PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA METRO

  

PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP PENGELOLAAN

KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA

METRO

( JURNAL ILMIAH )

Oleh

  

MUHAMMAD ARLEN BAIHAKI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

Pada

  

Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2018 Judul Skripsi : Peran Dinas Lingkungan Hidup Terhap Pengelolaan Kualitas Air

  ....................................... dan Pencemaran Air di Kota Metro

  Nama Mahasiswa : Muhammad Arlen Baihaki No Pokok Mahasiswa : 1342011125 Bagian : Hukum Administrasi Negara Fakultas : Hukum

  MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing Upik Hamidah, SH, M.H Marlia Eka Putri, SH, M.H

  NIP. 19600606 1987032012 NIP.198403212006042001

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Hukum Sri Sulastuti, S.H, M.Hum

  NIP. 196207271987032004

  

ABSTRAK

PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP PENGELOLAAN

KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA

METRO

Oleh

Muhammad Arlen Baihaki, Upik Hamidah, S.H., M.H., Marlia Eka Putri,

S.H., M.H

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 e-mail :

  Di dalam lingkungan hidup manusia berperan cukup besar, banyak kegiatan atau aktifitas yang menyebabkan kerusakan atau tercemarnya lingkungan. Sebagai akibatnya, kini telah terjadi apa yang dinamakan dengan pencemaran lingkungan terutama air. Di Kota Metro masih banyak terjadinya kerusakan lingkungan terutama tentang air menurut Peraturan Daerah Kota Metro No 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, di dalam peraturan daerah tersebut Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro memiliki peran dalam mengelola air dan mengendalikan pencemaran air di Kota Metro.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dalam mengelola kualitas air dan pengendalian pencemaran air , dan Apa sajakah Faktor yang menghambat Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dalam melaksanakan perannya yaitu pengelolaan air dan mengendalikan pencemaran air di Kota Metro Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Analisis data menggunakan analisis data secara deskriptif kualitatif.

  Dari hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa Peran Dinas Lingkungan Hidup Kota metro dalam mengelola air dan mengendalikan pencemaran air di Kota Metro yaitu dengan menjalankan program yang sudah di rencanakan menurut Peraturan Daerah Kota Metro No 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu: Upaya Konservasi Sumber Daya di Kota Metro, Penanganan Masalah Banjir, Mensosialisasikan teknologi konservasi sumber daya air yang mudah dan murah seperti biopori dan sumur resapan, Melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat pemeliharan Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam bentuk penanaman pohon sepanjang aliran sungai, Pengendalian Pencemaran Air dan Pengendalian limbah bahan berbahaya (B3). Kemudian hambatan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro adalah kurangnya tenaga ahli, laboratorium yang belum terakreditasi, kurangnya pengetahuan masyarakat Kota metro tentang membuang limbah dan kurangnya tempat pengelolaan limbah di setiap tempat usaha.

  Kata Kunci: Pengelolaan air, Pencemaran air, Dinas Lingkungan Hidup

  

ABSTRACT

THE ROLE OF ENVIROMENTAL AGENCY TOWARD WATER

QUALITY MANAGEMENT AND WATER POLLUTION CONTROL IN

METRO CITY

  In the environment, the human have big role, many activities that cause damage or environmental pollution, especially water. In the Metro City there is still a lot of environmental damage, especially abaout water accordingto the local Regulation of Metro City of Number 1 of 2013about water Quality Management and Water Pollution Control, in that regional municipality the Metro City Enviromental Agency has a role in managing water and control water Pollution in Metro City The Problem in This Research in how the Metro City Envinromental Agencyin managing water quality and controling water polution, and that are the factors that inhibit Metro City Environmental agency in implementing its role in water management and controlling water pollution in metro city The Approach in this research is using juridical normative and juridical empirical approach, Method in this research is using library research and field note the data analysis method uses qualitive deskriptive From the results of research and discussion shows that the Role of the Environment Office of the metro City in managing water and controlling water pollution in Metro City is to run a program that has been in accordance with the Regional Regulation of Metro City No. 1 of 2013 on the Management of Water Quality and Control of Water Pollution, namely: Resource Conservation Efforts in Metro City, Handling Flood Problems, Socializing the technology of easy and cheap water resources conservation such as biopori and absorption wells, Conducting cooperation with watershed maintenance group (DAS) in the form of tree planting along the river, Pollution Control Water and Control of hazardous waste (B3). Subsequent obstacles from the Metro City Environmental Office are the lack of experts, unaccredited laboratories, the lack of knowledge of the metro community about waste disposal and the lack of waste management sites in each place of business

  

Keywords : Water management, Water contamination, Environment Agency Lingkungan hidup adalah satu kesatuan dari suatu ruang yang terdiri dari benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia di dalamnya yang membentuk suatu sistem dengan hubungan yang saling mempengaruhi untuk membentuk kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Munculnya kasus- kasus lingkungan yang terjadi di setiap daerah, tidak dapat di lepaskan dari sikap dan perilaku demikian tidak lain merupakan implikasi dari masih kuatnya pandangan antroposentrisme, yang selalu menempatkan manusia dan kepentingannya sebagai pusat dari segalanya. Manusia di anggap paling menentukan dalam tatanan ekosistem, sehingga ia bisa melakukan apa saja terhadap lingkungan, walaupun dengan cara-cara yang merusak lingkungan. Sebagai akibatnya, kini telah terjadi apa yang dinamakan dengan krisis lingkungan, seperti krisis air, udara bersih, punahnya satwa, dan sebagainya. Krisis ini telah pula menjadi salah satu penyumbang terjadi krisis global yang serius.

  • – undang No. 32 Tahun 2009 ini terlihat ada
  • 2 Abdul Rauf, Tanggung Jawab Sosial dan

  meningkatnya kebutuhan manusia akan 1 Muhammad Akib, Penegakan Hukum Lingkungan

  Dalam Perspektif holistik – Ekologis, (Bandar

  menyebabkan lingkungan ikut dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia karena antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik yang penting untuk saling memenuhi kebutuhannya, antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik.

  Lingkungan mempengaruhi hidup manusia dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada dalam lingkungan hidupnya dan tidak dapat terpisahkan dari padanya. Dengan demikian lingkungan hidup menjadi bagian penting dari kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika lingkungan hidup rusak maka kebutuhan hidup manusia akan terganggu. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan.

  2 Di dalam Undang Undang No. 32 Tahun

  2009 menjelaskan tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH-2009) yang diundangkan pada

1 Lajunya pertambahan penduduk dan

  3 Oktober 2009 dan di nyatakan berlaku sejak diundangkan. Di dalam Undang pada perlindungan lingkungan, meskipun sebenarnya kata “pengelolaan lingkungan” sudah terkandung makna pemanfaatan dan sekaligus perlindungan lingkungan. Penamaan ini didasarkan pada pandangan anggota Panja DPR RI dengan rasionalisasi agar lebih memberikan makna tentang pentingnya lingkungan hidup untuk memperoleh perlindungan. Menurut Pasal 1 angka 2 UUPPLH-2009, Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang di lakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pengertian ini memiliki lingkup pengaturan yang lebih luas di bandingkan dengan dua Undang – undang sebelumnya. Lingkup pengaturannya tidak hanya menekankan pada aspek pengendalian lingkungan hidup, tetapi menurut Pasal 4 UUPLH-2009 meliputi aspek perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

  dengan pengertian lingkungan hidup dalam 3 Marhaeni Ria Siombo, Hukum Lingkungan dan

  Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan ,

  ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

  Dari pengertian ini sangat jelas bahwa pengertian lingkungan hidup meliputi kesatuan ruang yang meliputi semua SDA baik hayati maupun non hayati, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pengertian tersebut memberikan makna bahwa pendekatan yang di gunakan telah bergeser dari cara pandang antroposentrisme atau biosentrisme ke arah cara pandang yang lebih holistik ekologis. Dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dibarengi dengan perubahan peradaban yang begitu cepat serta peningkatan kebutuahan manusia yang begitu beragam maka sumberdaya alam akan menjadi berkurang akibat upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu sumber yang sangat diperlukan makhluk hidup adalah air. Makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air karena sebagian besar tubuh manusia adalah air.

3 Lingkungan pengaturan demikian selaras

  4

  4 Tahun 1974 tentang Pengairan, yang mengatakan : Air, sumber

  • – sumber air beserta bangunan-bangunan pengairan harus dilindungi serta diamankan, di pertahankan dan di jaga kelestariannya, supaya dapat memenuhi fungsinya Melihat pentingnya air bagi kehidupan manusia kita harus senantiasa menjaga sumber daya air agar tetap mengahasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kita. Oleh karena itu kita harus benar-benar memperhatikan cara pengelolaan air yang baik agar sumber daya air tersebut kita manfaatkan secara maksimal.

  yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menunjang kehidupan dapat rusak. Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup merupakan sebab sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan pemerintah harus menanggung biaya pemulihan. Upaya pengendalian dampak lingkungan hidup tidak terlepas dari tindakan pengawasan agar di taatinya ketentuan peraturan

  5 lingkungan hidup.

  Salah satu permasalah di Kota Metro yaitu sampah rumah tangga dan kualitas air, Secara umum dapat dikatakan bahwa Kota Metro masih menghadapi masalah terkait dengan pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup terutama masalah pengelolahan kualitas dan pencemaran air.

  Kota Metro menghadapi masalah terkait dengan pengelolaan kualitas air dan pencemaran lingkungan hidup. Beberapa contoh nyata yang terjadi di Kota Metro adalah masih banyaknya pelaku - pelaku kegiatan industri dan kegiatan rumah tangga yang masih berpotensi untuk melakukan pencemaran air, seperti salah satu saluran air di daerah Ganjar Asri Metro Barat terdapat limbah bekas kegiatan rumah tangga dan sampah plastik yang di buang sembarangan. Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya masalah pencemaran di Kota Metro ini adalah belum terbangunnya instalasi pengelolaan sampah dan limbah di masing-masing tempat tersebut. Selain itu, masalah juga terjadi di masyarakat umum, banyaknya aktifitas masyarakat seperti mandi dan buang air besar dengan

5 Di Kota Metro kegiatan pembangunan

6 Kota Metro merupakan salah satu pusat

  tercemar.

  kota perdagangan di Lampung yang cukup potensial. Selain berdampak positif seperti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan perdagangan yang semakin meningkat beresiko juga dapat memberikan tekanan terhadap kelestarian dan fungsi lingkungan seperti menurunnya kualitas air akibat pencemaran air limbah bekas seperti sampah dan lainnya.

  Pembangunan di Kota Metro yang secara terus menerus memanfaatkan sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat. Sementara itu, ketersediaan sumber daya alam terbatas dan tidak merata, baik dalam jumlah maupun dalam kualitas, sedangkan permintaan akan sumber daya alam tersebut semakin meningkat sebagai akibat meningkatnya kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan beragam. Dipihak lain, daya dukung lingkungan hidup dapat terganggu dan daya tampung lingkungan hidup dapat menurun.

  6

  banyak sekali pencemaran lingkungan di Kota Metro, meskipun produk yang dihasilkan bagi masyarakat, namun akses yang ditimbulkan dapat merusak lingkungan hidup sekitar yaitu industri rumah tangga yang pengelolaan limbahnya masih kurang baik, sehingga dapat mengancam lingkungan hidup, kesehatan masyarakat sekitar, dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup yang lainnya. Cara pembuangan limbah yang masih sembarangan menyebabkan terkontaminasinya lingkungan sekitar. Pemukiman penduduk menjadi kumuh, aliran sungai dan got menjadi mampet, dan tanah menjadi tidak subur. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat setempat karena mereka menjadi rentan terhadap penyakit terganggu oleh bau yang tidak sedap yang ditimbulkan oleh limbah, dan rusaknya ekosistem.

  Meskipun Pemerintah Daerah sudah mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Metro No 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan kualitas air dan pencemaran air di Kota Metro dengan berpedoman UUPPLH namun masih tetap terjadi pencemaran lingkungan di Kota Metro Berdasarkan uraian dan study lapangan tersebut, maka penulis tertarik untuk Hidup Dalam Pengelolaan Kualitas Air berikut: Dan Pengendalian Pencemaran Air di

  1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-

  Kota Metro bahan yang bersifat mengikat berupa

1. Sumber Data

  peraturan Perundang-Undangan yang Sumber data yang dilakukan dalam terdiri dari : penelitian ini adalah data primer dan data

  (a) Undang- Undang No 11 Tahun sekunder, yaitu sebagai berikut:

  1974 tentang Pengairan

  a. Data Primer

  (b) Republik Undang-Undang

  Data primer adalah data yang diperoleh Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 dari studi lapangan, yaitu hasil wawancara tentang Perlindungan Lingkungan dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Hidup. Kota Metro atau di wakilkan dengan staf

  (c) Peraturan Pemerintah No.85 Tahun di bidang konservasi dan rehabilitasi

  1999 tentang Perubahan atas kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun

  Masyarakat yang berkaitan dengan 1999 tentang Pengelolaan Limbah pengelolaan dan pencemaran air di Kota Bahan Berbahaya dan Beracun. Metro

  (d) Peraturan Pemerintah Nomor 82

  b. Data Sekunder

  tahun 2001 tentang Pengelolaan Data sekunder adalah data tambahan yang

  Kualitas Air dan Pengendalian diperoleh melalui studi kepustakaan Pencemaran Air.

  (library research) dengan cara membaca,

  (e) Peraturan Daerah Kota Metro menelaah, dan mengutip terhadap berbagai

  Nomor 4 Tahun 2012 Tentang teori, asas dan peraturan yang Pengendalian Lingkungan Hidup. berhubungan dengan permasalahan dalam Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

  (g) Peraturan Pemerintah Nomor 27

  Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan

  2) Bahan Hukum Sekunder, terdiri dari :

  Bahan hukum sekunder, yaitu bahan bahan yang memberikan penjelasan bahan hukum primer, berupa kumpulan buku-buku hukum, literatur hasil karya ilmiah sarjana-sarjana dan hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. 3)

  Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti hasil penelitian hukum, bulletin, majalah, artikel-artikel di internet yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti.

  Pengolahan Data

  a. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut:

  1) Studi kepustakaan (library

  research ), yaitu melakukan

  serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah dan mengutip dari berbagai buku dan literature serta melakukan pengkajian terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.

  2)

  Studi lapangan (field research) dilakukan sebagai usaha pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan (observasi) dan mengajukan tanya jawab dalam wawancara Terstruktur dengan disertai pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah melakukan pengumpulan data, sistematis. selanjutnya dilakukan pengolahan data Analisis Data sehingga data yang diperoleh dapat Analisis data yang dipergunakan dalam mempermudah permasalahan yang diteliti. penelitian ini adalah analisis deskriptif Adapun pengolahan data yang dimaksud kualitatif, maksudnya adalah analisis data meliputi tahapan sebagai berikut: yang dilakukan dengan menjabarkan

  1) secara rinci kenyataan atau keadaan atas

  Seleksi Data, yaitu data yang telah dikumpulkan baik data sekunder suatu objek dalam bentuk kalimat guna maupun data primer, dilakukan memberikan gambaran yang lebih jelas pemeriksaan untuk mengetahui terhadap permasalahan yang diajukan, apakah data yang dibutuhkan sehingga memudahkan untuk ditarik suatu tersebut sudah cukup dan benar. kesimpulan berdasarkan permasalahn yang

  2) data, yaitu diajukan.

  Pemeriksaan menentukan data yang sesuai dengan pokok bahasan,

  B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  kemungkinan adanya kekurangan

  1. Peran Dinas Lingkungan Hidup Terhadap Pengelolaan Kualitas air dan

  data serta kekeliruan data yang

  pengendalian pencemaran air di Kota

  diperoleh. Metro Sesuai Peraturan Daerah Kota Metro

  3) Klarifikasi data, yaitu menghimpun

  Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan data menurut kerangka bahasan, Kualitas Air dan Pengendalian diklasifikasikan menurut data yang Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro Merumuskan beberapa telah ditentukan. program Untuk melihat program dan

  4) data, yaitu Penyusunan

  Peran Dinas Lingkungan Hidup dalam menempatkan data pada pokok pengelolaan kualitas air dan pengendalian penelitian melalui wawancara dengan bapak Sugiyono yaitu staff bagian konservasi dan rehabilitasi yang mewakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup,

7 Dinas

  Lingkungan Hidup mempunyai beberapa program dan cara penanggulangan tentang kualitas air dan pengendalian pencemaran air yaitu sebagai berikut :

  1. Upaya Konservasi Sumber Daya di Kota Metro 2. Penanganan Masalah Banjir 3. Mensosialisasikan teknologi konservasi sumber daya air yang mudah dan murah seperti biopori dan sumur resapan 4. Melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat pemeliharan Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam bentuk penanaman pohon sepanjang aliran sungai.

  5. Pengendalian Pencemaran Air 6.

  Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

  Kemudian berikut ini adalah penjelasan dari program yang di jalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup yaitu:

  a). Upaya Konservasi Sumber Daya di Kota Metro

  7 Hasil wawancara dengan bapak Sugiyono staff bagian konservasi dan rehabilitasi tanggal 19

  terbatas. Maka untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan makin beragamnya aktivitas manusia perlu adanya upaya-upaya konservasi terhadap sumber daya air yang ada. Upaya konservasi yang dilaksanakan meliputi kuantitas dan kualitas air yang dikonsumsi. Isu tentang konservasi sumber daya air merupakan isu strategis yang perlu mendapat perhatian serius. Menurut Peraturan Daerah Pasal 27 Ayat 2 UU No 1 Tahun 2013 tentang Konservasi Sumber Daya air, Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dalam rangka upaya konservasi sumber daya air, seperti membuat sumur resapan, tidak menutup permukaan halaman rumah dengan lapisan kedap air tetapi dengan vegetasi, memanfaatkan air hujan untuk berbagai keperluan, dan yang terpenting adalah penghematan pemakaian air.

  Selain itu, penanaman pohon di sepadan aliran sungai yang melintasi Kota Metro juga merupakan usaha konservasi sumber daya air. Penanaman ini telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Metro da Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro bekerja sama dengan kelompok masyarakat yang tergabung dalam Dewan Air Kota Metro. dapat dilakukan dengan pengelolaan limbah baik domestik maupun industri. Untuk limbah domestik, memang belum ada upaya yang signifikan, terutama untuk air limbah non kakus. Saat ini Kota Metro baru memiliki IPAL untuk pengelolaan limbah domestik di dua lokasi, itupun untuk skala RT yang hanya dapat melayani sekitar 40 rumah. Tapi hal ini dapat dipandang sebagai sebuh inisiatif untuk mengolah limbah domestik, dengan harapan hal ini akan direplikasi di lokasi-lokasi lainnya.

  Sementara itu, untuk limbah industri, Pemerintah Kota Metro telah mensyaratkan adanya IPAL untuk jenis kegiatan usaha tertentu seperti, rumah sakit, klinik kesehatan, dan lain-lain.

  Sedangkan jenis usaha lain dan skala usaha kecil, keberadaan IPAL masih merupakan sesuatu yang opsional. Keberadaan industri kecil seperti warung makan, industri tahu atau tempe, industri makanan memang jika dilihat secara individual memberikan dampak yang tidak signifikan, tetapi jika dilihat secara akumulatif limbah yang dihasilkan oleh industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar. Keterbatasan modal dan pengetahuan tentang pengelolaan limbah yang baik dan benar menjadi alasan utama industri rumah tangga. Oleh karena itu, perlu adanya gerakan penyadaran dan pembinaan pengelolaan limbah industri dari institusi yang berkompeten.

  b). Penanganan Masalah Banjir Penanganan masalah banjir juga merupakan isu penting dalam pengelolaan sumber daya air. Kota Metro memang belum pernah mengalami bencana banjir dengan skala besar yang sampai memakan kerugian harta benda dan jiwa. Namun beberapa genangan air terjadi di beberapa lokasi terutama saat intensitas hujan sangat tinggi. Hal ini menjadi peringatan untuk mengantisipasi keadaan yang semakin buruk, terlebih topografi Kota Metro yang landai menjadi potensi untuk timbulnya genangan dengan skala besar. Menurut Peraturan Daerah Pasal 27 Ayat 2 UU No 1 Tahun 2013 Tentang Konservasi Sumber Daya Air Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro telah melakukan langkah antisipatif dengan menetapan zonasi dalam Rencana tata ruang wilayah Kota Metro. Kecamatan Metro Utara dan Metro Selatan difokuskan untuk menjadi kawasan pertanian yang dapat berfungsi juga sebagai daerah tangkapan air. Sedangkan aktifitas pemukiman dan bisnis dikonsentrasikan di Kecamatan Metro Pusat dan Metro Timur. minat untuk membuka usaha di Kota Metro yang cukup tinggi menjadi tantangan tersendiri untuk menerapkan konsep yang ada di Rencana tata Ruang Wilayah. Konservasi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang dihapakan terkadang menjadi dilema yang sulit diselesaikan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kota Metro telah mensyaratkan Ruang Terbuka Hijau kepada semua kegiatan usaha yang mengajukan izin usaha. Hal ini mungkin dapat dipandang sebagai solusi alternatif untuk menyeimbangkan perputaran roda perekonomian dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan. Melalui hal ini, diharapkan ruang terbuka hijau yang tersedia cukup untuk menjadi sarana tangkapan air yang akan menghindarkan dari banjir. limbah industri dari institusi yang berkompeten.

  c). Mensosialisasikan teknologi konservasi sumber daya air yangmudah dan murah seperti biopori dan sumur resapan Berdasarkan Peraturan Daerah Pasal 27 Ayat 2 UU No 1 Tahun 2013 Tentang Konservasi Sumber Daya Air, di tahun 2015 Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro telah membangun sumur resapan di 20 titik yang tersebar di seluruh di Kantor, Komplek Perumahan dan Pasar, Hal ini diharapkan menjadi inisiatif yang memicu kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan sumber daya air dengan memanfaatkan air hujan. Konsep lama penanganan air hujan yang sesegera mungkin dialirkan ke saluran drainase untuk menghindari genangan perlu dievaluasi. Akan lebih baik jika air hujan diresapkan kembali ke dalam tanah sebagai proses mengisi ulang air tanah. Kelebihan air hujan lalu dialirkan ke saluran drainase sebagai air limpasan permukaan (run off). Dari aspek edukasi, Pemerintah Kota Metro juga giat mensosialisasikan biopori, terutama di sekolah-sekolah melalui program adiwiyata. Warga sekolah menjadi sasaran kegiatan ini karena diharapkan para siswa menjadi agen perubahan paradigma pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu, melalui kampanye kelestarian lingkungan di sekolah diharapkan tingkat kesadaran sudah mulai tumbuh dan berkembang sejak usia dini dan menjadi kebiasaan hingga dewasa.

  d). Melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat pemeliharan Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam bentuk penanaman pohon sepanjang aliran sungai.

  1 UU No 1 Tahun 2013 tentang Perlindungan Sumber Daya Air, Pemerintah Kota Metro dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro telah menjalin kerjasama dengan masyarakat yang peduli dengan kondisi Daerah Aliran Sungai, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai. Kerjasama ini muncul sebagai respon pemerintah atas keluhan warga masyarakat, terutama para petani yang kekurangan air di musim kemarau. Kesadaran masyarakt muncul karena terdesak oleh kebutuhan air untuk mengairi sawah dan kebun. Bentuk kerjasama yang digagas adalah penanaman pohon di sepanjang aliran sungai.

  Dalam hal ini, pemerintah memfasilitasi bibit tanaman sedang masyarakat yang melaksanakan penanaman dan pemeliharaan. Kemudian, setelah tanaman berusia lima tahun atau lebih kelompok masyarakat pemelihara DAS tersebut dapat memanen tanaman tersebut dengan ketentuan tebang, pilih, tanam kembali. Penebangan diperbolehkan untuk jenis- jenis pohon tertentu yang telah berumur lima tahun atau lebih. Setelah penebangan, kelompok masyarakat wajib melakukan penanaman kembali di lokasi penebangan. Dari bentuk kerjasama ini, masyarakat memperoleh manfaat ganda. Selain mempunyai nilai ekonomis. Pemanenan juga dapat dipandang sebagai kompensasi terhadap biaya penanamkan dan pemeliharaan yang telah mereka lakukan. Sementara itu, dari aspek kelestarian lingkungan, daerah aliran sungai menjadi lebih terjaga, kuantitas air tetap tersedia meskipun di musim kemarau, dan longsor bibir sungai juga dapat diminimalkan dengan adanya pohon yang berfungsi sebagai pelindung tanah dari kikisan aliran air.

  Pemerintah Kota Metro juga mendapat keuntungan dalam hal meminimalkan biaya operasional dan perawatan dalam merestorasi daerah aliran sungai yang kritis. Selain itu, bentuk kegiatan ini juga meningkatkan partisipasi masyarakat yang sekaligus memberikan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat tentang kelestarian lingkungan salah satu lokasi yang di tanami pohon sepanjang sungai di Kelurahan Ganjar Asri Metro Barat.

  e). Kegiatan Dinas Lingkungan Hidup dalam Pengendalian Pencemaran air Terjadi pencemaran air sungai di Kota Metro dikarenakan banyak usaha atau kegiatan yang sebagian besar adalah industri kecil yang belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga limbah cair yang dihasilkan diolah terlebih dahulu, selain itu cair. pencemaran disebabkan oleh kegiatan 5.

  Melakukan penghijauan pada lahan domestik lainnya seperti hotel, rumah kritis sebagai upaya untuk makan, perkantoran, kegiatan rumah sakit, meningkatkan run-in dan peternakan, pertanian dan bengkel. mengurangi run-off pada air Menurut Peraturaran Daerah Pasal 12 UU sungai. No 1 Tahun 2013, Dinas Lingkungan 6.

  Melakukan pengujian kualitas air Hidup Mempunyai wewenang untuk sungai. mengendalikan pencemaran air di Kota 7.

  Sosialisasi pengelolaan lingkungan Metro untuk mengurangi terjadinya hidup berupa cara-cara mengolah pencemaran akibat dari kegiatan industri, limbah cair dengan Instalasi rumah sakit, hotel, rumah makan, Pengolahan Air Limbah (IPAL). perkantoran, peternakan, pertanian dan 8.

  Membuat Peraturan Daerah tentang bengkel, Dinas Lingkungan Hidup Kota Perlindungan dan Pengelolaan Metro melaksanakan kegiatan-kegiatan Lingkungan Hidup serta Peraturan sebagai berikut : Daerah tentang Pengelolaan

  Kualitas Air dan pengendalian 1. Melaksanakan pengawasan dan Pencemaran Air. pengendalian terhadap kegiatan- 9.

  Membuat Peraturan Walikota kegiatan yang dapat menimbulkan Metro tentang Izin Pengolahan pencemaran air. Limbah Cair (IPLC) dan 2. Penerapan Izin Pengolahan Limbah

  Pengelolaan Sumber Daya Air dan Cair (IPLC) bagi kegiatan yang Pengendalian Pencemaran Air. akan mengolah dan membuang 10.

  Membuat IPAL Komunal untuk limbah cairnya ke perairan umum usaha atau kegiatan skala kecil atau dengan telah memenuhi syarat- rumah tangga syarat yang telah ditentukan.

  11. Membuat IPAL Komunal domestik 3. Melakukan pembinaan terhadap untuk mengolah limbah cair dari industri kecil agar dapat mengolah kegiatan rumah tangga atau limbah cairnya. domestik.

4. Menerapkan studi AMDAL, UKL- 12.

  Melaksanakan pengawasan dan UPL dan SPPL serta Izin pengendalian terhadap kegiatan- limbah B3. mengancam kelangsungan hidup manusia 13. Izin Penyimpanan serta organisme lainnya. Penerapan

  Sememntara Limbah B3 dan Izin Usaha atau kegiatan yang menghasilkan pengumpulan Limbah B3 bagi limbah B3 di Kota Metro berasal dari kegiatan yang akan menyimpan kegiatan pelayanan kesehatan, limbah B3 sebelum diolah. laboratorium dan perbengkelan 14. Sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup berupa cara-cara mengolah Banyaknya pihak yang terlibat dalam pengelolaan limbah B3 tidak menyadari limbah B3. bahwa kegiatannya dapat membahayakan 15. Membuat Peraturan Daerah tentang

  Perlindungan dan Pengelolaan dirinya dan orang lain baik dalam jangka waktu singkat maupun waktu jangka Lingkungan Hidup panjang.

  16. Membuat Peraturan Walikota Metro tentang Tata laksana

  Rendahnya wawasaan dan pengetahuan Perizinan Pengelolaan Limbah masyarakat serta kurang pedulinya Bahan Berbahaya dan Beracun masyarakat terhadap dampak limbah B3 (B3) dapat mempengaruhi kesehatan dan

  17. Mengeluarkan persetujuan tentang kualitas hidup masyarakat kita. pengangkutan limbah B3 untuk

  Menurut Peraturan Daerah Pasal 20 UU skala Kota Metro. No 1 Tahun 2013 tentang Pembuangan 18. Membuat depo limbah B3 untuk

  Limbah Cair ke Air dan Sumber- Sumber penyimpanan sementara limbah B3 Air Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro bagi penghasil limbah B3 yang memiliki kegiatan untuk mengurangi belum dapat mengolah limbah B3 terjadinya pencemaran akibat dari kegiatan sendiri. industri, rumah sakit, hotel, rumah makan,

  f). Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya perkantoran, peternakan, pertanian dan dan Beracun (B3) bengkel, Pemerintah Kota Metro dan Limbah B3 adalah suatu buangan atau Dinas Lingkungan Hidup kota Metro melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai limbah yang sifat dan konsentrasinya berikut : mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung

  Melaksanakan Kurangnya tenaga ahli dalam bidang pengendalian terhadap kegiatan- pengecekan kandungan air di kantor kegiatan yang dapat menghasilkan Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro limbah B3.

  2. Laboratorium yang belum terakreditasi

  2. Izin Penyimpanan jadi untuk sampel di lapangan terpaksa Penerapan

  Sememntara Limbah B3 dan Izin di kirim ke laboratorium Dinas pengumpulan Limbah B3 bagi Lingkungan Hidup Provinsi kegiatan yang akan menyimpan limbah 3.

  Kurangnya IPAL di setiap tempat B3 sebelum diolah. usaha banyak yang belum mengetahui 3. tentang bagaimana memproses limbah

  Sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup berupa cara-cara mengolah hasil usaha penyebab umum di Kota limbah B3. Metro karena banyak pemilik usaha 4. yang membuang limbah di sembarang

  Membuat Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pengelolaan tempat yang mengakibatkan Lingkungan Hidup.. pencemaran 5.

  4. Membuat Peraturan Walikota Metro Belum banyak masyarakat yang tentang Tata laksana Perizinan mengetahui tentang dampak Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya pencemaran sebagian masyarakat Kota dan Beracun (B3). Metro yang tinggal di pinggiran ledeng

  6. dan sungai sering membuang limbah

  Mengeluarkan persetujuan tentang pengangkutan limbah B3 untuk skala rumah tangga karena tidak paham Kota Metro. dampak yg di timbulkan dengan 7. membuang sampah di ledeng dan

  Membuat depo limbah B3 untuk penyimpanan sementara limbah B3 sungai bagi penghasil limbah B3 yang belum 5.

  Kurangnya kesadaran Masyarakat dapat mengolah limbah B3 sendiri. kepada lingkungan terutama dalam

  

2. Faktor-Faktor Penghambat Dinas pencemaran air sehingga di Kota

Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan

  Metro masih banyak terjadi

  Kualitas Air dan Pengendalian

  pencemaran air dan pembuangan

  Pencemaran Air

  8

  limbah yang tidak tepat Di dalam melalaksanakan program dan 6.

  Keterbatasan modal dan pengetahuan tugas adapun Faktor yang menghambat tentang pengelolaan limbah yang baik

  Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro antara lain: 8 Hasil wawancara dengan bapak Sugiyono, pada ketiadaan IPAL pada industri kecil dan industri rumah tangga. Oleh karena itu, perlu adanya gerakan penyadaran dan pembinaan pengelolaan limbah industri

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

  Peran Dinas Lingkungan Hidup dalam Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Kota Metro adalah melakukan program yang sudah di rencanakan contohnya : 1. Dalam pengelolaan kualitas air yaitu Upaya Konservasi Sumber Daya di Kota Metro, Penanganan Masalah Banjir, Mensosialisasikan teknologi konservasi sumber daya air yang mudah dan murah seperti biopori dan sumur resapan, Melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat pemeliharan Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam bentuk penanaman pohon sepanjang aliran sungai. 2. Dalam Pengendalian Pencemaran Air contohnya seperti kegiatan- kegiatan yang sudah di rencanakan seperti pengelolaan IPAL dan mengelola limbah bahan berbahaya (B3), Dinas Lingkungan Hidup juga berwenang memberikan sanksi kepada pemilik usaha contoh nya usaha rumahan, rumah makan dan rumah sakit berupa pencabutan izin usaha. memberikan sanksi memiliki tahap yaitu : teguran lisan, teguran melalui surat resmi dan yang terakhir pencabutan izin usaha, pencemaran di Kota Metro terjadi karena banyak faktor seperti kurang sadarnya masyarakat tentang dampang membuang limbah di sembarang tempat dan banyak pelaku usaha yang belum mempunyai tempat pengelolaan limbah usaha sendiri seharusnya di setiap tempat usaha harus mempunyai tempat pengolahan limbah yang sudah di cek secara resmi oleh Dinas Lingkungan Hidup.

  Faktor penghambat dari Dinas lingkungan hidup cukup banyak seperti kurangnya tenaga ahli di bagian laboratorium itu menyebabkan hasil sampel yang sudah di ambil hanya bisa di kirim ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi utuk di tes di laboratorium di Provinsi dan laboratorium di Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro belum terakreditasi, Kurangnya IPAL di setiap tempat usaha banyak yang belum mengetahui tentang bagaimana memproses limbah hasil usaha penyebab umum di Kota Metro karena banyak pemilik usaha yang membuang limbah di sembarang tempat yang mengakibatkan pencemaran dan Kurangnya tenaga ahli dalam bidang pengecekan kandungan air di kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro

  • – Ekologis, (Bandar Lampung,

  ...... dan Pelaksanaan Pembangunan ...... Berkelanjutan , (Jakarta, PT. Gramedia ...... Pustaka Utama, 2013)

  Pasal 13 Undang- Undang No 11 Tahun

  ........ 2013 Tentang Pengelolaan Kualitas ........ Air dan Pengendalian Pencemaran ........ Air

  Peraturan Daerah Kota Metro No 1 Tahun

  ......... Tentang Perlindungan dan ......... Pengelolaan Lingkungan Hidup

  Undang Undang No. 32 Tahun 2009

  ........ (Yogyakarta,Graha Ilmu, 2007) Peraturan Perundang-Undangan

  ....... Lingkungan , (Jakarta, Raja Grafindo, ....... 2012) Mulyanto, Ilmu Lingkungan.

  Muhammad Akib, Politik Hukum

  Marhaeni Ria Siombo, Hukum Lingkungan

  sarankan Dinas Lingkungan Hidup untuk : 1.

  ...... Penerbit Universitas Lampung, 2011)

  ...... Lingkungan Dalam Perspektif holistik ......

  Muhammad Akib, Penegakan Hukum

  ...... Lingkungan Perusahaan BUMN ...... Citra, 2001)

  Abdul Rauf, Tanggung Jawab Sosial dan

  Daftar Pustaka Buku

  IPAL mungkin dampak pencemaran terhadap lingkung dengan limbah usaha akan menurun 2. Mengadakan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak dari pembuangan limbah di sembarang tempat, karena masih banyaknya masyarakat yang belum sadar tentang pencemaran lingkung dengan adanya penyuluhan dan sosialisasi akan menimbulkan kesadaran masyarakat sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan 3. Mendatangkan tenaga ahli di bidangnya ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro, dengan adanya tenaga ahli di Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dapat lebih mempermudah program yang akan di jalankan untuk pengelolaan kualitas air

  Memberikan teguran surat resmi kepada pelaku usaha yang belum mempunyai IPAL, dengan adanya

  ........ 1974 Tentang Pengairan

Dokumen yang terkait

KEWENANGAN BPKP DALAM MENENTUKAN KERUGIAN NEGARA AKIBAT KORUPSI DI INSTANSI PEMERITAHAN DAERAH

0 0 18

UPAYA PENANGGULANGAN KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT AKIBAT PENCEMARAN DI WILAYAH HALIM PERDANAKUSUMA JAKARTA TIMUR

0 0 14

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELANGGARAN YANG MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA FUNGSI JALAN Dani Aji Nugraha, Eko Raharjo, Rinaldy Amrullah. Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Lampung ABSTRAK - ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHA

0 0 7

PENGAWASAN OMBUDSMAN PERWAKILAN LAMPUNG TERHADAP PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PROGRAM BINA LINGKUNGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 1 15

PENGAWASAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PROGRAM FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Karya Ilmiah untuk E-Jurnal

0 1 13

KEWENANGAN KANTOR PERTANAHAN DALAM PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU

0 0 13

PENGAJUAN KEBERATAN OLEH WAJIB PAJAK PENGHASILAN DAN PENGENAAN SANKSI DENDA (Studi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kedaton Bandar Lampung)

0 0 17

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENYUAPAN PADA PENERIMAAN ANGGOTA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LAMPUNG BARAT Oleh Beni Pramiza, Mahasiswa Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Email: beni.pramiza92gmail.com, Tri Andr

0 0 14

PENEGAKAN SANKSI ADMINISTRATIF DALAM PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

0 0 13