PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 15 MEDAN T.P. 2014/2015.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA
NEGERI 15 MEDAN T.P. 2014/2015

Oleh:
Rini Irmanti Bu’ulolo
NIM 4113121054
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


i
ii

ii

RIWAYAT HIDUP
Rini Irmanti Bu’ulolo dilahirkan di Medan, pada tanggal 16 Juli 1993.
Ayah bernama Firman Bu’ulolo dan ibu bernama Asmawati Simarmata, dan
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD Santo Thomas 2 Medan, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjut sekolah SMP Negeri 30 Medan, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun
2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 15 Medan, dan lulus pada
tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan, dan lulus ujian pada tanggal 24 Juni 2015. Selama
kuliah, penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan
(UKMKP).

iii


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
MENGGUNAKAN ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA
NEGERI 15 MEDAN T.P. 2014/2015
RINI IRMANTI BU’ULOLO (NIM 4113121054)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah menggunakan animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P.
2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan two
group pretes-posttest design. Populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15
Medan terdiri dari 10 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan
dengan cluster random sampling, yaitu kelas X-7 sebagai kelas eksperimen yang
berjumlah 43 siswa dan kelas X-9 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 44 siswa.
Instrumen yang digunakan ada 2, yaitu 1) tes hasil belajar dalam bentuk uraian
sebanyak 5 soal yang telah divalidasi dan 2) lembar observasi aktivitas belajar
siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda (uji t) dengan persyaratan uji
normalitas dan uji homogenitas.

Nilai rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing
16,23 dan 15,45. Kemudian dilakukan uji normalitas pada kedua kelas masingmasing diperoleh Lhitung = 0,0739 < Ltabel = 0,1351 dan Lhitung = 0,1045 < Ltabel =
0,1336. Setelah itu dilakukan uji homogenitas, diperoleh Fhitung = 1,477 < Ftabel =
1,663. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan
homogen, kemudian dilakukan uji t dua pihak. Uji t menunjukkan -ttabel < thitung <
ttabel (-1,992 < 0,483 < 1,992) dimana Ho diterima, yang berarti kelas eksperimen
dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Nilai rata-rata postes
kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 61,19 dan 54,39. Kemudian
dilakukan uji normalitas pada kedua kelas masing-masing diperoleh Lhitung =
0,1274 < Ltabel = 0,1351 dan Lhitung = 0,1239 < Ltabel = 0,1336. Setelah itu
dilakukan uji homogenitas, diperoleh Fhitung = 1,340 < Ftabel = 1,663. Dari hasil
tersebut disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Hasil
pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,038 > 1,666 pada taraf
signifikansi α = 0,05 dan dk = 85. Hal ini berarti Ha terima, yang berarti ada
pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015. Aktivitas siswa selama pembelajaran pada
kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu rata-rata aktivitas siswa pada
pertemuan I sebesar 64,03, pada pertemuan II sebesar 71,63, dan pada pertemuan
III meningkat menjadi 79,53 sehingga diperoleh rata-rata aktivitas siswa sebesar

71,73.

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv

vi
viii
ix
x

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional

1
1
4
4
5
5

6
6

BAB II : LANDASAN TEORI
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Aktivitas Belajar
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.4. Model Pembelajaran
2.1.5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.1. Teori Belajar yang Mendukung Model PBM
2.1.5.2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.3. Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.5.4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
2.1.5.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
2.1.5.6. Hasil dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.6. Pembelajaran Konvensional
2.1.7. Media Pembelajaran

2.1.7.1. Animasi
2.1.8. Suhu dan Kalor
2.1.8.1. Suhu
2.1.8.2. Pemuaian
2.1.8.3. Kalor
2.1.8.4. Perubahan Wujud Zat
2.1.8.5. Asas Black
2.1.8.6. Perpindahan Kalor

8
8
8
8
10
15
16
17
18
19
20

21
22
23
23
25
25
25
26
29
31
32
33

vii

2.1.9. Penelitian yang Relevan
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis Penelitian

35

37
38

BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
3.3.2. Variabel Terikat
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
3.4.2. Desain Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes Hasil Belajar
3.6.2. Lembar Observasi
3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian
3.7.1. Validitas Isi

3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Persyaratan Analisis Data
3.8.2. Pengujian Hipotesis

39
39
39
39
39
39
39
39
40
40
40
41
43
43
43
44

44
44
44
46

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Belajar
4.1.2. Pengolahan dan Analisa Data
4.1.3. Pengujian Analisa Data
4.1.3.1. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
4.1.3.2. Uji Normalitas Data
4.1.3.3. Uji Homogenitas Data
4.1.3.4. Uji Hipotesis Penelitian
4.1.4. Observasi
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

50
50
50
50
52
52
52
52
53
54
57

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

60
60
61

DAFTAR PUSTAKA

62

LAMPIRAN

64

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis dan Subjenis Dimensi Pengetahuan
Tabel 2.2. Dimensi Proses Kognitif
Tabel 2.3. Sintaksis untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 2.4. Kalor Jenis Beberapa Zat dalam J/Kg.K
Tabel 2.5. Penelitian yang Relevan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Tabel 3.1. Two Group Pretest – Posttest Design
Tabel 3.2. Perincian Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.3. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel
Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes
Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes
Tabel 4.8. Hasil observasi aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
eksperimen

Halaman
11
12
20
31
35
40
43
50
51
52
52
52
53
54
55

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hasil yang diperoleh pelajar dari model PBM
Gambar 2.2. Beberapa macam termometer
Gambar 2.3. Grafik anomali air
Gambar 2.4. Pengaruh kalor terhadap suhu benda
Gambar 2.5. Skema perubahan wujud zat
Gambar 2.6. Perpindahan kalor secara konduksi
Gambar 3.1. Skema prosedur penelitian
Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Gambar 4.2. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Gambar 4.3. Diagram batang data aktivitas kelas eksperimen setiap
pertemuan
Gambar 4.4. Diagram batang kategori aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas ekperimen

Halaman
22
26
28
30
32
33
42
51
51
54
56

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lampiran 28.
Lampiran 29.

Silabus Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-2)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-3)
Lembar Kerja Siswa (LKS-1)
Lembar Kerja Siswa (LKS-2)
Lembar Kerja Siswa (LKS-3)
Jawaban LKS
Data Hasil Penilaian LKS Setiap Kelompok
Soal-soal Tes Hasil Belajar
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Lembar Wawancara Guru
Angket Siswa
Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen
Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol
Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen
Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol
Data Hasil Belajar Siswa
Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi
Perhitungan Normalitas Data
Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Perhitungan Homogenitas Data
Daftar Nilal Persentil untuk Distribusi F
Perhitungan Uji Hipotesis
Daftar NiIai Persentil untuk Distribusi t
Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Dokumentasi Penelitian

Halaman
64
72
85
98
112
115
118
121
126
127
129
135
136
139
140
141
142
143
146
148
155
156
157
160
162
165
166
174
176

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.
Perubahan itu meliputi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya menyiapkan masa depan, tetapi juga bagaimana
menciptakan masa depan. Rusman (2012:230) menyatakan bahwa pendidikan
harus membantu perkembangan terciptanya individu yang kritis dengan tingkat
kreativitas yang sangat tinggi dan tingkat keterampilan berpikir yang lebih tinggi
pula. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas pendidikan, salah
satunya Sekolah Menengah Atas (SMA). Kualitas pendidikan ditunjukkan oleh
hasil belajar siswa terhadap berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Fisika
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA, yang sangat
berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu
pelajaran fisika di berbagai satuan pendidikan perlu dikembangkan dan
diperhatikan. Keberhasilan pengajaran fisika tidak terlepas dari kualitas guru
sebagai tenaga pengajar fisika, akan tetapi dalam mengajarkan pelajaran fisika,
guru banyak mengalami kesulitan, diantaranya karena minat belajar siswa yang
kurang, menyebabkan hasil belajar fisika cenderung masih rendah.
Hal ini terbukti dengan hasil wawancara peneliti kepada salah satu guru
mata pelajaran fisika di SMA Negeri 15 Medan. Beliau mengatakan hasil belajar
siswa cenderung masih rendah, diperoleh data hasil belajar fisika pada ujian
harian yaitu nilai rata-rata 50,65 sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang
harus tercapai adalah 70. Hal ini disebabkan karena siswa beranggapan bahwa
fisika itu sulit untuk dimengerti/dipahami sebab guru menjelaskan materi lebih
menekankan rumus daripada konsep di kehidupan sehari-hari sehingga siswa

2

kurang berminat belajar fisika. Beliau juga mengatakan bahwa pembelajaran yang
selama ini digunakan adalah konvensional atau dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Pembelajaran konvensional yang
disampaikan guru berupa metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
Dalam hal ini, terlihat bahwa pembelajaran konvensional lebih berpusat pada guru
sebagai “pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.
Selain itu, penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM) juga sangat kurang, salah satunya adalah penggunaan media komputer di
sekolah tersebut yang belum pernah dioptimalkan dalam pembelajaran fisika.
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 45
siswa, sebanyak 75 % siswa tidak suka belajar fisika, 16 % siswa suka belajar
fisika, dan 9% siswa sangat suka belajar fisika. 60% siswa menganggap fisika itu
sulit, kurang dipahami, dan membosankan; 16 % siswa menganggap fisika itu
biasa-biasa saja; dan 24% siswa menganggap fisika itu mudah dan
menyenangkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Astra dan Setiawan (2008:
iii) yang mengatakan, “Di kalangan SMA telah berkembang kesan yang kuat
bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang
menarik. Tidak sedikit siswa yang merasa stres ketika akan mengikuti pelajaran
fisika”. Padahal sebenarnya fisika merupakan ilmu yang menarik, karena semua
gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan dunia fisika.
Permasalahan siswa yang merasa sulit dan bosan terhadap pelajaran fisika
perlu diupayakan pemecahannya yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan yang
dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa. Dengan aktifnya
siswa dalam pembelajaran maka pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa
secara langsung diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan tersebut. Siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika dilatih berpikir
kritis dan terampil untuk memecahkan masalah dalam bidang studi fisika.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa berlatih
memecahkan masalah adalah model pembelajaran berbasis masalah. Arends
(2008:41) berpendapat bahwa esensi model pembelajaran berbasis masalah berupa
menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada

3

siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan
penyelidikan. Melalui model pembelajaran berbasis masalah siswa dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan berpikir
kritis, dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Siswa diberikan kebebasan untuk
berpikir kreatif dan aktif berpartisipasi dalam mengembangkan penalarannya
mengenai materi yang diajarkan serta mampu menggunakan penalarannya
tersebut dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya di
kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran berbasis masalah ini disertai dengan media komputer
yang menggunakan animasi dalam penyajian materinya guna mengefisiensikan
waktu dalam dan menarik minat siswa untuk belajar sehingga siswa dapat lebih
mudah mengingat dan memahami materi yang telah dipelajari. Animasi
menggambarkan objek yang bergerak agar kelihatan hidup sehingga bahan
pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang
sebenarnya. Media animasi dapat menjelaskan suatu materi yang rumit untuk
dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja.
Model pembelajaran ini sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Setiawan,
Suprihati, dan Astutik (2012) dengan hasil belajar rata-rata siswa kelas
eksperimen sebesar 73,77 dan kelas kontrol sebesar 62,76; Astika, Suma, dan
Suastra (2013) dengan hasil penelitian rata-rata keterampilan berpikir kritis pada
kelas eksperimen sebesar 87,65 dan kelas kontrol sebesar 78,25; Dwi, Arif, dan
Sentot (2013) dengan hasil penelitian rata-rata nilai pemahaman konsep siswa
kelas eksperimen sebesar 81,27 dan kelas kontrol sebesar 71,51; Suhanda,
Asmendri, dan Khaira (2014) dengan hasil penelitian rata-rata tes hasil belajar
kelas eksperimen adalah 75,13 sedangkan kelas kontrol adalah 66,19; Sahala dan
Samad (2010) dengan hasil penelitian rata-rata hasil belajar siswa dengan
pembelajaran berbasis masalah sebesar 26,75 lebih tinggi dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional sebesar 20,65.
Para peneliti tersebut menyimpulkan bahwa model pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa secara signifikan, namun penelitianpenelitian ini memiliki kelemahan dalam pengalokasian waktu setiap tahapan

4

pembelajaran berbasis masalah yang kurang efisien, tidak melakukan pengamatan
terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, serta peneliti
sebelumnya kurang berperan aktif dalam membimbing diskusi sehingga kegiatan
belajar dan hasil belajar yang diperoleh masih kurang baik. Upaya yang akan
dilakukan peneliti untuk mengatasi kelemahan di atas adalah dengan melakukan
observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berbasis masalah
berlangsung. Peneliti akan memberikan dan membimbing siswa dalam
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan seharihari. Selain itu, peneliti akan menggunakan animasi dalam pembelajaran dan
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu
seefisien mungkin sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan lebih baik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Menggunakan Animasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi
Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 15 Medan T.P.
2014/2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa masih rendah.
2. Kurangnya minat siswa untuk mempelajari fisika sehingga siswa merasa sulit.
3. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran.
5. Kurangnya variasi model pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dan menimbang kemampuan, dana, serta waktu
maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, yakni:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis
masalah menggunakan animasi.

5

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P.
2014/2015.
3. Materi pokok adalah suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 15 Medan T.P.
2014/2015.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di
kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015?
2. Bagaimana

hasil

belajar

siswa

dengan

menggunakan

pembelajaran

konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi
pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15
Medan T.P. 2014/2015?
4. Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan
animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas
X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan

model

pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

6

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan
animasi pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri
15 Medan T.P. 2014/2015.
4. Untuk

mengetahui

pengaruh

model

pembelajaran

berbasis

masalah

menggunakan animasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan
kalor di kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di
kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran yang sesuai
digunakan guru.
1.7. Definisi Operasional
1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2010:2).
2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2009:22).
3. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat jasmani, rohani, dan sosial yang
berkaitan dalam proses belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
(Hamalik, 2012:90).
4. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai

pedoman

dalam

merencanakan

pembelajaran

di

kelas

atau

pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2011:51).
5. Model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu alternatif model
pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir

7

siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah
(Rusman, 2012:229).
6. Animasi adalah objek yang dibuat dari serangkaian foto, gambar, atau gambar
komputer dari pemindahan-pemindahan kecil dari benda atau gambar
(Smaldino et al., 2011:408).

60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data
hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1.

Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran
berbasis masalah menggunakan animasi pada materi pokok suhu dan kalor di
kelas X semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015 sebelum
diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 16,23 dan setelah diberikan
perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 61,19.

2.

Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran
konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015 sebelum diberikan perlakuan rata-rata
pretes sebesar 15,45 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa
sebesar 54,39.

3.

Selama proses pembelajaran, diperoleh hasil observasi aktivitas belajar siswa
setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan
animasi pada pertemuan I 64,03% tergolong kategori nilai cukup aktif (C),
pertemuan ke II 71,63% tergolong kategori aktif (B), dan pertemuan III
79,53% tergolong kategori nilai aktif (B).

4.

Dari hasil penelitian ini tampak bahwa nilai postes kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan animasi
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Negeri 15 Medan T.P. 2014/2015.

61

5.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1.

Pada penelitian berikutnya diharapkan sebelum pembelajaran sebaiknya
memberikan instruksi yang sejelas-jelasnya kepada siswa agar siswa lebih
paham dengan model ini sehingga tercipta suasana kondusif dan
pembelajaran dengan model inipun dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

2.

Karena jumlah siswa dan aktivitas yang akan diobservasi banyak maka
supaya efektif sebaiknya diperlukan satu observer setiap kelompok belajar.

3.

Pada penelitian berikutnya sebaiknya memperkenalkan siswa dengan alat dan
bahan praktikum agar siswa tidak canggung, bingung, dan menghabiskan
banyak waktu dalam melakukan eksperimen.

4.

Bagi guru diharapkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
menggunakan

animasi

sebagai

salah

satu

alternatif

dalam

proses

pembelajaran karena model ini adalah cara yang efektif dalam meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.

62

DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. T., (2010), Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning,
Kencana, Jakarta.
Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R., (2010), Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar) Jilid I, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
, (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar) Jilid II,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Astika, I. K. U., Suma, I. K., dan Suastra, I. W., (2013), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan
Berpikir Kritis, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, 3.
Astra, I. M. Dan Setiawan, H., (2008), Fisika untuk SMA dan MA, Piranti, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, S. B. dan Zain, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Dwi, I. M., Arif, H., dan Sentot, K., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based
Learning Berbasis ICT terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9: 8-17.
Hamalik, O., (2012), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Hewitt, P. G., (2010), Conceptual Physics, Pearson Education, Inc, United States.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Models of Teaching (Model-model
Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Munir, (2008), Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Alfabeta, Bandung.
Panjaitan, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas

63

X SMA Swasta Muhammadiyah 8 Kisaran T.P. 2013/2014, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sahala, S. dan Samad, A. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah dalam Pembiasan Cahaya pada Lensa terhadap Hasil Belajar
Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 5 Ketapang. Jurnal Matematika dan IPA,
1: 12-25.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers,
Jakarta.
Setiawan, G. C., Suprihati, T., dan Astutik, S. (2012). Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai Media Komputer
Makromedia Flash. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1: 291-293.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Smaldino, S. E., Lowther, D. L., dan Russell, J. D., (2011), Instructional
Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media
untuk Belajar, Kencana, Jakarta.
Subagya, H., (2014), Konsep dan Penerapan Fisika SMA/MA Kelas X, PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Suhanda, Asmendri, dan Khaira, K. (2014). Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Tutor Teman Sebaya terhadap Hasil Belajar Fisika
Kelas VII MTSN Kota Solok . Jurnal Pendidikan MIPA, 1: 74-76.
Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Trianto, (2011), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Widodo, T., (2009), Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.