1. Pendahuluan
Abalon merupakan salah satu komoditi perikanan laut yang memiliki nilai ekonomi yang prospektif karena harga yang cukup mahal dan ketersediaannya masih di bawah permintaan pasar
international Freeman, 2001. Suplai pasar abalon dari di negara-negara produser utama abalone Jepang, Taiwan, Amerika Serikat dan Australia masih belum dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Kontribusi Indonesia terhadap industri perikanan abalon masih sangat minim dikarenakan perikanan abalone di Indonesia masih tergolong kecil dan belum memasyarakat dibandingkan
usaha perikanan lainnya seperti udang, ikan dan rumput laut Setyono, 2004. Selain itu, perikanan abalon di Indonesia masih tergantung pada hasil tangkapan dari alam Rusdi dkk., 2011.
Sumberdaya alam abalon di Indonesia tersebar luas di perairan Sumatra, Sulawesi, NTT, Madura, Maluku dan B ali. Jenis abalon yang telah dikembangkan adalah
Haliotis asinina
,
Haliotis squamata
dan
Haliotis diversicolor
Fermin dan Encena II, 2009; Susanto dkk., 2010; Rusdi dkk, 2011. Di wilayah perairan Bali,
H squamata
adalah indigenus di kawasan pantai Desa Cemagi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Sumberdaya abalon di kawasan tersebut
tergolong melimpah dan telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat. Belum ada informasi ilmiah hasil penelitian tentang potensi dan tingkat eksploitasi abalon
H. squamata
di wilayah tersebut. Hasil studi pendahuluan mengindikasikan bahwa populasi abalon di kawasan pantai Desa
Cemagi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung telah mengalami tekanan yang berasal dari aktifitas pengambilan eksploitasi abalon oleh masyrakat secara terus menerus tanpa pengelolaan
yang menjamin sustainabilitas sumberdaya abalon di kawasan tersebut. Tekanan lainnya berasal dari pengalihan fungsi kawasan sekitar habitat abalon untuk perkembangan pariwisata bahari.
Untuk itu sangat urgen untuk dilakukan penelitian tentang potensi dan tingkat eksplotasi sumberdaya abalon
H. squamata
guna menyusun konsep pemanfaatan abalon yang sustainabel di kawasan pantai Desa Cemagi Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.
2. Bahan dan Metode