Potensi sumberdaya abalon Aktifitas eksploitasi abalon Faktor lingkungan

alga menggunakan Mather and Bennet 1994, identifikasi tanaman lamun menggunakan acuan dari Short et al . 2004 dan McKenzie and Yoshida 2009. Aktifitas eksploitasi abalon Penelitian tentang aktifitas dilakukan dengan metode wawancara, data yang diamati mencakup kelompok nelayan dan aktifitas eksploitasi abalon frekuensi pengambilan abalon, jumlah dan ukuran abalon yang ditangkap. Gambaran kasar jumlah abalon yang terambil dari setiap pengambilan oleh nelayan dianalisa dengan menggunakan catch per unit effort CPUE dari Bene dan Tewfik 2000. Ci = hasil tangkapan selama bulan i; Ei = Banyaknya melaut selama bulan i Nilai ekonomi aktifitas penangkapan abalon dianalisa dengan revenue per unit effort RPUE dari Bene dan Tewfik 2000. CUPE = nilai CPUE bulan i ; Pi = harga pada bulan i Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang diamati adalah faktor fisikaperairan pantai kedalaman dasar perairan dan tipe sedimen. Pengamatan faktor lingkungan juga dilakukan di kawasan darat sekitar pantai yaitu peruntukkan kawasan. Peruntukkan kawasan diklasifikasikan kedalam empat kelompok peruntukkan yaitu pertanian, pemukiman dan pariwisata dan alami tidak ada aktifitas.

3. Hasil

3.1. Potensi sumberdaya abalon

Sebaran abalon di pantai Mengening menunjukkan bahwa abalon hanya dapat ditemukan di kawasan tubir dan tidak ditemukan di kawasan pantai. Kepadatan abalon di pantai Mengening sangat rendah berkisar antara 2 – 5 individumeter persegi. Sebaran ukuran panjang cangkang abalon yang ditangkap berkisar antara antara 30 mm – diatas 80 mm Gambar 1 Gambar 1. Sebaran ukuran panjang cangkang abalon yang ditangkap 3.2. Sumberdaya pendukung jenis bahan pakan Hasil pengamatan dan identifikasi alga di kawasan pantai Cemagi ditemukan 17 genus alga yang tergolong 3 famili yaitu alga merah Rhodophyceae,alga coklat Phaeophyceae dan alga hijau Chlorophyceae , 4 jenis lamun seagrass . Alga merah teridentifikasi 6 jenis Gracilaria sp, Amphiroa sp, Porphyra sp, Eucheuma sp, Callophyllis sp dan Liagora sp. Alga cokelat 6 jenis Sargassum sp, Padina sp, Hypnea sp, Craspedocarpus sp, Ralfsia sp dan Fucus sp. Alga hijau 4 jenis Ulva sp, Boergesinea sp, Caulerpa sp dan Cladophora sp. Satu jenis alga tidak teridentifikasi, alga ini dikenal dengan nama lokal bulung alga sabun. Empat jenis lamun yang ditemukan yaitu Thalassia hemprichii ; Cymodocea sp dan Enhalus acroides dan Halodule sp.

3.3. Aktifitas eksploitasi abalon

Waktu Pengambilan abalon Hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh keterangan bahwa aktifitas pengambilan abalon hanya dapat dilakukan pada waktu perairan surut, ketika bulan kecil tilem atau bulan besar purnama yaitu antara 3 – 5 hari setelah waktu bulan kecil dan bulan besar. Jumlah dan nilai ekonomi Tangkapan Hasil pengamatan mulai bulan Maret sampai Juni menunjuukan bahwa nilai CPUE berkisar antara 4,3 kg bulan Juni sampai 36,8 kg Maret dan RPUE antara Rp. 12.000 Juni sampai 110.000 Maret dengan asumsi harga jual abalon di lapangan berkisar antara Rp.3.000,-.per ekor.

3.4. Faktor lingkungan

Kawasan Desa Cemagi pada dasarnya adalah kawasan pertanian yang memiliki wilayah pantai. Seiring dengan perkembangan industri pariwisata, kawasan Desa Cemagi telah berkembang menjadi salah satu kawasan pariwisata wilayah Kabupaten Badung yang berkembang pesat. Hal 5 10 15 20 25 30 35 40 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 J u m la h a b a lo n d it a n g k a p Ukuran panjang cangkang cm ini diindikasikan dengan semakin banyaknya pengalihan fungsi lahan pertanian sawah dan kebun menjadi kawasan fasilitas pariwisata seperti villa.

4. Pembahasan