ANALISIS INVESTASI DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN (Study Kasus di Bursa Efek Indonesia 2010:01 – 2012:07)

(1)

ABSTRAK

ANALISIS INVESTASI DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN (Study Kasus di Bursa Efek Indonesia 2010:01 – 2012:07)

Oleh

SELVY ASTUTI RAHAYU

Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu. Maka wajar apabila dimasa sekarang ini banyak orang melakukan peruntungannya dengan cara berinvestasi, karena investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang yang berguna untuk mengantisipasi adanya inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Dengan tingkat pengembalian yang tinggi diikuti dengan resiko yang tinggi pula maka penting bagi seorang investor untuk meminimalisir resiko dari saham tersebut adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi, sehingga dapat menekan potensi kerugian.

Pengujian kinerja portofolio dilakukan untuk mengetahui sejauh mana portofolio yang dimiliki memberikan hasil bagi seorang investor. Maka untuk menghindari risiko dilakukan portofolio saham dengan menggunakan kriteria Excess Return to Beta (ERB) lebih besar dari Cutt of Rate nya (Ci). Investor yang rasional pastinya akan memilih saham yang masuk kandidat portofolio dengan nilai ERB lebih besar dari Ci (ERB>Ci). Dari 30 saham yang terbagi dalam 9 sektor terseleksi, hanya 5 sektor yang terseleksi menjadi kandidat portofolio efisien, yakni Sector Customer Goods, Sector

Infrastructure, Sector Basic and Chemical, Sector Trade dan Sektor Finance dengan total risiko yang terbentuk sebesar 1,26% per bulan. Sedangkan return portofolio efisien yang terbentuk adalah sebesar 1,87% per bulan. Portofolio Optimal yang terbentuk dari ke-15 saham terpilih yakni saham dengan kode emiten JSMR, UNVR, KLBF, GGRM, BBNI, INTP, BBCA, SMGR, BMRI, INDF, BDMN, UNTR, BBRI,


(2)

PGAS, dan TLKM dengan total risiko yang terbentuk sebesar 1,18% per bulan dengan return sebesar 2,57% per bulan.

Kata Kunci : Investasi, Return Saham, expected return, excess return to beta, cutt-off rate, Portofolio Efisien, dan Portofolio Optimal.


(3)

DAFTAR GAMBAR

1. Pertumbuhan Indeks Saham LQ-45 Periode 2010:01 – 2012:07 ... 7

2. Kerangka Teoritis ... 11

3. Portofolio Efisien dan Portofolio Tidak Efisien ... 32


(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.4. Kerangka Teoritis ... 10

II. LANDASAN TEORI ... 12

2.1. Teori Pasar Modal ... 12

2.2. Teori Investasi ... 17

2.3. Teori Portofolio ... 22

2.4. Konsep Return dan Risiko ... 26

2.5. Excess Return to Beta... 29

2.6. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal ... 30

2.7. Indeks LQ-45 ... 34

2.8. Penelitian Terdahulu ... 35

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 39

3.1. Jenis dan Sumber Data ... 39

3.2. Populasi dan Sampel ... 39

3.3. Penilaian Kinerja Portofolio ... 40

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 41

3.5. Alat Analisis ... 42


(5)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1. Penentuan Objek Penelitian ... 46

4.2. Analisis Statistik Deskriptif Data Indeks Saham Per Sektor LQ-45 ... 46

4.2.1. Tingkat Pengembalian Saham ... 46

4.2.2. Tingkat Risiko Saham ... 49

4.3. Pembentukan Portofolio Efisien ... 50

4.3.1. Excess Return to Beta (ERB) Per Sektor ... 50

4.3.2. Cutt-off Point (C*) Per Sektor ... 52

4.3.3. Menentukan Cutt-off Point (C*) ... 53

4.3.4. Menghitung Proporsi dan Presentase Per Sektor ... 54

4.3.5. Expected Return dan Risiko Portofolio Per Sektor...55

4.4.Pemilihan Portofolio Optimal ... 56

4.4.1. Excess Return to Beta (ERB) Masing-masing Saham ... 58

4.4.2. Cutt-off Point (C*) Masing-masing Saham ... 61

4.4.3. Menentukan Cutt-off Point (C*) ... 62

4.4.4. Menghitung Proporsi dan Presentase Masing-masing Saham ... 62

4.4.5. Expected Return dan Risiko Portofolio Per Saham ... 63

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Perusahaan Saham Tercatat yang Masuk dalam Perhitungan Indeks LQ-45 Periode 2010:01 – 2012:07 yang Dipisahkan Per Sektor

2. Perhitungan Return dan Risiko Pasar Periode 2010:01 – 2012:07 3. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Periode 2010:01 – 2012:07 4. Tingkat Pengembalian dan Risiko masing-masing Saham


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF. Chatartica, Amalia. 2009. Penentuan Portofolio Efisien untuk Saham LQ-45 dengan Model

Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung. Charles P, Jones. 2004. Investments: Analysis and Management. Bussiness Wire. Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

H.M Jogiyanto. 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Harmono. 1999. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard: Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. AMP YKPN. Yogyakarta.

Halim, Drs. Abdul. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Indriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

M. Hanafi, Mamduh. 2008. Manajemen Keuangan Edisi I. Yogyakarta: BPFE.

Prasetiono. 1998. Reaksi Harga Saham terhadap Peristiwa Pengumuman Perubahan Dividen di Bursa Efek Jakarta. Thesis. Universitas Airlangga.

Sartono, Drs. R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Septyarini. 2009. Analisis portofolio efisien berdasarkan model indeks tunggal pada saham LQ 45”. Jurnal. Universitas Gunadarma.

Setiawan, Heru. 2010. “Analisis Investasi dalam Menentukan Portofolio Efisien di Bursa Efek Jakarta” Jurnal. Universitas Pasundan.


(8)

Simamora, Lontung. 2007. “Analisis Portofolio Efisien pada Saham-saham yang Bertahan pada Indeks LQ45 selama 5 tahun”. Thesis. Universitas Indonesia.

Sulistyorini, Agustin. 2009. “Analisis Kinerja Portofolio Saham dengan Metode Sharpe, Teynor dan Jensen”. Thesis. Universitas Diponogoro.

Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Tendellin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Perrtama. Yogyakarta: BPFE.

Wahyuningrum, Desi. 2008. Pemilhan dan pembentukan portofolio saham LQ 45 yang efisien. Jurnal. Universitas Brawijaya.

Yogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 1 Yogyakarta: BPFE _____, http://www.bi.go.id

_____, http://www.finance.yahoo.com _____, http://www.idx.co.id


(9)

DAFTAR TABEL

1.1. Harga Rata-rata Indeks Saham LQ-45 Periode 2010:01-2012:07 ... 6

2.1. Sample Emiten Per Sektor Anggota Indeks LQ-45 Periode 2010:01 – 2012:07 ... 40

4.1. Return dan Excess Return 30 Saham yang Terbagi dalam 9 Sektor ... 48

4.2. Tingkat Pengembalian dan Risiko dari 9 Sektor ... 49

4.3. Nilai Rata-rata ERB (Excess Return to Beta) dari 9 Sektor ... 51

4.4. Peringkat Sektor Berdasarkan ERB (Excess Return to Beta) ... 52

4.5. Pemilihan Sektor-sektor yang Masuk dalam Portofolio Efisien ... 53

4.6. Perhitungan Proporsi dan Presentase Investor Per Sektor ... 54

4.7. Perhitungan Expected Return dan Risiko Portofolio Efisien ... 55

4.8. Daftar Sektor Kandidat Portofolio Efisien ... 58

4.9. Nilai Excess Return to Beta (ERB) 16 Saham dalam 5 Sektor ... 59

4.10. Peringkat Saham Berdasarkan ERB (Excess Return to Beta) ... 60

4.11. Nilai Excess Return to Beta (ERB) 15 saham dalam 5 Sektor ... 61

4.12. Perhitungan Proporsi dan Presentase Investor Saham ... 62


(10)

ANALISIS INVESTASI DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN (Study Kasus di Bursa Efek Indonesia 2010:01 – 2012:07)

Oleh

SELVY ASTUTI RAHAYU

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(11)

Judul Skripsi : ANALISIS INVESTASI DALAM

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN (Study Kasus di Bursa Efek Indonesia 2010:01 – 2012:07) Nama Mahasiswa :

Selvy Astuti Rahayu

Nomor Pokok Mahasiswa : 0911011106

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E. Ahmad Faisol, S.E.,M.M. NIP 19630831 198903 2 002 NIP 19791231 200604 1 004

2. Ketua Jurusan Manajemen

Hj. Aida Sari, S.E., M.Si. NIP 19620127 198703 2 003


(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E. __________

Sekretaris : Ahmad Faisol, S.E., M.M. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Hi. M. Syatibi Ch, S.E. __________

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. NIP 19610904 198703 1 011


(13)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen FEB Unila. Skripsi ini berjudul “Analisis Investasi dalam Pembentukan Portofolio Efisien (Study Kasus di Bursa Efek Indonesia 2010:01 –2012:07)”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Satria Bangsawan, S.E., M.Sc., selaku Dekan FEB Universitas Lampung; 2. Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FEB Universitas

Lampung;

3. Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E., selaku Pembimbing I yang telah berbaik hati dengan sabar memberikan waktunya untuk membimbing serta memberikan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Ahmad Faisol, S,E., M.M. selaku Pembimbing II yang dengan penuh perhatian membimbing sehingga skripsi ini dapat selesai;

5. Hi. Mahatir Muhammad, S.E., M.M. selaku pembimbing akademik yang turut serta memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai. 6. Hi. M. Syatibi Ch., S.E. selaku penguji atas saran-saran perbaikan dan

motivasi yang sangat berharga;

7. Bapak dan Ibu dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dengan sabar dan tulus memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.


(14)

8. Orang-orang tercinta dan penuh kasih, Mamaku Mariyati Pujiastuti dan Ayahku Isman Husen serta Kakakku tersayang Terry Aprian, S.H. dan adikku Ismy Tri Irianti atas semangat, kesabaran, kebahagiaan, senyuman dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

9. Bangun Susilo, terimakasih untuk selalu mendampingi dan atas segala dampak positif diatas semua keluhan dan tangisanku selama ini;

10. Rumah keduaku HMJ Manajemen, dan BEM FEB yang telah membantuku berproses menjadi pribadi yang lebih bijak dan lebih peka;

11. Pemotivator terbaik, Rudi dan Gusti yang memberi semangat, motivasi, kepercayaan dan tempat untukku berkeluh kesah, serta Uska, Dinda , Muli, Putri, Daniel, Atin, Nurul, Bang Andi untuk segala pengalaman menjadi teman terbaik selama ini;

12. Sahabat-sahabatku Deyla, Uki, Ratih, Ayu untuk semua cerita indah serta haru seiring perjalanan kita selama ini, Lidya, Asih, Maw untuk pengukir senyum semangatku;

13. Sahabat-sahabat KKN Desa Baru Ranji, Ika, Uni Vera, Umi Aisyah, Syifa, Korry, Windy, Dwita, Rani, Rendy, Surya, dan Topan atas pengalaman selama 40 hari yang tidak akan pernah terlupakan;

14. Partner serta rekan kerja, Agus, Fadhli, Aji, Fijar, Agung, Ell, Devy, Bowo, Yoga, Beni, Amri, Wahyu, Tutu, Fera terimakasih untuk kerjasamanya selama ini;

15. Pembimbing pibadi, Kak Adit, Mbak Rani, Kak Ical, Mbak Dhea untuk dengan sabar menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku;

16. Seluruh sahabat-sahabat terkasih Manajemen 2009 yang tidak dapat dituliskan satu persatu atas segala cerita, tawa, kenangan selama ini;


(15)

17. Anggota HMJ Manajemen 2011-2012 serta Brigadir Muda BEM FEB 2012-2013 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, untuk segala canda tawa selama ini;

18. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis hanya dapat berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka yang telah membantu penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, 28 Maret 2013 Penulis


(16)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Selvy Astuti Rahayu

N P M : 0911011106

Jurusan : Manajemen

Program Studi : S1 Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Investasi dalam Pembentukan Portofolio Efisien (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia 2010:01 – 2012:07) Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil Penelitian/ Skripsi serta Sumber Informasi/Data adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Hasil Penelitian/Skripsi ini;

2. Menyerahkan sepenuhnya hasil penelitian saya dalam bentuk Hard Copy dan Soft Copy Skripsi untuk dipublikasikan ke media cetak ataupun elektronik kepada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Tidak akan menuntut/memita ganti rugi dalam bentuk apapun atas segala sesuatu yang dilakukan oleh Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung terhadap Hasil Penelitian/Skripsi saya ini;

4. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 28 Maret 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Selvy Astuti Rahayu 0911011106


(17)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang luar biasa, Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda BAKTI dan CINTA KASIH ku kepada:

Orangtuaku tercinta, Mama Mariyati Pujiastuti dan Ayah Isman Husen yang mengajarkanku akan arti Disiplin, Kesabaran, Iman, Kejujuran, Kehidupan dan

Kebahagiaan.

Seluruh kasih sayang, dukungan dan semangat dari:

Keluarga Besar Wargono (Alm), Nawawi (Alm), orang terkasih, dan sahabat-sahabat tersayang.


(18)

MOTTO

“ALLAHUMA YASSIR WALAA TU’ASSIR”

(Ya Allah Mudahkanlah Jangan Dipersulit)

"Dan Sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersabar"

(QS. An-Nahl : 96)

“Aku berjuang karena aku ingin, aku bersabar karena aku yakin, dan aku

menangis karena aku berhasil”


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 Januari 1992, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Kapten Inf. Isman Husen dan Mariyati Pujiastuti.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah TK Kartika Chandra Kirana dan dilanjutkan di SD Negeri 08 Manna, Bengkulu Selatan yang diselesaikan pada tahun 2003, Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP N 29 Bandar Lampung (2003-2006), Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan di SMA Negeri 15 Bandar Lampung (2006-2009).

Tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen FE Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif berorganisasi sebagai Brigadir Muda Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi periode 2009-2010, sebagai anggota Bidang II Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMJ) Fakultas Ekonomi periode 2010-2011, Sekretaris Bidang I Keilmuan Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMJ) Fakultas Ekonomi periode 2011-2012 dan Sekretaris Dinas II Apresiasi Seni dan Olahraga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2012-2013.


(20)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu. Menurut Sunariyah (2003): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”Maka wajar apabila dimasa sekarang ini banyak orang melakukan peruntungannya dengan cara berinvestasi, karena investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan

kesejahteraan di masa datang yang berguna untuk mengantisipasi adanya inflasi yang terjadi setiap tahunnya.

Pasar modal adalah salah satu wadah yang tersedia bagi para investor dan para pihak yang membutuhkan dana. Pasar modal akan tumbuh berkembang apabila ada pihak yang menawarkan dana yang dikenal sebagai investor. Menurut Prasetiono (1998) dengan adanya pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki banyak pilihan investasi sesuai dengan keberanian risiko yang diambil investor. Untuk


(21)

2

mengurangi kerugian atau risiko investasi maka investor dapat berinvestasi dalam berbagai jenis saham dengan membentuk portofolio (Fabozzi, 1999).

Saham sebagai salah satu jenis investasi yang dapat dilakukan investor dengan tingkat pengembalian yang cukup tinggi diantara jenis-jenis investasi lainnya, seperti obligasi, reksa dana, emas dan yang lainnya. Saham merupakan suatu investasi yang sangat menguntungkan walaupun memiliki tingkat risiko kerugian yang tinggi dibanding jenis investasi lainnya. Hal ini sesuai dengan konsep teori yang

menyatakan bahwa investasi dalam bentuk saham memiliki risiko yang cukup besar jika dibandingkan dengan tabungan atau deposito. (Ruminih, 2009).

Kenyataan menunjukkan bahwa hampir semua investasi mengandung unsur risiko sehingga investor harus mampu memperkirakan keuntungan yang diharapkan dan risiko yang bersedia ditanggungnya. Hubungan return dan risk yang diharapkan adalah yang searah dan linier. Artinya makin besar risk yang ditanggung maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan (Amalia, 2009).

Dengan tingkat pengembalian yang tinggi diikuti dengan risiko yang tinggi pula maka penting bagi seorang investor untuk meminimalisir risiko dari saham tersebut, dan cara yang paling mudah adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi, sehingga dapat menekan potensi kerugian.

Portofolio dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan risiko. Instrumen keuangan dimaksud


(22)

3

meliputi saham, obligasi, valas, deposito, indeks harga saham, produk derivatif lainnya. Portofolio diartikan juga sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun institusi. Dalam pasar modal, portofolio dikaitkan dengan portofolio aktiva finansial yaitu kombinasi beberapa saham sehingga investor dapat meraih return optimal dan memperkecil risiko (Sumariyah, 2007).

Menurut Fabozzi (1999) teori portofolio berhubungan dengan pemilihan portofolio yang dapat memaksimalkan pengembalian yang diharapkan sesuai dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Dengan menggunakan model kuantitatif dan data historis, teori portofolio mendefinisikan “pengembalian portofolio yang diharapkan” dan “tingkat risiko portofolio yang dapat diterima” serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang efisien (Wahyuningrum, 2008).

Sistem portofolio mendasarkan investasi pada sekumpulan saham secara diversitifikatif dan beberapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham (Rani, 2004). Manajemen portofolio menurut Cohen Jerome B, adalah seni pengelolaan kelompok dana-dana agar dana tersebut tidak hanya

mempertahankan nilai semula tetapi juga nilai dan hasil dimasa yang akan datang dengan mengharap pendapatan yang layak sesuai dengan risiko.

Yang dimaksud dengan portofolio adalah kombinasi dari berbagai asset baik berupa asset keuangan atau sekuritas maupun asset riil. Teori portofolio menekankan pada usaha untuk mencari kombinasi investasi efisien yang memberikan tingkat


(23)

4

keuntungan atau rates of return maksimal pada suatu tingkat risiko tertentu (Sartono, 2001).

Teori portofolio dikembangkan pertama kali oleh Markowitz pada tahun 1952. Ia mengembangkan suatu model pembentukan portofolio yang disebut dengan Model Markowitz. Markowitz menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal kedalam bentuk portofolio. Markowitz dalam teorinya, menemukan bahwa jika saham berisiko tinggi disatukan dalam portofolio dengan suatu cara, maka portofolio tersebut akan lebih kecil risikonya dibandingkan dengan risiko saham secara individu (Jogiyanto, 2003). Markowitz juga menekankan bahwa investor seharusnya mendasarkan pembentukan portofolio mereka semata-mata pada return yang diharapkan dan simpangan baku. Namun demikian, model ini memiliki kelemahan karena membutuhkan perhitungan yang banyak dalam pembentukan suatu portofolio investasi. Hal ini menyebabkan ketidakefisiensikan waktu, model Markowitz membutuhkan sebanyak n+(n(n-1)/2) perhitungan dalam membentuk suatu portofolio (Jogiyanto, 2003).

Tahap akhir yang sangat penting bagi manajer investasi maupun investor dari proses investasi dalam saham adalah melakukan penilaian terhadap kinerja investasinya. Karena investasi dalam saham tersebut umumnya dilakukan dalam bentuk portofolio, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang telah dibentuk


(24)

5

Tujuan penelitian kinerja portofolio adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah portofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan investasi. Sehingga dapat diketahui portofolio mana yang memiliki kinerja yang lebih baik jika ditinjau dari return dan risk masing-masing portofolio. Selanjutnya dapat dilakukan revisi terhadap saham-saham yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa portofolio tersebut tidak lagi sesuai dengan prefensi risiko investor.

Pembentukan suatu portofolio dapat dipermudah dengan menggunakan suatu proksi. Proksi tersebut dapat berdasarkan jenis industri emiten seperti manufaktur atau perbankan, serta dapat juga menggunakan indeks pasar. Indeks yang sering

digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio saham adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ-45. Penggunaan IHSG sebagai proksi penghitung return pasar dirasakan memiliki kelemahan, karena IHSG menggunakan pembobotan berdasarkan atas kapitalisasi seluruh saham. Maka lebih baik menggunakan indeks saham LQ-45 karena dirasa kelompok saham LQ-45 memiliki risiko terendah dibanding saham-saham lainnya. Karateristik saham LQ-45 dapat mewakili kinerja portofolio saham, dimana penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua sisi yaitu hasil dan risiko (Andreas, 2004).


(25)

6

Tabel 1.1. Harga rata-rata indeks saham LQ-45 Periode 2010:01 – 2012:07

Periode Harga rata-rata Indeks Saham LQ-45

Jan '10 510,45

Feb '10 496,03

Mar '10 539,8

Apr '10 573,36

Mei '10 543,59

Jun '10 566,1

Jul '10 589,92

Agt '10 581,31

Sept '10 651,93

Okt '10 673,42

Nov '10 638,08

Des '10 661,38

Jan '11 597,85

Feb '11 614,02

Mar '11 659,05

Apr '11 680,63

Mei '11 682,25

Jun '11 690,65

Jul '11 729,84

Agt '11 676,26

Sept '11 622,64

Okt '11 675,57

Nov '11 656,41

Des '11 673,51

Jan '12 692,16

Feb '12 692,77

Mar '12 712,55

Apr '12 711,38

Mei '12 645,69

Jun '12 674,79


(26)

7

Gambar 1. Pertumbuhan Indeks saham LQ-45 Periode 2010 – 2012

Sumber: finance.yahoo.com (data diolah)

Terlihat dari gambar 1 diatas, bahwa pergerakan indeks saham LQ-45 mengalami fluktuasi yang meningkat dari Januari 2010 sampai dengan Juli 2012. Ini

membuktikan bahwa jual beli saham kini telah dapat dipercaya oleh masyarakat dan dijadikan salah satu pilihan utama dalam berinvestasi. Maka untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dalam berinvestasi kita dapat membentuk portofolio saham, agar kita mendapatkan return yang maksimal dengan risiko yang telah ditentukan.Portofolio saham artinya, kumpulan aset investasi yang berupa saham, baik yang dimiliki oleh perorangan atau oleh perusahaan. Manajemen portofolio merupakan cara mengelola kumpulan aset/investasi tersebut untuk mencapai tujuan investasi. Salah satu cara mengelola portofolio adalah dengan meminimalkan risiko, termasuk dalam investasi saham.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 Jan ' 10 Ap r '10 Ju l '10 Ok t '10 Jan ' 11 Ap r '11 Ju l '11 Ok t '11 Jan ' 12 Ap r '12 Ju l '12

Harga Rata-rata Indeks Saham LQ 45

Harga Rata-rata Indeks Saham LQ 45


(27)

8

Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik analisa portofolio optimal yang dilakukan adalah menggunakan single indeks model. Selain itu, adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengenai single indeks model dalam menentukan portofolio maka memperkuat diajukannya usulan penelitian untuk menganalisis pembentukan portofolio saham menggunakan single indeks model.

Pada penelitian ini akan dianalisis bagaimana pembentukan portofolio optimal menggunakan single indeks model pada saham-saham yang termasuk dalam saham unggulan LQ-45. Kemudian akan dianalisis bagaimana keputusan investor dalam melakukan investasi secara rasional pada saham yang merupakan kandidat portofolio optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya data dan informasi mengenai pembentukan portofolio optimal pada saham LQ-45 menggunakan single indeks model, karena yang pertama Single Indeks Model digunakan untuk menyederhanakan perhitungan model Markowitz (Wisnu,2008) dalam menganalisis portofolio, selain itu, portofolio saham pada dasarnya merupakan bentuk investasi jangka pendek bagi investor sehingga dalam penyusunannya memerlukan analisis jangka pendek pula.

Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian dalam suatu penulisan skripsi dengan judul “Analisis Investasi dalam Pembentukan Portofolio Efisien (Study Kasus di Bursa Efek Indonesia 2010:01 – 2012:07)”


(28)

9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan yang didefinisikan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana kombinasi portofolio efisien indeks LQ-45 tahun 2010:01 sampai tahun 2012:07?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian ini adalah :

Untuk membentuk portofolio efisien pada saham – saham yang terbagi dalam indeks LQ-45 tahun 2010:01 sampai tahun 2012:07.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini anatara lain adalah 1. Penelitian ini bermanfaat sebagai media implementasi teori - teori

portofolio.

2. Sebagai tambahan wawasan informasi tentang investasi di Pasar Modal. Khususnya validitas saham LQ-45 dalam pembentukan portofolio efisien yang dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. 3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi investor untuk

menanamkan dananya di Pasar Modal, khususnya dalam analisis untuk pembentukan portofolio untuk investasi yang efisien.


(29)

10

1.4. Kerangka Teoritis

Banyaknya perusahaan yang masuk di Bursa Efek Indonesia memudahkan para investor untuk berinvestasi karena banyaknya pilihan dalam menginvestasikan dananya. Pilihan terbaik untuk berinvestasi dalam bentuk saham LQ 45, disebabkan merupakan saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI. Harapan dari sebuah keputusan investasi adalah memperoleh hasil kembaliannya (return) yang tinggi, tetapi setiap investasi pada portofolio tentu saja membutuhkan informasi pendukung, seperti tingkat return dan risiko (standard deviasi).

Masalahnya adalah menentukan portofolio saham yang menghasilkan return yang tinggi dengan risiko yang rendah berdasarkan sejarah historis. Investor harus jeli dalam memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja portofolio saham.

Pengujian kinerja portofolio dilakukan untuk mengetahui sejauh mana portofolio yang dimiliki memberikan hasil bagi seorang investor. Maka untuk menghindari risiko dilakukan portofolio saham dengan menggunakan kriteria Excess Return to Beta (ERB) lebih besar dari Cutt of Rate nya (Ci). Investor yang rasional pastinya akan memilih saham yang masuk kandidat portofolio dengan nilai ERB lebih besar dari Ci (ERB>Ci).


(30)

11

Saham Indeks LQ-45

Portofolio Efisien

Portofolio Optimal

Gambar 1. Kerangka Teoritis


(31)

II. LANDASAN TEORI

2.1. Teori Pasar Modal 2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek (surat berharga). Pasar modal juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal atau dana.

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Pasar modal memberikan berbagai alternatif untuk para investor selain berbagai investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli tanah, asuransi, emas dan sebagainya. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki dana) dengan perusahaan (pihak yang memerlukan dana jangka panjang) ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang, seperti surat berharga yang meliputi surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, waran (warrant), dan right issue. Pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikan perusahaan kepada masyarakat.


(32)

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000).

2.1.2. Jenis Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2000) jenis-jenis pasar modal dibagi menjadi 4 (empat), antara lain:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Harga saham pada pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan going public (emiten) berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (Over The Counter Market).


(33)

Perdagangan efek antar investor atau pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Namun, dalam pembahasan ini digunakan data-data dari perusahaan yang listing di bursa, sehingga hanya

menggunakan 2 (dua) jenis pasar modal yaitu : pasar perdana dan pasar sekunder.

2.1.3. Peranan Pasar Modal

Bagi perekonomian, pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pasar modal merupakan tempat pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat membeli efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menawarkan instrumen atau efek di dalam pasar modal.

2. Pasar modal merupakan alternatif investasi dengan memberikan keuntungan dan risiko tertentu.

3. Keberadaan pasar modal memungkinkan para investor untuk bisa ikut memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik, misalnya melalui kepemilikan saham. 4. Pasar modal mendorong pelaksanaan manajemen perusahaan secara lebih

profesional, transparan, efisien, dan berorientasi pada keuntungan. Hal ini dilakukan untuk menarik para investor agar bersedia menanamkan modalnya. 5. Pasar modal dapat meningkatkan aktivitas ekonomi nasional.

Perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga mendorong Perusahaan-perusahaan lebih maju. Selanjutnya, kesempatan kerja semakin banyak, peningkatan

pendapatan, serta kesejahteraan masyarakat.


(34)

1. Saham (Stock)

Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham, memiliki instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau institusi dalam suatu perusahaan. Saham adalah surat berharga yang menerangkan bahwa pemilik surat tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut.

2. Obligasi (Bond)

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana (pemodal) dengan yang diberi dana (perusahaan/emiten). Jadi, surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli hutang perushaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tesebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikkan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang.

3. Right

Right merupakan produk derivative (turunan) dari saham yang berupa surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan.


(35)

Right diberikan pada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada second offering. Masa perdagangan right berkisar antara1-2 minggu saja.

4. Warrant

Sama seperti Right, Warrant merupakan produk derivative dari saham yang memberikan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan pula. Namun, sifat dari Warrant melekat pada obligasi.

5. Opsi

Opsi merupakan produk derivative dari saham yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk menjual atau membeli sejumlah aset finansial tertentu pada harga dan jangka waktu tertentu.

2.2. Teori Investasi

2.2.1. Definisi dan Arti Investasi

Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau

perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut


(36)

menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut:

1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.

Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto. Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.

a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan

Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun,


(37)

seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.

b. Investasi Persediaan

Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target

penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan atau keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.

2.2.2. Fungsi Investasi

Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke

sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi

investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makro ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.


(38)

investment) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :

 Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.  Tingkat bunga.

 Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.  Kemajuan teknologi.

 Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.  Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

2.2.3. Kriteria Investasi

1. Payback Period.

Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).

2. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).

B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan

menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.


(39)

Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.

4. Internal Rate of Return (IRR).

Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).

2.3. Teori Portofolio

2.3.1. Teori Portofolio Modern

Dasar Teori portofolio modern (MPT) diperkenalkan oleh Harry Markowitz pada tahun 1952. Tiga puluh delapan tahun kemudian, Markowitz, Miller dan

Sharpe diberikan Hadiah Nobel untuk sebuah teori yang luas dalam pemilihan portofolio. Teori portofolio modern mendirikan sebuah istilah baru yang menjadi norma dikalangan manajer investasi, kejadian ini memiliki dampak yangi luas dalam aplikasinya dibidang yang berbeda dari manajemen keuangan, seperti: Alokasi aset melalui optimasi varians, imunisasi portofolio obligasi, investasi yang optimal atau seleksi manajer, keputusan Alokasi aset internasional, manajemen risiko portofolio dan lindung nilai strategi.


(40)

Konsep inti dari Teori Portofolio didasarkan pada diversifikasi aset dan langsung bergantung pada kebijaksanaan konvensional. Dalam bentuk yang paling sederhana Teori Portofolio Modern ini menyediakan kerangka kerja untuk membangun

portofolio efisien dengan pemilihan aset investasi, mengingat selera risiko investor. Teori Portofolio Modern mempekerjakan ukuran statistik seperti korelasi dan variasi untuk mengukur pengaruh diversifikasi terhadap kinerja portofolio. Di dalamnya adalah upaya Teori Portofolio Modern untuk menganalisa bagaimana investasi yang berbeda satu sama lain yang saling terkait.

Dalam melakukan investasi pada saham, investor dapat memilih investasi dengan cara portofolio. Pilihan pada portofolio ini merupakan strategi investor dalam rangka penyebaran risiko. Menurut Weston dan Copeland (1992:515) teori portofolio merupakan teori modern mengenai pengambilan keputusan dalam situasi

ketidakpastian, tujuannya adalah untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimiliki (portofolio efisien), dalam arti memberikan hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi setiap tingkat risiko, atau tingkat risiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil yang diharapkan.

Teori portofolio merupakan teori yang berhubungan dengan pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang efisien. Teori portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar modal yang berdasar pada pengaruh keputusan investor terhadap harga sekuritas serta menunjukkan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko sekuritas jika investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return yang yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor


(41)

akan memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Return ekspektasi dan tingkat risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan, dan sebaliknya. Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan oleh Markowitz pada tahun 1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah nobel dibidang ekonomi di tahun 1990 untuk hasil karyanya tersebut. Markowitz menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio.

Dalam melakukan evaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: tingkat risiko, periode waktu dan tujuan investasi.

2.3.2. Single Indeks Model

Terdapat banyak model untuk pengambilan keputusan investasi sekuritas. Ketika memilih investasi sekuritas dalam bentuk saham, obligasi, Reksa Dana, atau indeks pasar, investor selalu mempertimbangkan dua variabel utama, yaitu return dan risiko. Salah satu prosedur penentuan portofolio optimal adalah metode Single Indeks Model.

Konsep penghitungannya didasarkan pada model perhitungan Elton dan Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) saham-saham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan return saham terhadap return bebas risiko per unit risiko. Saham-saham yang mempunyai excess return to beta (ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off-rate (Ci) merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio. Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah sekuritas dapat dimasukkan ke dalam


(42)

portofolio optimal tersebut. Adapun dasar penentuan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal yaitu dengan membandingkan antara Excess Return to Beta (ERB) dengan tingkat pembatas saham tertentu atau Cutt-off point (C*).

Single Indeks Model dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan model Markowitz dan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Single Indeks Model didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktusi searah dengan indeks harga pasar, hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas berkorelasi karena ada reaksi umum terhadap perubahan nilai pasar.

Dengan dasar ini, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan:

��= ∝�+ �� .��+ ��

Single Indeks Model membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen, yaitu:

 Komponen return yang unik diwakili αi yang independen terhadap pasar.  Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili βi.RM

Single Indeks Model menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik model ini sehingga menjadi berbeda dengan model-model lainnya.

2.4. Konsep Return dan Risiko


(43)

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam mengukur kinerja saham suatu perusahaan. Return saham ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa mendatang.

Perhitungan return realisasi disini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Adapun rumus return realisasi menurut (Jogiyanto, 2003) adalah:

�� =��−��−1

��−1 Dimana:

Ri = Return Saham

�� = Harga saham pada periode t

��−1 = Harga saham pada periode sebelumnya

 Risiko

a. Pengelompokkan Risiko

Risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat pengembalian investasi dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Systematic Risk

Systematic Risk disebut juga risiko pasar karena berkaitan dengan perubahaan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, risiko ini terjadi karena kejadian diluar kegiatan perusahaan

2. Unystematic Risk

Unsystematic riskmerupakan risiko spesifik perusahaan karena tergantung dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystematic risk antara lain : risiko


(44)

industri,operating laverage riskdan lain-lain. Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas dengan pembentukan

portofolio,unsystematic riskdisebut juga diversible risk.

b. Pengukuran risiko sistematis/Beta saham

Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Adapun cara mengestimasi beta yaitu: Beta sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Data historis adalah untuk menghitng beta waktu lalu dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan datang. Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (yaitu dalam bentuk kuadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bias dijelaskan oleh Rm. Dengan demikian semakin besar koefisien determinasi semakin akurat estimasi beta. Adapun rumus beta sekuritas (Jogiyanto, 2003):

2

m m

i

i

 

Keterangan:

βi : Beta sekuritas

σm : Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar σm2 : Varian return pasar

Jika beta sama dengan 1 (β = 1), maka kenaikan return sekuritas tersebut sebanding dengan return pasar. Jika beta lebih dari 1 (β > 1) berarti kenaikan return sekuritas lebih tingggi dibanding return pasar. Beta lebih dari 1 biasanya dimiliki oleh


(45)

kurang dari 1 (β < 1) berarti kenaikan return sekuritas lebih kecil dari kenaikan return pasar, terutama dimiliki oleh defensive stock (saham bertahan) yakni saham dengan kapitalisasi kecil. Risiko pasar dihitung dengan membandingkan antara return saham i periode t dengan return pasar periode t.

2.5. Excess Return to Beta

Ukuran kinerja investasi menggunakan excess return terhadap beta, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi . Pertama kali dikemukan oleh Treynor sehingga disebut sebagai Indeks Treynor . Pengukuran ini mengasumsikan bahwa portofolio terdiversifiksi dengan baik, sehingga risiko yang ada dalam portofolio hanyalah systematic risk . Indeks Treynor dinyatakan sebagai berikut :

( � − �� )

��

Dimana :

� = Rerata return saham Rf = Tingkat bunga bebas risiko βi = Beta saham atau portofolio

Jika nilai ERB positif maka menunjukan adanya margin atau keuntungan yang

didapat investor dalam menanamkan sahamnya di BEI . Apabila nilai ERB positif dan semakin besar maka saham bekinerja semakin baik .


(46)

2.6. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal

Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return harapan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karateristik portofolio yang seperti ini disebut dengan portofolio efisien.

Untuk membentuk portofolio yang efisien, kita harus berpegang pada asumsi tentang bagaimana perilaku investor dalam perbuatan keputusan investasi yang akan

diambilnya. Salah satu asumsi yang paling penting adalah bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse). Investor seperti ini jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang menawarkan return yang sama dengan risiko yang berbeda, akan cenderung memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah.

Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya.

2.6.1. Portofolio Efisien

Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sudah pasti.


(47)

Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi n-aktiva yang tersedia disebut dengan opportunity-set atau attainable-set. Semua titik di attainable-set menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Akan tetapi, investor yang rasional tidak akan memilih portofolio yang tidak efisien. Rasional investor hanya tertarik dengan portofolio yang efisien. Kumpulan dari portofolio yang efisien ini disebut dengan efficient set atau efficient frontier.

Investor dapat menentukan kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Dalam gambar 2.1. diasumsikan investor membentuk portofolio A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J. Yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi return dan risk yang optimum.

Suatu portofolio dikatakan efisien apabaila portofolio tersebut bila dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut:

a. Memberikan expected return terbesar dengan risk yang sama, atau b. Memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama


(48)

Gambar 2.1. Portofolio yang efisien dan tidak efisien

Dalam gambar tersebut garis B, C, D, E, F disebut sebagai permukaan yang efisien, yaitu garis yang menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien dan semua portofolio dibawah garis tersebut dinyatakan tidak efisien.

Misalnya portofolio A merupakan portofolio yang tidak efisien bila dibandingkan dengan portofolio C, karena dengan risk yang sama, portofolio C memberikan

expected return yang lebih tinggi. Demikian juga portofolio H, merupakan portofolio yang tidak efisien bila dibandingkan dengan portofolio B, karena expected return yang sama, portofolio H mempunyai risk yang lebih tinggi.

2.6.2. Portofolio Optimal

Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Portofolio efisien adalah

portofolio yang menghasilkan return maksimal pada tingkat risiko tertentu atau return tertentu dengan risiko yang minimal.

Risk E (Rp)


(49)

Gambar 2.2. Portofolio yang Optimal

Dari gambar 2.2. diatas tampak bahwa investor A portofolio optimalnya terletak pada titik X yang memberikan kepuasan sebesar IC-A, karena portofolio tersebut

menawarkan expected return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan

preferensinya. Investor A dikatakan tidak rasional jika memilih portofolio Y, karena portofolio tersebut memberikan expected return lebih rendah dengan risiko yang sama, sehingga tidak terletak pada EF dan memberikan kepuasan sebesar IC-A1 yang lebih kecil dari IC-A. Investor A juga dikatakan tidak rasional memilih portofolio Z, karena portofolio tersebut tidak tersedia dipasar walaupun dapat memberikan expected return lebih tinggi dari X dan memberikan kepuasan sebesar IC-A2 yang lebih besar dari IC-1.

Sedangkan indefference-curve investor B bersinggungan dengan efficient frontier pada titik W. Artinya, portofolio efisien bagi investor tersebut terletak pada titik W, karena portofolio tersebut menawarkan return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensinya.

Risk E (Rp)


(50)

2.7. Indeks LQ-45

Indeks LQ-45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ-45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :

1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)

3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan

Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.

Faktor – faktor yang berperan dalam pergerakan indeks LQ-45, yaitu :

a. Tingkat suku bunga SBI sebagai dasar portofolio investasi di pasar keuangan Indonesia.

b. Tingkat toleransi investor terhadap risiko.

c. Saham – saham penggerak indeks yang merupakan saham berkapitalisasi pasa besar di BEI.

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap naiknya indeks LQ-45, yaitu :

a. Penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah dunia.


(51)

b. Penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ-45 ke zona positif.

2.8. Penelitian Terdahulu

Wahyuningrum (2012) pada jurnalnya nya yang berjudul “Pemilihan dan Pembentukan Portofolio Saham LQ 45 yang Efisien (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia)” menemukan bahwa dari 45 saham LQ45 diperoleh 44 saham yang memenuhi syarat E(Ri) > 0, dalam hal ini saham yang dikeluarkan adalah saham FREN (Mobile-8 Telecom Tbk) yang mempunyai E(Ri) terbesar. Dari 44 saham yang terpilih, ditentukan kembali saham yang mempunyai E(Ri) > RBR, yaitu yang

mempunyai tingkat pengembalian yang lebih besar daripada aktiva bebas risiko. Dari 44 saham tersebut diperoleh 11 saham yang kemudian diolah kembali untuk mencari risiko dan returnnya diantaranya yaitu melalui rasio ERB yang mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan.

Berdasarkan analisis risiko saham yang dinilai dengan varian kesalahan residu, serta tahap-tahap analisis model indeks tunggal, diperoleh 6 saham yang menjadi portofolio efisien yaitu saham TRUB (Truba Alam Manunggal Engineering Tbk), BUMI (Bumi Resources Tbk), TINS (Timah Tbk),BNBR (Bakrie & Brothers Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk), serta ELTY (Bakrieland Development Tbk). Perbandingan return yang efisien dan yang non-efisien yakni Return ekspektasi portofolio efisien yang diperoleh adalah sebesar 14.6% dan risikonya sebesar 1.6%. Sedangkan return ekspektasi pada portofolio non-efisien adalah sebesar 7.8% dan risikonya sebesar 0.13%.

Setiawan (2010) dengan judul “Analisis Investasi dalam Menentukan Portofolio Efisien di Bursa Efek Jakarta”. Berdasarkan hasil penelitian saham-saham yang


(52)

masuk kedalam faktor penghitung Indeks LQ-45, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Koefisien regresi Beta ( β ) merupakan ukuran polatility data saham terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan kata lain beta merupakan besaran nilai elastisitas perubahan return saham Indeks LQ-45 karena terjadinya perubahan indeks harga saham gabungan (IHSG). Hal tersebut diperlihatkan dari hasil uji signifikansi, walaupun masih ada yang hasilnya tidak signifikan artinya perubahan return saham tidak atau kurang di pengaruhi oleh IHSG.

b. Return saham Indeks LQ 45 berdasarkan konsep Capital Asset Pricing Model

(CAPM). Konsep ini juga erat kaitannya dengan perhitungan beta sehubungan hasil pengembalian yang disyaratkan dipengaruhi oleh beta. Dari return rata-rata selama 18 periode pengamatan diperoleh hasil pengembalian saham berdasarkan tingkat risiko beta didapat hasil yang bertolak belakang dengan return saham pada umumnya, dimana saham-saham yang memiliki return tertinggi justru memiliki beta yang rendah bahkan minus dan sebaliknya yang memiliki return rendah memiliki beta yang tinggi.

Sulistiorini (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kinerja Portofolio Saham dengan Metode Sharpe, Teynor dan Jensen” mendapatkan hasil bahwa Indeks kinerja Sharpe, Treynor dan Jensen menunjukkan ada 4 saham LQ-45 dari tahun 2003 sampai tahun 2007 yang selalu menunjukkan indeks kinerja bernilai negatif paling banyak yaitu; BBCA (Bank Central Asia Tbk), INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk), ISAT (Indosat Tbk), TLKM (Telekomunikasi Indonesia Tbk).

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Simamora (2007) dalam thesisnya yang berjudul “Analisis Portofolio Efisien pada Saham-saham yang Bertahan pada Indeks


(53)

LQ-45 Selama 5 tahun” mendapatkan kesimpulan bahwa dalam 45 saham pembentuk indeks LQ45 selama 5 tahun (2001-2005) hanya 20 saham yang selalu bertahan pada indeks LQ45. Dan dari 20 saham tersebut hanya 7 saham yang memberikan kontribusi dalam pementukan portofolio optimum. Risiko yang dibentuk oleh tujuh saham tersebut sebesar 0,003147 sedangkan return portofolio optimum adalah sebesar 0,035142.


(54)

III. METODE PENELITIAN

1.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, yang dapat berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter), baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002).

1.2. Populasi dan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive judgement sampling. Metode ini adalah metode tipe pemilihan sampel secara tidak acak (non probabilitas) yang informasinya diperoleh dengan menggunakan kriteria tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002).


(55)

Tabel 2.1. Sampel Emiten per-Sektor Anggota Indeks LQ45 Periode 2010:01 – 2012:07

Sector Kode Saham Sektor Kode Saham

Sector Agriculture AALI Sektor Custrumer Good

GGRM

LSIP INDF

UNSP KLBF

Sector Mining ADRO UNVR

ANTM Sektor Misc. Industri ASII BUMI Sektor Infrastructure INDY

ENRG JSMR

INCO PGAS

ITMG TLKM

PTBA Sektor Finance BBCA

TINS BBNI

Sector Basic and Chemical

INTP BBRI

SMGR BDMN

Sector Properti ELTY BMRI

LPKR Sektor Trade UNTR

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

1.3. Penilaian Kinerja Portofolio

Penilaian kinerja suatu portofolio umumnya seperti layaknya evaluasi terhadap suatu kinerja suatu perusahaan, portofolio yang telah dibentuk juga perlu dievaluasi

kinerjanya. Evaluasi kinerja portofolio akan terkait suatu isu utama, yakni mengevaluasi apakah portofolio yang telah dibentuk mampu meningkatkan kemungkinan tecapainya tujuan investasi.

Excess Return to Beta Ratio

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas

dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Angka tersebut adalah rasio antara excess return dengan beta (excess return to beta ratio).


(56)

Excess return didefinisikan sebagai selisih retun ekspektasi dengan aktiva bebas resiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan resiko

Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tertinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang tinggi akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off) yang menentukan batas nilai ERB barapa yang dikatakan tinggi.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan studi pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca dari berbagai literatur, referensi dan jurnal keuangan baik dalam bentuk buku, majalah maupun yang ada di internet serta mempelajari teori-teori yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan dokumentasi tentang data Harga saham individu bulanan perusahaan yang tergabung dalam LQ-45 periode tahun 2010:01 – 2012:07, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun 2010:01 – 2012:07, SBI periode tahun 2010:01 – 2012:07.

1.5. Alat Analisis

Penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Metode analisis kuantitatif deskriptif adalah metode dengan kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam


(57)

rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian (Gay dalam Sevilla, 1993). Metode deskriptif yang digunakan adalah analisis dokumen, yaitu menganalisis

dokumen yang telah dikumpulkan. Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel.

1.6. Model Analisis Data

- Memilih saham sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu saham-saham yang berturut-turut masuk dalam kategori LQ-45 yang telah terbagi dalam beberapa sektor selama periode tahun 2010:01 -2012:07.

- Mencatat harga saham penutupan harian saham, SBI dan IHSG. - Menghitung return saham per sektor

�� = ��−��−� �−�

- Menghitung rata-rata return pasar per sektor

� = �

- Menghitung varian saham dan varian pasar per sektor

��2 = (��−� � ) 2

�=1 2 = �=1(� −� )2

- Menghitung kovarian saham dengan pasar yang mencerminkan hubungan atara return saham dengan return pasar

�� = �=1 ��−� � (� −� )

- Menghitung risiko sistematis saham (β) dan risiko tidak sistematis saham (�) masing-masing sektor

�� = �22�� �2� = ��2- ��2�2


(58)

 Menghitung Excess Return to Beta (ERB)

Rasio ERB = � �−� � ��

 Menghitung Cutt-off Rate (Ci)

�� =

�2 [� �− � ]� � � �2 �=1 1+ �2 �1

2 � �2 �=1

Menentukan Cutt-off Point (C*) yang merupakan nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci.

 Menentukan Portofolio Efisien

Jika ERB>=C*, maka sektor-sektor tersebut masuk dalam portofolio efisien.  Menentukan investasi relatif saham dan proporsi dana untuk portofolio efisien.

�� = �1 � 2[

� �−��

�� - C*] �� = ��

�� �=1

Keterangan:

� � = Return Stock

�� = Expected Return Market

� = Return Market

� = Expected Return Market

n = Periode

2 = Stock Varians

�2 = Market Varians

= Systematic Risk

�� = Unsystematic Risk ERB = Excess Return to Beta


(59)

� = Cut-off Rate C* = Cutt-off Point

� = Investasi relatif tiap saham

� = Total skala Timbangan saham

� = Proporsi Data


(60)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa kesimpulan yang dirangkum sebagai berkut:

1. Komposisi saham-saham LQ-45 yang dibagi dalam beberapa sektor terseleksi dalam membentuk portofolio efisien tidak terdistribusi secara merata kepada setiap sektor pembentuk portofolio efisien.

2. Dari 30 saham-saham yang terbagi dalam 9 sektor terseleksi, hanya 5 sektor yang terseleksi menjadi kandidat portofolio efisien, yakni Sector Customer Goods, Sector Infrastructure, Sector Basic and Chemical, Sector Trade dan Sektor Finance dengan total risiko yang terbentuk oleh ke-5 sekor tersebut sebesar 1,26% per bulan. Sedangkan return portofolio efisien yang terbentuk adalah sebesar 1,87% per bulan

3. Portofolio Optimal yang terbentuk dari ke-15 saham terpilih yakni saham dengan kode emiten JSMR, UNVR, KLBF, GGRM, BBNI, INTP, BBCA, SMGR, BMRI, INDF, BDMN, UNTR, BBRI, PGAS, dan TLKM dengan total risiko yang terbentuk dari ke-15 saham terpilih adalah sebesar 1,18% per bulan dengan return sebesar 2,57% per bulan.

1.2. Saran


(61)

1. Berdasarkan hasil dan kesimpulan tersebut, maka disarankan kepada para investor bahwa untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang efisien, mereka dapat menginvestasikan dananya pada saham-saham yang telah masuk dalam portofolio efisien.

2. Penelitian selanjutnya agar dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan model-model pembentukan portofolio lainnya yang memperhitungkan aspek-aspek yang lebih luas agar dapat menjadi perbandingan dalam hal tingkat keakuratan perhitungan return dan risiko portofolio.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode pengamatan dan juga menggunakan data-data historis yang terbaru agar hasil penelitian dapat terlihat saham-saham mana saja yang selalu konsisten dan layak untuk masuk menjadi kandidat pembentukan portofolio efisien.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para investor dalam melakukan investasi saham dengan melihat kondisi perusahaan agar para investor dapat berinvestasi dengan mempertimbangkan hasil return dan risiko dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(1)

Excess return didefinisikan sebagai selisih retun ekspektasi dengan aktiva bebas resiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan resiko

Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tertinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang tinggi akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off) yang menentukan batas nilai ERB barapa yang dikatakan tinggi.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan studi pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca dari berbagai literatur, referensi dan jurnal keuangan baik dalam bentuk buku, majalah maupun yang ada di internet serta mempelajari teori-teori yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan dokumentasi tentang data Harga saham individu bulanan perusahaan yang tergabung dalam LQ-45 periode tahun 2010:01 – 2012:07, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun 2010:01 – 2012:07, SBI periode tahun 2010:01 – 2012:07.

1.5. Alat Analisis

Penelitian menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Metode analisis kuantitatif deskriptif adalah metode dengan kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam


(2)

rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian (Gay dalam Sevilla, 1993). Metode deskriptif yang digunakan adalah analisis dokumen, yaitu menganalisis

dokumen yang telah dikumpulkan. Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel.

1.6. Model Analisis Data

- Memilih saham sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu saham-saham yang berturut-turut masuk dalam kategori LQ-45 yang telah terbagi dalam beberapa sektor selama periode tahun 2010:01 -2012:07.

- Mencatat harga saham penutupan harian saham, SBI dan IHSG. - Menghitung return saham per sektor

�� = ��−��−�

�−�

- Menghitung rata-rata return pasar per sektor

� = �

- Menghitung varian saham dan varian pasar per sektor

��2 = (��−� � ) 2

�=1 �2 = �=1(� −� )2

- Menghitung kovarian saham dengan pasar yang mencerminkan hubungan atara return saham dengan return pasar

�� = �=1 ��−� � (� −� )

- Menghitung risiko sistematis saham (β) dan risiko tidak sistematis saham (�) masing-masing sektor

�� = ��22 �2� = ��2- ��2�2


(3)

 Menghitung Excess Return to Beta (ERB)

Rasio ERB = � �−� � ��

 Menghitung Cutt-off Rate (Ci)

�� =

�2 [� �−� ]� �

� �2

�=1

1+ �2 �1

2

� �2

�=1

Menentukan Cutt-off Point (C*) yang merupakan nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci.

 Menentukan Portofolio Efisien

Jika ERB>=C*, maka sektor-sektor tersebut masuk dalam portofolio efisien.  Menentukan investasi relatif saham dan proporsi dana untuk portofolio efisien.

�� = �1

2[ � �−��

�� - C*] �� =

��

�� �=1

Keterangan:

� � = Return Stock

�� = Expected Return Market

� = Return Market

� = Expected Return Market

n = Periode

2 = Stock Varians �2 = Market Varians = Systematic Risk

�� = Unsystematic Risk ERB = Excess Return to Beta


(4)

� = Cut-off Rate C* = Cutt-off Point

� = Investasi relatif tiap saham

� = Total skala Timbangan saham

� = Proporsi Data


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa kesimpulan yang dirangkum sebagai berkut:

1. Komposisi saham-saham LQ-45 yang dibagi dalam beberapa sektor terseleksi dalam membentuk portofolio efisien tidak terdistribusi secara merata kepada setiap sektor pembentuk portofolio efisien.

2. Dari 30 saham-saham yang terbagi dalam 9 sektor terseleksi, hanya 5 sektor yang terseleksi menjadi kandidat portofolio efisien, yakni Sector Customer Goods, Sector Infrastructure, Sector Basic and Chemical, Sector Trade dan Sektor Finance dengan total risiko yang terbentuk oleh ke-5 sekor tersebut sebesar 1,26% per bulan. Sedangkan return portofolio efisien yang terbentuk adalah sebesar 1,87% per bulan

3. Portofolio Optimal yang terbentuk dari ke-15 saham terpilih yakni saham dengan kode emiten JSMR, UNVR, KLBF, GGRM, BBNI, INTP, BBCA, SMGR, BMRI, INDF, BDMN, UNTR, BBRI, PGAS, dan TLKM dengan total risiko yang terbentuk dari ke-15 saham terpilih adalah sebesar 1,18% per bulan dengan return sebesar 2,57% per bulan.

1.2. Saran


(6)

1. Berdasarkan hasil dan kesimpulan tersebut, maka disarankan kepada para investor bahwa untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang efisien, mereka dapat menginvestasikan dananya pada saham-saham yang telah masuk dalam portofolio efisien.

2. Penelitian selanjutnya agar dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan model-model pembentukan portofolio lainnya yang memperhitungkan aspek-aspek yang lebih luas agar dapat menjadi perbandingan dalam hal tingkat keakuratan perhitungan return dan risiko portofolio.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode pengamatan dan juga menggunakan data-data historis yang terbaru agar hasil penelitian dapat terlihat saham-saham mana saja yang selalu konsisten dan layak untuk masuk menjadi kandidat pembentukan portofolio efisien.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para investor dalam melakukan investasi saham dengan melihat kondisi perusahaan agar para investor dapat berinvestasi dengan mempertimbangkan hasil return dan risiko dari hasil penelitian yang telah dilakukan.