Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL

MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM-SAHAM

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

OKRI NANCI NIM. 110501083

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan

Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program studi sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Isi dan data pada karya tulis yang saya kutip atau saya peroleh dari publikasi resmi, sumber tertentu dan hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila ditemukan pernyataan ini tidak benar di kemudian hari, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2015

NIM. 110501083 Okri Nanci


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM-SAHAM

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Untuk meminimalkan risiko, investor perlu melakukan portofolio optimal agar risiko dapat disebarkan. Pemilihan portofolio yang optimal sangat tergantung pada analisis ketepatan ketepatan para investor dalam mencermati dan menganalisis pasar. Tujuan penelitian adalah untuk membentuk portofolio optimal dan mengetahui perbedaan return dan risiko antara saham kandidat dan non kandidat portofolio.

Penelitian ini dilakukan menggunakan model indeks tunggal, dan data yang digunakan adalah harga penutupan saham secara harian selama periode 2011-2013.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model indeks tunggal pada 28 perusahaan perbankan selama periode 2011-2013, terdapat delapan saham yang masuk kandidat portofolio optimal, yaitu : MAYA, BBNP, MCOR, SDRA, BABP, BACA, BBCA, BSWD. Berdasarkan perhitungan, investor akan mendapatkan return portofolio sebesar 0.11% dengan risiko portofolio sebesar 0.0028%. Untuk berinvestasi investor dapat membagi pada beberapa saham dengan proporsi pada saham MAYA sebesar 13.18%, BBNP sebesar 34.93%, MCOR sebesar 2.81%, SDRA sebesar 29.30%, BABP sebesar 5.72%, BACA sebesar 3.11%, BBCA sebesar 8.97%, BSWD sebesar 1.97%.

Dari hasil uji beda hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar return dan risiko saham kandidat dengan return dan risiko saham non kandidat.

Kata Kunci : Single Index Model, kandidat portofolio, portofolio optimal,


(4)

ABSTRACT

THE ESTABLISHMENT ANALYSIS OF OPTIMAL PORTFOLIO SHARE WITH SINGLE INDEX MODEL IN BANKING COMPANY IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

To minimize risk, investors need to do optimal portfolio that risk can be spread. Optimal portfolio selection depends greatly on accuracy analysis of the investor in a close and analyze the market. The main purposes of this research are ascertain the optimal portfolio and the differences of return and risk portfolio candidates with non-candidates.

This research is using Single Index Model. Data used in this research was daily closing price from 2011-2013.

The result of the research shows that by using Single Index Model in 28 banking companies for 2011-2013 there are eight companies that could be the candidate of optimal portfolio, they are MAYA, BBNP, MCOR, SDRA, BABP, BACA, BBCA, and BSWD. Based on calculation, an investor who invest in this stock will get portfolio return at the rate of 0.11% and 0.00028% risk. To invest, investors can share their stock into some companies, in which MAYA has 13.18% proportion , BBNP has 34.93% proportion, MCOR has 2.81% proportion, SDRA has 29.30% proportion, BABP has 5.72% proportion, BACA has 8.97% proportion, BBCA has 8.97% proportion, and BSWD has 1.97% proportion.

Empirical evidence indicates a significant difference in return and risk stock as portfolio candidates with return and risk stock as portfolio non-candidates.

Keywords : Single Index Model, portfolio candidates, optimal portfolio, expected return, excess return to beta, cut off rate.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi sarjana (S1) yaitu program studi Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah skripsi penulis yang berjudul “Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, saudara serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec.Ac,Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi .

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara .

6. Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, SE, M.Si dan Ibu Inggrita Gusti Sari NST, SE, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan maasukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh staff administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam mengurus segala keperluan administrasi.

9. Teman-teman stambuk 2011 Ekonomi Pembangunan atas motivasi dan dukungan yang diberikan.

Penulis menyadari masih ada kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan dan penyempurnaan penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2015

OKRI (110501083)


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi... 10

2.2. Return saham ... 12

2.3. Risiko Saham ... 13

2.4. Portofolio Saham ... 15

2.5. Model Indeks Tunggal ... 17

2.6. Penelitian Terdahulu ... 19

2.7. Kerangka Konseptual ... 22

2.8. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 25

3.2. Batasan Operasional ... 25

3.3. Defenisi Operasional ... 25

3.4. Populasi dan Sampel ... 27

3.5. Jenis Data ... 29

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 29

3.7. Teknik Analisis Data ... 29

3.8. Pengujian Hipotesis ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 36

4.2. Proses Analisis ... 36

4.3. Uji Hipotesis ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60


(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN ... 65


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 21

3.1. Daftar Saham Perbankan di BEI Periode 2011-2013 ... 28

4.1. Penggolongan Perusahaan Perbankan di BEI Periode 2011-2013 ... 36

4.2. Nilai Expected Return Saham Perbankan Periode 2011-2013 ... 38

4.3. Varian Saham Perbankan Periode 2011-2013... 41

4.4. Perhitungan Tingkat Bebas Risiko (Rf) Periode 2011-2013 ... 43

4.5. Alpha, Beta, Variance Error Saham ... 44

4.6. Saham-saham yang mempunyai nilai β<1... 46

4.7. Saham-saham yang mempunyai nilai β>1... 47

4.8. Hasil Perhitungan Excess Return to Beta (ERB) dan Peringkat ERB dari terbesar sampai terkecil ... 49

4.9. Nilai Cut Off Rate (Ci) ... 51

4.10. Perbandingan nilai ERB dengan Cut Off Rate (Ci) ... 52

4.11. Proporsi Dana Setiap Saham dalam Portofolio Optimal ... 54

4.12. Expected Return dan Risiko Portofolio ... 55

4.13. Hasil Uji Statistik Independent Sample T Test antara Return Kandidat Portofolio dengan Return Non Kandidat Portofolio ... 58

4.14. Hasil Uji Statistik Independent Sample T Test antara Risiko Kandidat Portofolio dengan Risiko Non Kandidat Portofolio ... 59


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan Berdasarkan Kriteria ... 65 2 Return Saham Perbankan (Ri), Expected Return (Ri),

danVarian Saham (σi2) ... 67

3 Return Pasar (Rm),Expected Return E(Rm), dan Varian

Pasar (σm2)... 117

4 Tingkat Suku Bunga SBI Periode 2011-2013 ... 124 5 Nilai Alpha, Beta, dan Varian ei ... 125 6 Nilai Excess Return to Beta (ERB) & Peringkat ERB

Saham dari yang Terbesar Sampai yang Terkecil ... 126 7 Perhitungan Nilai Ci dan Proporsi Dana ... 127 8 Uji Statistik Independent Sampel Test T ... 128


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM-SAHAM

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Untuk meminimalkan risiko, investor perlu melakukan portofolio optimal agar risiko dapat disebarkan. Pemilihan portofolio yang optimal sangat tergantung pada analisis ketepatan ketepatan para investor dalam mencermati dan menganalisis pasar. Tujuan penelitian adalah untuk membentuk portofolio optimal dan mengetahui perbedaan return dan risiko antara saham kandidat dan non kandidat portofolio.

Penelitian ini dilakukan menggunakan model indeks tunggal, dan data yang digunakan adalah harga penutupan saham secara harian selama periode 2011-2013.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model indeks tunggal pada 28 perusahaan perbankan selama periode 2011-2013, terdapat delapan saham yang masuk kandidat portofolio optimal, yaitu : MAYA, BBNP, MCOR, SDRA, BABP, BACA, BBCA, BSWD. Berdasarkan perhitungan, investor akan mendapatkan return portofolio sebesar 0.11% dengan risiko portofolio sebesar 0.0028%. Untuk berinvestasi investor dapat membagi pada beberapa saham dengan proporsi pada saham MAYA sebesar 13.18%, BBNP sebesar 34.93%, MCOR sebesar 2.81%, SDRA sebesar 29.30%, BABP sebesar 5.72%, BACA sebesar 3.11%, BBCA sebesar 8.97%, BSWD sebesar 1.97%.

Dari hasil uji beda hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar return dan risiko saham kandidat dengan return dan risiko saham non kandidat.

Kata Kunci : Single Index Model, kandidat portofolio, portofolio optimal,


(13)

ABSTRACT

THE ESTABLISHMENT ANALYSIS OF OPTIMAL PORTFOLIO SHARE WITH SINGLE INDEX MODEL IN BANKING COMPANY IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

To minimize risk, investors need to do optimal portfolio that risk can be spread. Optimal portfolio selection depends greatly on accuracy analysis of the investor in a close and analyze the market. The main purposes of this research are ascertain the optimal portfolio and the differences of return and risk portfolio candidates with non-candidates.

This research is using Single Index Model. Data used in this research was daily closing price from 2011-2013.

The result of the research shows that by using Single Index Model in 28 banking companies for 2011-2013 there are eight companies that could be the candidate of optimal portfolio, they are MAYA, BBNP, MCOR, SDRA, BABP, BACA, BBCA, and BSWD. Based on calculation, an investor who invest in this stock will get portfolio return at the rate of 0.11% and 0.00028% risk. To invest, investors can share their stock into some companies, in which MAYA has 13.18% proportion , BBNP has 34.93% proportion, MCOR has 2.81% proportion, SDRA has 29.30% proportion, BABP has 5.72% proportion, BACA has 8.97% proportion, BBCA has 8.97% proportion, and BSWD has 1.97% proportion.

Empirical evidence indicates a significant difference in return and risk stock as portfolio candidates with return and risk stock as portfolio non-candidates.

Keywords : Single Index Model, portfolio candidates, optimal portfolio, expected return, excess return to beta, cut off rate.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah suatu tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal sebagai media investasi bagi pemodal dan sebagai alternatif dalam investasi jangka panjang. Harapan akan peran pasar modal sebagai wahana alternatif bagi investor dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menentukan adalah tingkat kemampuan investor memilih saham secara rasional.

Proses investasi meliputi pemahaman dasar – dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas – aktivitas dalam proses keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Disamping memperhatikan return yang tinggi, investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung. Dalam menganalisis investasi sering sekali investor dihadapkan pada permasalahan dalam menaksir risiko suatu investasi. Investor yang rasional akan menempatkan dananya pada saham yang memberikan return maksimal dengan


(15)

tingkat risiko tertentu, atau saham yang memberikan return tertentu dengan risiko minimal.

Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Return dan risiko investasi merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Harry Markowitz (1952) mengatakan bahwa keputusan investasi yang dibuat oleh investor didasarkan pada expected return dan varian dari saham (sebagai ukuran risiko). Investor bersedia menerima risiko yang lebih besar tetapi harus dikompensasi dengan kesempatan untuk mendapatkan return yang besar juga. Risiko investasi dapat diperkecil melalui pembentukan portofolio yang efisien, sehingga risikonya lebih rendah daripada risiko masing-masing instrument investasi (misalnya saham) yang membentuk portofolio tersebut. Melalui pemilihan saham-saham dan proporsinya yang tepat, risiko portofolio dapat diturunkan sampai tingkat minimum (Zubir, 2011:19)

Risiko dalam konteks portofolio dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko Tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversivikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda


(16)

antara satu saham dengan saham yang lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar ( Halim, 2005:42)

Untuk mengurangi risiko dalam berinvestasi maka investor dapat membentuk portofolio. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset rill maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif (Halim, 2005 : 54). Investasi dalam bentuk portofolio saham merupakan salah satu pilihan dalam “bermain” di pasar modal. Sesuai dengan ungkapan “Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang”, berarti bahwa kalau keranjangnya jatuh maka semua telur yang ada di didalamnya akan pecah, untuk menghindari kerugian tersebut, sebaiknya telur-telur tadi ditempatkan pada beberapa wadah yang berbeda. Dengan demikian portofolio saham dimaksudkan untuk meminimalisir risiko dengan cara mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi.

Kesalahan dalam penentuan pemilihan saham akan berpengaruh terhadap

return, sehingga return yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk memperoleh portofolio yang diinginkan, maka seorang investor harus melakukan analisa yang memberikan return maksimal. Meskipun para analis dan pemodal selalu mengupayakan untuk melakukan analisis dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik, mengidentifikasikan saham mana yang sebaiknya dibeli dan dijual , tetapi apabila pasar modal efisien akan sulit


(17)

bagi pemodal untuk terus menerus bisa mengalahkan pasar, dan memperoleh tingkat keuntungan diatas normal.

Portofolio dikategorikan efisien adalah portofolio yang memberikan tingkat keuntungan terbesar dengan tingkat risiko tertentu, atau memberikan risiko yang terkecil dengan tingkat keuntungan tertentu. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih oleh investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin, 2010 ). Dalam menentukan portofolio optimal terlebih dahulu menentukan portofolio yang efisien, karena semua portofolio yang optimal adalah portofolio efisien.

Penentuan portofolio yang optimal merupakan sesuatu yang sangat penting bagi para investor karena portofolio yang optimal akan menghasilkan tingkat keuntungan optimal dengan risiko moderat. Ketepatan menganalisis dan pemilihan strategi menjadi kunci utama bagi investor untuk mendapatkan tingkat return yang diharapkan dari suatu portofolio. Investor harus mengetahui alat analisis yang tepat sehingga dapat mengambil keputusan yang menguntungkan dalam berinvestasi. Masalah yang sering terjadi adalah para investor menghadapi ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham yang akan dimasukkan kedalam portofolio pilihannya. Para investor dihadapkan pada banyaknya kombinasi saham dalam portofolio dan yang pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih.

Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik analisa portofolio optimal dapat menggunakan metode single index model (model


(18)

indeks tunggal) untuk menyederhanakan kriteria peringkat dalam pemilihan portofolio optimal. Model indeks tunggal merupakan sebuah teknik untuk mengukur return dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model ini mengasumsikan bahwa pergerakan return saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Jika pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik pula. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham turun pula. Jadi, return saham berkorelasi dengan return pasar (Zubir, 2011 : 97) .

Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta (ERB) dengan Cut-off rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Excess

return to beta (ERB) berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko sedangkan cut-off rate (Ci) merupakan perbandingan antara varian return

saham dengan sensitivitas return saham individu terhadap variance error saham. Penentuan batas nilai ERB yang tinggi berdasarkan suatu titik yang disebut dengan titik pembatas (cut-off rate). Saham yang memiliki ERB lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio, sedang sebaliknya jika Ci lebih besar dari ERB

dikeluarkan dari kandidat portofolio.

Beberapa pengujian portofolio optimal yang dilakukan dengan menggunakan model indeks tunggal telah membuktikan bahwa model ini memungkinkan untuk mendapatkan kinerja portofolio yang optimal. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sukarno (2007) tentang analisis pembentukan


(19)

portofolio optimal saham menggunakan single index model di Bursa Efek Jakarta mengatakan bahwa portofolio optimal pada saham di BEJ dibentuk dari saham yang mempunyai return tertinggi pada tingkat risiko yang relatif sama. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return 14 saham kandidat dengan return 19 saham non kandidat portofolio. Rata-rata return saham kandidat lebih tinggi (24,43) dibandingkan rata-rata return saham non kandidat (11,53).

Bayumashudi (2006) dalam Suramaya (2013) melakukan penelitian terhadap saham-saham LQ45 di BEI, menghasilkan portofolio yang optimal dengan nilai kinerja baik dan efisien yang menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan return pasar. Penelitian Yeprimar (2009) yang menganalisis penentuan saham optimal di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal dan model random menyatakan bahwa penentuan portofolio dengan model indeks tunggal memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan portofolio dengan secara random atau acak. Penelitian Suramaya (2013) tentang pembentukan portofolio optimal saham-saham pada periode bullish di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa ada perbedaan return

saham dari kandidat portofolio dibandingkan dengan return saham non kandidat portofolio. Namun hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dibandingkan dengan non kandidat portofolio.

Perbankan adalah lembaga mediasi yang menghubungkan mereka yang kelebihan dana (surplus) dan mereka yang kekurangan dana (deficit). Penempatan


(20)

posisi ini menyebabkan banyak pihak menjadikan perbankan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam ruang lingkup kerja dan aktivitas bisnis mereka, artinya secara otomatis perbankan terseret dengan sendirinnya untuk masuk ke dalam risiko pasar (market risk). Risiko bank yang terbesar dalam operasinya adalah risiko pasar. Risiko pasar adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variabel pasar berupa suku bunga dan nilai tukar.

Sepanjang tahun 2013 tingkat suku bunga terus mengalami peningkatan, pada September 2013 tingkat suku bunga mencapai angka 7,25% (Bank Indonesia, 2013). Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk tabungan dan deposito serta meninggalkan investasi dalam bentuk saham yang dipandang terlalu berisiko tinggi. Dampak dari pengalihan investasi ini, akan berpengaruh pada melemahnya permintaan saham sehingga pada gilirannya harga saham pun ikut menurun. Sedangkan untuk nilai tukar, sejak awal tahun hingga Agustus 2013 rupiah sudah terdepresiasi sebesar 12,64% (Bank Indonesia, 2013). Dengan semakin rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akan menyebabkan rupiah semakin lemah diperdagangkan, sehingga kewajiban bank dalam valuta asing semakin tinggi. Dengan demikian, bank akan semakin susah dalam memenuhi kewajibannya, sehingga berdampak pada harga saham bank yang rendah.

Untuk meminimalisir risiko saham yang ada pada perusahaan perbankan, investor harus memperhatikan dan mempertimbangkan dalam pengambilan sebuah keputusan memilih saham yang baik, keakuratan analisis terhadap


(21)

penilaian risiko investasi sangat dipertaruhkan, serta kejelian investor dalam membentuk portofolio yang optimal. Atas dasar permasalahan tersebut maka maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal.

2. Apakah terdapat perbedaan antara return saham yang masuk kandidat portofolio dengan return saham yang tidak masuk kandidat portofolio? 3. Apakah terdapat perbedaan antara risiko saham yang masuk kandidat

portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk kandidat portofolio?

1.3 Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahn penelitian yang telah diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal.


(22)

2. Untuk mengetahui perbedaan antara return saham yang masuk kandidat portofolio dengan return saham yang tidak masuk kandidat portofolio. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara risiko saham yang masuk kandidat

portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk kandidat portofolio.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Bagi investor, dan manajer investasi hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, terutama dalam pembentukan portofolio optimal.

2. Bagi pembaca dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penerapan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pasar modal mengenai pembentukan portofolio optimal menggunakan single index model.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan kearah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan analisis portofolio dengan single index model .


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Sebagai investor harus rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham.

Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat suatu keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut (Halim, 2005): a) Menentukan Tujuan Investasi

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini,yaitu:

1) Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) 2) Tingkat risiko (rate of risk)

3) Ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya.

b) Melakukan Analisis

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau


(24)

rendah. Analisis sekuritas ini dapat dilakukan berdasar informasi fundamental maupun teknikal, dengan analisis ini surat berharga yang

mispriced dapat terdeteksi. c) Membentuk Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefisien korelasi negative (mempunyai hubungan berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat menurunkan risiko.

d) Mengevaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.

e) Merevisi Kinerja Portofolio.

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja

portofolio. Dari hasil evaluasi inilah dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi.


(25)

2.2 Return Saham

Return dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu investasi dalam periode tertentu yang akan diperoleh dimasa yang akan dating. Return ini dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi diharapkan terjadi di masa yang mendatang. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa yang akan datang. Return saham terdiri dari capital gain dan dividend yield. Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan dividend yield adalah dividen per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar.

Melalui investasi, investor berkeinginan mendapatkan keuntungan yang sebesar mungkin. Namun, perlu dipahami bahwa hubungan risiko dengan return adalah berbanding lurus. Semakin besar return yang diharapkan maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung.

Rate of return merupakan ukuran terhadap hasil suatu investasi. Dalam melakukan investasi, orang akan memilih investasi yang akan memberikan hasil (rate of return) yang tinggi. Rate of return saham dinyatakan sebagai berikut :

Rate of return saham = � Harga Jual −Harga Beli�+ Dividen

Harga Beli

Expected return (pengembalian yang diharapkan) dari portofolio secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham.


(26)

E (Rp) = ∑�=1 �(R1) (X1)

Dimana :

E(Rp) = ER dari portofolio

E(R1) = ER dari investasi saham i

Xi = proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i

2.3. Risiko Saham

Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return).Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2005)

Dalam konteks portofolio risiko dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kebijakan pemerintah, kurs valuta asing, dan sebagainya. Risiko ini juga disebut risiko yang tidak dapat didiversifikasi (undiversifiable risk). Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. Risiko ini disebut juga risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk).


(27)

Berikut beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi :

1) Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten.

2) Risiko likuiditas (liquidity risk), merupakan risiko yang berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

3) Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain.

4) Risiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi.

5) Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain.

6) Risiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar.

Risiko-risiko di atas satu sama lain tidak saling berhubungan, tetapi dapat terjadi secara bersamaan. Risiko nomor 1 sampai dengan 2 termasuk risiko yang dapat dihindari (risiko tidak sistematis), sedangkan risiko nomor 3 sampai dengan 6 termasuk risiko utama yang tidak dapat dihindari (risiko sistematis).

Risiko portofolio saham sangat berbeda dari rata-rata risiko masing-masing saham dalam portofolio tersebut. Risiko individual dapat diperkecil


(28)

dengan membentuk portofolio, hal ini dilakukan dengan harapan apabila terjadi penurunan pengembalian saham yang lain satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain,dengan syarat koefisien korelasi kedua saham tersebut negatif. Varian portofolio dua saham dapat lebih kecil daripada varian masing-masing saham dalam portofolio.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa risiko portofolio dipengaruhi oleh:

1) Risiko masing-masing saham.

2) Proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham.

3) Kovarians (covariance) atau koefisien korelasi antarsaham dalam portofoliio.

4) Jumlah saham yang membentuk portofolio.

Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item meyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya. 2.4. Portofolio Saham

Portofolio adalah sekumpulan surat – surat atau sekumpulan kesempatan investasi. Dalam konteks pasar modal, portofolio diartikan sebagai kumpulan surat berharga yang didiversifikasikan untuk memaksimalkan return dan meminimalkan risiko yang mungkin dihadapi investor. Portofolio dibentuk untuk menghindari risiko pada suatu investasi anatara lain dilakukan melalui


(29)

diversifikasi saham. Semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam portofolio, maka kerugian yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain.

Portofolio adalah serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan oleh investor baik perorangan maupun lembaga. Seorang investor yang menanamkan dananya di pasar modal biasanya tidak memilih satu saham saja karena dengan melakukan kombinasi saham, investor dapat meraih pendapatan yang optimal sekaligus memperkecil risiko.

Tandelilin (2010:156) menyebutkan terdapat tiga konsep dasar yang perlu diketahui sebagai dasar untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu sebagai berikut:

1) Portofolio efisien dan portofolio optimal

Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dari investasi dengan tingkta risiko tertentu. Dengan kata lain, investor berusaha meminimumkan risiko yang dihadapi untuk sasaran tingkat pengembalian tertentu. Portofolio yang mencapai tujuan tersebut disebut sebagai portofolio efisien. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang apabila dibandingkan dengan portofolio lainnya, memenuhi salah satu kriteria berikut :

1. Dengan risiko tertentu, mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.

2. mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah.


(30)

2) Fungsi utilitas dan kurva indiferen

Fungsi utilitas bisa diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dari masing-masing risiko dan tingkat pendapatan yang diharapkan.

3) Aset berisiko dan aset bebas risiko

Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat pendapatan aktualnya di masa depan masih mengandung ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Sedangkan aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat pengembalian di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians pendapatan yang sama dengan nol. Salah satu contoh aset bebas risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan oleh pemerintah.

2.5. Model Indeks Tunggal

Model indeks tunggal merupakan sebuah model yang didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Model indeks tunggal (single index model) pertama kali dikembangkan oleh William Sharpe tahun 1963 yang bertujuan untuk menyederhanakan perhitungan pada model Markowitz. Di samping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung pendapatan yang diharapkan dan risiko portofolio.


(31)

Jogiyanto (2003:246) menyatakan model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik model ini, sehingga menjadi berbeda dengan model-model lain, yaitu sebagai berikut:

1. Beta dari portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari beta

masing-masing sekuritas (βi)

2. Alpha dari portofolio (αp) juga merupakan rata-rata tertimbang dari alpha

tiap-tiap sekuritas (αi)

Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar (misalnya efek dari industri/perusahaan itu sendiri), melainkan karena hubungan umum terhadap indeks pasar. Asumsi-asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah.

Portofolio yang optimal akan berisi saham-saham yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Saham-saham dengan nilai ERB yang rendah tidak dapat dimasukkan ke dalam portofolio. Untuk menentukan nilai ERB terendah yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio, digunakan titik pembatas (Cut off point) yang menentukan nilai ERB lebih besar dari Cut off point akan dimasukkan dalam portofolio. Sebaliknya untuk nilai ERB yang lebih kecil dari Cut off point akan dikeluarkan dari portofolio karena akan menghasilkan pendapatan yang bernilai negative (mengalami kerugian).

Excess Return to Beta (ERB) dengan menggunakan formula sebagai berikut:

ERB = i

i

i R

R E

β

) (


(32)

Dimana :

E(Ri) = return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i

Rf = risk free rate

βi = beta saham i

2.6. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan portofolio optimal telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. diantaranya penelitian Bawasir dan Sitanggang (1994) menggunakan Cut-off Rate dalam memilih saham untuk membentuk portofolio optimal dengan batas efisiensi C*. Penelitian memfokuskan pada pengujian perbedaan pilihan portofolio antara investor asing dan investor domestik. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada perbedaan antara investor domestik asing dengan investor domestik dalam pemilihan saham pembentuk portofolio optimal. Investor asing dan investor domestik tidak memilih saham dalam batas efisien C* untuk membentuk portofolio. Rasionalitas investor dapat dilihat dari cara mereka menentukan portofolio optimal, yang dipengaruhi oleh preferensi investor terhadap return dan risiko.

Sukarno (2007) yang menganalisis pembentukan portofolio optimal saham menggunakan metode single indeks di bursa efek Jakarta. Portofolio optimal pada penelitian ini dibentuk oleh saham yang mempunyai return tertinggi pada tingkat risiko yang relatif sama. Dari hasil hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara return saham kandidat dengan return


(33)

saham non kandidat. rata-rata return saham kandidat lebih tinggi (24,43) dibandingkan rata-rata return saham non kandidat (11,53).

Penelitian Yeprimar (2009) yang menganalisis penentuan saham optimal di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal dan model random menyatakan bahwa penentuan portofolio dengan model indeks tunggal memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan portofolio dengan secara random atau acak.

Sulistyowati (2012) meneliti pembentukan portofolio optimal pada saham LQ-45 periode Agustus 2008-Januari 2011 dengan model indeks tunggal menyimpulkan bahwa terdapat tujuh saham yang masuk kandidat portofolio optimal, yaitu: BBNI, SMGR, UNTR, LISP, BBCA, ASII, dan INDF. Penelitian ini menyatakan bahwa walaupun termasuk kedalam kandidat portofolio, akan tetapi rata-rata frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio menunjukkan bahwa investor tidak memilih saham berdasarkan cut-off point (C*) selama Agustus 2008-Januari 2011.

Penelitian Suramaya (2013) tentang pembentukan portofolio optimal saham-saham pada periode bullish di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa ada perbedaan return saham dari kandidat portofolio dibandingkan dengan return

saham non kandidat portofolio. Namun hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dibandingkan dengan non kandidat portofolio. Penelitian ini menggunakan model indeks tunggal.


(34)

Dari penelitian terdahulu dia atas, maka dapat dilihat pada Tabel 2.1. ringkasan peneliti terdahulu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NAMA PENELITI

JUDUL PENELITIAN

ALAT

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bawasir dan Sitanggang (1994) Memilih Saham Untuk Portofolio Optimal Cut-off Rate

Tidak ada perbedaan antara investor asing dan

domestik dalam pemilihan portofolio. Investor asing tidak menggunakan C* untuk membentuk portofolio Mokhamad Sukarno (2007) Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta

Metode Single Indeks

Terdapat perbedaan signifikan antara return saham kandidat dengan return saham non kandidat. Rata-rata return saham kandidat lebih tinggi dibandingkan rata-rata return saham non kandidat

Yeprimar Risnawati (2009)

Analisis Investasi dan Penetuan Portofolio Saham Optimal di Bursa Efek Indonesia (Studi Komparatif Penggunaan Model Indeks Tunggal dan Model Random Pada Saham LQ-45)

Model Indeks Tunggal dan Model

Random

Model indeks tunggal memberikan return yang optimal dibandingkan

dengan penentuan portofolio dengan secara

random atau acak

Nurul Sulistyowati (2012)

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal untuk Pengambilan

Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI Agustus 2008-Januari 2011)

Metode Indeks Tunggal

Walaupun masuk kandidat portofolio, akan

tetapi rata-rata frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio menunjukkan bahwa investor tidak memilih saham berdasarkan cut-off point (C*) selama periode penelitian.


(35)

Suramaya Suci Kewal (2013)

Pembentukan

Portofolio Optimal Saham-saham pada Periode Bullish di Bursa Efek Indonesia

Model Indeks Tunggal

Terbukti ada perbedaan return antara saham yang masuk kandidat portofolio dengan yang tidak masuk portofolio, sementara dilihat risikonya terbukti tidak ada perbedaan. Sumber : Berbagai Penelitian Terdahulu

2.7 Kerangka Konseptual

Gambar dibawah menjelaskan alur berfikir dalam pembentukan portofolio optimal yang dimulai dari seorang investor menanamkan investasi dipasar modal. Dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi, seorang investor harus mempertimbangkan saham-saham mana yang harus dipilih. Ia akan memilih investasi yang menjanjikan tingkat keuntungan (return) maksimal dengan risiko tertentu, atau return tertentu dengan risiko minimal. Untuk mengetahui saham-saham apa saja yang akan dipilih investor dapat melakukan klasifikasi saham-saham dengan cara pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal dimana Excess Return to Beta (ERB) lebih besar dari Cut-off ratenya (Ci). Investor yang rasional akan memilih saham-saham yang masuk kandidat portofolio optimal (ERB > Ci). Setelah itu investor dapat melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio baik pada aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.


(36)

Berikut adalah gambar kerangka konseptual dari penelitian ini : Gambar 2.1

Model Kerangka Konseptual

Mengumpulkan data saham perbankan, data harga saham penutupan harian, data IHSG, dan tingkat suku bunga SBI selama periode 2011-2013 (738 hari)

Menghitung return, expected return [ E(Ri) ], Return market (Rm), dan varians (σi2) dari masing – masing saham dan pasar (IHSG)

Menghitung beta (βi) ,alpha (αi), dan varian ei masing – masing saham

Menghitung risiko sistematis [ βi . E(Rm) ] dan varians dari kesalahan

residu yang merupakan risiko tidak sistematis yang unik dalam perusahaan ( σei2) masing-masing saham

Menghitung Excess Return to Beta (ERB) masing – masing saham

Menghitung cut off rate (Ci)

Menentukan cut off point (C*)

Menentukan kandidat portofolio optimal dengan kriteri ERB ≥ C*

Menghitung proporsi masing-masing saham dalam portofolio

Menghitung expected return portofolio [E(Rp)] dan risiko portofolio (σp2)

Uji Beda

Return dan Risiko Return dan Risiko kandidat portofolio Non kandidat portofolio


(37)

2.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang diturunkan melalui teori-teori. Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitian, perhatian peneliti hanya terfokus pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan, maka hipotesis alternative yang diajukan untuk penelitian ini adalah :

H1: Ada perbedaan return antara saham yang masuk kandidat portofolio

dengan yang tidak masuk kandidat portofolio, dan

H2 : Ada perbedaan risiko antara saham yang masuk kandidat portofolio


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan pembentukan portofolio optimal dengan didasarkan atas fakta-fakta dan data yang ada. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan suatu fenomena berkaitan dengan populasi penelitian atau estimasi proporsi populasi yang mempunyai karakteristik tertentu. Penelitian deskriptif menurut Punaji Setyosari adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan perbankan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia

selama periode penelitian yakni 2011-2013.

2) Perusahaan tidak mengalami peristiwa-peristiwa seperti Stock Split, Reverse Stock atau saham baru listing.

3.3 Definisi Operasional

Berikut ini adalah defenisi operasional variabel yang berhubungan dengan analisis portofolio optimal dengan model indeks tunggal:


(39)

1) Return (Ri)

Menghitung return harian dari saham individual perbankan selama periode 2011-2013

2) Expected Return E(Ri)

Expected return tiap saham individual dihitung dengan program Excel

menggunakan rumus average, yaitu prosentase rata-rata return realisasi saham A dibagi jumlah return realisasi saham A

3) Beta ( βi)

Beta digunakan untuk menghitung Excess return to Beta (ERB) dan Bi

yang diperlukan untuk menghitung Cut off rate (Ci)

4) Excess Return to Beta (ERB)

Excess Return to Beta (ERB) digunakan untuk mengukur kelebihan return relatif teradap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan Beta. Saham yang bernilai negatif dikeluarkan dari kandidat portofolio optimal.

5) Cut Off Rate (Ci)

Cut Off Rate (Ci) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk

menentukan apakah suatu saham dapat dimasukkan sebagai kandidat saham portofolio atau tidak.

6) Cut off point (C*)

Cut Off Point (C*) adalah nilai Ci terbesar dari sederetan nilai Ci. Saham

yang dimasukkan dalam portofolio adalah saham yang memiliki nilai C*≤ ERB.


(40)

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun 2011-2013 sejumlah 36 saham.

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel pada penelitian ini dipilih berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dari suatu populasi berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan penelitian. Penggunaan teknik sampel ini mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Mardalis, 2008:58). Adapun kriteria yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Saham perusahaan terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.

2) Perusahaan tidak mengalami peristiwa-peristiwa seperti Stock Split, Reverse Stock atau saham baru listing.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan untuk memilih sampel tersebut, maka dapat diperoleh jumlah sampel sebanyak 28. Data saham perbankan yang menjadi sampel terlihat pada Tabel 3.1


(41)

Tabel 3.1.

Daftar Saham Perbankan di BEI Periode 2011-2013

Sumber : Data diolah, Lampiran 1

No Kode Nama Emiten

1 AGRO Bank Agroniaga Tbk. 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk. 4 BAEK Bank Ekonomi Raharja. 5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 6 BBKP Bank Bukopin Tbk.

7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk. 8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 9 BBTN Bank Tabungan Negara Tbk. 10 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 11 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 12 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 13 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk.

14 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 15 BNBA Bank Bumi Artha Tbk. 16 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.

17 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 18 BNLI Bank Permata Tbk.

19 BSIM Bank Sinarmas Tbk

20 BSWD Bank of India Indonesia Tbk. 21 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk. 22 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 23 MAYA Bank Mayapada Tbk.

24 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 25 MEGA Bank Mega Tbk.

26 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 27 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.


(42)

3.5 Jenis Data

Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data penelitian yang digunakan yakni saham-saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013, data harga saham penutupan (closing price) harian selama periode 2011-2013, data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2011-2013, dan data tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) yang merupakan komponen risk free yang diperoleh dari statistik bulanan periode 2011-2013

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, atau data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian (Arikunto, 2002)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan melakukan teknik dokumentasi yaitu mencatat atau mengkopi data yang digunakan dalam penelitian ini. Data diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, yait

serta publikasi Bank Indonesia berupa laporan suku bunga.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Indeks Tunggal, sedangkan untuk perhitungannya dilakukan dengan


(43)

menggunakan program Excel. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data harga saham perbankan harian , nilai indeks harga saham gabungan, dan data Suku Bunga Indonesia (SBI). Data tersebut diolah sehingga diperoleh variabel-variabel yang dibutuhkan untuk membentuk portofolio optimal.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis penelitian adalah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan perkembangan harga saham perbankan, IHSG, dan SBI. 2) Menghitung tingkat pengembalian saham (Ri), expected return (ERi), dan

varians saham (σi2)

Realized Return (Ri) saham adalah harga penutupan saham pada periode t dikurang harga penutupan saham periode sebelumnya kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan saham periode sebelumnya, dihitung dengan rumus:

1 1

− −

− =

t t t i

P P P R

Dimana :

Ri = realized return ( return realisasi ) saham

Pt = harga penutupan saham periode t

Pt-1 = harga penutupan saham periode sebelumnya

Sedangkan expected return saham adalah return yang diharapkan oleh investor akan dapat dihasilkan oleh investasi yang dilakukannya, dihitung dengan rumus (Zubir,2011:5) :

n R R

E

N t it i)=

=1 (


(44)

Dimana:

E(Ri) = expected return saham i

Rit = return realisasi saham i pada hari ke t

n = jumlah return realisasi saham i

Risiko saham adalah perbedaan antara pengembalian yang diinginkan (expected return) dan realisasi pengembalian yang terjadi (realized return). Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus :

[

]

= − = n t i it i n R E R 1 2

2 ( )

σ

Dimana:

2

i

σ = varians return saham i Rit = return saham i pada hari ke t

E(Ri) = expected return saham i

n = jumlah periode

3) Menghitung beta (βi), alpha (αi) dan variance error (ei) masing-masing

saham individual.

Beta (βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung

slope realized return suatu saham dengan realized return pasar (IHSG) dalam periode tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2 m im i σ σ β = Dimana :

βi = beta sekuritas

σim = kovarians return antara sekuritas ke i dengan return pasar

2

m

σ = varians return saham

Alpha (αi) merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh return


(45)

berbeda dengan beta yang merupakan variabel dependen karena dipengaruhi oleh return pasar, dapat dihitung dengan rumus:

) ( . )

( i i m

i E R β E R

α = −

Dimana:

σi = alpha sekuritas

E(Ri) = expected return dari investasi saham i

E(Rm) = expected return pasar

Varians dari kesalahan residu merupakan variabel yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam perusahaan, dapat dihitung dengan rumus:

2 2 2 2 . ( )

( i m i

ei i σ σ α

σ = − )

Dimana: ) ( 2 i ei

σ = variance ei saham i σ2

i = variance saham i

σ2

m = variance pasar (IHSG)

αi = alpha saham i

4) Menghitung excess return to beta (ERB)

Excess Return to Beta (ERB) merupakan selisih antara expected return dan return aktiva bebas risiko (Rf) yang kemudian dibagi dengan beta. i BR i R R E ERB β − = ( ) Dimana :

ERBi = Excess return to beta sekuritas i


(46)

5) Mengurutkan peringkat saham berdasarkan nilai ERB yang terbesar sampai terkecil.

6) Menghitung nilai Cut of Rate (Ci).

Nilai Ci adalah nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari

kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan akumulasi nilai-nilai B1

sampai dengan Bi.

= = + = i j j M i j j M

i A B

C 1 2 1 2 1 / σ σ Dimana :

Ci = Cut of Rate

Aj = Nilai akumulasi A1 sampai dengan Ai

Bj = Nilai akumulasi B1 sampai dengan Bi

Ai =

[

]

2 ) ( ei i BR i R R E σ β − dan 2 2 ei i i B σ β =

7) Menentukan besarnya cut-off point (C*) dimana C* adalah nilai Ci yang

terbesar dan saham-saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Saham-saham yang mempunyai nilai ERB lebih kecil dari nilai ERB di titik C* tidak diikutsertakan dalam kandidat pembentukan portofolio optimal.

8) Menentukan proporsi dana (Zi) masing-masing saham dalam portofolio optimal, dihitung dengan rumus :


(47)

*) (

2 ERB C Z

ei i

i= −

σ β

Dimana :

Zi = proporsi dana saham i

βi = beta saham i

ERB = Excess Return to Beta saham i C* = Cut-Off-Point

Prosentase proporsi dana (Wi) masing-masing saham pembentuk

portofolio optimal dihitung dengan menggunakan rumus:

=

i i i

Z Z W

Dimana:

Wi = Prosentase dana saham i

Zi = proporsi dana saham i

Zi = jumlah Xi

9) Menghitung Expected return E(Rp), standar deviasi, dan varian portofolio

optimal.

Expected return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk portofolio, dapat dihitung dengan rumus:

E(Rp) = αp+ βp . E(Rm)

dimana:

E(Rp) = expected return portofolio

αp = rata-rata tertimbang dari alpha tiap sekuritas

βp = rata-rata tertimbang dari beta tiap sekuritas

E(Rm) = expected return pasar

Risiko portofolio dapat dihitung dengan menentukan besarnya varians dari portofolio. Varians portofolio dapat dihitung dengan rumus :


(48)

σp2 = βp2. σm2 +

=

n

t i

w 1

2. σ ei2

Dimana: σ2

= varians portofolio

βp2. σm2 = risiko yang berhubungan dengan pasar

Wi2 . σei2 = rata-rata tertimbang dari risiko untuk masing-masing

perusahaan 3.8 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan uji beda t-test dengan membandingkan rata-rata return dan risiko saham yang menjadi kandidat portofolio optimal dengan rata-rata return dan risiko saham yang bukan menjadi kandidat portofolio optimal.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikansi (Sig t) dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesis diterima. Sebaliknya bila tingkat signifikansinya (Sig t) lebih besar daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Penelitian dilakukan dari tahun 2011 - 2013 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 28 perusahaan perbankan di BEI, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan kriteria - kriteria, dimana kriteria-kriteria pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1.

Penggolongan Perusahaan Perbankan di BEI Periode 2011 – 2013

No Karakteristik Sampel Jumlah

1 Perusahaan Perbankan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI)

36

2 Perusahaan perbankan yang mengalami peristiwa stock split dan saham baru listing

(8)

Sisa (Sampel Penelitian) 28

Sumber : Data diolah, Lampiran 1.

4.2 Proses Analisis

Dari 28 saham perbankan yang terpilih selama periode penelitian 2011-2013, akan ditentukan saham apa saja yang menjadi kandidat portofolio. Untuk melakukan analisa, digunakan rumus-rumus untuk menghitung variabel pasar dan saham, serta menentukan portofolio optimal, yang dalam hal ini menggunakan model indeks tunggal.


(50)

Berikut langkah-langkah dalam membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal :

1. Mengumpulkan data-data saham pada saham perbankan, data harga saham penutupan harian, data IHSG, dan tingkat suku bunga SBI selama periode 2011-2013.

2. Menghitung return saham (Ri)

Tingkat return saham, dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

Ri = realized return ( return realisasi ) saham

Pt = harga penutupan saham hari t

Pt-1 = harga penutupan saham hari t-1

Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 3. Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan [E(Ri)]

Tingkat keuntungan yang diharapkan, dirumuskan sebagai berikut :

n R R

E

N t i i)=

=1

(

Dimana:

E(Ri) = expected return saham i

Ri = return realisasi saham i

n = jumlah return realisasi saham i

Nilai expected return saham perbankan dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut:

1 1

− −

− =

t t t i

P P P R


(51)

Tabel 4.2.

Nilai Expected Return Saham Perbankan Periode 2011-2013

No Kode E(Ri)

1 AGRO -0.000167 2 BACA 0.000480 3 BABP 0.000790 4 BAEK -0.000141 5 BBCA 0.000719 6 BBKP 0.000221 7 BBNI 0.000295 8 BBNP 0.000277 9 BBTN -0.000571 10 BDMN -0.000350 11 BEKS -0.000543 12 BJBR -0.000383 13 BKSW -0.000512 14 BMRI 0.000545 15 BNBA 0.000253 16 BNGA -0.000671 17 BNII -0.001032 18 BNLI -0.000330 19 BSIM -0.000983 20 BSWD 0.000534 21 BVIC -0.000122 22 INPC 0.000216 23 MAYA 0.002392 24 MCOR 0.000380 25 MEGA 0.000070 26 NISP -0.000030 27 PNBN -0.000410 28 SDRA 0.002027 Sumber : Data diolah, Lampiran 2.


(52)

Untuk menentukan expected return E(Ri) digunakan metode rata-rata (mean

method). Metode rata-rata mengasumsikan expected return dapat dianggap sama dengan rata-rata historisnya (Jogiyanto, 2003). Selama periode penelitian, E(Ri) tertinggi dihasilkan oleh saham Bank Mayapada Tbk

(MAYA) yaitu sebesar 0.23%. Sedangkan E(Ri) terendah dihasilkan oleh

saham Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) yaitu sebesar -0.10%. Dari tabel diatas dapat dilihat ada 14 saham yang memiliki nilai E(Ri) yang positif

yaitu saham : BACA (0.000480), BABP (0.000790), BBCA (0.000719), BBKP (0.000221), BBNI (0.000295), BBNP (0.000277), BMRI (0.000545), BNBA (0.000253), BSWD (0.000534), INPC (0.000216), MAYA (0.002392), MCOR (0.000380), MEGA (0.000070), dan SDRA (0.002027). Tanda positif menunjukkan bahwa saham tersebut mengalami keuntungan yang disebabkan oleh nilai harga saham yang cenderung naik.

4. Menghitung tingkat keuntungan pasar (Rm)

Tingkat keuntungan pasar, dirumuskan sebagai berikut :

1 1

− −

− =

t t t

m

IHSG IHSG IHSG

R

Dimana:

Rm = Tingkat keuntungan pasar

IHSGt = IHSG pada hari t


(53)

Return pasar dihitung dengan menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini didasari karena IHSG mencerminkan pendapatan semua sektor atau semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga lebih akurat jika digunakan untuk menghitung return pasar.

Rata-rata return pasar harian selama periode 2011 - 2013 menunjukkan angka positif yaitu sebesar 0,026% (Lampiran 3). Dengan indikator tersebut, maka seluruh saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian rata-rata telah mampu memberikan keuntungan bagi investor. Angka positif menunjukkan kegairahan pasar (bullish) walaupun tidak terlalu besar yaitu sebesar 0,026%. Kondisi pasar pada periode ini sesuai dengan perumusan Model Indeks Tunggal yang menyatakan bahwa pergerakan harga saham individu akan bergerak bersama-sama mengikuti pergerakan pasar.

5. Menghitung varian dari saham dan pasar

Varian dari saham, dirumuskan sebagai berikut :

[

]

= −

= n

t

i i

i

n R E R 1

2

2 ( )

σ

Nilai varian saham perbankan selama periode penelitian tahun 2011 - 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:


(54)

Tabel 4.3.

Varian Saham Perbankan Periode 2011-2013 No Kode σ2i

1 AGRO 0.000666 2 BACA 0.001384 3 BABP 0.001571 4 BAEK 0.000784 5 BBCA 0.000357 6 BBKP 0.000574 7 BBNI 0.000483 8 BBNP 0.000058 9 BBTN 0.000627 10 BDMN 0.000697 11 BEKS 0.000727 12 BJBR 0.000499 13 BKSW 0.000780 14 BMRI 0.000557 15 BNBA 0.000632 16 BNGA 0.000403 17 BNII 0.000404 18 BNLI 0.000279 19 BSIM 0.000774 20 BSWD 0.000861 21 BVIC 0.000531 22 INPC 0.000820 23 MAYA 0.002836 24 MCOR 0.001260 25 MEGA 0.001158 26 NISP 0.000671 27 PNBN 0.000670 28 SDRA 0.000989


(55)

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai varian tertinggi dimiliki oleh saham MAYA sebesar 0.28% dan nilai varian terendah dimiliki oleh saham BBNP sebesar 0.01% .

Varian dari pasar, dapat dirumuskan sebagai berikut :

[

]

=

= n

t

m mt

m

n R E R 1

2

2 ( )

σ

Dari perhitungan IHSG diketahui expected return market E(Rm) sebesar

0.000264 serta (Rm – E(Rm))2 sebesar 0.115040 dengan periode pengamatan

740 hari, maka varian dari pasar sebesar 0.000156 atau 0.016% per hari. Dengan expected return market yang positif, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi investor.

6. Menghitung tingkat pengembalian bebas risiko (Rf)

Selain IHSG sebagai penentu return pasar, investor juga akan menetapkan tingkat pengembalian investasinya berdasarkan return bebas risiko sebagai ukuran tingkat pengembalian minimum pada saat risiko bernilai nol. Untuk menentukan return bebas risiko digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Pergerakan tingkat suku bunga SBI berlawanan arah dengan pergerakan IHSG, hal ini dikarenakan investor sebagai pemilik modal akan cenderung lebih memilih investasi pada saham daripada berinvestasi pada deposito apabila suku bunga SBI terus menurun. Dalam penelitian ini, diperoleh return


(56)

bebas risiko sebesar 0.015% yang dihitung berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga SBI harian selama periode penelitian tahun 2011-2013.

Berikut ini adalah tabel suku bunga SBI bulanan pada Januari 2011-Desember 2013.

Tabel 4.4.

Perhitungan Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf) Periode 2011- 2013

Sumber : Data diolah, Lampiran 4. Bulan

Tahun

2011 2012 2013 Jan 6.50 4.88 4.84 Feb 6.71 3.82 4.86 Mar 6.72 3.83 4.87 Apr 7.18 3.93 4.89 May 7.36 4.24 5.02 Jun 7.36 4.32 5.28 Jul 7.28 4.46 5.52 Aug 6.78 4.54 5.86 Sep 6.28 4.67 6.96 Oct 5.77 4.75 6.97 Nov 5.22 4.77 7.22 Dec 5.04 4.80 7.22 Rata-rata Rf/tahun (%) 16.72 Rata-rata Rf/bulan (%) 0.465 Rata-rata Rf/hari (%) 0.0154


(57)

7. Menghitung koefisien alpha (α) ,beta (β), dan variance error masing-masing saham.

Dalam penelitian ini untuk menghitung koefisien α dan β dengan menggunakan model indeks tunggal dengan persamaan regresi sebagai berikut :

Ri = E(Ri) = αi+ βi . E(Rm)

Dimana :

Ri = Return saham

Rm = Return pasar

α = Konstanta yang merupakan titik potong garis regresi dengan sumbu vertikal

β = slope garis regresi

Berikut ini adalah tabel koefisien α, β dan Var ei pada periode pengamatan 2011 - 2013 :

Tabel 4.5.

Alpha, Beta, dan Variance Error Saham No Kode Saham Alpha (α) Beta (β ) Varian (ei)

1 AGRO -0.000341 0.650291 0.000666 2 BACA 0.000417 0.237822 0.001384 3 BABP 0.000691 0.374529 0.001571 4 BAEK -0.000157 0.061485 0.000784 5 BBCA 0.000440 1.052146 0.000357 6 BBKP -0.000072 1.109680 0.000574 7 BBNI -0.000045 1.286383 0.000483 8 BBNP 0.000270 0.027640 0.000058 9 BBTN -0.000903 1.257664 0.000627


(58)

10 BDMN -0.000386 0.771269 0.000697 11 BEKS -0.000637 0.355715 0.000727 12 BJBR -0.000671 1.086943 0.000499 13 BKSW -0.000533 0.079609 0.000780 14 BMRI 0.000168 1.428234 0.000557 15 BNBA 0.000161 0.348467 0.000632 16 BNGA -0.000895 0.844312 0.000403 17 BNII -0.001188 0.591065 0.000404 18 BNLI -0.000443 0.428948 0.000279 19 BSIM -0.000493 0.685176 0.000774 20 BSWD -0.000327 0.777341 0.000861 21 BVIC -0.000327 0.777341 0.000531 22 INPC 0.000076 0.526405 0.000820 23 MAYA 0.002270 0.462158 0.002836 24 MCOR 0.000359 0.078956 0.001260 25 MEGA 0.000031 0.154031 0.001158 26 NISP -0.000120 0.338349 0.000671 27 PNBN -0.000661 0.953317 0.000670 28 SDRA 0.001834 0.730689 0.000989

Sumber : Data diolah, Lampiran 5 .

Nilai beta (βi) merupakan risiko pasar atau risiko sistematis yaitu parameter

yang mengukur perubahan yang diharapkan (Ri) jika terjadi perubahan pada

Rm, sedangkan varian ei (σei2) digunakan untuk mengukur risiko tidak

sistematis. Nilai beta terbesar dimiliki oleh saham Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yaitu sebesar 1.428. Nilai beta ini disebut nilai beta agresif karena nilainya lebih besar dari satu, artinya saham tersebut mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap kondisi pasar. Sedangkan nilai beta terkecil


(59)

dimiliki oleh saham Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) yaitu sebesar 0.0227.

Besarnya koefisien beta (β) yang normal adalah β = 1. Bila β<1 disebut sebagai saham yang lemah (defensive stock) yang berarti jika ada kenaikan return pasar sebesar X% maka return saham akan naik kurang dari X% dan begitu pula sebaliknya. β>1 disebut saham agresif (aggressive stock), yang berarti jika return naik sebesar X% maka saham akan mengalami kenaikan lebih dari X% dan begitu pula sebaliknya.

Yang termasuk dalam saham yang lemah (β<1) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6.

Saham-saham yang mempunyai nilai β<1

No Kode Perusahaan βi

1 AGRO Bank Agroniaga Tbk. 0.650291

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 0.237822 3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk. 0.374529

4 BAEK Bank Ekonomi Raharja. 0.061485

5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 0.027640 6 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 0.771269 7 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 0.355715

8 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk. 0.079609

9 BNBA Bank Bumi Artha Tbk. 0.348467

10 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 0.844312

11 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 0.591065

12 BNLI Bank PeRmata Tbk. 0.428948

13 BSIM Bank SinaRmas Tbk 0.685176


(60)

15 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk. 0.777341 16 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 0.526405

17 MAYA Bank Mayapada Tbk. 0.462158

18 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 0.078956

19 MEGA Bank Mega Tbk. 0.154031

20 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 0.338349

21 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 0.953317 22 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 0.730689 Sumber : Data diolah, Lampiran 5.

Dari tabel 4.6. telah dikelompokkan saham apa saja yang memiliki nilai β<1, sehingga dapat dilihat saham yang memiliki nilai β<1 ada 22 saham. Sedangkan yang termasuk saham agresif (β>1) sebagai berikut :

Tabel 4.7.

Saham-saham yang mempunyai nilai β>1

No Kode Perusahaan βi

1 BBCA Bank Central Asia Tbk. 1.052146 2 BBKP Bank Bukopin Tbk. 1.109680 3 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk. 1.286383 4 BBTN Bank Tabungan Negara Tbk. 1.257664 5 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 1.086943 6 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.428234 Sumber : Data diolah, Lampiran 5.

Dari tabel diatas, dapat dilihat terdapat 6 saham yang memiliki nilai β>1, saham-saham tersebut yaitu saham BBCA, BBKP, BBNI, BBTN, BJBR, BMRI. Saham-saham tersebut merupakan saham agresif (kalau terjadi perubahan naik maupun turun) tingkat keuntungan portofolio 10%, maka tingkat keuntungan saham-saham tersebut berubah dengan arah yang sama sebesar 10%.


(61)

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara excess return dengan beta (excess return to beta ratio).

Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return

aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat dideversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko.

Excess Return to Beta (ERB), dirumuskan sebagai berikut :

i BR

i R

R E ERB

β

= ( )

Dimana:

ERBi = Excess return to beta sekuritas i

RBR = Return aktiva bebas risiko

Pada model indeks tunggal, langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun ke-28 saham tersebut ke dalam peringkat berdasarkan rasio excess return to beta (ERB) dari yang tertinggi sampai yang terendah. Nilai ERB saham perbankan dapat dilihat pada tabel berikut :


(62)

Tabel 4.8.

Hasil perhitungan Excess return to Beta (ERB) & peringkat ERB saham dari yang Terbesar Sampai yang Terkecil

Kode ERB

MAYA 0.004841 BBNP 0.004426 MCOR 0.002853 SDRA 0.002562 BABP 0.001696 BACA 0.001369 BBCA 0.000536 BSWD 0.000488 BNBA 0.000281 BMRI 0.000273 INPC 0.000115 BBNI 0.000109 BBKP 0.000060 BVIC -0.000356 BDMN -0.000438 AGRO -0.000495 BJBR -0.000495 NISP -0.000547 MEGA -0.000551 BBTN -0.000577 PNBN -0.000592 BSIM -0.000681 BNGA -0.000979 BNLI -0.001130 BEKS -0.001961 BNII -0.002008 BAEK -0.004804 BKSW -0.008374 Sumber : Data diolah, Lampiran 6.


(63)

Berdasarkan tabel diatas, saham yang memiliki nilai ERB tertinggi adalah saham MAYA sebesar 0.004841 dan saham yang memiliki nilai ERB terkecil adalah saham BKSW sebesar -0.008374. Semakin tinggi nilai ERB suatu saham mengindikasikan semakin tinggi kemampuan saham memberikan tingkat return dan sebaliknya semakin rendah nilai ERB suatu saham, maka semakin rendah kemampuan saham memberikan tingkat return.

Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat pula terdapat 13 saham yang nilai ERB nya positif dan 15 saham yang memiliki nilai ERB yang negatif. Saham-saham yang memiliki nilai ERB negatif tidak memenuhi syarat untuk membentuk portofolio yang optimal dan dikeluarkan sebagai kandidat portofolio.

9. Menghitung nilai Ci

Ci adalah nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai

A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi. Misalnya C3

menunjukkan nilai C untuk sekuritas ke-3 yang dihitung dari akumulasi A1,

A2, A3, dan B1, B2,B3.

Nilai Ci dirumuskan sebagai berikut :

= = +

= i

j j M

i

j j M i

B A C

1 2

1 2

1 σ σ


(64)

Dimana : Ci = Cut of Rate

Aj = Nilai akumulasi A1 sampai dengan Ai

Bj = Nilai akumulasi B1 sampai dengan Bi

Untuk nilai Ai dan Bi masing-masing saham ke-i dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

Ai =

[

]

2 ) ( ei i BR i R R E σ β − 2 2 ei i i B σ β = Tabel 4.9.

Perhitungan Cut Off Rate (Ci) Periode 2011-2013

Kode

= i j j M A 1 2 σ

= + i j j M B 1 2

1 σ Ci

MAYA 0.000057 1.011752 0.000056 BBNP 0.000066 1.013806 0.000065 MCOR 0.000068 1.014578 0.000067 SDRA 0.000284 1.098809 0.000258 BABP 0.000308 1.112742 0.000276 BACA 0.000316 1.119120 0.000283 BBCA 0.000576 1.603147 0.000359 BSWD 0.000629 1.712685 0.000367(*) BNBA 0.000638 1.742664 0.000366

BMRI 0.000794 2.313908 0.000343 INPC 0.000800 2.366613 0.000338 BBNI 0.000858 2.900975 0.000296 BBKP 0.000878 3.235488 0.000271


(1)

Tingkat Suku Bunga SBI Periode 2011-2013 Periode Suku Bunga SBI / Tahun (%)

Jan, 2011 6.50

Feb 6.71

Mar 6.72

Apr 7.18

May 7.36

Jun 7.36

Jul 7.28

Aug 6.78

Sep 6.28

Oct 5.77

Nov 5.22

Dec 5.04

Jan, 2012 4.88

Feb 3.82

Mar 3.83

Apr 3.93

May 4.24

Jun 4.32

Jul 4.46

Aug 4.54

Sep 4.67

Oct 4.75

Nov 4.77

Dec 4.80

Jan, 2013 4.84

Feb 4.86

Mar 4.87

Apr 4.89

May 5.02

Jun 5.28

Jul 5.52

Aug 5.86

Sep 6.96

Oct 6.97

Nov 7.22


(2)

LAMPIRAN 5.

Nilai Beta, Alpha, dan Varian ei Saham Perbankan Periode 2011-2013

No Kode Saham

Alpha (α)

Beta (β )

Varian (ei)

1

AGRO

-0.000341 0.650291

0.000666

2

BACA

0.000417 0.237822

0.001384

3

BABP

0.000691 0.374529

0.001571

4

BAEK

-0.000157 0.061485

0.000784

5

BBCA

0.000440 1.052146

0.000357

6

BBKP

-0.000072 1.109680

0.000574

7

BBNI

-0.000045 1.286383

0.000483

8

BBNP

0.000270 0.027640

0.000058

9

BBTN

-0.000903 1.257664

0.000627

10

BDMN

-0.000386 0.771269

0.000697

11

BEKS

-0.000637 0.355715

0.000727

12

BJBR

-0.000671 1.086943

0.000499

13

BKSW

-0.000533 0.079609

0.000780

14

BMRI

0.000168 1.428234

0.000557

15

BNBA

0.000161 0.348467

0.000632

16

BNGA

-0.000895 0.844312

0.000403

17

BNII

-0.001188 0.591065

0.000404

18

BNLI

-0.000443 0.428948

0.000279

19

BSIM

-0.000493 0.685176

0.000774

20

BSWD

-0.000327 0.777341

0.000861

21

BVIC

-0.000327 0.777341

0.000531

22

INPC

0.000076 0.526405

0.000820

23

MAYA

0.002270 0.462158

0.002836

24

MCOR

0.000359 0.078956

0.001260

25

MEGA

0.000031 0.154031

0.001158

26

NISP

-0.000120 0.338349

0.000671

27

PNBN

-0.000661 0.953317

0.000670

28

SDRA

0.001834 0.730689

0.000989


(3)

Nilai Excess return to Beta (ERB) & peringkat ERB saham dari yang

Terbesar Sampai yang Terkecil

Kode E(Ri) Rf E(Ri)-Rf βi ERB

MAYA 0.002392 0.000155 0.002237 0.462158 0.004841 BBNP 0.000277 0.000155 0.000122 0.027640 0.004426 MCOR 0.000380 0.000155 0.000225 0.078956 0.002853 SDRA 0.002027 0.000155 0.001872 0.730689 0.002562 BABP 0.000790 0.000155 0.000635 0.374529 0.001696 BACA 0.000480 0.000155 0.000325 0.237822 0.001369 BBCA 0.000719 0.000155 0.000564 1.052146 0.000536 BSWD 0.000534 0.000155 0.000379 0.777341 0.000488 BNBA 0.000253 0.000155 0.000098 0.348467 0.000281 BMRI 0.000545 0.000155 0.000390 1.428234 0.000273 INPC 0.000216 0.000155 0.000061 0.526405 0.000115 BBNI 0.000295 0.000155 0.000140 1.286383 0.000109 BBKP 0.000221 0.000155 0.000066 1.109680 0.000060 BVIC -0.00012 0.000155 -0.000277 0.777341 -0.000356 BDMN -0.000183 0.000155 -0.000338 0.771269 -0.000438 AGRO -0.000167 0.000155 -0.000322 0.650291 -0.000495 BJBR -0.000383 0.000155 -0.000538 1.086943 -0.000495 NISP -0.000030 0.000155 -0.000185 0.338349 -0.000547 MEGA 0.000070 0.000155 -0.000085 0.154031 -0.000551 BBTN -0.000571 0.000155 -0.000725 1.257664 -0.000577 PNBN -0.000410 0.000155 -0.000564 0.953317 -0.000592 BSIM -0.000312 0.000155 -0.000467 0.685176 -0.000681 BNGA -0.000671 0.000155 -0.000826 0.844312 -0.000979 BNLI -0.000330 0.000155 -0.000485 0.428948 -0.001130 BEKS -0.000543 0.000155 -0.000667 0.355715 -0.001961 BNII -0.001032 0.000155 -0.001187 0.591065 -0.002008 BAEK -0.000141 0.000155 -0.000295 0.061485 -0.004804 BKSW -0.000512 0.000155 -0.000667 0.079609 -0.008374


(4)

Perhitungan Nilai Ci dan Proporsi Dana

KODE E(Ri) E(Ri-Rf) βi ERB σei 2

Ai Bi Aj Bj Ci Zi Wi

MAYA 0.0024 0.0022 0.4622 0.0048 0.0028 0.3647 75.321 0.365 75.321 0.000056 0.729174 0.131775 BBNP 0.0003 0.0001 0.0276 0.0044 0.0001 0.0583 13.164 0.423 88.485 0.000065 1.932949 0.349319 MCOR 0.0004 0.0002 0.0790 0.0029 0.0013 0.0141 4.946 0.437 93.431 0.000067 0.155708 0.028139 SDRA 0.0020 0.0019 0.7307 0.0026 0.0010 1.3830 539.847 1.820 633.278 0.000258 1.621339 0.293005 BABP 0.0008 0.0006 0.3745 0.0017 0.0016 0.1514 89.299 1.971 722.577 0.000276 0.31668 0.05723 BACA 0.0005 0.0003 0.2378 0.0014 0.0014 0.0559 40.874 2.027 763.451 0.000283 0.172078 0.031098 BBCA 0.0007 0.0006 1.0521 0.0005 0.0004 1.6619 3102.171 3.689 3865.622 0.000359 0.496578 0.089741 BSWD 0.0005 0.0004 0.7773 0.0005 0.0009 0.3426 702.042 4.032 4567.664 0.000367(*) 0.108973 0.019693 BNBA 0.0003 0.0001 0.3485 0.0003 0.0006 0.0540 192.139 4.086 4759.804 0.000366

BMRI 0.0005 0.0004 1.4282 0.0003 0.0006 1.0006 3661.152 5.086 8420.956 0.000343 INPC 0.0002 0.0001 0.5264 0.0001 0.0008 0.0389 337.797 5.125 8758.753 0.000338 BBNI 0.0003 0.0001 1.2864 0.0001 0.0005 0.3731 3424.771 5.498 12183.524 0.000296 BBKP 0.0002 0.0001 1.1097 0.0001 0.0006 0.1280 2143.925 5.626 14327.449 0.000271


(5)

Uji Statistik Independent Sample T Test

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Return Equal variances assumed

7.174 .021 1.753 11 .107 .000643875

Equal variances not assumed

2.222 7.644 .059 .000643875

Group Statistics

Keterangan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Risiko Kandidat 8 .00116450 .000846486 .000299278

Non Kandidat 5 .00061320 .000127247 .000056906 Group Statistics

Keterangan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Return Kandidat 8 .00094988 .000800896 .000283159


(6)

Independent Samples Test Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Risiko Equal variances assumed

4.013 .070 1.423 11 .182 .000551300

Equal variances not assumed

1.810 7.498 .110 5.513000000E-4


Dokumen yang terkait

Pembentukan Portofolio Optimal Pada Instrumen Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode Single Index Model

1 9 141

Komposisi Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia Menggunakan Single Index Model

0 3 8

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM Analisis Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index ( Jii ) Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Dan Model Random Di Bursa Efek Indonesia ( BEI ).

1 0 13

Analisis Pembentukan dan Evaluasi Kinerja Portofolio Saham Optimal Menggunakan Model Single Indeks di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN PENDEKATAN SINGLE INDEX MODEL (studi Kasus: Saham-saham Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Saham Sektor Properti dengan Saham Sektor Perbankan yang Dibentuk Menggunakan Metode Single Index Model di Bursa Efek Indonesia.

0 0 22

18. BMAS PT Bank Maspion Indonesia, Tbk - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 65

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 0 11