“Kader Produsen” Sangat Diperlukan Muhammadiyah

KAPITA SELEKTA

“Kader Produsen”
Sangat Diperlukan Muhammadiyah
ARI MARDIONO
“kader produsen” ialah kegiatan dan amal
usaha yang dikembangkan memang betulbetul menyentuh dan bermanfaat bagi
masyarakat. Menurut penulis, hal ini
merupakan salah satu “senjata” yang bisa
digunakan untuk mengkonter paham di luar
Muhammadiyah, bahwa Persyarikatan kita tercinta ini membumikan atau mengaktualisasikan ayat-ayat dan hadits-hadits
ke dalam bentuk nyata di masyarakat.
Sifat yang tampak jelas lainnya dari “kader produsen” ialah sangat amanat dan
bertanggungjawab. Banyak di antara pimpinan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang
tergusur dengan sendirinya karena kurang
amanat, terutama dalam hal keuangan.
Kondisi ekonomi keluarga dan sifat materialistik yang sangat jelas di masyarakat
saat ini menjadi salah satu pemicu untuk
melakukan hal-hal yang tidak terpuji pada
diri seorang pimpinan.
Akhirnya, penulis menyarankan introspeksi diri kita masing-masing, terutama

para pimpinan serta kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, sudahkah termasuk
seorang “kader produsen”? Bila belum, tidak ada kata terlambat, marilah dengan
sekuat tenaga kita berusaha menjadi perintis yang berdiri terdepan dalam menggerakkan kegiatan dan AUM di lingkungan
kita masing-masing, dengan berpedoman
pada aturan Persyarikatan dan tidak mudah patah arang bila mendapat kendala
dan sanjungan. Ciri khas pimpinan Muhammadiyah adalah keikhlasan yang penuh semangat beribadah kepada Allah
SwT dalam menginfakkan semua yang dimilikinya, baik pikiran, tenaga, waktu, keluarga, maupun harta. Semoga ke depan
Muhammadiyah lebih bermanfaat lagi bagi
umat. Amin.l
Penulis adalah Sekretaris PCM Sragi
2005-2010, Kabupaten Pekalongan, Jawa
Tengah.

htt
p:/
/w
w

w.


pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

pendidikan) milik organisasi lain, dengan
mencari-cari alasan kelemahan AUM. Padahal ia adalah seorang pimpinan Muhammadiyah atau pimpinan ‘Aisyiyah setempat, tetapi ia tidak mau menjadi “kader produsen” dengan membantu memperbaiki
kelemahan AUM miliknya dengan kemampuan yang ia miliki, hanya berada “di
luar” sambil mengamati dan mengomentari
kelemahannya.
“Kader produsen” tidak perlu terlalu banyak, karena ia memiliki militansi ber-Muhammadiyah yang tinggi. Tidak terlalu banyak bicara, tetapi berusaha maksimal berkiprah menggerakkan Muhammadiyah.
Tahan banting, bila mendapat kritikan, sindiran, cemoohan, atau disalahkan, maka
seorang “kader produsen” akan tetap istiqamah dalam memimpin Muhammadiyah, karena ia bekerja sesuai dengan aturan dalam AD dan ART Persyarikatan. Bahkan pada saat banyak sekali godaan paham atau ideologi dari luar Muhammadiyah
yang menggerogoti para anggota dan
pimpinan Muhammadiyah atau ‘Aisyiyah,

ia senantiasa berdiri di barisan terdepan
untuk menolak dengan baik dan santun.
Memang Muhammadiyah sudah sangat besar dan kaderisasi di sebagian tempat kurang berjalan semestinya, sehingga
hal ini mempermudah paham di luar Muhammadiyah masuk ke dalam lingkungan
keluarga besar simpatisan, anggota dan
pimpinan Muhammadiyah. Inilah tantangan zaman yang mau tidak mau harus kita
hadapi. Di sinilah peran penting adanya “kader produsen” yang dimaksud, yaitu membina para jamaah agar lebih memahami lagi
tentang maksud dan tujuan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Salah satu kelebihan yang dimiliki
Muhammadiyah sebagai pembinaan

De
mo
(

Vi
sit

K


ader Muhammadiyah merupakan
orang-orang terpilih yang terdepan
dalam menggerakkan Persyarikatan. Oleh karena itu diperlukan kriteria-kriteria spesifik agar keberadaan kader dapat
memenuhi harapan Muhammadiyah dan
umat.
Muammadiyah dengan segala kelebihan dan kekurangannya, sampai saat ini,
merupakan organisasi Islam yang memiliki amal usaha terbanyak di dunia. Terbentuknya sebuah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ini memerlukan perintis atau
kader yang dapat menjalankan usaha dan
kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan pengalaman penulis,
berdirinya sebuah AUM hanya dirintis atau
dibidani beberapa orang kader. Kader di
sinilah yang dimaksudkan dengan “Kader
Produsen”. Kader inilah yang mempunyai
ide atau gagasan awal berdirinya AUM
atau kegiatan, kemudian merancang pertemuan atau rapat pimpinan dan anggota,
mengurusi administrasi, mencari sumber
dana, sampai melaksanakan terbentuknya
amal usaha tersebut, serta memelihara dan

mengembangkannya.
Memang anggota Muhammadiyah di
seluruh Indonesia sangat banyak, diperkirakan mencapai 30 juta-an anggota, tetapi
sebagian besar hanya merupakan “Kader
Konsumen”, yaitu kader yang pasif, tidak
pernah mempunyai ide atau gagasan tertentu, menghadiri kegiatan Muhammadiyah
hanya karena diundang, seringkali mengkritik dan mencemooh, tetapi tidak ada solusi dan berkiprah, masih bersedia berinfak
untuk kegiatan sekadarnya.
Dalam AUM yang sudah terbentuk pun
“kader konsumen” ini hanya membandingbandingkan dengan amal usaha milik organisasi lain, bila menurut perhitungannya
kualitas AUM masih kalah dengan yang
lain, maka ia memilih amal usaha (misal

SUARA MUHAMMADIYAH 16 / 95 | 16 - 31 AGUSTUS 2010

47