertama, dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris pada tanggal 25 Agustus 1900.


(29)

12

Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibandingkan media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang sangat spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini.

Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis.

Media televisi pun pada akhirnya melahirkan istilah baru dalam pola peradaban manusia yanglebih dikenal dengan “mass culture” (kebudayaan massa). Manusia cenderung menjadi konsumen budaya massa melalui “kotak ajaib” yang menghasilkan suara dan gambar. Individu juga diharapkan kepada realitas sosial yang tertayang di media massa.

Daya tarik media televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi, berubah total sama sekali. Media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagian kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung (Kuswandi, 1996, pp. 22-23).

Sebagai media massa, televisi memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Tidak bersifat alamiah tetapi selalu tersusun, dibentuk dan

direncanakan dan bahkan melalui wadah organisasi.

2. Karena sifatnya yang diorganisasikan maka kegiatannya tidak bersifat personal, melainkan berlangsung dalam jangkauan


(30)

13

komunikasi yang luas yang dilaksanakan dalam bentuk jamak serta massalitas.

3. Kegiatannya berarah dan bertujuan, sehingga merupakan hal yang direncanakan.

4. Komunikator kerap kali bukan merupakan satu orang atau secara individual, melainkan secara kolektif.

Keunggulan televisi sendiri sebagai media massa diantaranya adalah :

1. Dapat dilihat dan didengar oleh kelompok yang relatif kecil. 2. Dapat mencapai lapisan masyarakat tertentu.

3. Secara programatis banyak entertainment, tetapi terbatas pada waktu-waktu tertentu dan dinikmati pada keadaan tertentu pula. 4. Proporsi waktu untuk waktu lebih banyak.

5. Penyiar dituntut untuk bersuara dan appearrent yang baik.

Adanya kekurangan dan keunggulan saat ini tidak menutup kemungkinan adanya perubahan yang mungkin tumbuh, mengingat kemajuan teknologi elektronika terus maju dan berkembang.

Menurut Prof. DRS. Onong Uchjana Effendy, M.A sebagai media massa, televisi berfungsi sebagai berikut :

1. Fungsi penerangan (the information fungtion).


(31)

14

3. Fungsi hiburan (the entertainment fungtion) (Effendy, 1993, pp. 24-26).

Menurut Rrs. Wawan Kuswandi dalam bukunya Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu :

1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh: acara kuis di televisi.

2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut dari bintang televisi yang kemudian digandrungi atau ditiru secara fisik.

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Contoh: sinetron Dokter Sartika yang mengintemalisasiakan kesehatan bagi masyarakat. Kehadiran media massa pada masyarakat Negara berkembang mempunyai arti yang sangat penting. Terlebih lagi bagi Negara kepulauan Indonesia. Jarak psikologis dan jarak geografis semakin kecil dan sempit. Kejadian banjir di Jawa Tengah dapat kita ketahui di Jakarta dalam waktu


(32)

15

yang relatif cepat hanya dengan mendengarkan radio, menonton berita televisi atau membaca berita di surat kabar.

Media massa terbagi atas dua bagian yaitu: 1. Media massa elektronik (televisi dan radio); 2. Media massa cetak (Koran, majalah, dan sejenisnya). Setiap media massa mempunyai kekuatan masing-masing. Tetapi pada prinsipnya media massa merupakan satu institusi yang melembaga dan berfungsi bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak sasaran agar well informed (tahu informasi).

Ada beberapa unsur penting dalam media massa, yaitu : 1. Adanya sumber informasi.

2. Isi pesan informasi. 3. Khalayak sasaran.

4. Umpan balik khalayak sasaran.

Dari lima komponen diatas maka terciptalah proses komunikasi antara pemilik isi pesan (isi sumber informasi) dengan penerima pesan melalui saluran informasi (media) (Kuswandi, 1996, p. 98).

Proses komukikasi ini dimaksudkan untuk mencapai kebersamaan terhadap isi pesan yang disampaikan.

Seperti dikatakan bapak Ilmu Komunikasi Wilbur Schramm,


(33)

16

Dalam menjalankan fungsinya, media massa menghadapi berbagai macam khalayak sasaran yang berbeda status sosial.

Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis.

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda beda menurut versi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka macam.

Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi para pemirsa dan lingkungan sosialnya.

2. Motif

Motif adalah dorongan yang sudah terkait pada suatu tujuan. Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon dengan keadaan dorongan tertentu. Motif yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Ghufron & Risnawita , 2012, p. 83).


(34)

17

William G Scott (1962: 82) menerangkan tentang motif adalah kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu.

Motif merupakan suatu variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Motif merupakan suatu penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif memberi tujuan pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Erdiyana, 2004, p. 87).

Motif dalam mengkonsumsi media antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda. Dalam penggunaan media massa, khlayak juga memiliki motif tersendiri. Menurut McQuail (1987) kategori motif yang berhubungan dengan penggunaan media televisi antara lain :

1. Motif informasi, dimana merupakan kebutuhan akan informasi lingkungan sekitar dan eksplorasi realitas.

2. Motif identitas personal/pribadi, dimana motif identitas personal atau pribadi adalah motif yang mendorong seseorang menggunakan media untuk memperkuat dan menonjolkan sesuatu atau situasi yang penting dalam hidupnya sendiri.


(35)

18

3. Motif integrasi dan interkasi sosial, dimana motif yang mendorong seseorang menggunakan media demi kelangsungan hubungannya dengan orang lain.

4. Motif deversi / hiburan, dimana kebutuhan akan pelepasan dari ketengangan dan kebutuhan akan hiburan (McQuail, 1987, p. 72).

Gadner Lindzey, Calvin S. Halldan Richard F.Thompson dalam bukunya Pyichology (1975: p. 339) menglkasifikasikan motif ke dalam dua hal, yaitu :

1. Drive (Needs)

Drive adalah dorongan untuk bertindak. Drives yang merupakan proses orgaorganik internal disebut drives primer atau drives yang tidak dipelajari. Mislanya lapar dan haus. Drives yang lain diperoleh dari melalui belajar. Misalnya: persaingan.

2. Incentives

Incentives adalah benda atau situasi (keadaan) yang berbeda di dalam lingkungan sekitar kita yang merangsang tingkah laku. Misalnya : mungkin kita tidak lapar, tetapi melihat mie goring terhidang di atas meja merangsang nafsu makan kita. Drives

yang dipelajari memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.


(36)

19

3. Teori Kegunaan dan Gratifikasi (Uses and Gratification Theory) Teori kegunaan dan kepuasan (Uses and Gratification) pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Kartz pada tahun 1994 dalam bukunya The Uses on Mass Communication : Current Perspectives on Gratification Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain pengguna media adalah pihak aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya teori ini mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memenuhi kepuasannya (Nurudin, 2007, p. 191).

Teori Uses and Gratification digambarkan sebagai a dramatic break with effect tradition on the past, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodermik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak pada media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah timbul istilah Uses and Gratification (Rakhmat, 2004, p. 65).

Teori Uses and Gratification memeberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan, dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih


(37)

20

atau kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun.

Banyak asumsi Uses and Gratification secara jelas dinyatakan oleh para pencetus pendekatan ini (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1974). Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori kegunaan dan gratifikasi :

 Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.

 Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.  Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan

kebutuhan.

 Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.

 Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak (West, 2008, p. 102).

Menurut teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunkan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Nurudin, 2007, p.


(38)

21

192). Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan Uses and Gratification memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan (Ardianto, 2004, p. 70).

Ada berbagai macam riset yang berangkat dari model Uses and Gratification, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Philip Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset Uses and Gratification

memfokuskan kepada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh model Palmgreen ini lebih tidak berhenti disitu, dengan menanyakan apakah motif-motof khalayak itu telah dipenuhi oleh media.

Apakah khalayak puas setelah menggunakan media? Konsep pengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO

(Gratification Obtained). Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori Uses and Gratification, yaitu Expectancy Values (nilai pengharapan). Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Radio, Televisi, Koran).


(39)

22

Gratification Sought adalah motif yang mendorong seseorang untuk mengkonsumsi media. Sedangkan Gratification Obtained kepuasan yang nyata diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.

Bisa dikatakan bahwa Uses and Gratification bukanlah proses komunikasi linier yang sederhana. Banyak faktor, baik personal, maupun eksternal, yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang (Kriyantono, 2006, p. 206)

Menurut Sendjaja (1999: 214) asumsi dasar pada penggunaan media terhadap model Uses and Gratification terbagi menjadi tiga variabel yaitu :

1. Jumlah waktu, dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media.

2. Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis isi media yang dipergunakan.

3. Hubungan, dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

F. Definisi Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi konsep penelitian adalah motif menonton tayangan My Trip My Adventure. Motif merupakan suatu penggerak. Alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif memberi tujuan pada tingkah laku manusia.


(40)

23

Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Erdiyana, 2004, 0. 87).

Terkait dengan motif dalam, mengkonsumsi media antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda. Menurut McQuail (1987: 72) kategori motif yang berhubungan dengan penggunaan media massa televisi antara lain :

1. Motif Informasi

- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

- Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. - Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

- Belajar, pendidikan diri sendiri.

- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif Identitas Pribadi

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. - Menemukan model perilaku.

- Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media). - Meningkatkan pemahaman dengan diri sendiri.

3. Motif Intergrasi dan Interaksi Sosial

- Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial.


(41)

24

- Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.

- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. - Memperoleh teman selain dari manusia.

- Membantu menjalankan peran sosial.

- Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.

4. Motif Hiburan

- Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. - Bersantai.

- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. - Mengisi waktu.

- Penyaluran emosi.

- Membangkitkan gairah seks. G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan motif menonton tayangan My Trip My Adventure adalah:

1. Motif Informasi

- Mencari informasi mengenai tempat-tempat wisata

petualangan di Indonesia yang ditayangkan dalam My Trip My Adventure.


(42)

25

- Untuk mencari informasi bagaimana melakukan suatu petualangan mulai dari persiapan hingga kembali lagi seperti yang dilakukan oleh host My Trip My Adventure.

- Memuaskan rasa ingin tahu terhadap objek-objek wisata petualangan di Indonesia yang sudah atau belum diketahui sebelumnya dan ditayangkan oleh My Trip My Adventure.

- Mencari informasi tentang aspek-aspek pendukung petualangan seperti penginapan dan rute perjalanan. 2. Motif Identitas Pribadi

- Untuk memperkuat identitas diri sebagai anggota Mahasiswa Pencinta Alam

- Untuk meniru gaya petualangan yang dilakukan oleh para pembawa acara My Trip My Adventure.

3. Integrasi dan Interaksi Sosial

- Untuk menemukan bahan percakapan mengenai petualangan ketika berinteraksi sosial dengan sesama anggota MAPALA UMY.

- Untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap organisasi kepencintaalaman.


(43)

26

4. Motif Hiburan

- Untuk melepaskan diri dari permasalahan akademik atau organisai.

- Untuk bersantai.

- Untuk mengisi waktu luang. - Untuk mendapatkan hiburan. H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Kuantitatif merupakan metode-metode yang didasarkan pada informasi numerik atau kuantitas-kuantitas, dan biasanya diasosiasikan dengan analisis-analisis statistik (Stokes, 2007, p. xi). Menurut Nazir, penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari fenomena (Nazir, 2005, p. 55). Metode yang digunakan adalah metode penelitian survei. Metode penelitian survei digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif mengenai opini public, karakter atau sikap, serta fenomena sosial (Purwanto, 2007, p. 59).


(44)

27

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tepatnya di Sekretariat Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogykarta di Gedung Student Center Mustafa Kamal Pasha.

3. Populasi

Populasi (population) dalam penelitian terdiri atas semua orang yang termasuk dalam kategori tertentu (West, 2008, p. 79). Dalam hal ini populasi yang akan diambil untuk penelitian ini adalah anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah sekitar delapan ratus enam puluh anggota dengan kurang lebih tujuh puluh orang anggota aktif yang berkegiatan di Universitas MuhammadiyahYogyakarta.

4. Sample

Sampel (sample) adalah sekelompok orang yang dipilih untuk mewakili suatu populasi (West, 2008, p. 79). Ada beberapa status keanggotaan di MAPALA UMY, yaitu anggota purna, anggota kehormatan, anggota luar bisa, anggota biasa dan anggota muda. Yang masih tercatat sebagai mahasiswa Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah anggota biasa dan anggota muda yang saat ini jumlahnya mencapai seratus dua puluh (120) orang yaitu tujuh puluh delapan (78) anggota biasa dan empat puluh


(45)

28

dua (42) orang anggota muda. Sedangkat yang aktif mengikuti kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALA UMY adalah mereka yang berstatus sebagai anggota biasa. Maka dari itu dalam penelitian ini diambil enam puluh sembilan sampel anggota MAPALA UMY yang masih aktif berkegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa dan pernah menonton tayangan My Trip My Adventure.

5. Teknik pengumpulan data Metode kuesioner (Questionaire)

Alat pengumpulan data yang berbentuk pertanyaan yang akan diisi atau dijawab oleh responden. Beberapa alas an digunakannya kuesioner adalah: 1. Kuesioner terutama dipakai untuk mengukur variabel yang bersifat

faktual.

2. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. 3. Untuk memeperoleh informasi dengan validitas dan reliabilitas setinggi

mungkin (Djali & Muljono, 2007, p. 64). I. Uji Reliabilitas dan Validitas

1. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun & Effendi, 1989, p. 122).

Pengujian reliabilitas pada variabel dapat dilakukan dengan koefisien


(46)

29

Chornbrach Alpha’s lebih besar atau sama dengan 0,6 (Umar, 2005, p. 120). Dengan rumus sebagai berikut :

� = � − [ − � ∑ ��� ]

Keterangan : α : Jumlah n : Jumlah butir vi : Varians butir vt : Varians nilai total 2. Uji Validitas

Uji Validitas adalah untuk menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun & Effendi, 1989, p. 124). Tujuannya adalah untuk membangun derajat kepercayaan kepada informasi yang telah diperoleh. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan setiap item-item pertanyaan dengan total nilai setiap variabel. Korelasi setiap item pertanyaan dengan total nilai setiap variabel dilakukan dengan teknik korelasi yaitu person product moment

yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

= ∑�−

√ ∑ �− √∑�−

Keterangan :


(47)

30

x : Variabel Independent y : Nilai Variabel

∑ : Jumlah nilai X dan Y

∑ : Jumlah kuadrat pada variabel X

∑ : Jumlah kuadrat pada variabel Y n : Jumlah Sample

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, dengan menggunakan jenis distribusi frekuensi dari empat indikator motif. Rumus yang digunakan adalah rumus rata-rata atau mean, sebagai berikut

̅ = + + + +

Keterangan :

̅ : rata – rata hitung : Nilai sampai ke-

� : Jumlah Sampel

Untuk menegtahui motif mana yang paling kuat, menggunkanan rumus independent t-test sebagai berikut :

= ̅ − ̅


(48)

31

Keterangan :

� : Jumlah Sampel 1

� : Jumlah Sampel 2

̅ : Rata-rata sampel ke 1

̅ : Rata-rata sampel ke 2 : Varian sampel ke 1 : Varian sampel ke 2


(49)

1

BAB II

GAMBARAN UMUM SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN A. Program My Trip My Adventure

Salah satu program televisi yang menampilkan program petualangan adalah program My Trip My Adventure (MTMA). Program ini mulai mengudaran sejak September 2013. My Trip My Adventure adalah salah satu program petualangan di Trans TV yang menampilkan keindahan-keindahan alam dan budaya Indonesia. Program My Trip MyAdventure merupakan acara

reality show yang memiliki kategori usia R-BO (Remaja – Bimbingan Orang Tua) yaitu dengan kategori usia remaja usia 13 sampai 21 tahun dengan bimbingan orang tua saat menonton.

Program My Trip My Advneture menampilkan visual yang luar biasa dengan mengeksplorasi suatu lokasi wisata beserta budaya dan kebiasaan daerah sekitarnya. Dengan menempatkan suatu lokasi wisata di program My Trip My Adventure, dapat membantu suatu destinasi wisata untuk mempromosikan potensi wisata yang dimilikinya.


(50)

2

Program ini menayangkan kegiatan petualangan wisata yang dilakukan oleh host acara di berbagai tempat di Indonesia, dengan tujuan memberikan informasi panduan wisata kepada para penonton yang menonton program My Trip My Adventure serta menggali potensi-potensi wisata lokal yang dimiliki oleh Indonesia agar menarik minat para penonton program untuk dapat berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Karena Indonesia sendiri memiliki tempat wisata yang sangat kaya, hal itu dapat dibuktikan dengan jumlah pulau di Indonesia yang mencapai 17.508 pulau dan memiliki gunung-gunung yang masih aktif. Indonesia memiliki julukan “Heaven Earth” karena Indonesia kaya akan kekayaan alam. Makan dari itu program My Trip My Adventure mencoba menyajikan program jalan-jalan sekitar Indonesia untuk memperlihatkan kekayaan dan keindahan alam yang dimiliki Indonesia.


(51)

3

Program acara ini dipandu oleh Hamish Daud Wylie, Vicky Nitinegoro, Nadine Chandrawinata, dan Deni Sumargo. Program My Trip My Adventure

tayang setiap hari Sabtu dan Minggu Jam 08.30 – 09.15 WIB, Jumlah keseluruhan durasi yaitu 45 Menit, dengan konten asli program rata-rata 27 Menit 35 Detik dan durasi iklan 17 Menit 25 Detik. My Trip My Adventure

memiliki ciri khas khusus terutama para host atau pembawa acara nya yang memiliki karakter sangat kuat, terlihat dari gesture tubuh dan pembawaan setiap penampilannya dalam program tersebut. Vicky, Hamish, dan Deni memiliki tubuh atletis dan cocok membawakan acara yang bertemakan petualangan serta Nadine wanita cantik dengan postur tubuh proposional yang memiliki hobi berpetualang.


(52)

4

B. Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

1. Sejarah MAPALA UMY

Berangkat dari kesadaran akan terencananya kelestarian alam sekaligus untuk mengikuti jejak para pendahulunya, sebanyak 15 orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berasal dari beragam fakultas dan ditambah perwakilan BKK UMY yang diwakili oleh Rozi Amin dan dipandu oleh MAPALA UNISI (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Islam Indonesia) yang dipimpin oleh Haryoko. Tepat pada tanggal 05 Mei 1983 Jam 10:00 WIB di puncak Gunung Lawu diproklamirkan berdirinya Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta disingkat “MAPALA UMY”. Momen penting ini didasari oleh niat yang tulus dan ikhlas sebagai seorang muslim dan kesadaran untuk ikut serta dalam usaha melestarikan alam.

Pada fase pendirian ini disepakati bersama untuk memberikan kepercayaan kepada Nurhidayat dari Fakultas Teknik untuk memimpin organisasi ini. Dalam perjalanan awalnya MAPALA UMY banyak menemui hambatan yang tidak ringan. Hal ini disebabkan selain belum adanya keberpihakan rektorat kampus UMY pada MAPALA UMY, juga disebabkan minimnya keahlian yang dimliki para anggota MAPALA UMY yang saat itu memiliki anggota dengan jumlah yang sedikit. Namun hal ini tidak menjadikan para pengurus dan anggota menjadi berkecil hati, mereka


(53)

5

mencoba membuktikan eksistensinya melalui kegiatan yang mampu menjadi bukti atas kepedulian MAPALA UMY pada masalah kelestarian lingkungan. Pada masa periode ini ditandai dengan diadakannya Great Camping (GC) atau sekarang disebut Pendidikan Dasar yang dipandu oleh MAPALA UNISI hingga Great Camping V (GC V).

Pada ahun 1986 berlangsung pergantian pengurus, posisi ketua MAPALA UMY dipercayakan kepada Maryono BF dari Fakultas Ekonomi. Pada masa kepemimpinannya keadaan tetap belum berubah, rektorat kampus UMY belum sepenuhnya bisa menerima keberadaan MAPALA UMY, namun setidaknya keadaan sedikit lebih baik karena program kerja pengurus periode ini, yang menjadi prioritas utama adalah mengenalkan MAPALA UMY sebagai kelompok Mahasiswa Pencinta Alam yan menjunjung tinggi nilai-nilai islam dan Tri Darma Perguruan Tinggi. Upaya pembuktian ini dilakukan dengan tindakan-tindakan positif yang mampu menimbulkan persepsi yang postif pula bagi keberadaan MAPALA UMY.

Pada tahun 1988 untuk perama kalinya diadakan musyawarah anggota MAPALA UMY. Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti bahwa MAPALA UMY berusaha untuk merapatkan barisan dalam berorganisasi, karena tanpa kerapian dan kerjasama yang baik akan menghambat perkembangan MAPALA UMY di masa yang akan datang. Musyawarah anggota tersebut


(54)

6

mempercayakan Dadang Fahrudin dari Fakultas Hukum untuk selanjutnya memimpin MAPALA UMY selama dua tahun kepengurusan.

Pada periode ini MAPALA UMY tidak memperhitungkan suara-suara negatif yang ditujukan kepada MAPALA UMY tetapi tetap berkonsentrasi pada kegatan dengan kesepakatan yang ada dalam Musyawarah Anggota. Pada periode ini pula MAPALA UMY mulai memliki peralatan sendiri untuk melaksanakan kegiatan. Selain itu, MAPALA UMY juga sudah menangani Pendidikan Dasar secara mandiri untuk menyaring mahasiswa yang ingin menjadi anggota MAPALA UMY.

Tahun 2016 ini MAPALA UMY genap berusia 33 tahun, dan telah terjadi 18 pergantian ketua yang hampir semuanya di dominasi oleh laki-laki, kecuali pada periode kepengurusan tahun 2010-2011 MAPALA UMY diketuai oleh seorang wanita yaitu Ken Savitrie mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. untuk periode 2016 – 2017 yang menjabat sebagai ketua adalah Vian Jamaludin Amin Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, beliau membeawa visi membangun MAPALA UMY menuju organisasi yang berkemajuan dengan misi sebagai berikut :

a) Mencetak kader-kader MAPALA UMY yang unggul dan berkualitas melalui kegiatan keprofesian dan kepencintaalaman.


(55)

7

b) Mengembangkan kegiatan – kegiatan yang inovatif, professional, dan mendunia guna menunjang organisasi khususnya, dan masyarakat umumnya.

c) Meningkatkan sinergi antara organisasi dan akademik, serta sinergi dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal.

2. Rumah Tangga MAPALA UMY

MAPALA UMY yang berkedudukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai azaz pancasila, Dasar Tri Darma perguruan tinggi, kaidah perguruan tinggi Muhammadiyah dan senantiasa menjunjung tinggi ajaran Islam. Adapun tujuan Organisasi ini adalah membentuk dan membina pribadi muslim melalui kegiatan kepencintaalaman. Status unit kegiatan Mahasiswa yang berada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dengan sifat tunggal bagi seluruh Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta serta mengemban misi dakwah islamiyah. Untuk mencapai tujuan, MAPALA UMY melakukan usaha-usaha kedalam dan keluar sebagai berikut :

1. Membina anggota supaya menjadi pencinta alam yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan mampu mengembangkan potensi diri yang jujur, dinamis, berani, dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang bermanfaat.


(56)

8

2. Meningkatkan latihan dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang kepencintaalaman sehingga dapat membantu pemerintah dan masyarakat.

3. Menanamkan kesadaran kepada anggota khususnya dan masyarakat umumnya terhadap kewajiban dan tanggung jawab akan pentingnya kelestarian alam.

Sejak berdirinya MAPALA UMY hingga tahun 2016 ini jumlah anggota MAPALA UMY sudah mencapai kurang lebih 893 anggota yang mendapatkan Nomor Daftar Pokok (NDP) dengan persyaratan yeng telah ditentukan. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah lulus dalam Pendidikan Dasar yang diadakan oleh MAPALA UMY setiap periode kepengurusan. Adapun keanggotaan dalam organisasi ini dibedakan sebagai berikut :

1. Anggota Muda, yaitu mahasiswa UMY yang telah dinyatakan lulus pendidikan dasar MAPALA UMY dan dilantik menjadi anggota muda MAPALA UMY.

2. Anggota Biasa, yaitu anggota muda yang telah dilantik menajdi anggota biasa MAPALA UMY.

3. Anggota Purna, yaitu anggota MAPALA UMY yang sudah diwisuda atau sudah tidak kuliah di Universitas Muhammadiyah


(57)

9

Yogyakarta dan berhak dilantik menjadi anggota purna MAPALA UMY.

4. Anggota Kehormatan, yaitu seseorang yang dikarenakan jasa-jasanya terhadap MAPALA UMY yang diangkat melalui peraturan khusus yang dibuat pengurus dan berhak dilantik menjadi anggota kehormatan MAPALA UMY.

Anggota Muda MAPALA UMY yang telah dilantik sebagai Anggota Biasa dapat meneruskan pada Pendidikan Lanjutan yang bertujuan untuk mendalami ilmu-ilmu kepencintaalaman. Selain itu Anggota MAPALA UMY berhak mengikuti kegiatan rutin yang diadakan oleh MAPALA UMY antara lain :

1. Mountaineering

Rock/Wall Climbing, yaitu kegiatan memanjat tebing alam ataupun tebing buatan.

Hill Walking, yaitu kegiatan perjalanan di alam bebas  Prusiking, yaitu kegiatan menaiki tali dengan

menggunkan simpul prusik.

Hesti, yaitu menuruni tebing dengan kemiringan kurang lebih 45 derajat menggunakan tali.

2. Arung Jeram


(58)

10

3. Caving (Susur Goa)

Penelusuran goa baik vertikal maupun horizontal

4. Search and Rescue (SAR)

Kegiatan pencarian orang atau korban sehingga kegiatan ini digabung dengan kegiatan P3K, Navigasi Darat, dan Survival.

5. Turun Desa 6. Pengajian

7. Diskusi dan Seminar

8. Lain – lain sebagai program kerja

Semua kegiatan tersebut dikoordinir oleh setiap bidang yang terkait, sesuai dengan hasil Rapat Kerja Pengurus MAPALA UMY. Niat baik, keseriusan serta keloyalan sangatlah penting untuk membuktikan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan.

3. Prestasi Ekspedisi

Selama 33 tahun berkarya, MAPALA UMY telah melakukan berbagai ekspedisi ke berbagai tempat di Indonesia bahkan luar negeri, berikut ini catatan ekspedisi yang telah dilakukan MAPALA UMY :

1. Ekspedisi Puncak Cratenz Piramid, Papua, 1999. 2. Ekspedisi Tebing Marsompa, Sumatera Utara, 2000.

3. Ekspedisi Putri Seruni, pendakian tiga puncak gunung tertinggi di Pulau Sumatera, 2000.


(59)

11

4. Ekspedisi Arung Jeram Raflesia, Bengkulu, 2008. 5. Ekspedisi Gunung Elbrus di Rusia – Benua Eropa, 2014. Khusus ekspedisi yang terakhir, yaitu Ekspedisi Gunung Elbrus (Mount Elbrus Expedition) adalah ekspedisi luar negeri yang pertama kali dilakukan oleh MAPALA UMY. Ini adalah ekspedisi awal untuk selanjutnya melanjutkan ekspedisi pendakian di tujuh gunung tertinggi di tujuh benua atau yang lebih sering disebut Seven Summit Expedition. Mount Elbrus Expedition mengusung tema “Muda Mendunia dari Jogja Untuk

Indonesia”. Tidak hanya mendaki gunung, tim yang berangkat pun melakukan penelitian tentang kehidupan muslim di Kota Treskol tepatnya di kaki gunung Caucasus. Karena kota tersebut merupakan kota sejarah yang dulunya menjadi tempat jalur umat muslim menyiarkan Agama Islam di Rusia. Seluruh hasil kegiatan ini telah dirangkum dalam satu buku dan film pendek berjudul “Balkarian In Treskol”. Selain itu Ekspedisi ini juga berhasil memecahkan rekor pemakaian batik di puncak gunung tertinggi

(Mount Elbrus, Rusia, 5.642 mdpl) melalui Meseum Rekor – Dunia Indonesia. Pemecahan rekor ini merupakan bentuk promosi kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Yogyakarta di kancah dunia.


(60)

1

BAB III

ANALISIS DAN INTERPRETASI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang analisis hasil uji motif menonton tayangan

My Trip My Adventure pada mahasiswa anggota Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunkaan metode pre-test dan test. Pre-test dilakukan untuk memastikan bahwa item-item pernyataan pada kuesionair dapat dipahami oleh responden. Test dilakukan untuk mengetahui motif apa yang mendorong anggota MAPALA UMY untuk menonton tayangan My Trip My Adventure.

A. Data Hitung Pre-Test

Pre-Test dilakukan terhadap orang-orang yang memiliki karakteristik mirip dengan objek dari penelitian ini. Objek dari penelitian ini adalah anggota MAPALA UMY, jadi peneliti melakukan pre-test terhadap mahasiswa yang bukan merupakan anggota MAPALA UMY namun gemar melakukan kegiatan petualangan atau tergabung dalam komunitas pencinta alam selain MAPALA UMY.

Berikut merupakan tabel hasil penghitungan pre-test

NO P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 P 12 NO

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 P 12 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 19 4 3 4 2 2 2 2 2 1 1 4 1 2 3 1 3 3 2 1 1 2 4 3 4 4 20 4 2 4 3 3 1 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 3 4 4 4 21 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 22 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 23 4 4 4 2 2 4 1 1 3 2 4 4


(61)

2

6 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 24 4 3 4 3 3 1 1 3 3 3 4 3 7 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 25 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 8 2 3 2 3 3 2 2 2 4 4 4 4 26 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 28 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 11 4 3 4 3 3 4 1 2 2 2 3 2 29 3 2 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 12 3 1 3 2 2 4 2 2 3 2 3 2 30 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 2 1 2 3 3 1 1 1 3 3 2 3 31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 14 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 32 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 15 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 33 3 2 3 1 1 1 1 1 3 3 3 3 16 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 34 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 17 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 35 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 18 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3

Tabel 3.1 Hasil Data Pre-Test

B. Hasil Uji Validitas Data Pre-Test

Dalam penelitian ini, peneliti menggunkana analisis faktor dengan bantuan program SPSS 20.0. untuk menguji validitas. Uji validitas terhadap data pre-test yang dilakukan kepada 35 responden adalah sebagai berikut :

Component

1 2 3 4

P1 .124 .907 .247 .207

P2 .115 .574 .224 .540

P3 .102 .902 .286 .150

P4 .278 .165 .171 .878

P5 .221 .177 .259 .891

P6 -.019 .336 .728 .121

P7 .186 .194 .873 .127

P8 .132 .099 .836 .263

P9 .920 .044 .147 .178

P10 .869 -.048 .206 .331

P11 .708 .495 -.025 -.115

P12 .915 .148 .042 .245


(62)

3

Dari hasil penghitungan, keduabelas item pernyataan dibagi menjadi empat komponen. Masing-masing item pernyataan memiliki indikator yang berbeda-beda. Untuk P1 hingga P3 mewakili indikator Motif Informasi, P4 hingga P5 mewakili indikator Identitas Pribadi, P6 hingga P8 mewakili Indikator Identitas Pribadi, P9 hingga P12 mewakili Motif Hiburan. Dari hasil penghitungan masing-masing indikator dari setiap motif terletak pada komponen yang sama. Motif Informasi yaitu P1-P3 terletak pada komponen 2, motif Identitas Pribadi yaitu P4-P5 terletak pada komponen 4, motif Integritas Pribadi yaitu P6-P8 terletak pada komponen 3, dan terakhir Motif Hiburan P9-P12 terletak pada komponen 1.

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .727

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 396.887

Df 66

Sig. .000

Tabel 3.3 Hasil KMO dan Bartlett’s Test

Nilai KMO and Bartlett’s test untuk korelasi antara variabel yang diinginkan adalah > 0.5. Signifikansi penelitian adalah 0.05. Berdasarkan tabel 3.3 diatas diketahui bahwa nilai KMO sebesar 0.727 dengan signifikansi sebesar 0.000. angka 0.727 berada diatas 0,5 dan signifikasi lebih kecil daro 0.05 maka data diatas dapat dianalisis ebih lanjut.


(63)

4

C. Hasil Uji Reliabilitas Data Pre-Test

Kuesionair atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti sehingga perlu diuji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan dapa mengukur apa yang hendak diukur. Instrument yang reliabel berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, Metode Penenlitian Administrasi, 2007, p. 48). Uji reliabilitas dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengujian. Angka yang ditunjukan dalam pengujian ini berupa koefisien reliabilitas. Apabila nilai koefisien cronbach-alpha-nya sudah memiliki nilai > 0.6, maka variabel dinyatakan reliabel (Arikunto, 1998, p. 172).

Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0. Hasil uji perhitungan reliabilitas motif menonton tayangan My Trip My Adventure terhadap anggota MAPALA UMY digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Cronbach's Alpha

N of Items

.893 12

Tabel 3.4 Reliability Statistics

Hasil uji koef cronbrach alpha sebesar 0.893, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah reliabel.


(64)

5

D. Data Hitung Test

Kuesioner penelitian ini dibagikan kepada 69 orang anggota MAPALA UMY yang berstatus mahasiswa dan aktif berkegiatan di MAPALA UMY, dari kuesionair yang disebar didapatkan hasil sebagai berikut

NO P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 P 12 NO

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P 10 P 11 P 12

1 2 3 2 3 2 1 1 2 3 2 3 3 36 2 2 2 2 2 1 1 2 3 4 2 3

2 3 3 3 3 2 1 1 2 4 3 4 4 37 3 3 3 3 2 1 1 2 4 3 4 4

3 4 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 4 38 4 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 4

4 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 39 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4

5 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3

6 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 41 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2

7 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 42 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4

8 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 4 4 43 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 4 4

9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2

10 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 45 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3

11 4 4 4 3 3 4 1 2 2 2 3 2 46 4 4 4 3 3 4 1 2 2 2 3 2

12 3 3 3 2 2 4 2 2 3 2 3 2 47 3 3 3 2 2 4 2 1 3 2 3 2

13 2 2 2 3 3 1 1 1 3 3 2 3 48 2 2 2 3 3 1 1 1 3 3 2 3

14 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 49 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3

15 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 50 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1

16 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 51 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3

17 4 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2 52 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2

18 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 53 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3

19 4 4 4 2 2 2 2 2 1 1 4 1 54 4 4 4 2 2 2 2 2 1 1 4 1

20 2 4 4 3 3 1 2 2 3 3 4 3 55 4 4 4 3 3 1 3 2 3 3 4 3

21 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 56 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3

22 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 3 57 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 3

23 4 4 4 2 2 4 1 1 2 2 4 2 58 4 4 4 2 2 4 1 1 1 2 4 4

24 4 4 4 3 3 1 1 3 3 3 3 3 59 4 4 4 3 3 1 1 3 3 3 4 3

25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 60 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3

26 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 61 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 62 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

28 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 63 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3


(65)

6

30 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 66 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2

32 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 67 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4

33 3 3 3 1 1 1 1 1 3 3 3 3 68 3 3 3 1 1 1 1 1 4 3 3 3

34 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 69 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3

35 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3

Tabel 3.5 Data Test

E. Hasil Uji Validitas Data Test

Dalam penelitian ini, peneliti menggunkana analisis faktor dengan bantuan program SPSS 20.0. untuk menguji validitas. Uji validitas terhadap data pre-test yang dilakukan kepada 69 responden adalah sebagai berikut :

Component

1 2 3 4

p1 .841 .091 .288 .282

p2 .947 .059 .153 .089

p3 .927 .070 .233 .151

p4 .178 .330 .183 .861

p5 .164 .178 .248 .892

p6 .333 -.121 .710 .142

p7 .214 .212 .867 .075

p8 .091 .178 .830 .258

p9 .043 .900 .084 .146

p10 -.031 .867 .250 .230

p11 .570 .588 .044 -.156

p12 .168 .873 -.032 .273

Tabel 3.6 Hasil Rotated Component Matrix

Dari hasil penghitungan, keduabelas item pernyataan dibagi menjadi empat komponen. Masing-masing item pernyataan memiliki indikator yang berbeda-beda. Untuk P1 hingga P3 mewakili indikator Motif Informasi, P4


(66)

7

hingga P5 mewakili indikator Identitas Pribadi, P6 hingga P8 mewakili Indikator Identitas Pribadi, P9 hingga P12 mewakili Motif Hiburan. Dari hasil penghitungan masing-masing indikator dari setiap motif terletak pada komponen yang sama. Motif Informasi yaitu P1-P3 terletak pada komponen 1, motif Identitas Pribadi yaitu P4-P5 terletak pada komponen 4, motif Integritas Pribadi yaitu P6-P8 terletak pada komponen 3, dan terakhir Motif Hiburan P9-P12 terletak pada komponen 2.

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .800

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 688.069

Df 66

Sig. .000

Tabel 3.7 KMO and Bartlet’s Test

Nilai KMO and Bartlett’s test untuk korelasi antara variabel yang diinginkan adalah > 0.5. Signifikansi penelitian adalah 0.05. Berdasarkan tabel 3.3 diatas diketahui bahwa nilai KMO sebesar 0.800 dengan signifikansi sebesar 0.000. angka 0.800 berada diatas 0,5 dan signifikasi lebih kecil daro 0.05 maka data diatas dapat dianalisis ebih lanjut.

F. Hasil Uji Reliabilitas Data Test Cronbach's

Alpha

N of Items

.881 12


(67)

8

Hasil uji koef cronbrach alpha sebesar 0.893 > 0.6, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah reliabel.

G. Hasil Uji Beda Rata-Rata One Sample T-Test 1. Motif Informasi dan Motif Identitas Pribadi

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Motif Informasi 69 9.12 2.564 .309

Motif Identitas Pribadi 69 5.41 1.498 .180

Test Value = 0

t df Sig.

(2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Motif Informasi 29.532 68 .000 9.116 8.50 9.73

Motif Identitas

Pribadi 29.971 68 .000 5.406 5.05 5.77

Dari hasil uji beda rata-rata menggunkana One-Sample T-Test dapat dilihat bahwa Motif Informasi dan Motif Identitas Pribadi mempunyai perbedaan rata-rata yang cukup signifikan sebesar 3.71.

Motif informasi mempunyai mean lebih besar yaitu 9.12 dibandingkan dengan motif Identitas pribadi dengan mean 5.41. Menurut teori Usses and Gratification khalayak dianggap aktif menggunkan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, mahasiswa anggota MAPALA UMY yang menjadi objek penelitian sebagian besar lebih tertarik untuk menonton


(68)

9

tayangan My Trip My Adventure karena dorongan informasi yang dibutuhkannya sebagai anggota MAPALA UMY meliputi informasi mengenai tempat wisata petualangan, proses melakukan perjalanan wisata petualangan, dan aspek-aspek pendukung petualangan seperti rute perjalanan dan penginapan. Untuk motif identitas pribadi mempunyai nilai mean yang lebih kecil dari pada motif informasi karena sebagai mahasiswa yang tergabung dalam organisasi MAPALA UMY, menonton tayangan My Trip My Adventure tidak mempunyai daya tari untuk meperkuat jati diri mereka sebagai anggota MAPALA UMY dan tidak banyak dari mereka yang meniru gaya petualangan para pembawa host My Trip My Adventure

karena para responden sudah memiliki style fashion tersendiri. 2. Motif Informasi dan Motif Integritas Sosial

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Motif Informasi 69 9.12 2.564 .309

Motif Integritas Sosial 69 6.97 2.437 .293

Test Value = 0

t df Sig.

(2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Motif Informasi 29.532 68 .000 9.116 8.50 9.73

Motif Integritas


(69)

10

Dari hasil uji beda rata-rata menggunkana One-Sample T-Test dapat dilihat bahwa Motif Informasi dan Motif Integrasi Sosial mempunyai perbedaan rata-rata yang cukup signifikan sebesar 2.14.

Motif Informasi memiliki nilai mean yang lebih tinggi yaitu sebesar 9.12 dibandingkan motif Integritas Pribadi yaitu 6.97. Alasan kenapa motif informasi memiliki nilai mean yang lebih telah dijelaskan di atas di bagian perbandingan antara Motif Informasi dan Motif Identitas Pribadi. Sendangkan Motif Integritas Sosial memiliki nilai mean yang lebih rendah karena dengan menonton tayangan My Trip My Adventure, responden dari penelitian ini yang merupakan mahasiswa anggota MAPALA UMY tidak membantu mereka menjalankan peran dalam organisasi maupun meningkatkan rasa memiliki terhadap organisasi dan hanya sedikit dari mereka yang bisa menemukan bahan untuk bersosialisasi dengan menonton tayangan My Trip My Adventure.

3. Motif Informasi dan Motif Hiburan

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Motif Informasi 69 9.12 2.564 .309


(70)

11

Test Value = 0

t Df Sig.

(2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Motif

Informasi 29.532 68 .000 9.116 8.50 9.73

Motif

Hiburan 33.649 68 .000 11.609 10.92 12.30

Dari hasil uji beda rata-rata menggunkana One-Sample T-Test dapat dilihat bahwa Motif Informasi dan Motif Hiburan mempunyai perbedaan rata-rata yang cukup signifikan sebesar 2.49.

Motif hiburan memiliki nilai mean yang lebih tinggi yaitu 11.61 dibandingkan dengan motif informasi yaitu sebesar 11.61. Terkait dengan motif dalam mengkonsumsi media menurut McQuail salah satunya adalah motif hiburan meliputi melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu luang, menyalurkan emosi dan membangkitkan gairah seks. Dalam penelitian ini yang menjadi sub dari motif hiburan diterjemahkan kedalam dfinisi operasional meliputi, melepaskan diri dari permasalhan akademik dan organisasi, mengisi waktu luang, menyalurkan ketertarikan terhadap petualanga, dan untuk mendapatkan kesenangan. Dan hal-hal tersebut lebih besar mendorong mahasiswa anggota MAPALA UMY untu menonton


(1)

18 5.406. dan ini merupakan nilai mean paling kecil dan mepunyai perbedaan mean yang signifikan dengan motif-motif lainnya.


(2)

1 BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan dan saran ini merupakan hasil dari penelitian untuk mengetahui “Motif Menonton Tayangan My Trip My Adventure pada Mahasiswa Anggota Mahasiswa Pencita Alam (MAPALA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian akan diuraikan sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motif yang mempunyai rata-rata paling tinggi adalah motif hiburan sebesar 11.609, itu artinya motif paling besar yang mendorong mahasiswa anggota MAPALA UMY untuk menonton tayangan My Trip My Adventure adalah motif hiburan dengan nilai rata-rata, yang kedua adalah motif informasi dengan nilai rata-rata sebesar 9,12, selanjutnya adalah motif integritas sosial dengan nilai rata-rata 6.97, dan yang terakhir adalah motif identitas pribadi dengan nilai rata-rata sebesar 5.41.

Dari hasil penelitian, ternyata motif hiburan memiliki nilai mean paling besar dibandingkan dengan motif-motif yang lainnya. Motif hiburan meliputi melepaskan diri dari permasalahn akademik dan organisasi, mengisi waktu luang, menyalurkan ketertarikan terhadap petualangan, dan untuk mendapatkan kesenangan ternyata memiliki dorongan paling kuat bagi mahasiswa anggota MAPALA UMY untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adventure.


(3)

2 Motif terkuat ke dua yang mendorong mahasiswa anggota MAPALA UMY untuk menonton tayangan My Trip My Adventure adalah motif informasi. Motif informasi yang meliputi pencarian infromasi mengenai tempat wisata petualangan, proses perjalanan wisata petualangan, pemuasan rasa ingin tahu terhadap objek petualangan, dan informasi mengenai aspek pendukung petualangan ternya mempunyai dorongan yang cukup kuat bagi mahasiswa anggota MAPALA UMY untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adventure. Hal ini dikarenakan berbagai informasi yang didapatkan dari tayangan My Trip My Adventure membatu responden untuk melakukan perjalanan wisata atau petualangan.

Motif terkuat selanjutnya yang mendorong mahasiswa anggota MAPALA UMY untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adventure adalah motif integritas dan interaksi soaial. Tidak banyak dari responden yang memiliki motif integritas dan interaksi soaial untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adventure. Motif integrasi dan interaksi sosial dalam menonoton tayangan My Trip My Adventure pada mahasiswa anggota MAPALA UMY meliputi penemuan bahan percakapan untuk berintekasi sosial, membantu menjalankan peran dalam organisasi, dan meningkatkan rasa memiliki terhadap organisasi.

Motif terakhir yang mendorong mahasiswa anggota MAPALA UMY untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adventure adalah motif identitas pribadi. Hanya sedikit dari responden yang memiliki motif identitas pribadi dalam menyaksiakan tayangan My Trip My Adventure karena sebagai anggota MAPALA UMY motif ini


(4)

3 dirasa kurang kuat mendorong responden untuk menyaksikan tayangan My Trip My Adenture. Motif identitas pribadi meliputi, memperkuat identitas sebagai anggota MAPALA UMY dan peniruan gaya petualangan yang dilakukan oleh host My Trip My Adventure. Karena sebagai anggota MAPALA UMY, dengan menonton tayangan My Trip My Adventure tidak memperkuat jati diri responden sebagai anggota MAPALA UMY dan juga responden sudah memiliki gaya petualangannya tersendiri sehingga tidak perlu lagi meniri gaya petualangan yang dilakukan oleh host My Trip My Advneture.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Peneliti menyarakna kepada kepada stasiun televisi yang menayangkan program-program petualangan agar konten-konten dalam program seperti pembawa acara disesuaikan dengan target audiens.

2. Peneliti menyarankan kepada pihak TRANS TV selaku stasuin televisi yang menyangkan program My Trip My Adventure agar fokus menayangkan program mengenai eksplorasi wisata petualangan di Indonesia.

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menambah variabel-variabel lain untuk mengembangkan model penelitian mengenai motif menonton tayangan program televisi.


(5)

1 DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku

Ardianto, E. (2004). Komunikasi Massa : Suatu Pengantar . Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djali, H., & Muljono. (2007, September). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta, Jakarta, Indonesia.

Rakhmat, M. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Offset.

Effendi, S., & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Erdiyana, L. K. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar . Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Offset.

Ghufron, M. N., & Risnawita , R. (2012). Teori Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatid dan Kuantitatif. Yogyakarta: Gelora Aksara Pratama .

Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi . Jakarta: PT. Kencana.

Kuswandi, D. W. (1996). Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(6)

2 Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Effendy, M. (1993). TELEVISI SIARAN TEORI & PRAKTEK. Bandung: Mandar Maju.

Rakhmat, J. (2004). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi contoh Analisis Statistik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Severin, W. J., & Tankard, J. W. (2007). Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Singarimbun, M., & Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. (2007). Metode Penenlitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta .

Umar, H. (2005). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

West, R. (2008). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Dari Internet


Dokumen yang terkait

BODY IMAGE ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA PENCINTA ALAM

0 6 31

PENGARUH TAYANGAN MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP MINAT TRAVELING MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2012 Universitas Lampung)

4 40 89

MOTIF DAN KEPUASAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI Motif Dan Kepuasan Menonton Tayangan Televisi Studi Korelasi Motif Dan Kepuasan Dalam Menonton Tayangan Indonesia Lawak Klub Di Trans7 Pada Kalangan Mahasiswa Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan

0 4 11

MOTIF DAN KEPUASAN MENONTON TAYANGAN TELEVISI Motif Dan Kepuasan Menonton Tayangan Televisi Studi Korelasi Motif Dan Kepuasan Dalam Menonton Tayangan Indonesia Lawak Klub Di Trans7 Pada Kalangan Mahasiswa Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan

0 2 16

Studi Deskriptif tentang Motif Prososial pada Mahasiswa Anggota Pencinta Alam "X" di Bandung.

0 2 49

MOTIF ANGGOTA RESIMEN MAHASISWA TENTANG TAYANGAN TARGET DAN STRATEGI DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Tentang Motif Anggota Resimen Mahasiswa Korwil I Surabaya Dalam Menonton Tayangan Target Dan Strategi Di Indosiar).

0 0 9

Persepsi Mahasiswa Pecinta Alam Surabaya Terhadap Program Acara My Trip My Adventure Di Trans TV | Giovanni | Jurnal e-Komunikasi 6161 11634 1 SM

0 0 9

Broadcasting Angkatan 2015 Terhadap Program My Trip My Adventure di Trans Tv.”

0 0 14

Pengaruh Tayangan My Trip My Adventure terhadap Motivasi Berwisata Mahasiswa Politeknik Pariwisata Makassar Angkatan 2015 - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 105

PENGARUH INTENSITAS MENONTON TAYANGAN MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP MINAT TRAVELING MAHASISWA (Studi Eksplanatoris Pengaruh Intensitas Menonton Tayangan My Trip My Adventuree terhadap Minat Traveling pada Mahasiswa S1 FISIP Universitas Sebelas Maret Surak

0 0 131