ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM WAY AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 1999

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) WAY
AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI
DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 1999

(Skripsi)

Oleh

Yunita Supriani

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI………………………………………………………………


i

DAFTAR TABEL………………………………………………………….

iii

DAFTAR LAMPIRAN……….…..………………………………………….

v

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………

1

1.1.LatarBelakang ……………………………………………….
1.2.PerumusanMasalahdanBatasanMasalah .................... ..............
1.2.1. .PerumusanMasalah …………………………………..
1.2.2. .BatasanMasalah ....................................... ...................
1.3.TujuandanManfaatPenelitian ……………………………......

1.3.1. Tujuan Penelitian...........................................................
1.3.2. Manfaat Penelitian.........................................................

1
7
7
7
7
7
8

BAB II. LANDASAN TEORI

…………………………………………

9

2.1.PengukuranKinerja ..................................................................
2.2.LaporanKeuangan ....................................................................
2.3.Perusahaa Daerah Air Minum (PDAM) ...................................


9
12
12

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………….............

16

3.1.JenisdanSumber Data ...............................................................
3.2.MetodePengumpulan Data .......................................................
3.3.LokasiPenelitian .......................................................................
3.4.AlatAnalisis..............................................................................

16
16
17
17

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………....


36

4.1.Kinerja Perusahaan dariAspekKeuangan……………… …...
4.2.Kinerja Perusahaan dariAspekOperasional …………………
4.3.Kinerja Perusahaan dariAspekAdministrasi………………... .

36
48
57

ii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………..

62

5.1. Simpulan …………………………………………………..
5.2. Saran…………………………………………………………


62
63

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

66

LAMPIRAN………………………………………………………………..

68

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Neraca Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Way AgungTahun 2009-2011
Lampiran 2.Laporan Rugi/Laba Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Way AgungTahun 2009-2011


iii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Cakupan Pelayanan PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus tahun 2009-2011.................................... 4
Tabel 1.2 Jumlah Laba/Rugi PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus
tahun 2009-2011.......................................................................... 5
Tabel 3.1 JumlahBobot, MaksimumNilaidanIndikatordari
masing-masingaspek penelitian....................................................34
Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Kinerja PDAM...............................................35
Tabel 4.1 Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009- 2011....................................

36

Tabel 4.2 Rasio Laba terhadap Penjualan PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011....................................


37

Tabel 4.3 Rasio Aktiva Lancar Terhadap Utang Lancar PDAM
Way Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011.................. 38
Tabel 4.4 Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas PDAM Way
Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011.......................... 40
Tabel 4.5 Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011...................................41
Tabel 4.6 Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi PDAM
Way Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011...............

42

Tabel 4.7 Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap
Angsuran Pokok dan Bunga Jatuh Tempo PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011....................................

43

Tabel 4.8 Rasio AktivaProduktifterhadapPenjualan Air PDAM

Way Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011.............. 44

iii

Tabel 4.9 Jangka Waktu Penagihan Piutang PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011............................. 45
Tabel 4.10 Efektivitas Penagihan PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011.............................46
Tabel 4.11 Nilai Kinerja Aspek Keuangan PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011...........................47
Tabel 4.12 Rasio Cakupan Pelayanan PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011............................ 48
Tabel 4.13 Produktivitas Pemanfaatan Instalasi ProduksiPDAM
Way Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011.........
Tabel 4.14 Tingkat Kehilangan AirPDAM Way Agung
KabupatenTanggamus Tahun 2009-2011............................

50

51


Tabel 4.15 Peneraan Meter AirPDAM Way Agung Kabupaten
Tanggamus Tahun 2009-2011............................................... 52
Tabel 4.16 Kemampuan Penanganan Pengaduan PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011............................ 53
Tabel 4.17 Rasio Karyawan per 1000 PelangganPDAM Way Agung
KabupatenTanggamus Tahun 2009-2011............................. 55
Tabel 4.18 Nilai kinerja Aspek Operasional PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus, Tahun 2009-2011............................ 56
Tabel 4.19 Nilai Kinerja Aspek Administrasi PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus, Tahun 2009-2011.............................. 57
Tabel 4.20 Perhitungan jumlah nilai dari semua aspek PDAM
Way Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011........... 60
Tabel 4.21 Penilaian Tingkat Keberhasilan Kinerja PDAM
Way Agung Kabupaten Tanggamus Tahun 2009-2011..........

61

iii


MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
: SaringSuhendro, S.E., M.Si., Akt

……………

Sekretaris

: YenniAgustina, S.E., M.Sc., Akt

……………

Penguji Utama

:Dr. EindeEvana, S.E., M.Si.,Akt

.……………

Ketua


2. Dekan Fakultas Ekonomi

Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP. 196109041987031001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi14 Mei 2013

Bismillahirrahmanirrahiim ...
Teriring doa dan rasa syukur kepa da Allah SWT
kupersembahkan karya kecil penuh perjuangan ini kepada
Mama’ dan Bapak
Atas segala doa, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan
yang tak akan pernah terbalaskan

Kakak dan adikku
(Mbak Endang, Ella, Kak Agus, Kak Budi, dan Kak Woko)
Atas segala doa, kasih sayang, dukungan selama ini

Muhamad Rifa’i
Atas kebersamaan yang tak terganti

Keponakan-keponakanku
(Abang Al, Ade Habib,Kak Nay,Ade Shifa, Mas Radit, Dede Vania,
Kak Anya, Abang Faiz, dan Ade Ivana)

Keluarga Besarku
Akuntansi 2008
Yang kubanggakan almamaterku.

Motto

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan .
(A Lam Nasyrah : 5 )

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain.
( H.R Tabrani)

Hidup adalah pilihan, pilihlah hidup yang membuatmu
bahagia, bukan yang membuatmu senang.

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan
sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain apabila di
kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima
hukuman sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 15 Mei 2013
Penulis

Yunita Supriani

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di BandarLampung, pada tanggal 27 Juli 1990, sebagai
anak ke 5 dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Kasnodan Ibu Maryam.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasardi SD
Negeri 1 Sawah Brebes, Bandar Lampung. Tahun 2005 penulis berhasil
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP KartikaII2 Bandar Lampung, dan pada tahun 2008 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung melalui jalurPenelusuranKemampuanAkademikdanBakat (PKAB)
pada tahun 2008.

Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Desa Margasari, Kecamatan Gunung Terang,
KabupatenTulang Bawang Barat.

SANWACANA

Paling mula dari semuanya hanyalah ucapan syukur kepada Allah SWT yangtelah
memberikan segala nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul “ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR
MINUM WAY AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS BERDASARKAN KEPUTUSAN
MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 1999.Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas
Lampung.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang
sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat
dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. SatriaBangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung;

2.

Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi danBisnis Universitas Lampung;

3.

Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

4.

Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt.selaku Dosen Pembimbing Utamayang telah
memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan
selama masa perkuliahan;

5.

Ibu YenniAgustina, S.E., M.Sc., Akt. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan skripsi ini
dan selama masa perkuliahan;

6.

BapakDr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Penguji Utama yang telah
memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan
selama masa perkuliahan;

7.

Bapak Drs. A Zubaidi Indra, M.M., C.P.A.selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bantuan dan waktunyaselama masa perkuliahan;

8.

Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama
penulis berada di Fakultas Ekonomi danBisnis;

9.

Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

10.

Mama’dan Bapak yang telah memberikan dukungan moril dan materiil serta senantiasa
berkorban dan mengusahakan yang terbaik bagi penulis tanpa mengenal lelah;

11.

Kakak-adikku tersayang,mbak Endang, Ella, kak Agus, kak Budi, dan kak Woko, yang
selalu memberikan semangat dan dukungan setulus hati;

12.

Keponakan-keponakanku tersayang, abang Al, ade Habib, kakak Nay, mas Radit, dede
Vania, kakak Anya, abang Faiz, dan ade Ivana, tatay sayang kalian;

13.

Muhamad Rifa’i yang selalu ada dalam suka dan duka. Semoga Allah memberikan
jawaban terbaik untuk semua harapan dan doa kita, aaammmiiiinnn.........

14.

Sahabat terbaik, Alma’wa dan Dwi Rahmalia, terimakasih atas kesetiannya dalam
menemani hari-hari mengejar masa depan, saling menguatkan dalam setiap perjuangan,
menjadi pendengar yang baik, menghadirkan semangat yang mampu menghancurkan
dinding pembatas kesuksesan;

15.

Teman terbaik, Desti Aripika, Rossi Setiana, Erni Febriani, Meipasari, Siti Sholekhah
Noor, Riski Rahmah, Agnes Lisdiani, Eka Travilta, Fatimah, Martina Rinawati,Rima
Penta Sari, Santi, Niar Azria, terima kasih atas segala dukungan kalian;

16.

Kakak tingkat terbaik, mbak Iik, mbak Lili, mbak Riska, kak Ade, kak Agung,
terimakasih atas semangat dan dukungannya selama ini;

17.

Keluarga kecil di Desa Margasari, Bapak Ibuku tersayang, Mas Andre, Dwi dan
Noniterimakasih atas semua yang telah diberikan selama KKN;

18.

Keluarga kecil kedua di Desa Margasari Mas Nanang dan Mbak Ani, abi dan adek
yasih diperut;

19.

Teman-teman KKN desaMargasari, Dina Febrianti, Dinni Sasmitha,Desma Sari, Hury
Rahmanto, dan Hendra Tirta Andika, terimakasih atas kebersamaan yang tak
terlupakan.;

20.

Best Friends Forever (BFF) 4 Februari 2008, terimakasih untuk kebersamaan kita yang
tak terganti;

21.

Teman-teman Akuntansi 2008;

22.

Ngah Tika dan Ses May yang membantu memberikan ide-ide cemerlang dalam
pembuatan skripsi ini;

23.

Bapak Junasri, S.E., selaku direktur PDAM Way Agung, terimakasih atas ketersediaan
dan waktu yang diberikan selama masa penelitian ini;

24.

Bapak Sutikno dan seluruh pegawai PDAM Way Agung, yang telah membantu,
terimakasih untuk semua bantuan dan waktu yang diberikan;

25.

Kushin Ryu .M. Karate-Do Indonesia, terimakasih atas 8 tahun yang luar

biasa.
26.

Pak Sobari, Mas Yana, Mas Yono, Mbak Sri, Mbak Mayra dan Mas Leman, terima
kasih atas pelayanan yang membuat kenyamanan di gedung E;

27.

Terima kasih untuk orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam hidup
saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi sebetulnya arti yang sama
pentingnya bagi kehidupan saya, terima kasih;

Akhir kata penulishanyadapatmendoakansemoga Allah SWT membalassemuakebaikan yang
telahdiberikan, dengankebaikan pula.Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca.

Bandar Lampung.15 Mei 2013
Penulis

Yunita Supriani

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Volume air dalam tubuh
manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat
bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagianbagian tubuh seseorang. Oleh karena itu kebutuhan manusia akan air merupakan
kebutuhan mutlak yang tidak dapat digantikan, maka pemenuhan air bersih bagi
seseorang merupakan suatu keharusan untuk dapat mempertahankan hidupnya.

Meskipun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, namun
ketersediaannya dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain itu air juga dipergunakan
untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar
rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam
kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Distribusi air sangat
dipengaruhi oleh letak geografis suatu daerah dan waktu-waktu tertentu.
Seseorang dapat memanfaatkan sumber air yang ada di sekitarnya untuk
memenuhi kebutuhan air tersebut, seperti sumur gali, sumur bor, mata air, air
hujan, air sungai, dan sebagainya. Namun tidak semua sumber air tersebut

memiliki kualitas air yang baik, kualitas air saat ini sudah semakin menurun
seiring dengan tumbuh pesatnya industrialisasi, terutama di perkotaan dan di
daerah yang penduduknya padat. Air untuk keperluan manusia terutama untuk
keperluan minum, harus memenuhi standar kualitas tertentu yang memenuhi
aspek kesehatan, sebagaimana Menteri Kesehatan telah menyampaikan syarat
kualitas air bersih yang dapat digunakan masyarakat yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang
Syarat - Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, “Kualitas air harus memenuhi
syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan
radioaktif ”. Salah satu penyedia produk air bersih di Provinsi Lampung adalah
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung Kabupaten Tanggamus.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung Kabupaten Tanggamus
didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 43 Tahun
2000 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum (Lembaran Daerah
Kabupaten Tanggamus Tahun 2000 Nomor 125 seri D Nomor 78) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 8 tahun
2001 (Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus tahun 2001 Nomor 49 seri D
Nomor 29). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung Kabupaten
Tanggamus merupakan pemisahan dari PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung
Selatan sesuai dengan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Lampung
Nomor 690/311/D/1997 tanggal 19 Agustus 1997. Pada tahun 2000 dikukuhkan
sebagai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung Kabupaten
Tanggamus sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 43
Tahun 2000 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Struktur organisasi PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus terdiri dari:
1) Pembina yaitu Bupati Tanggamus.
2) Badan Pengawas.
3) Unsur Pimpinan, yaitu Direktur.
4) Unsur Staf, terdiri dari Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan, Kepala
Bagian Teknik, Kepala Cabang, serta Kepala Unit yang kedudukannya
berada langsung di bawah direktur.
5) Unsur Pelaksana, terdiri dari Kepala Sub Bagian yang kedudukannya di
bawah masing-masing Kepala Bagian dan Kepala Urusan yang
kedudukannya di bawah masing-masing Kepala Sub Bagian.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
269/KPTS/1984 tanggal 8 Agustus 1984 diketahui bahwa tugas pokok Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) adalah melaksanakan pengelolaan sarana dan
prasarana penyediaan air bersih dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih
bagi masyarakat secara adil dan merata, terus menerus sesuai dengan persyaratan
higienis. PDAM Way Agung adalah suatu kelengkapan otonomi daerah yang
diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah guna
menunjang kehidupan perkembangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi
yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab, sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok Pemerintah
Daerah.

PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus dibentuk dengan tugas dan tujuan
sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan
kesejahteraan yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan air
bersih.
2. Turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dibidang
penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
3. Sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.

Dalam rangka menjalankan tugas pokok tersebut, PDAM Way Agung Kabupaten
Tanggamus mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelayanan umum/jasa.
2. Penyelenggaraan kemanfaatan umum.
3. Peningkatan kesejahteraan dibidang sarana air bersih.
4. Peningkatan pendapatan.

Namun apakah pada pelaksanaanya PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus
telah menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan PDAM Way Agung salah satunya dalam memenuhi
kebutuhan air bersih penduduk setempat. Tabel 1.1 menggambarkan kemampuan
PDAM dalam memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat.
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Cakupan Pelayanan PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus tahun 2009-2011.
Tahun

Jumlah
Penduduk

Cakupan
Pelayanan

Rasio Cakupan
Pelayanan
(%)

1

2

3

2/3*100%

2009
2010
2011

28.022
834.968
3,36
19.872
536.765
3,70
23.796
659.289
3,60
Rata-rata
3,55
Sumber : PDAM Way Agung Tahun2009-2011 (data diolah)

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2009 PDAM hanya mampu
melayani 3,36% dari jumlah penduduk yang ada, pada tahun 2010 dan 2011
jumlah penduduk berkurang karena adanya pemekaran kota, namun pelayanan
PDAM dalam hal penyediaan air bersih masih saja belum mampu menyediakan
air bersih untuk penduduknya secara keseluruhan, PDAM hanya mampu melayani
3,70% dari jumlah penduduk tahun 2010 dan 3,60% dari jumlah penduduk tahun
2011. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa masih rendahnya pertumbuhan
cakupan pelayanan air bersih terhadap penduduk di Kabupaten Tanggamus.
Kemudian tujuan didirikannya PDAM yaitu sebagai sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD), sebagai daerah otonom sumber pendapatan merupakan hal yang
penting dalam pembiayaan segala kegiatan dalam rangka penyelenggaraan urusan
rumah tangga daerah, tetapi selama periode penelitian yaitu tahun 2009-2011,
PDAM Way Agung selalu mengalami kerugian. Asumsinya bagaimana PDAM
Way Agung mampu berkontribusi terhadap PAD jika setiap tahunnya selalu
mengalami kerugian. Keterangan jumlah kerugian PDAM Way Agung selama
periode penelitian tahun 2009-2011dapat kita lihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Jumlah Laba/Rugi PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus tahun
2009-2011.
No.

Tahun

Laba/Rugi
(Rp)
1
2009
(281.306.543,01)
2
2010
(641.240.813,89)
3
2011
(1.528.850.753,09)
Sumber :PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus.
Dari tabel di atas dapat dilihat selama periode penelitian yaitu 2009-2011 jumlah
kerugian PDAM Way Agung terus meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa
PDAM Way Agung belum mampu memberikan kontribusi terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) setempat. Melihat adanya ketidakmampuan PDAM Way
Agung dalam menjalankan tugasnya dengan baik, penulis tertarik untuk meneliti
lebih jauh lagi bagaimanakah kinerja PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus,
menggunakan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 sebagai
alat analisis. Penggunaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun
1999 ini didasarkan pada aspek-aspek yang akan diteliti pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) untuk menentukan kinerjanya.

Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumnya yaitu G.M Suwartono (2002).
Perbedaanya terletak pada tujuan penelitian, aspek penilaian dan sampel
penelitian. Pada penelitian sebelumnya, penelitian bertujuan untuk menilai kinerja
PDAM dan menetukan strategi pemberdayaan kinerja, aspek yang dinilai untuk
menetukan kinerja PDAM adalah aspek keuangan dan aspek operasional, dan
PDAM Kabupaten Sleman sebagai sampel penelitian.Sedangkan penelitian ini
bertujuan untuk menilai kinerja PDAM saja dengan menambahkan aspek
administrasi dalam penilaian kinerja PDAM, dan PDAM Way Agung Kabupaten
Tanggamus sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Way Agung
Kabupaten Tanggamus Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 1999”.

1.2

Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan
masalah untuk penelitian ini adalah:
Bagaimanakah kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung
Kabupaten Tanggamus periode 2009-2011?

1.2.2

Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup
dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dinilai menggunakan
Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yaitu tentang pedoman penilaian
kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
2. Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum dinilai melalui 3 aspek yaitu aspek
keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi.
3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PerusahaanDaerah Air
MinumWay Agung Kabupaten Tanggamus.periode 2009-2011.

1.3
1.3.1

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untukmengukur dan menilai kinerja Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Way Agung Kabupaten Tanggamus, melalui penilaian kinerja
terhadap aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 periode 2009-2011”.

1.3.2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi akademisi
-

hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penambah
wawasan, pengetahuan, dan referensi penulisan karya ilmiah tentang
kinerja PDAM.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus
-

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
dalam mengukur dan menilai kinerja Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Way Agung.

3. Bagi Perusahaan Daerah Air Minum Way Agung
-

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam
mengambil kebijakan guna pengembangan perusahaan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah instrumen yang digunakan untuk menilai hasil akhir
pelaksanaan kegiatan terhadap target dan tujuan kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengukuran kinerja terdiri dari aktivitas pendokumentasian proses
pelaksanaan yang terdiri atas proses dan aktivitas yang dilakukan untuk mengubah
input menjadi output. Pengukuran kinerja dilanjutkan dengan penilaian keluaran
yang dilakukan dengan membandingkan perubahan ekonomi atau perubahan
sosial dari pelaksanaan sebuah kegiata n/kebijakan terhadap tujuan kegiatan /
kebijakan yang telah ditetapkan. Keberhasilan sebuah organisasi sektor publik
tidak dapat diukur semata-mata dari perspektif keuangan. Surplus atau defisit
dalam laporan keuangan tidak dapat menjadi tolok ukur keberhasilan. Karena sifat
dasarnya yang tidak mencari profit, keberhasilan sebuah organisasi sektor publik
juga harus diukur dari kinerjanya.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja,
yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi, program, atau kegiatan.
Pengukuran kinerja di organisasi sektor publik bukanlah hal mudah, salah satunya
disebabkan oleh tidak adanya sebuah teknik atau cara yang baku untuk
melakukannya. Diskusi dan wawancara tentang hal ini berkembang setidaknya
dalam tiga hal. Pertama, apa yang diukur, kedua, bagaimana mengukurnya, ketiga,
bagaimana melaporkannya. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses

sistematis untuk menilai apakah program/kegiatan yang telah direncanakan telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana tersebut dan yang lebih penting adalah
apakah telah mencapai keberhasilan yang telah ditargetkan pada saat perencanaan.
Pengukuran kinerja dimulai dengan proses penetapan indikator kinerja yang
memberikan informasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan unit kerja sektor
publik untuk memonitor kinerjanya dalam menghasilkan output dan outcome
terhadap masyarakat. Pengukuran kinerja bermanfaat untuk membantu para
pengambil keputusan dalam memonitor dan memperbaiki kinerja dan berfokus
pada tujuan organisasi dalam rangka memenuhi akuntabilitas publik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 1999 sebagai landasan dalam pengukuran kinerja, dikarenakan
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tertuang bahwa
kinerja merupakan tingkat keberhasilan pengelolaan PDAM dalam satu tahun
buku, penilaian kinerja PDAM meliputi penilaian tiga aspek yaitu aspek
keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Setiap aspek memiliki 10
indikator yang mewakili penilaian masing-masing aspek yaitu:
1. Aspek Keuangan
a. Rasio laba terhadap aktiva produktif.
b. Rasio laba terhadap penjualan.
c. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar.
d. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas .
e. Rasio total aktiva terhadap total utang.
f. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi.

g. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusulan terhadap angsuran pokok
dan bunga jatuh tempo.
h. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air.
i. Jangka waktu penagihan.
j. Efektivitas penagihan.

2. Aspek Operasional
a. Cakupan pelayanan.
b. Kualitas air distribusi.
c. Kontinuitas air.
d. Produktivitas pemanfaatan instalasi.
e. Tingkat kehilangan air.
f. Peneraan meter.
g. Kecepatan penyambungan.
h. Kemampuan penanganan.
i. Kemudahan pelayanan.
j. Rasio karyawan per 1000 pelanggan.

3. Aspek Administrasi
a. Rencana jangka panjang.
b. Rencana organisasi dan uraian tugas.
c. Prosedur operasi standar (SOP).
d. Gambaran nyata laksana.
e. Pedoman penilaian kinerja karyawan.
f. Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

g. Tertib Laporan Internal.
h. Tertib Laporan External.
i. Opini auditor independen.
j. Tindak lanjut pemeriksaan tahun akhir.

2.2

Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas tersebut. Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dikatakan bahwa
laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain
laporan sumber dan penggunaan dana-dana. Laporan keuangan dibuat dengan
maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang
dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.

Menurut Munawir (2004) laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.Data-data keuangan
tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut
sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan
diambil. Dengan begitu laporan keuangan dapat digunakan sebagai variabel dalam
pengukuran kinerja suatu perusahaan pada periode tertentu. Dengan melakukan
analisa terhadap laporan keuangan, pihak manajemen dapat mengetahui

perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun, sehingga dengan mengetahui
perkembangan perusahaan tersebut, pihak manajemen juga dapat memperbaiki
kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

Ada beberapa metode dan teknik analisa yang digunakan untuk mengukur
hubungan yang ada antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat
diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu.Salah satunya adalah analisa perbandingan laporan keuangan
sebagaimana yang dilakukan peneliti dalam menganalisa laporan keuangan
PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus.Analisa perbandingan laporan
keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan
keuangan untuk dua periode atau lebih. Metode dan teknik analisa apapun yang
digunakan mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data dapat
lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
bagi pihak-pihak yang berkaitan.

2.3

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu bentuk Perusahaan
Daerah yang ada di setiap kabupaten/kota, dimana badan usaha ini dibentuk oleh
pemerintah daerah yang bergerak pada pengadaan, pengelolaan, dan
pengembangan air bersih.Pengelolaan PDAM diserahkan sepenuhnya kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota.Selanjutnya PDAM diharapkan berfungsi
sebagai pelayan masyarakat dan diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada umumnya Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) di Indonesia dalam menjalankan usahanya dibebankan tiga misi, yaitu
sebagai pelayan masyarakat, sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD), dan juga sebagai agen pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/KPTS/1984
tanggal 8 Agustus 1984 diketahui bahwa tugas pokok PDAM adalah
melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih dengan
tujuan memberikan pelayanan air bersih bagi masyarakat secara adil dan merata,
terus menerus sesuai dengan persyaratan higienis

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mempunyai misi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan
kesejahteraan yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan air
bersih.
2. Turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dibidang
penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.
3. Sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Dalam rangka menjalankan misi tersebut, PDAM mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Pelayanan umum/jasa.
2. Penyelenggaraan kemanfaatan umum, dengan mengelola sumber air untuk
memperoleh air bersih dan menyalurkannya kepada pelanggan.
3. Peningkatan kesejahteraan dibidang sarana air bersih, dengan membangun
jaringan distribusi dan transmisi dalam rangka mengoptimalkan penyaluran
air bersih kepada masyarakat di wilayah kerjanya serta melakukan

pemeliharaan jaringan distribusi dan transmisi untuk menekan
kebocoran/kehilangan air.
4. Peningkatan pendapatan.

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa PDAM mengembangkan misi ekonomi
dan misi non ekonomi. Aspek ekonomi terlihat ketika PDAM menjalankan
fungsinya yaitu memperoleh keuntungan yang memadai, sebab apabila PDAM
tidak memperoleh profit yang memadai, maka PDAM tidak akan mampu
menjalankan fungsi publiknya secara optimal sehingga kegiatan ini akan
mempengaruhi kinerja perusahaan yang akhirnya akan berdampak pada
pencapaian misi perusahaan.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan
yang diteliti. yang diperoleh melalui permohonan secara resmi pada instansi
terkait yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Way Agung Kabupaten
Tanggamus.
b. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain) berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan
(Indriantoro dan Supomo, 2002).

3.2

Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti mengunakan beberapa teknik pengumpulan
data yaitu :
a. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan mengadakan pencatatan-pencatatan yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti, mulai dari data keuangan, data operasional,
sampai data administrasi.

b. Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh
dari buku ataupun sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.

3.3

Lokasi Penelitian

Peneliti memilih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung Kabupaten
Tanggamus sebagai lokasi dalam penelitian ini.Pemilihan lokasi ini didasarkan
ketersediaan perusahaan untuk di teliti.

3.4

Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja PDAM Way Agung
Kabupaten Tanggamus adalah analisis rasio yang mengacu pada Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.Penulis menggunakan Kepmendagri
Nomor 47 Tahun 1999 sebagai alat analisis karena rasio-rasio yang ada dalam
Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 ini sudah mewakili beberapa rasio yang
dipakai untuk menilai kinerja perusahaan pada umumnya antara lain:
a. Rasio likwiditas, menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewjiban keuangannya pada saat ditagih. Rasio
ini diwakili oleh indikator ke 3 dalam aspek keuangan yaitu Rasio Aktiva
Lancar terhadap Hutang Lancar.
b. Rasiosolvabilitas, menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajibankeuangannya apabila perusahaan tersebut telah
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

Rasio ini diwakili oleh indikator ke 4 dalam aspek keuangan yaitu Rasio
Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas, yang mengukur sejauh mana
ekuitas mampu menjamin hutang jangka panjang yang ada.
c. Rasio profitabilitas, menunjukan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu, diukur dari kemampuan
perusahaan menggunakan aktivanya secara produktifdengan
membandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan
jumlah aktiva perusahaan. Rasio ini diwakili oleh indikator pertama dalam
aspek keuangan yaitu Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif.

Berikut ini akan dijelaskan indikator penilaian kinerja dari masing-masing aspek
yang tertuang dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yaitu:
1. Aspek Keuangan
Aspek ini memberikan gambaran mengenai tingkat kesehatan manajemen dalam
mengelola kekayaan perusahaan yang meliputi :
a. Rasio laba terhadap aktiva produktif digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari jumlah aset produktif yang
dikelola, diukur dengan rumus:
rasio laba terhadap aktiva produktif
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >10%, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >7% - 10%, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio >3% - 7%, maka nilai yang diperoleh adalah 3
jika besar angka rasio >0% - 3%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio ≤0%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Jika terjadi peningkatan rasio laba terhadap aktiva produktif dengan
membandingkan rasio laba terhadap aktiva produktif tahun lalu dengan tahun ini
maka ada penilaian tambahan berupa bonus sebagai berikut:
jika terjadi kenaikan sebesar >12%, diberikan nilai bonus sebesar 5,
jika terjadi kenaikan sebesar >9% - 12%, diberikan nilai bonus sebesar 4,
jika terjadi kenaikan sebesar >6% - 9%, diberikan nilai bonus sebesar 3,
jika terjadi kenaikan sebesar >3% - 6%, diberikan nilai bonus sebesar 2,
jika terjadi kenaikan sebesar >0% - 3%, diberikan nilai bonus sebesar 1,
Laba sebelum pajak = pendapatan usaha + pendapatan non usaha - biaya usaha biaya non usaha.
Aktiva produktif = aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai
buku), tidak termasuk aktiva tetap dalam penyelesaian.

b. Rasio laba terhadap penjualan digunakan untuk mengukur laba yang dapat
dihasilkan dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan, diukur dengan
rumus:
rasio laba terhadap penjualan
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >20%, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >14% - 20%, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>6% - 14%, maka nilai yang diperoleh adalah 3
jika besar angka rasio>0% - 6%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio ≤0%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Jika terjadi peningkatan rasio laba terhadap penjualan air dengan membandingkan
rasio laba penjualan air tahun lalu dengan tahun ini maka ada penilaian tambahan
berupa bonus sebagai berikut:
jika terjadi kenaikan sebesar >12%, diberikan nilai bonus sebesar 5,
jika terjadi kenaikan sebesar >9% - 12%, diberikan nilai bonus sebesar 4,
jika terjadi kenaikan sebesar >6% - 9%, diberikan nilai bonus sebesar 3,
jika terjadi kenaikan sebesar >3% - 6%, diberikan nilai bonus sebesar 2,
jika terjadi kenaikan sebesar >0% - 3%, diberikan nilai bonus sebesar 1,
Penjualan = pendapatan usaha.

c. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar digunakan untuk menilai
kesediaan aset-aset likuid untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam
rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga
yang jatuh tempo, diukur dengan rumus:
rasio aktiva lancar terhadap utang lancar
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >1,75 – 2, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >1,5 -1,75, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>1,25-1,5, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>1,0- 1,25, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio ≤1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1.
Aktiva lancar = Aktiva yang tingkat likuiditasnya paling lama satu tahun .
Hutang lancar = Kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu paling lama
satu tahun.

d. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas, diukur dengan rumus:
rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio ≤ 0,5 , maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio > 0,5-0,7, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>0,7-0,8, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>0,8-1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio >1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1.
Utang jangka panjang = Kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun.
Ekuitas = Modal dan cadangan.

e. Rasio total aktiva terhadap total utang digunakan untuk menilai tingkat
kecukupan dari seluruh aset yang tersedia dibandingkan dengan seluruh
hutang perusahaan, diukur dengan rumus:
rasio total aktiva terhadap total utang
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >1,7-2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>1,3-1,7, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>1,0-1,3, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio ≤1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Total aktiva = aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai buku)
+ aktiva lain-lain.
Total utang = utang lancar + utang jangka panjang + utang lain-lain.

f. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi digunakan untuk
menganalisis efisiensi/kehematan dalam penggunaan sumber dana dan daya
untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, diukur dengan rumus:
rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio ≤0,5, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >0,5-0,65, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>0,65-0,85, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>0,85-1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio 2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >1,7-2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>1,3-1,7, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>1,0-1,3, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio ≤1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1.
Laba operasi sebelum penyusutan = rugi/laba bersih – beban penyusutan
Angsuran pokok = Angsuran pokok utang jangka panjang yang jatuh tempo
termasuk tunggakan.
Bunga jatuh tempo = Kewajiban pembayaran bunga utang jangka panjang
termasuk tunggakan.
h. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air digunakan untuk menganalisis
produktivitas/pendayagunaan dari aset aset yang tertanam dan dimanfaatkan
dalam menghasilkan pendapatan dalam menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan daerah, diukur dengan rumus:
rasio aktiva produktif terhadap penjualan air
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio ≤2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >2,0-4,0, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>4,0-6,0, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>6,0-8,0, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio >8,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1.
Penjualan air = Pendapatan penjualan air.

i. Jangka waktu penagihan piutang digunakan untuk menganalisis kemampuan
manajemen dalam mengendalikan piutang yaitu menilai lamanya waktu
rata-rata piutang tertagih, diukur dengan rumus:
jangka waktu penagihan piutang
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio ≤60, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >60-90, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>90-150, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>150-180, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio >180, maka nilai yang diperoleh adalah 1.
Piutang usaha = Piutang air + Piutang non air – Penyisihan piutang.
Jumlah penjualan per hari = Pendapatan operasi : 360

j. Efektivitas penagihan digunakan untuk menganalisis efektivitas dari upaya
manajemen dalam pengendalian piutang, yaitu menilai berapa persen
piutang tertagih menjadi kas, diukur dengan rumus:
efektivitas penagihan
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >90%, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >85%-90%, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>80%-85%, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>75%-80%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio ≤75%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Rekening tertagih = Jumlah penerimaan dari rekening penjualan air yang
diterbitkan selama satu tahun buku .

2. Aspek Operasional
Aspek operasional merupakan gambaran tingkat produksi, distribusi dan
pelayanan produksi air bersih kepada seluruh warga masyarakat, yang meliputi 10
indikator sebagai berikut:
a. Cakupan pelayanan merupakan gambaran kemampuan PDAM menjalankan
fungsi pelayanan yaitu seberapa jumlah penduduk yang terlayani air bersih
PDAM dalam suatu daerah, diukur dengan rumus:
cakupan pelayanan
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >60%, maka nilai yang diperoleh adalah 5,
jika besar angka rasio >45%-60%, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>30%-45%, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>15%-30%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio 12%, diberikan nilai bonus sebesar 5,
jika terjadi kenaikan sebesar >9% - 12%, diberikan nilai bonus sebesar 4,
jika terjadi kenaikan sebesar >6% - 9%, diberikan nilai bonus sebesar 3,
jika terjadi kenaikan sebesar >3% - 6%, diberikan nilai bonus sebesar 2,
jika terjadi kenaikan sebesar >0% - 3%, diberikan nilai bonus sebesar 1.

Jumlah penduduk terlayani = Jumlah orang yang sudah mendapat pelayanan air
bersih di wilayah administrasi daerah kabupaten/kota pemilik PDAM .
Jumlah Penduduk = Jumlah penduduk dalam wilayah administratif daerah
kabupaten/kota pemilik PDAM .

b. Kualitas air distribusi yaitu gambaran tentang kualitas air yang diproduksi
oleh PDAM. Pengukuran indikator ini berdasarkan pemenuhan syarat yang
ditetapakan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsi
masyarakat, dalam hal ini adalah PT. SUPERINTENDING COMPANY OF
INDONESIA.
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika kualitas air memenuhi syarat air minum, maka nilai yang diperoleh
adalah 3,
jika kualitas air memenuhi syarat air bersih, maka nilai yang diperoleh
adalah 2,
jika kualitas air tidak memenuhi syarat, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

c. Kontinuitas air yaitu gambaran kemampuan PDAM dalam menyediakan
kesinambungan air mengalir dirumah pelanggan. Pengukurannya adalah
apakah air mengalir secara terus - menerus selama 24 jam.
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jikasemua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam, maka nilai yang
diperolehadalah 2,
jikabelum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam, maka nilai yang
diperolehadalah 1.

d. Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi yaitu memberikan gambaran
kapasitas produksi air oleh PDAM dari instalasi terpasang, diukur dengan
rumus:
produktivitas pemanfaatan instalasi produksi
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >90%, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>80%-90%, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>70%-80%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio 20%-30%, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>30%-40%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio >40%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

f. Peneraan meter air yaitu memberikan gambaran aktivitas PDAM dalam
melakukan peneraan meter bagi ketepatan ukuran penggunaan volume air,
diukur dengan rumus:
peneraan meter air
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio>20%-25%, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>10%-20%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio 6 hari.
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika lama penyambungan 6 hari kerja, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

h. Kemampuan penanganan pengaduan yaitu gambaran kemampuan PDAM
dalam menyelesaikan pengaduan-pengaduan pelanggan, diukur dengan
rumus: kemampuan penanganan pengaduan

Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika besar angka rasio >90%, maka nilai yang diperoleh adalah 4,
jika besar angka rasio>85%-90%, maka nilai yang diperoleh adalah 3,
jika besar angka rasio>80%-85%, maka nilai yang diperoleh adalah 2,
jika besar angka rasio ≤80%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.
i. Kemudahan pelayanan yaitu gambaran ketersediaan sarana penunjangan
dalam rangka memberikan pelayanan baik untuk pelayanan pembayaran
rekening air. Dapat diukur dengan apakah tersedianya gardu pelayanan
selain di kantor pusat.
Kriteria penilaianya adalah sebagai berikut:
jika tersedia, maka nilai yang diperoleh adalah: 2,
jika tidak tersedia, maka nilai yang diperoleh adalah: 1.

j. Rasio karyawan per 1000 pelanggan yaitu memberikan rasio jumlah
kar

Dokumen yang terkait

SKRIPSI PERAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DALAM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 1999.

0 2 11

PENDAHULUAN PERAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DALAM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA SURAKARTA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 1999.

0 2 18

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BOYOLALI Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Di Boyolali Periode 2008 Sampai 2010.

0 1 12

Analisis kinerja perusahaan daerah air minum berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 : studi kasus di PDAM Kabupaten Sleman.

0 1 220

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUDUS

0 0 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAKMUR KABUPATEN SUKOHARJO BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 47 TAHUN 1999

0 0 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

0 0 12

Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Semarang

0 0 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BETUAH KABUPATEN BANYUASIN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO 47 TAHUN 1999

0 1 13

Analisis kinerja perusahaan daerah air minum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 : studi kasus pada PDAM Kabupaten Wonosobo tahun 2007-2009 - USD Repository

0 0 120