PENGELOLAAN KARAKTER KERJA KERAS DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD N 1 PLOSOREJO Pengelolaan Karakter Kerja Keras Dalam Ekstrakurikuler Pramuka Di SD N 1 Plosorejo.

PENGELOLAAN KARAKTER KERJA KERAS
DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD N 1 PLOSOREJO

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun
Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh

WAHYU KUSUMANINGTYAS
NIM

: Q100140037

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016


i

ii

iii

iv

PENGELOLAAN KARAKTER KERJA KERAS
DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD N 1 PLOSOREJO
oleh
Wahyu Kusumaningtyas, Sutama, dan Sabar Narimo
Magister Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : azumikudo@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengelolaan karakter kerja keras dalam
ekstrakurikuler pramuka berbasis keteladanan dan pembiasaan serta mendeskripsikan
kendala yang muncul dari pengeloaan karakter kerja keras di SDN 1 Plosorejo. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisis situs. Proses
pengumpulan data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Keabsahan data menggunakan uji kredibility, pengujian transferabilitas, uji
ketergantungan dan uji kepastian. Hasil penelitian, 1. Profil sekolah SDN 1 Plosorejo, 2.
Guru memberikan contoh keteladanan dan pembiasaan pengelolaan karakter kerja keras
melalui ekstrakurikuler pramuka dan dicontohkan secara langsung terhadap siswa dilihat
dari kegiatan dan tingkah laku sehari-hari disekolah., 3. Kendala pengelolaan karakter
kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo
Kata Kunci : karakter, kerja keras, ekstrakurikuler pramuka

Abstract
This study aimed to describe the character of the management of hard work in the scout based extracurricular exemplary and habituation and to describe the constraints arising
from the management of hard work in the character of SDN 1 Plosorejo. This research is
qualitative. Data collection techniques with interviews, observation, and documentation.
Data analysis techniques to the analysis of the site. The process of collecting data
through data reduction, data presentation, and conclusion. The validity of test data using
kredibility, transferability test, certainty test, and dependence test. The results of the
research, 1. Profile of SDN 1 Plosorejo, 2. Teacher gives examples of exemplary
character and habituation management of hard work through extracurricular scout and
modeled directly on students seen from the activities and daily behavior in school, 3.

Constraints management labor code hard in extracurricular scout at SDN 1 Plosorejo
Keywords: character , hard work , extracurricular scout

1

PENDAHULUAN
Dengan kepemimpinan Presiden Indonesia saat ini yaitu bapak Joko
Widodo yang memberi nama kabinet pemerintahannya dengan Kabinet Kerja
menjadikan semangat untuk rakyat agar selalu bekerja keras untuk mencapai suatu
hasil yang maksimal. Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program
Kementerian Pendidikan Nasional. Di setiap kesempatan Menteri Pendidikan
yang selalu mengemukakan, agar pendidikan karakter diberikan sejak usia dini.
Pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus diberikan pada
peserta didik dalam segala satuan pendidikan. Maka dari itu, pramuka sebagai
salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar sangat relevan dengan
pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan
karakter dengan nilai-nilai kepramukaan, sehingga sangat tepat bila melalui
pramuka pendidikan karakter dapat dibentuk. Surat Keputusan (SK) menteri
pendidikan dan kebudayaan (mendikbud ) Nomor : 0461/U/1964 dan Surat
Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen

Dikdasmen)

Nomor

:

226/C/kep/O/1992

dinyatakan

bahwa

kegiatan

ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan disamping jalur
organisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata
mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menjadi wadah bagi guru
untuk menanamkan pendidikan karakter adalah kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
Di dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terdapat pelatihan-pelatihan yang
membentuk peserta didik menjadi pribadi yang mandiri dan berbudi pekerti luhur

serta adanya penanaman karakter kerja keras.
Karakter kerja keras merupakan bagian dari karakter bangsa yang paling
dominan dan salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia menjadi negara
yang merdeka dan diakui banyak negara dunia. Dengan semangat kerja keras pula
Indonesia mampu membuktikan bahwa Indonesia siap menghadapi segala
tantangan untuk menjadi negara yang besar. Untuk itu sebagai salah satu langkah

2

agar para penerus bangsa sekarang ini lebih memiliki jiwa yang penuh semangat
dan tidak mudah putus asa maka pihak sekolah mengadakan ektrakulikuler yang
nanti diharapkan mampu untuk menanamkan karakter kerja keras pada siswa.
Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memantapkan pendidikan
kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam
progam kurikulum dengan keadaan dan lingkungan yang dibutuhkan.
Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi
generasi muda untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di
masa mendatang. Sedangkan karakter yaitu watak, tabiat, akhlak atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini
dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan

bertindak. Maka Pendidikan Karakter yaitu proses pewarisan budaya pada
generasi muda untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap dan bertindak.
Secara konsep karakter dapat diartikan sebagai usaha terus-menerus seorang
individu atau kelompok dengan berbagai cara untuk mengukir, mengembangkan,
atau melembagakan sifat kebijakan pada dirinya sendiri atau pada orang lain Jejen
Mustafa (2012:223). Hendro Darmawan (2010:277) mengartikan karakter sebagai
watak, tabiat, pembawaan, dan kebiasaan.
Tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan karakter
bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pembangunan
karakter ini berfungsi untuk mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati,
berpikiran baik, dan berperilaku baik (memperbaiki perilaku yang kurang baik
dan menguatkan perilaku yang sudah baik) serta menyaring budaya yang kurang
sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Menurut Zainal Aqib dan Sujak (2011: 81), kepramukaan adalah proses
pendidikan di luar sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam.
Pengertian lainnya, Baden Powell mendefinisikan kepramukaan sebagai berikut

3


Sunardi (2006: 3) :“kepramukaan ini bukan suatu ilmu yang harus dipelajari
dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah
dari suatu buku. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di
alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,
mengadakan pengembaraanbagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan
kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang
membutuhkan”.
Menurut Dharma Kesuma (2011:17), kerja keras adalah suatu istilah yang
melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam
menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras
bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang kami maksud
adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemlasahatan
manusia (umat) dan lingkungannya.
Pada penelitian ini belum dapat menjawab permasalahan karakter kerja
keras pada realita kehidupan sehari-hari. penelitian ini hanya meneliti ruang
lingkup kegiatan ekstrakurikuler pramuka saja sehingga hanya terbatas pada
kegiatan di sekolah saja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1. Pengelolaan
karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka berbasis keteladanan, 2.

Pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka berbasis
pembiasaan, 3. Kendala yang muncul dari pengelolaan kerja keras dalam
ekstrakurikuler pramuka di SD N 1 Plosorejo.

METODE
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif (qualitative research). Moleong (2012: 4), mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

4

dapat diamati. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Plosorejo. Subyek penelitian
adalah kepala sekolah, guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara, Sugiyono (2012 : 186)
mengatakan wawancara bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Observasi atau pengamatan merupakan
teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati
tidak terlalu besar Sugiyono (2012 : 145). Dan yang terakhir teknik dokumentasi
yaitu dengan mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan
data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik,
jumlah dan nama pegawai, data siswa, data pendidik, grafik, gambar, surat-surat,
foto, akte, dsb Danial (2009: 79).
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
model interaktif (Interactive Model of Analysis). Menurut Miles dan Huberman
(2014:16) dalam model ini tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data
dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus.
Pengecekan keabsahan data diperlukan kesungguhan dan ketelitian yang
harus diukur melalui berbagai instrumen. Sutama (2012:71) menyatakan untuk
menguji kredibilitas temuan di lapangan, Guba lebih jauh menyarankan tiga buah
cara, yakni memperpanjang waktu tinggal bersama di lapangan agar memperoleh
peluang untuk memperluas ruang lingkup, melakukan pengamatan lebih tekun
agar dapat memberi peluang kepada peneliti menghayatinya lebih dalam, dan
menguji temuan itu dengan metode triangulasi seperti pernah disarankan oleh
Denzin dengan empat modus triangulasi, termasuk menggunakan 1) sumber
ganda, 2) metode ganda, 3) peneliti ganda, dan 4) teori yang berbeda.


5

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka
berbasis keteladanan di SDN 1 Plosorejo
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo diikuti oleh kelas
empat sampai kelas enam. Untuk kelas empat tergabung dalam kelompok
pramuka siaga dan untuk siswa kelas lima dan enam tergabung dalam kelompok
pramuka penggalang. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan setiap hari
Jumat mulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB. Ekstrakurikuler pramuka
yang dilaksanakan di SDN 1 Plosorejo merupakan pendidikan non formal yang
dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah dan merupakan salah satu
ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan setiap lembaga pendidikan formal.
Dalam kegiatan pramuka siswa juga dididik dan dilatih untuk memiliki karakter
kerja keras yang sangat berguna untuk kehidupannya kelak. Karena dalam
pramuka terdapat kegiatan yang mengharuskan setiap individunya untuk bekerja
keras guna mendapatkan hasil yang ingin dicapai secara maksimal.
Ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan di SDN 1 Plosorejo
merupakan pendidikan non formal yang salah satu kegiatan bertujuan untuk

mengelola karakter kerja keras melalui keteladanan. Kepala sekolah dan guru
pembimbing peserta didik adalah model utama bagi siswa. Apa yang mereka
kerjakan dan lalukan banyak diadopsi dan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu,
karakter positif yang dimiliki kepala sekolah dan guru pembimbing sangat baik
apabila ditampakkan dan di tularkan kepada siswa dengan tujuan para siswa mau
meniru atau mencontoh perbuatan baik tersebut.

6

Karakter kerja keras yang ingin ditularkan kepada para siswa, haruslah
dimulai dengan contoh keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru,
termasuk dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kerja keras juga
merupakan usaha untuk membentuk watak dan perilaku sesuai dengan yang sudah
ditetapkan untuk mencapai suatu yang diinginkan. Hasil penelitian ini didukung
hasil penelitian terdahulu oleh Tofiq Nugroho (2011) peserta didik harus dilatih
untuk mampu bekerja keras. Bukan hanya mampu bekerja keras, tetapi juga
mampu bekerja cerdas, ikhlas, dan tuntas. Orang yang bekerja keras akan menuai
kesuksesan dari apa yang telah dikerjakannya dan mampu mewujudkan
impiannya menjadi sebuah kenyataan.
Kerja keras dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka ditunjukkan siswa
dengan berusaha hadir tepat waktu meskipun jadwal kegiatan tersebut berbenturan
dengan waktu istirahat dan bermain mereka, bahkan harus mengorbankan waktu
untuk sekolah mengaji. Selain itu siswa juga sangat antusias sekali mengikuti dan
melaksanakan berbagai kegiatan yang disajikan oleh para pembinanya dengan
sungguh-sungguh. Menurut Dharma Kesuma (2011:17) kerja keras adalah suatu
istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah
menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas.
Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang
dimaksud adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk
kebaikan/kemlasahatan manusia (umat) dan lingkungannya. Dengan kata lain,

7

kerja keras adalah usaha terus-menerus yang dilakukan sampai mencapai hasil
yang diinginkan.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka akan memiliki karakter kerja keras yang kuat sehingga
mereka lebih percaya diri dalam setiap kegiatan dan merasa puas dengan hasil
jerih payahnya sendiri. Orang tua sebagai teladan pertama pendidikan di rumah
memberikan dukunga penuh bagi putra-putrinya untuk mengikuti setiap kegiatan
pendidikan baik formla maupun non formal di sekolah. Dalam hal ini sekolah
melalui komite melakukan koordinasi dengan orang tua untuk memberikan
dukungan dan partisipasinya kepada putra-putri mereka dalam mengikuti kegiatan
kepramukaan. Orang tua selalu mendukung karena sekolah juga selalu
menghimbau agar mengingatkan anaknya mengikuti kegiatan kepramukaan
karena masuk dalam kurikulum pendidikan dan nilainya masuk ke rapot.
Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki kepala sekolah dan Pembina
pramuka di SDN 1 Plosorejo juga menjadi modal dasar untuk mendorong dan
mengelola karakter kerja keras melalui kegiatan kepramukaan. Pengalaman yang
dimiliki selama membina kegiatan kepramukaan juga menjadi bahan referensi
bagi pembina pramuka untuk mengadakan suatu kegiatan yang edukatif dan
menarik sehingga siswa akan merasa senang dan tidak cepat bosan serta
bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Hilliard, Bowers, dan Ferris (2014) yang menyatakan bahwa kegiatan
pramuka merupakan sebuah program yang sangat berguna untuk membentuk

8

karakter kerja keras para pemuda.

Peran pramuka sangatlah penting untuk

membentuk karakternya, tentunya karakter yang mulia bagi bangsa dan negara.
2. Pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka
berbasis pembiasaan di SDN 1 Plosorejo
Pembiasaan karakter kerja keras dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
pada siswa yaitu dengan memberikan suatu kegiatan yang mengharuskan setiap
individu mengerjakan tugasnya sendiri meskipun kegiatan tersebut merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus saling membantu dan
bergotong royong untuk menyelesaikan suatu tugas, misalnya dalam pembuatan
pionering. Dalam membuat pionering dibutuhkan kerja sama dan kerja keras dari
masing-masing individu yang akan menghasilkan satu karya, hal ini menuntut
skill dan keterampilan serta kesungguhan mereka.
Kegiatan tersebut dibatasi waktu sehingga mau tidak mau setiap siswa
harus menampilkan yang terbaik yang mereka miliki dan untuk menguji sejauh
mana mereka menerima materi dari pembinanya. Selain pionering, kegiatan yang
membutuhkan konsentrasi tinggi adalah kegiatan semaphore dan morse. Siswa
harus bekerja keras untuk konsentrasi dan jeli ketika pembina memberi tugas
tersebut. Karena sedikit saja mereka lengah maka akan terjadi kesalahan. Hal ini
menuntut siswa untuk bekerja keras memperhatikan pembina. Dari kegiatan
tersebut kerja keras siswa dapat dikelola dan akan menjadi pembiasaan dalam
kehidupan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leena
Metsapelto & Lea Pulkkinen (2014). yang menyatakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler

berpengaruh

pada

perkembangan

9

anak

dimana

siswa

menghabiskan wakru mereka untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Kegiatan ekstrakurikuler juga mengacu pada kegiatan menuju kedewasaan yang
diawasi dan tidak terkait dengan kurikulum utama. Memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk mengembangkan potensi spesifik keterampilan atau
pengetahuan dan mengambil tempat diluar jam sekolah. Ekstrakurikuler
merupakan sarana untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial, kognitif
dan fisik.
3. Kendala pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler
pramuka di SD N 1 Plosorejo
Faktor penghambat yang dihadapi dalam pengelolaan karakter kerja keras
dalam implementasi ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo terletak pada
faktor teknis dimana kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari yang sebagian besar
dimanfaatkan siswa untuk beristirahat, bermain maupun untuk mengaji, faktor
teknis lainnya adalah ketika masuk musim penghujan banyak sekali siswa yang
tidak berangkat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, hal ini
menyebabkan kegiatan tidak maksimal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
menurut Tasripin (2011) bahwa pengembangan pendidikan karakter melalui
kegiatan ekstrakurikuler memberikan

kontribusi yang positif terhadap

pembentukan dan pengembangan karakter siswa.
Faktor lain yang menjadi salah satu penghambat pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo adalah masih kurangnya pembina
putra di sekolah tersebut. Dalam kegiatan kepramukaan yang cenderung banyak
dilakukan diluar ruangan dan menyatu dengan alam dibutuhkan skill dan

10

keterampilan serta tenaga ekstra untuk melakukannya. Padahal di sekolah tersebut
pembina putranya sangat terbatas sehingga menjadi faktor penghambat
pelaksanaan.
Untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mengubah waktu pelaksanaan,
apabila terlihat cuaca sedang tidak bersabahat maka pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dimulai lebih awal. Selain itu dengan memanfaatkan ruang kelas
untuk kegiatan. Menambah personil dan bantuan dari luar pihak sekolah juga
salah satu cara untuk mengatsi hambatan kurangnya tenaga pembina putra. Dewan
Kerja Ranting (DKR) siap membantu para pembina apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo yaitu dengan diadakannya evaluasi
akhir kegiatan ekstrakurikuler pramuka sehingga lebih mudah untuk mengatahui
permasalahan-permasalahan yang terjadi. Tujuan akhirnya adalah dapat segera
diadakan perbaikan dan pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler
pramuka dapat diaplikasikan oleh siswa baik dilingkungan sekolah maupun
tempat tinggalnya.
Siswa yang rajin mengikuti setiap kegiatan dalam ekstrakurikuler pramuka
akan terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan siswa yang malas dan jarang
mengikuti kegiatan. Penelitian ini juga didukung oleh Nikki Wilson (2009) yang
membahas tentang siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka umumnya memiliki banyak kelebihan dan manfaat, termasuk memiliki
nilai yang lebih baik, sekolah yang lebih teratur dan memiliki konsep diri yang

11

lebih tinggi. Siswa juga belajar mengenai keterampilan hidup seperti kerja sama
tim dan kepemimpinan sekaligus mengurangi kemungkinan mengkonsumsi
alkohol dan penggunaan narkoba serta terkait dengan masalah perilaku yang
menyimpang.

SIMPULAN
Pembina pramuka di SDN 1 Plosorejo memberikan keteladanan kepada
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan hadir sebelum kegiatan
dimulai, kepala sekolah juga selalu membina dan memantau setiap kegiatan.
Peran serta orang tua juga merupakan teladan bagi siswa yaitu dengan
memberikan dorongan dan semangat kepada putra-putrinya untuk aktif dalam
kepramukaan. Siswa juga berperan dalam pengelolaan karakter kerja keras,
terbukti mereka datang tepat waktu saat ekstrakurikuler, mematuhi tata tertib, dan
melaksanakan tugas yang diberikan pembina dengan sungguh-sungguh sesuai
dengan aturan yang telah di tentukan. Pengetahuan dan pengalaman pembina
merupakan faktor pendorong semangat dan merupakan referensi bagi siswa untuk
bekerja keras mewujudkan keinginan dan impiannya.
Kegiatan kepramukaan di SDN 1 Plosorejo dalam mengelola karakter
kerja keras berbasis pembiasaan sebagai berikut 1) adanya upacara pembukaan
dan penutupan saat ekstrakurikuler pramuka, hal ini akan membiasakan siswa
untuk mengikuti upacara bendera hari Senin. Selain itu juga menumbuhkan rasa
cinta tanah air serta pentingnya arti kerja keras pahlawan dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. 2) mematuhi tata tertib yang berlaku dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Peraturan tersebut diantaranya datang tepat waktu,
berpakaian pramuka rapi dan beratribut lengkap, mengerjakan tugas yang
diberikan oleh pembina dengan sungguh-sungguh. 3) Adanya kegiatan seperti
pionering, semaphore, morse. Pionering merupakan kegiatan yang dilaksanakan
diluar ruangan yang mengharuskan setiap regu membuat bentuk bangunan dari

12

kayu dan tali untuk sebuah misi. Hal ini membutuhkan kerja keras dan gotong
royong untuk menjadikan bentuk seperti yang diinginkan. Setiap individu dari
regu tersebut harus berkerja karena adanya keterbatasan waktu, sehingga tidak ada
siswa yang tidak bekerja atau mendompleng teman lainnya.
Faktor penghambat yang dihadapi dalam pengelolaan karakter kerja keras
di SDN 1 Plosorejo terletak pada faktor teknis yaitu saat memasuki musim
penghujan. Selain itu waktu pelaksanaan juga berbenturan dengan waktu istirahat
dan bermain serta mengaji siswa. Maka banyak siswa yang sering ijin tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Faktor lain yang menjadi
penghambat adalah kurangnya pembina putra.
Untuk mengatasi hambatan tersebut maka waktu pelaksanaan diajukan
jamnya, dan apabila terjadi hujan maka pelaksanaan kegiatan dilakukan di dalam
ruang kelas. Untuk mengatasi kekurangan pembina putra, dengan mengambil
bantuan dari luar pihak sekolah yaitu Dewan Kerja Ranting (DKR) yang siap
membantu sewaktu-waktu dibutuhkan.

Daftar Pustaka
Aqib, Z. 2012. Pendidikan Karakter Di Sekolah. Bandung: Yrama Karya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Pedoman Pelaksanaan
Organisasi Sekolah. Semarang: Depdikbud
Ekechukwu, Rosemary O dkk. 2014. Leadership Education Through
Extracurricular Activities In Tertiary Institutions In Nigeria. Academic
Research International, Volume V; No.3,273-279
Hasibuan, Z. A. 2007. Metodelogi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan
Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Jakarta : Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Indonesia
J. Hilliard dkk. 2014. Program Innovations And Character in Cub Scouts Findings
from Year 1 of a Mixed-Methods, Longitudinal Study. Journal of Youth
Development, Volume IX; No.4,6-30

13

Kesuma, D. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: Rosdakarya
Metsapelto, L. Riitta&Lea, P. 2014. The Benefits Of Extracurricular Activities
For Sosioemotional Behavior And School Achievement In Middle
Childhood: An Overview Of The Research. Journal of Educational
Research, Volume VI; No.3, 10-33
Lopez, S.J&Louis, M.C. 2009. The Principle of Strengths-Based Education.
Journal of College and Character, Volume X; No.4,143-154
Miles, B&Huberman, M. 1992: Qualitative Data Analisys. Sage Publication.
Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rosidi. Tahun 2007. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia
Moleong, Lexy J. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Ramly, M. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Pengembangan Pusat
Kurikulum
Spradley, J. P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana. Edisi II
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta
Sukmadinata, Syaodih, N. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sunardi, A. BOB. 2006. Boyman Ragam Latihan Pramuka. Bandung: Nuansa
Muda
Suryosubroto, 1990. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK dan
R&D. Surakarta: Fairus Media
Sutisna, O. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa
Tasripin. 2011. Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Berbasis Pembiasaan: Studi Kasus di SDN Sukarame 01
Kecamatan Caringin Kabupaten Garut. Tesis. PPs-UPI

14

Wilson, N. 2009. Impact of Extracurricular Activities on Students. A Research
Paper. http: //www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/2009/2009wilsonn.pdf.
Wuryanto, A. 2011. Panduan Guru: Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam
Pembelajaran Matematika SMP. http:// aguswuryanto. wordpress. Com
/2011 /12/22/2449/. Diakses hari Senin tanggal 27 Januari 2014 pukul 22:00
WIB.

15

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBENTUKAN KARAKTER PADA EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD NEGERI LOWOKWARU 1 MALANG

0 27 23

PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD NEGERI 2 NGARAP-ARAP KABUPATEN GROBOGAN Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SD Negeri 2 Ngarap-Arap Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017.

0 1 15

IMPLEMENTASI PENGUATAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARATE Implementasi Penguatan Karakter Disiplin Dan Kerja Keras Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Karate Di Sd Djamaatul Ichwan Surakarta.

0 3 14

IMPLEMENTASI PENGUATAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARATE Implementasi Penguatan Karakter Disiplin Dan Kerja Keras Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Karate Di Sd Djamaatul Ichwan Surakarta.

0 3 16

PENGELOLAAN KARAKTER KERJA KERAS DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD N 1 PLOSOREJO Pengelolaan Karakter Kerja Keras Dalam Ekstrakurikuler Pramuka Di SD N 1 Plosorejo.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Karakter Kerja Keras Dalam Ekstrakurikuler Pramuka Di SD N 1 Plosorejo.

0 2 6

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAMKEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 3 19

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 2 13

PENGELOLAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO Pengelolaan Ekstrakurikuler Pramuka Di SMP Negeri 3 Purworejo.

0 0 16

PENGELOLAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMP NEGERI 3 PURWOREJO Pengelolaan Ekstrakurikuler Pramuka Di SMP Negeri 3 Purworejo.

0 4 14