AKUNTABILITAS DINAS TATA KOTA DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENDIRIAN POM BENSIN KECAMATAN METRO PUSAT

(1)

AKUNTABILITAS DINAS TATA KOTA DAN LINGKUNGAN

HIDUP DALAM PENDIRIAN POM BENSIN KECAMATAN

METRO PUSAT

(Skripsi)

Oleh

ARIS AGUNG PRABOWO

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2010


(2)

ABSTRAK

AKUNTABILITAS DINAS TATA KOTA DAN LINGKUNGAN

HIDUP DALAM PENDIRIAN POM BENSIN KECAMATAN

METRO PUSAT

Oleh

Aris Agung Prabowo

Pembangunan sejumlah SPBU belakangan ini dinilai mengabaikan aspek keamanan. Misalnya, berlokasi di tengah permukiman padat dan tidak ada lahan kosong yang memisahkan SPBU dengan rumah atau bangunan lain di sekitarnya (Suara Merdeka, 2/1). Fakta tersebut menunjukkan bahwa pendirian sebuah pom bensin di tengah pemukiman masyarakat yang padat harus benar-benar terpenuhi. Salah satunya adalah antisipasi masalah dampak lingkungan atau amdal dengan Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro sebagai penanggungjawabnya dan masyarakat sekitar harus mengetahui benar bagaimana penanggulangan masalah lingkungan yang akan terjadi jika pom bensin didirikan sebelum mereka menandatangani surat persetujuan pendirian pom tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Akuntabilitas Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup dalam Pendirian POM Bensin Kecamatan Metro Pusat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian


(3)

Selanjutnya, data-data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode analisa data kualitatif, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian, penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan melalui media massa sebagai bentuk akuntabilitas dan terkait transparansinya sudah cukup baik, akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program dan akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat sudah cukup dilaksanakan serta ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil mampu dilaksanakan dengan baik dan dapat disimpulkan sudah akuntabel.


(4)

DEPARTMENT ACCOUNTABILITY PROCEDURES FOR

CITY PLANNING AND ENVIRONMENT IN THE

ESTABLISHMENT CENTER METRO DISTRICT GAS

STATION

By

Aris Agung Prabowo

Construction of a gas station recently assessed to ignore the security aspect. For example, located in the middle of dense settlements and there is no vacant land that separates the gas station to home or other buildings around it (Suara Merdeka, 2 / 1). These facts indicate that the establishment of a gas station in the middle of a dense residential community should really be fulfilled. One is the anticipated environmental impacts or environmental impact issues with the Department of City Planning and the Environment as responsible, City Metro and surrounding communities need to know exactly how to overcome environmental problems that would occur if the gas station was established before they signed a letter of approval from the establishment of such a gas.

The purpose of this study are to identify accountability Department of City and Environment in Sub Gas Station Establishment Metro Centre. To achieve these objectives, the types of research used in this study was a descriptive study using qualitative methods. In this case the data collection is done through observation,


(5)

presentation and verification.

Based on the research, dissemination of information regarding a decision by the mass media as a form of accountability and transparency related is good enough, the accuracy and completeness of the information related to ways of achieving the target of a program and public access to information for a decision after the decision was made and the complaint mechanism community have been fairly conducted and the availability of management information systems and monitoring results can be performed well and it can be concluded already accountable.


(6)

Halaman

DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Kegunaan Penelitian………. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Akuntabilitas... 6

B. Tinjauan Tentang Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro... 13

C. Kerangka Pikir... 19

III. METODE PENELITIAN B. Tipe Penelitian... 20

C. Definisi Operasional... 22

D. Lokasi Penelitian... 23

E. Jenis dan Sumber Data... 24

F. Teknik Pengumpulan Data... 27

G. Teknik Pengolahan Data... 30

H. Teknik Analisis Data... .. 30

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Metro ...……… 30

B. Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup .... ………. 34

C. Tugas dan Fungsi ……….. 37

D. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan ... ………. 40


(7)

B. Proses Pembuatan Keputusan ... 48

C. Kejelasan Sasaran Kebijakan... 50

D. Pembukaan Akses Publik ... 52

E. Sistem Informasi dan Manajemen ... 54

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kota Metro

Kota Metro sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Kota Metro dan Ibukota Kabupaten Lampung Tengah ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif, yaitu pada stanggal 14 Agustus 1986 berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 34 Tahun 1986. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada waktu itu yaitu Letjen TNI Soeparjo Rustam pada tanggal 9 September 1987.

Keinginan untuk menjadikan Kota Metro sebagai Daerah Otonom bermula pada tahun 1968, kemudian berlanjut pada tahun 1970/1971 ketika Panitia Pemekaran Dati II Propinsi Lampung merencanakan untuk memekarkan 4 Dati II (1 Kotamadya dan 3 kabupaten) menjadi 10 Dati II (2 Kotamadya dan 8 Kabupaten). Harapan yang diinginkan itu akhirnya terpenuhi dengan diresmikannya Kotamadya Dati II Metro (sekarang dengan nomenklatur baru disebut Kota Metro) berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 pada tanggal 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri (Letjen TNI Syarwan Hamid) di Plaza Departemen Dalam Negeri Jakarta, bersama-sama dengan Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Lampung Timur.


(9)

a. Visi dan Misi Kota Metro Visi Kota Metro :

”Terwujudnya Kota Metro Sebagai Kota Pendidikan yang Asri maju, makmur,aman dan demokratis.

Misi Kota Metro :

1. Membangun sumber daya manusia yang bertaqwa, berkualitas, profesional, unggul, berdaya saing dan berakhlak mulia melalui sistem pendidikan yang terarah dan komperhensif.

2. Menciptakan keseimbangan pembagunan kota dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan.

3. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berbasis perdagangan dan agroindustri, memperbaiki iklim usaha , menarik investasi dan penyediaan lapangan kerja.

4. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab. 5. Mewujudkan kehidupan demokrasi dalam segala aspek kehidupan,

menjujung tinggi dan menghormati hak azasi manusia, menjunjung tinggi hukum dan menjamin tegaknya supremasi hukum.

6. Membagun serta meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur guna mendukung pembangunan daerah.

7. Mewujudkan kemandirian rakyat melalui prinsip-prinsip otonomi.

b. Letak Geografis Kota Metro

Kota Metro yang berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung) secara geografis terletak pada 5°6’ -5°8’ LS dan 105°17’-105°19’ BT. Kota yang berpenduduk sekitar 152.827 jiwa dengan tingkat kepadatan 2.223 jiwa/km2 ini secara administratif terbagi dalam 5 wilayah kecamatan, yaitu Metro


(10)

Pusat, Metro Barat, Metro Timur, Metro Selatan dan Metro Utara serta 22 kelurahan dengan total luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha.

Batas wilayah Kota Metro adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara; berbatasan dengan Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah dan dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

 Sebelah Selatan; berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur.

 Sebelah Timur; berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

 Sebelah Barat; berbatasan dengan Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

Tabel 3. Kondisi Tanah

Kondisi Metro Pusat Metro Barat Metro Timur Metro Selatan Metro Utara Jenis Podzolik

merah Podzolik merah Podzolik merah Podzolik merah Podzolik merah Permukaan Datar/rata Datar/rata Datar/rata Datar/rata Datar/rata

Ketinggian 48,07-54,95 dpl 54,49-57,32dpl 36,3-58,12 dpl 31,78-56,65 dpl 36,94-58,07 dpl

Sumber : http://www.metrokota.go.id

Berdasarkan karakteristik topografinya, Kota Metro merupakan wilayah yang relatif datar dengan kemiringan <6°, tekstur tanah lempung dan liat berdebu, berstruktur granular serta jenis tanah podzolik merah kuning dan sedikit berpasir. Sedangkan secara geologis, wilayah Kota Metro di dominasi oleh batuan endapan gunung berapi jenis Qw.

Wilayah Kota Metro yang berada di Selatan Garis Khatulistiwa pada umumnya beriklim humid tropis dengan kecepatan angin rata-rata 70 Km/hari. Ketinggian


(11)

wilayah berkisar antara 25-60 m dari permukaan laut (dpl), suhu udara antara 26°C 29°C, kelembaban udara 80%-88%, dan rata-rata curah hujan pertahun 2.264 sampai dengan 2.868 mm.

Tabel 4. Luas Wilayah Kota Metro per Kecamatan

Kecamatan Metro Pusat Metro Barat Metro Timur Metro Selatan Metro Utara Luas Wilayah (km2)

11,71 11,28 11,78 14,33 19,64

Sumber : http://www.metrokota.go.id

c. Keadaan Sosial Ekonomi dan Pembangunan Kota Metro

Mata pencaharian penduduk Kota Metro pada tahun 2005 bergerak pada sektor jasa (28,56%), sektor perdagangan (28,18), sektor pertanian (23,97%), transportasi dan komunikasi (9,84%) dan konstruksi (5,63%).

Penduduk Kota Metro terdiri dari berbagai latar belakang suku budaya penduduk asli Lampung dan pendatang seperti Jawa, Sunda, Batak, Bali, Padang, Palembang dan sebagainya. Meskipun terdapat beragam etnis, kehidupan saling menghormati dan menghargai merupakan ciri masyarakat Kota Metro yang digali dari sifat dasar daerah “Nengah Nyapur” yaitu sifat membuka diri dalam

pergaulan masyarakat umum dan ikut berpartisipasi terhadap segala sesuatu yang sifatnya baik dalam pergaulan bermasyarakat

Latar belakang suku penduduk di Kota Metro beraneka ragam, yang sebagian besar berasal dari Jawa, Sumatera Barat, Lampung dan Tionghoa. Seni budaya


(12)

juga berkembang sesuai daerah asalnya. Keanekaragaman budaya ini menjadikan keunggulan tersendiri bagi Kota Metro untuk menarik wisatawan.

Adat istiadat daerah yang berkembang di Kota Metro adalah Adat Pepadun yang dikenal dengan nama Abung Siwo Mego dan Pubian Telu Suku. Adapun upacara adat tradisional yang sering dilakukan yaitu ditandai upacara adat pernikahan/ perkawinan dengan tidak meninggalkan hukum islam yang merupakan anggapan adalah merupakan bagian dari tata cara adat itu sendiri

Guna mempromosikan obyek wisata dan budaya daerah, maka pada peringatan Hari Jadi Kota Metro setiap tanggal 9 Juni, Pemerintah Kota Metro menggelar festival Kota Metro yang digabungkan dengan Metro Expo.

B. Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup

Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro dibentuk melalui Peraturan Daerah. Pembentukkan Susunan Organisasi Kota Metro dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro diatur dalam Peraturan Daerah Nomor : 03 Tahun 2003. Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

“Melaksanakan sebagian kewenangan daerah bidang pekerjaan umum, tata ruang, lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan”

a. Kedudukan Kantor

Kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 03 Tahun 2003.


(13)

b. Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro dipimpin oleh seorang kepala kantor dan dibantu oleh kasubag Tata Usaha yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas bidang serta ketata usahaan dan 3 (tiga) Kepala Seksi dibantu oleh 7 orang staf, masing-masing seksi dibantu oleh 1 (satu) orang staf.

Susunan Organisasi Kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup 1. Kepala Kantor

2. Bagian Tata Usaha

3. Seksi Perizinan dan Pengawasan 4. Seksi Pengendalaian dan Pemulihan


(14)

Gamabar 2. Bagan Struktur Organisasi KEPALA KANTOR

STAF

KASUBAG TATA USAHA KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

KASI PERIZINAN DAN PENGAWASAN

KASI PENGENDALIAN

DAN PEMULIHAN KASI AMDAL


(15)

C. Tugas dan Fungsi

Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan daerah dibidang tata kota dan lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perizinan dan pengawasan, pengendalian dan pemulihan serta analisis dampak lingkungan.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang perizinan dan pengawasan, pengendalian dan pemulihan serta analisis dampak lingkungan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perizinan dan pengawasan, pengendalian dan pemulihan serta analisis damapak lingkungan.

d. Penyelenggaraan kesekertariatan kantor.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

1. Sub Bagian Tata Usaha

Sub bagian tata usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi perencanaan, keuangan, kepegawaian dan umum dengan penjabaran sebagai berikut :

a. mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan juknis mengenai pembinanaan dibidang administrasi perencanaan keuangan, kepegawaian dan umum.


(16)

b. menginventarisir bahan dan penganalisaan data serta memberikan pertimbangan dalam rangka pembinanaan bidan admnistrasi perencanaan, keuangan, kepegawaian dan umum.

c. melaksanakan tugas lainya yang diberikan atasan.

2. Seksi Perizinan dan Pengawasan

Seksi perizinan dan pengawasan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian perizinanan pembuangan limbah dan penjabaran tugas sebagi berikut :

a. membuna dan mengembangkan kapasitas perizinan pembuangan limbah. b. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pada

kegiatan-kegiatan yang menghasilkan limbah.

c. Mengeluarkan surat izin pembuangan limbah bagi perusahaan, badan-badan usaha kegiatan lain yang menghasilkan limbah.

d. Membina, mengawasi dan mengkoordinasikan pencegahan, pengendalian pencemaran air, tanah dan udara.

e. Melakukan penyuluhan dalam rangka pencegahan pencemaran air, tanah dan udara.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

3. Seksi Pengedalian dan Pemulihan

Seksi pengendalian dan pemulihan kualitas lingkungan hidup mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian, koordininasi pemuliha kualitas lingkungan dan penjabaran tugas sebagai berikut :


(17)

a. menyusun bahan kebijakan operasional pembinaan, pengendalian dan pemulihan kualitas lingkungan.

b. Menyiapkan bahan pembinaan dan kebijaksanaan operasional pemulihan kerusakan lingkungan.

c. Membina, mengawasi, mngendalikan dan mengkoordinasikan pemulihan kualitas lingkungan.

d. Membina dan mengkoordinasikan perencanaan pelaksanaan pengendaliaan dan pemulihan kualitas lingkungan.

e. Membina dan mengembangkan peran serta masyarakat.

f. Mengendalaikan operasional laboratorium kualitas lingkungan. g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4. Seksi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Seksi AMDAL mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis AMDAL dengan tugas sebagai berikut :

a. melaksanakan penyusunan pelaksanaan pembinaan koordinasi dan pengendalian teknis AMDAL.

b. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian teknis AMDAL c. Melakukan pengkajian pelaksanaan AMDAL

d. Melakukan monotoring dan evaluasi pelaksanaan AMDAL e. Melakukakan pembinaan kelestarian lingkungan


(18)

D. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan 1. Jumlah dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Jumlah personil pegawai negeri sipil (PNS) Kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro hingga saat ini sebanyak 1 (satu) orang PNS golongan IV, 10 (sepuluh) orang PNS golongan III, dan 2 (Dua) orang PNS golongan II, selain itu Kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup.

Tabel 1. Personil dan Kebutuhan Pegawai Kantor Lingkungan Hidup kota Metro tahun 2009

No Bagian/ Bidang Eksisting Kebutuhan Kekurangan Orang (%)

1 Kepala Kantor 1 1 - -

2 Kasubag Tata Usaha 1 1 - -

3 Kepala Seksi 3 3 - -

4 Staf 9 22 13 59,09

Jumlah 14 27 13 59,09

Keterangan : Hasil Analisis Berdasarkan Beban Kerja.

Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah PNS dikantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup perlu ditingkatkan/ ditambah guna mengemban tugas dan fungsi organisasi kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan tingkat pendidikannnya, kondisi sumber daya manusia kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro adalah sebagai berikut :


(19)

Tabel 2. Jumlah Kebutuhan Pegawai Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro Menurut Pendidikannya tahun 2009

No Nama Jabatan

Eksisting Kebutuhan Kekurangan SMP SMA Sarjana SMP SMA Sarjana SMP SMA Sarjana 1 Kepala

Kantor

0 0 1 0 0 1 0 0 0

2 Kasubag Tata Usaha

0 0 1 0 0 1 0 0 0

3 Kepala Seksi

0 0 3 0 0 3 0 0 0

4 Staf kantor

0 1 8 0 4 18 0 3 10

Jumlah - 1 13 - 4 23 0 3 10

Pada tabel diatas terlihat bahwa pegawai kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro sebagian besar berpendidikan sarjana, sementara yang lainnya SMA. Berdasarkan analisis beban kerja ternyata kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup memerlukan tambahan pegawai berkualifikasi sarjana sebanyak 10 orang dan berkualifikasi SLTA sebanyak 3 orang.

Kondisi eksisting dan kebutuhan pegawai kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro berdasarkan kepangkatannya adalah sebagai berikut :


(20)

Tabel 3. Jumlah Kebutuhan Pegawai Kantor Tata Kota dan Lingkunga Hidup Kota Metro menurut Golongan Kepangkatanya tahun 2009

No Nama Jabatan

Eksisting Kebutuhan Kekurangan II III IV II III IV II III IV 1 Kepala

Kantor

0 0 1 0 0 1 0 0 0

2 Kasubag Tata Usaha

0 1 0 0 1 0 0 0 0

3 Kepala Seksi

0 3 0 0 3 0 0 0 0

4 Staf kantor

2 7 0 4 14 0 2 7 0

Jumlah 2 11 1 4 18 1 2 7 0

Berdasarkan golongan kepangkatannya, pegawai kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro saat ini sebanyak 2 (dua) orang golongan II, 7 (tujuh) orang golongan III dan 1 (satu) orang golongan IV. Ditinjau dari aspek pendidikan yang berkualitas dibidan Tata Kota dan Lingkungan Hidup masih sangat terbatas. Untuk itu masih dipandang sangat membutuhkan pegawai yang berlatas belakang pendidikan lingkungan. Diamping itu kami berusaha memberikan pendidikan dari pelatihan kepada pegawai yang ada pada saat ini.


(21)

E. Kondisi Sarana dan Prasarana

Lokasi kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro berada dalam komplek pemerintah Kota Metro. kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro menempati bangunan dua lantai dengan ruang dan fasilitas yang memadai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

Fasilitas yang tersedia berupa sarana meuble perkantoran, komputer, laptop, printer, mesin tik, telefon dan internet. Selain itu tersedia satu unit mobil Dinas Kepala kantor, tiga unit motor dengan satu unit dalam keadaan rusak berat.

Untuk melaksanakan kegiatan pengujian limbah cair kantor kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro sudah ditunjang dengan fasilitas satu mobil Laboratorium dan beberapa alat penguji antara lain untuk menguji BOD dan COD sehingga akurasi data pengujian benar-benar dapat dijamin kebenarannya.

Bila dibandingkan dengan jumlah pegawai yang ada, berbagai perlengkapan kerja tersebut telah memadai meskipun sarana mobilitas perlu ditingkatkan dan dilengkapi sesuai dengan kebutuhannya. Termasuk pemanfaatannya perlu dioptimalkan dalam mendukung tercapainya program kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro.

Untuk mendukung kegiatan tersebut telah tersedia 6 (enam) ruang pengujian hasil limbah cair lengkap dengan alat-alat laboratoriumnya. Namun disini hanya sumber manusia masih kurang terutama tenaga untuk mengoptimalkan alat-alat laboratorium.


(22)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Akuntabilitas

Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya.

Akuntabilitas bermakna pertanggungjawaban dengan menciptakan pengawasan melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangi penumpukkan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi saling mengawasi (checks and balances system). Peranan pers yang semakin penting dalam fungsi pengawasan ini menempatkannya sebagai pilar keempat Guy Peter menyebutkan adanya 3 tipe akuntabilitas yaitu : (1) akuntabilitas keuangan, (2) akuntabilitas administratif, dan (3) akuntabilitas kebijakan publik. Paparan ini tidak bermaksud untuk membahas tentang akuntabilitas keuangan, sehingga berbagai ukuran dan indikator yang digunakan berhubungan dengan akuntabilitas dalam bidang pelayanan publik maupun administrasi publik.


(23)

Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan. Pengambilan keputusan didalam organisasi-organisasi publik melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu wajar apabila rumusan kebijakan merupakan hasil kesepakatan antara warga pemilih (constituency) para pemimpin politik, teknokrat, birokrat atau administrator, serta para pelaksana dilapangan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 1 dijelaskan bahwa akuntabilitas yaitu :

“Akuntabilitas itu menurut saya prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan atau terbuka”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 2 dijelaskan bahwa akuntabilitas yaitu :

“Pertanggungjawaban dari apa yang telah dilakukan/dikerjakan dan direncanakan dari segala kegiatan penyelenggaraan pemerintahan yang nantinya secara transparan publik mengetahui apa yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah itu sudah dilakukan secara baik dan benar sehingga tidak ada kecurigaan ataupun penyelewengan nantinya ”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 3 dijelaskan bahwa akuntabilitas yaitu :

“Pertanggungjawaban pemerintah terhadap publik terkait dengan apa yang sudah direncanakan matang-matang sebelumnya oelh pemerintah untuk kepentingan publik yang nantinya dalam pelaksanaannya ini diketahui oleh publik dan pada akhir pelaksanaan dievaluasi dan dipertanggungjawabkan kepada publik, karna ini merupakan salah satu untuk wujub daripada akuntabilitas itu sendiri”


(24)

Merujuk pada pernyataan diatas jika akuntabilitas merupakan suatu istilah yang diterapkan untuk mengukur apakah kerja atau kinerja pemerintah untuk kepentingan publik telah dilakukan secara baik dan benar serta beretika, sebagai contohnya yaitu terkait dengan kegiatan pemerintah yang memerlukan dana untuk tujuan dimana dana publik dalam pengelolaannya ditetapkan dan digunakan tidak secara ilegal. apabila terjadi penyalahgunaan maupun penyelewengan terhadap pelaksanaan kebijakan maka unit atau organisasi yang bersangkutan harus dapat bertanggungjawab penuh atas tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki melalui media pertanggungjawaban yang telah ditentukan sehingga publik yakin dan percaya dari apa yang telah dilakukan dan dikerjakan oleh pemerintah.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 1 dijelaskan bahwa akuntabilitas yang diterapkan di Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yaitu :

“Akuntabilitas yang kami terapkan di Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yang memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang pekerjaan umum, tata ruang, lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan dimana ini dilihat secara langsung oleh masyarakat yang nyata terkait dengan tugas dan fungsi kami ini dapat dinilai secara langsung oleh masyarakat sebagai contohnya tata ruang dan kebersihan di Kota Metro ini setiap masyarakat melihat setiap hari kebersihan kota kita. Maka jika Dinas kami kinerjanya buruk, ini dapat dinilai langsung oleh masyarakat artinya tanggungjawab kami kepada masyarakat ini kurang baik sehingga kami harus sungguh-sungguh dalam menjalankan dari apa yang sudah menjadi tugas dan fungsi terkait dengan Dinas kami.”.

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja atas tindakan seseorang/badan hukum atau pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. para pengambil keputusan di


(25)

pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.

Selain itu akuntabilitas merupakan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan, melaporkan, menjelaskan, memberi alasan, menjawab, memikul tanggungjawab dan kewajiban, memberikan perhitungan dan tunduk kepada penilaian (judgement) dari luar. Hal ini berarti pemikul tanggungjawab harus memberikan penjelasan dan alasan yang jelas kepada publik sebelum mengambil sebuah keputusan dan mendengarkan suara-suara dan penilaian dari publik tersebut sehingga tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan dalam mencapai sebuah tujuan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 2 dijelaskan bahwa akuntabilitas yang diterapkan di Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yaitu :

“Pertanggungjawaban Dinas Tata Kota dan Lingkungan hidup terkait pendirian POM Bensin di Kauman, sudah sesuai dengan tata ruang karna kami sudah melakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dengan melihat pemanfaatan rancana tata ruang kota. Kemudian penyelenggaraan, pengawasan, pengembangan, pengelolaan kawasannya sudah dilaksanakan dan sesuai. Penyelenggaraan, pengawasan, pembangunan dan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sudah sesuai dengan prosedur pemberian izin dibidang tata ruang dan tata bangunan, fasilitas umum dan fasilitas sosial”.

Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan salah satu dari unsur pelaksana pemerintah daerah Kota Metro yang bertugas melaksanakan kewenangan pemerintah daerah Kota Metro di beberapa bidang, diantarannya penyusunan rencana Tata Ruang Kota Metro, melaksanakan penataan fisik bangunan pengawasan, pengarahan dan penertiban terhadap aktivitas dari kegiatan mendirikan bangunan berikut proses perizinannya, termasuk pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB), yang diperuntukan bagi masyarakat Kota Metro yang akan mendirikan bangunan.


(26)

Hal ini berarti Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yang merupakan salah satu dari unsur pelaksana pemerintah daerah Kota Metro yang bertugas melaksanakan kewenangan pemerintah daerah Kota Metro tanggungjawab memberikan penjelasan dan alasan yang jelas kepada publik sebelum mengambil sebuah keputusan dan mendengarkan suara-suara dan penilaian dari publik tersebut sehingga tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan dalam mencapai sebuah tujuan.

Hasil penelitian dan pembahasan ini memfokuskan pada indikator :

1. Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar.

2. Kejelasan sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan kelayakannya tersebut.

3. Pembukaan akses publik pada informasi keputusan dan mekanisme pengaduan.

4. Sistem informasi manajemen dan monitoring hasil.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar.

Prosedur persyaratan izin mendirikan bangunan agar mudah diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat didalam mengurus surat izin mendirikan bangunan. Dengan adanya perubahan prosedur persyaratan diharapkan akan menarik masyarakat didalam izin mendirikan bangunan sehingga pendapatan daerah Kota Metro.

Syarat yang harus dipenuhi investor untuk mendirikan sebuah bangunan adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL/UKL) yaitu laporan yang berisikan tentang keadaan lingkungan bangunan dan usaha-usaha yang


(27)

akan dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, izin gangguan (HO), SIUP, dan izin timbun.

Luas lahan minimal yang harus disediakan sekitar 1.000 m2 dengan lebar minimal 20 m. Apabila perizinan dan pembangunannya lancar, maka butuh waktu 6 bulan untuk bisa beroperasi. Sejumlah izin tersebut ditangani oleh Pemkot. Kajian, yang disebut UKL/ UPL itu, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi calon investor saat mengajukan pendirian SPBU.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 1 dijelaskan bahwa Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar yaitu :

“Syarat yang harus dipenuhi oleh investor untuk mendirikan sebuah bangunan merupakan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL/UKL) dimana itu nantinya berisi laporan yang berisikan tentang keadaan lingkungan bangunan dan kemudian usaha-usaha yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, izin gangguan (HO), SIUP, dan izin timbun dimana ini nantinya merupakan salah satu tugas pokok kami yang nantinya kemudian akan dilaksanakan perencanaa tata ruang kota dimana ini salah satu tugas pokok bidang tata fisik kota”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 1 dijelaskan bahwa Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar yaitu :

“Kami melakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) sesuai dengan dilapangan artinya sesuai dengan wilayah Kota Metro, kemudian melakukan pemanfaatan rancana tata ruang kota. Penyelenggaraan, pengawasan, pengembangan, pengelolaan kawasan Kota Metro dan penyelenggaraan, pengawasan, pembangunan dan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk masyarakat Kota Metro dimana itu semua sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pemberian izin dibidang tata ruang dan tata bangunan, fasilitas umum dan fasilitas sosial. merupakan salah satu tugas pokok kami yang nantinya kemudian akan dilaksanakan perencanaa tata ruang kota dimana ini salah satu tugas pokok bidang tata fisik kota, ini memang harus sesuai prosedur yang sudah ditetapkan sebelumnya”


(28)

Dalam melaksanakan sebagian wewenang daerah bidang pekerjaan umum, tata ruang, lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan, Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi merumuskan kebijakan tehnis bidang pelaksanaan perkotaan, lingkungan hidup, hutan kota, kebersihan dan pertamanan dan juga memberikan perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum bidang perkotaan, lingkungan hidup, hutan kota, kebersihan dan pertamanan dimana prosesnya sebagian dilaksanakan oleh seksi Penataan Bangunan yang bertugas melaksanakan pengaturan penyelenggaraan dan pengawasan pembangun perumahan dan pemukiman dan juga memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah tinggal, tempat usaha, rumah sosial baik itu perorangan, badan hukum maupun pemerintah.

2. Kejelasan sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan kelayakannya tersebut.

Akuntabilitas berhubungan dengan kewajiban dari institusi pemerintahan maupun para aparat yang bekerja didalamnya untuk membuat kebijakan maupun melakukan aksi yang sesuai dengan nilai yang berlaku maupun kebutuhan masyarakat. Pada tahap proses pembuatan sebuah keputusan beberapa indikator untuk menjamin akuntabilitas publik :

a) Pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan.

b) Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku di stakeholders.

c) Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah sesuai dengan visi dan misi organisasi serta standar yang berlaku.

d) Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi, dengan konsekuensi mekanisme pertanggungjawaban jika standar tersebut tidak terpenuhi.


(29)

e) Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 1 dijelaskan bahwa Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar yaitu :

“Pembuatan keputusan harus memenuhi prinsip-prinsip administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku dan adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah sesuai dengan visi dan misi dari pada dinas sendiri. Kemudian ada mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi, dan dapat dipertanggungjawaban nantinya kepada publik khususnya masyarakat Kota Metro”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 2 dijelaskan bahwa Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar yaitu :

“Keputusan yang kami ambil selama ini memang harus memenuhi prinsip -prinsip administrasi yang benar sehingga tidak ada kesalahan nantinya dan tepat sasaran”

Kemudian tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk menjamin akuntabilitas publik adalah :

a) Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal.

b) Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program.

c) Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat.

d) Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang telah dicapai oleh pemerintah.


(30)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 1 dijelaskan bahwa Proses sosialisasi keputusan tertulis yang sudah memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar yaitu :

“Tahap sosialisasi kebijakan setelah kebijakan dibuat dengan media massa biasanya kalau memang ada dananya, untuk akuntabilitasnya sendiri dengan mekanisme pengaduan masyarakat serta akurasi informasinya itu dengan sendirinya akuntabilitas dapat berjalan sebagai contohnya jika ada pengaduan terkait dengan kinerja kami tentunya akan kami tangani permasalahannya. Adapun kelengkapan informasi terkait dengan program-program kami yang sudah kami buat sudah sangat transparan dalam penyampaiannya kepada publik”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 2 dijelaskan bahwa sosialisasi keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar yaitu :

“Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media massa dan media komunikasi personal biasanya kemudian akurasi dan kelengkapan informasi serta akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat sebagai monitoring atau pengawasan hasil yang telah dicapai”.

Efektivitas berbagai metode dalam menegakkan akuntabilitas sebagaimana telah diuraikan di atas sangat tergantung tingkat dukungan media massa serta opini publik dan juga bagaimana dan sejauhmana masyarakat mampu mendayagunakan media massa untuk memberitakan penyalahgunaan kekuasaan dan menghukum para pelakunya. Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program merupakan informasi yang dihasilkan pemerintah yang seharusnya dapat diakses secara luas antara lain meliputi anggaran, akuntansi publik, dan laporan audit. Tanpa akses terhadap beragai informasi tersebut, masyarakat tidak akan sepenuhnya menyadari apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pemerintah dan efektivitas media massa akan sedikit dibatasi. Adanya pendidikan


(31)

sipil yang diberikan kepada warga negara, pemahaman mereka akan hak dan kewajibannya, di samping kesiapan untuk menjalankannya.

3. Pembukaan akses publik pada informasi keputusan dan mekanisme pengaduan.

Transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau oleh Publik, karna transparansi merupaka pendukung akuntabilitas dari apa yang telah dikerjakan.

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.

Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas pemerintahan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, baik standar input, standar output, standar throughput, dan standar outcome, lepas dari persoalan apakah pelaku menyetujui perintah itu atau ia merasa terpaksa, dipaksa atau tiada pilihan lain.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, akuntabilitas dapat disimpulkan sebagai kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara periodik.


(32)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan 1 dijelaskan bahwa Pembukaan akses publik pada informasi keputusan dan mekanisme pengaduan yaitu : “kami transparan terkait dengan informasi dimana setiap informasi mengenai setiap aspek kebijakan dinas kami sendiri dapat dijangkau oleh publik. keterbukaan informasi diharapkan akan menunjang akuntabilitas dinas kami”

Prinsip transparansi sendiri memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh pemerintah, dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi. Komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari pemerintah untuk membuka dan mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan.

Transparansi harus seimbang, juga, dengan kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu. Karena pemerintahan menghasilkan data dalam jumlah besar, maka dibutuhkan petugas informasi professional, bukan untuk membuat dalih atas keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebarluaskan keputusankeputusan yang penting kepada masyarakat serta menjelaskan alasan dari setiap kebijakan tersebut.

Peran media juga sangat penting bagi transparansi pemerintah, baik sebagai sebuah kesempatan untuk berkomunikasi pada publik maupun menjelaskan berbagai informasi yang relevan, juga sebagai “watchdog” atas berbagai aksi pemerintah dan perilaku menyimpang dari para aparat birokrasi. Jelas, media tidak akan dapat melakukan tugas ini tanpa adanya kebebasan pers, bebas dari intervensi pemerintah maupun pengaruh kepentingan bisnis.


(33)

Keterbukaan membawa konsekuensi adanya kontrol yang berlebih-lebihan dari masyarakat dan bahkan oleh media massa. Karena itu, kewajiban akan keterbukaan harus diimbangi dengan nilai pembatasan, yang mencakup kriteria yang jelas dari para aparat publik tentang jenis informasi apa saja yang mereka berikan dan pada siapa informasi tersebut diberikan..

4. Sistem informasi manajemen dan monitoring hasil

Komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari pemerintah untuk membuka dan mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan. Transparansi harus seimbang, juga, dengan kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu. Karena pemerintahan menghasilkan data dalam jumlah besar, maka dibutuhkan petugas informasi professional, bukan untuk membuat dalih atas keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebarluaskan keputusankeputusan yang penting kepada masyarakat serta menjelaskan alasan dari setiap kebijakan tersebut.

Transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.

Sistem informasi untuk menjamin akuntabilitas publik adalah :

a) Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal.

b) Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program.


(34)

c) Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat.

d) Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang telah dicapai oleh pemerintah.

Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan salah satu dari unsur pelaksana pemerintah daerah Kota Metro yang bertugas melaksanakan kewenangan pemerintah daerah Kota Metro di beberapa bidang, diantarannya penyusunan rencana tataruang kota, melaksanakan penataan fisik bangunan pengawasan, pengarahan dan penertiban terhadap aktivitas dari kegiatan mendirikan bangunan berikut proses perizinannya, termasuk pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB), yang diperuntukan bagi masyarakat Kota Metro yang akan mendirikan bangunan.

Membangun good governance adalah mengubah cara kerja state, membuat pemerintah accountable, dan membangun pelaku-pelaku di luar Negara cakap untuk ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum. Dalam konteks ini, tidak ada satu tujuan pembangunan yang dapat diwujudkan dengan baik hanya dengan mengubah karakteristik dan cara kerja institusi negara dan pemerintah. Harus kita ingat, untuk mengakomodasi keragaman, good governance juga harus menjangkau berbagai tingkat wilayah politik. Karena itu, membangun good governance adalah proyek sosial yang besar. Agar realistis, usaha tersebut harus dilakukan secara bertahap. Untuk Indonesia, fleksibilitas dalam memahami konsep ini diperlukan agar dapat menangani realitas yang ada.

Jelas bahwa jumlah komponen atau pun prinsip yang melandasi tata pemerintahan yang baik sangat bervariasi dari satu institusi ke institusi lain, dari satu pakar ke pakar lainnya. Namun paling tidak ada sejumlah prinsip yang dianggap sebagai


(35)

prinsip-prinsip utama yang melandasi good governance, yaitu (1) Akuntabilitas, (2) Transparansi, dan (3) Partisipasi Masyarakat.

Walaupun begitu, akuntabilitas menjadi kunci dari semua prinsip ini.5 Prinsip ini menuntut dua hal yaitu (1) kemampuan menjawab (answerability), dan (2) konsekuensi (consequences). Komponen pertama (istilah yang bermula dari responsibilitas) adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat untuk menjawab secara periodik setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang mereka, kemana sumber daya telah dipergunakan, dan apa yang telah dicapai dengan menggunakan sumber daya tersebut.

Akuntabilitas bermakna pertanggungjawaban dengan menciptakan pengawasan melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangi penumpukkan kekuasaan sekaligus menciptakan kondisi saling mengawasi (checks and balances sistem). Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro dibentuk melalui Peraturan Daerah. Pembentukkan Susunan Organisasi Kota Metro dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro diatur dalam Peraturan Daerah Nomor : 03 Tahun 2003. Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan daerah bidang pekerjaan umum, tata ruang, lingkungan hidup, kebersihan dan pertamanan dituntut akuntabel dalam menjalankan fungsi dan perannya.

Ini dapat terlihat dari penerapan Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan dimana antaranya :


(36)

1) Proses pembuatan keputusan tertulis memenuhi standar etika dan berlaku sesuai prinsip administrasi yang benar.

2) Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program.

3) Kejelasan sasaran kebijakan yang telah diambil dan dikomunikasikan kelayakannya tersebut.

4) Penyebarluasan informasi suatu keputusan melalui media massa.

5) Pembukaan akses publik pada informasi keputusan dan mekanisme pengaduan.

Untuk melihat akuntabilitas Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yang beberapa indicator untuk menjamin akuntabilitas publik dapat dilihat dari :

a) Pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan

b) Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku di stakeholders adanya kejelasan dari sasaran

kebijakan yang diambil, dan sudah sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta standar yang berlaku

c) Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi, dengan konsekuensi mekanisme pertanggungjawaban jika standard tersebut tidak terpenuhi

d) Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut.

2. Kemudian sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk menjamin akuntabilitas publik adalah :

a. Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal

b. Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program

c. Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat


(37)

d. Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang telah dicapai oleh pemerintah.


(38)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik, simpulan akuntabilitas Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro dalam pendirian POM Bensin Kecamatan Metro Pusat dapat dikatakan akuntabel karena :

1. Proses pembuatan keputusan tertulis Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro sudah memenuhi standar etika dan berlaku sudah sesuai prinsip administrasi yang benar, salah satu dari unsur pelaksana pemerintah daerah Kota Metro yang bertugas melaksanakan kewenangan pemerintah daerah Kota Metro di beberapa bidang, diantarannya penyusunan rencana tataruang kota, melaksanakan penataan fisik bangunan pengawasan, pengarahan dan penertiban terhadap aktivitas dari kegiatan mendirikan bangunan berikut proses perizinannya, termasuk pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB).

2. Syarat yang harus dipenuhi investor untuk mendirikan sebuah bangunan adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL/UKL) yaitu laporan yang berisikan tentang keadaan lingkungan bangunan dan usaha-usaha


(39)

yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, izin gangguan (HO), SIUP, dan izin timbun.

3. Sasaran kebijakan oleh Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yang telah diambil dan dikomunikasikan kelayakannya tersebut cukup jelas, dari pembuatan keputusan yang sudah memenuhi prinsip-prinsip administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku dan adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil. Kemudian ada mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi, dan dapat pertanggungjawaban terkait dengan kejelasan sasaran kebijakan Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro.

4. Pembukaan akses publik pada informasi keputusan dan mekanisme pengaduan, sudah berjalan dengan baik dan telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara periodik serta terkait dengan informasi dimana setiap informasi mengenai setiap aspek kebijakan dinas kami sendiri dapat dijangkau oleh publik. keterbukaan informasi diharapkan akan menunjang akuntabilitas dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro.

5. Sistem informasi manajemen dan monitoring hasil Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro, dimana komunikasi publik menuntut usaha afirmatif dari pemerintah untuk membuka dan mendiseminasi informasi maupun aktivitasnya yang relevan sudah mampu dilaksanakan.


(40)

B. Saran

Untuk menjamin akuntabilitas Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup sebagai pelaksana Tata Ruang Kota Metro sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan proses pembuatan keputusan tertulis yang belum memenuhi standar etika dan prinsip administrasi sebaiknya disesuaikan dengan standar etika dan prinsip

administrasi yang benar.

2. Sasaran kebijakan dan kelayakannya disesuaikan dengan prosedur yang benar jika masih ada terjadi kesalahan.

3. Pembukaan akses publik pada informasi keputusan benar-benar transparan dan

mekanisme pengaduan keluhan masyarakat diakomodir kemudian dilakukan investigasi, dan menyusun rekomendasi tentang bagaimana keluhan diselesaikan.

4. Sistem informasi manajemen dan monitoring hasil sebaiknya menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta melibatkan masyarakat sebagai partner dalam memonitoring hasil yang telah dicapai.


(41)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 7 April 1984, putra dari pasangan Alm. Bapak Daman Setiadi dan Ibu Betty Zubaidah.

Pendidikan yang ditempuh penulis Sekolah Dasar Pertiwi Teladan Metro diselesaikan pada tahun 1997. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Metro diselesaikan pada tahun 2000. Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Metro diselesaikan pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswa, penulis sempat aktif di BEM FISIP sebagai Kepala Staf Administrasi dan Kelembagaan. Dan menjadi Ketua perkumpulan pemusik di Kota Metro.


(42)

MOTTO

“Tidak Ada Yang Tidak Bisa”

(Aris)

Hidup Adalah Perjuangan Tanpa Henti-Henti

(Aris)

Sebelum Berlari Manusia Harus Belajar Merangkak Terlebih

Dahulu”


(43)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucap Puji Syukur kehadirat ALLAH S.W.T,

kupersembahkan Skripsi ini kepada :

 Almarhum Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu

mencurahkan kasih saying dan dukungannya.

 Kakak-kakakku tersayang


(44)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, rezeki dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi berjudul “Akuntabilitas Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Dalam Pendirian POM Bensin Kecamatan Metro Pusat” ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk kepada jalan kebenaran.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, namun berkat rahmat-Nya serta bimbingan dan bantuan dari pembimbing dan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, secara langsung maupun tidak langsung, skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Efendi, M.M, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(45)

penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ismono Hadi, M.Si, selaku Dosen Pembahas dan Dosen Penguji dalam penulisan skripsi ini atas kebaikan hati yang telah memberikan masukan-masukan yang berarti dan telah membimbing saya selama ini.

6. Bapak Drs. Hertanto, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan-masukan yang berarti dan telah membimbing saya selama ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi penulis.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa.

9. Seluruh staf Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini.

10. Kedua orang tuaku (Papah dan Mamah) atas kasih sayang dan doanyakepada penulis selama ini.

11. Kakak-kakakku tersayang atas dukungan moril dan materialnya hingga terselesaikannya skripsi ini.

12. Buat Jay-Club (Gojay, Bijay, Lingjay, Dojay, Butjay, Kajay) Jayuuuuuuuuuuzzzzzzzz semua...!!!!! Terima kasih udah jadi temen seperjayusan.... Hidup jay_club...!!! Mak Dapok Dipisahken...

13. Temen-temen seperjuangan skripsi David (Akhirnya...! Ayo kita take 10 lagu...wkwkwkwk), Nando (Tengkiu bantuannya... Mangstab...!!!), Azizul & Edy


(46)

penjaga masjid menpora haha), Marwan (Kita sama-sama hoki.. hehe), Kholik (Jarang Keliatan)

14. Temen-temen 03 yang udah mendahului kita (Ngeri...!!!) Habibie (Indonesia on the air), Romano, Tino, Romano, Dina, Rizky, Intan (Kedong donk) , Ebit G.A.D, Umi Cumi-cumi, Teteh, Pipit, Lian, Rina, Wiwik, Kalong, Debby, Amoy, Mala, Reni, Tante.... Keep On Rockin’...!!!!!

15. My BIPI BAND (Soles, Rudy, Marsu, Ulo, Bogel) mari kita tuntaskan... Aku telah bebas... Keep On Singin...!!!!!

16. Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah mempertemukan aku dengan dunia recording.

17. “Kelinciku” Kiki yang selalu menjadi inspirasiku.

18. Temen-temen perapatan (Amar,Ganes, Cino, Ades, Ijal) mari ngejam lagi.... 19. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Harapan penyusun semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan sumbangan referensi bagi yang memerlukan. Amin.


(47)

(48)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kondisi Tanah... 32 2. Luas Wilayah Kota Metro per Kecamatan... 33 3.Personil dan Kebutuhan Pegawai

Kantor Lingkungan Hidup kota Metro tahun 2009... 40 4. Jumlah Kebutuhan Pegawai Tata Kota dan Lingkungan Hidup

Kota Metro Menurut Pendidikannya tahun 2009... 41 5. Jumlah Kebutuhan Pegawai Kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup


(49)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir... 17 2. Bagan Struktur Organisasi... 36


(50)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar akademik(Sarjana), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 24 Mei 2010 Yang membuat Pernyataan

Aris Agung Prabowo NPM. 0316021019


(1)

4. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si, selaku pembimbing penulisan skripsi yang telah banyak memberikan ilmu, petunjuk, saran, bimbingan dan nasihat kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ismono Hadi, M.Si, selaku Dosen Pembahas dan Dosen Penguji dalam penulisan skripsi ini atas kebaikan hati yang telah memberikan masukan-masukan yang berarti dan telah membimbing saya selama ini.

6. Bapak Drs. Hertanto, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan-masukan yang berarti dan telah membimbing saya selama ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi penulis.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa.

9. Seluruh staf Dinas Tata Kota dan Lingkungan Hidup Kota Metro yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini.

10. Kedua orang tuaku (Papah dan Mamah) atas kasih sayang dan doanyakepada penulis selama ini.

11. Kakak-kakakku tersayang atas dukungan moril dan materialnya hingga terselesaikannya skripsi ini.

12. Buat Jay-Club (Gojay, Bijay, Lingjay, Dojay, Butjay, Kajay) Jayuuuuuuuuuuzzzzzzzz semua...!!!!! Terima kasih udah jadi temen seperjayusan.... Hidup jay_club...!!! Mak Dapok Dipisahken...

13. Temen-temen seperjuangan skripsi David (Akhirnya...! Ayo kita take 10 lagu...wkwkwkwk), Nando (Tengkiu bantuannya... Mangstab...!!!), Azizul & Edy


(2)

(Basecamp kenangan tuh.... Hehe), Ansori (Ditunggu tandatangan eh kedatangannya... xixixix), Anita (Woy david laper tuh....!), Slamet (Gw ditelpon penjaga masjid menpora haha), Marwan (Kita sama-sama hoki.. hehe), Kholik (Jarang Keliatan)

14. Temen-temen 03 yang udah mendahului kita (Ngeri...!!!) Habibie (Indonesia on the air), Romano, Tino, Romano, Dina, Rizky, Intan (Kedong donk) , Ebit G.A.D, Umi Cumi-cumi, Teteh, Pipit, Lian, Rina, Wiwik, Kalong, Debby, Amoy, Mala, Reni, Tante.... Keep On Rockin’...!!!!!

15. My BIPI BAND (Soles, Rudy, Marsu, Ulo, Bogel) mari kita tuntaskan... Aku telah bebas... Keep On Singin...!!!!!

16. Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah mempertemukan aku dengan dunia recording.

17. “Kelinciku” Kiki yang selalu menjadi inspirasiku.

18. Temen-temen perapatan (Amar,Ganes, Cino, Ades, Ijal) mari ngejam lagi.... 19. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Harapan penyusun semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan sumbangan referensi bagi yang memerlukan. Amin.


(3)

Bandar Lampung, 24 Mei 2010 Penulis


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kondisi Tanah... 32 2. Luas Wilayah Kota Metro per Kecamatan... 33 3.Personil dan Kebutuhan Pegawai

Kantor Lingkungan Hidup kota Metro tahun 2009... 40 4. Jumlah Kebutuhan Pegawai Tata Kota dan Lingkungan Hidup

Kota Metro Menurut Pendidikannya tahun 2009... 41 5. Jumlah Kebutuhan Pegawai Kantor Tata Kota dan Lingkungan Hidup


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir... 17 2. Bagan Struktur Organisasi... 36


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar akademik(Sarjana), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 24 Mei 2010 Yang membuat Pernyataan

Aris Agung Prabowo NPM. 0316021019