Pengelolaan Potensi Konflik JURNAL Melati Budi Srikandi D0212069

commit to user 8 konsumsi anggota dari budaya yang lain. 8 Aspek utama dari komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar pribadi diantara komunikator dan komunikan yang kebudayaannya berbeda. Tidak masalah apakah kejadian itu terjadi dalam satu bangsa atau antar bangsa yang berbeda, yang jelas adalah budayanya yang berbeda.

2. Pengelolaan Potensi Konflik

Penelitian komunikasi antar budaya yang mengambil fokus lacakan pada masyarakat dengan latar belakang agama yang berbeda dan relatif tidak pernah terjadi konflik nampaknya belum banyak dilakukan. Penelitian oleh Kobayashi dan Viswat 2016 misalnya, mengambil fokus pada komunikasi antar budaya yang terjadi di antara mahasiswa asal Jepang yang sedang belajar di Amerika di satu sisi dengan mahasiswa asli Amerika. Dengan menggunakan pendekatan multiple method menggunakan teknik survey disertai wawancara dalam konteks pengembangan strategi negosiasi terutama ketika menghadapi situasi sulit, kedua peneliti tersebut berkesimpulan bahwa perspektif-perspektif yang bersifat dimensional dikembangkan oleh kedua belah pihak partisipan ketika menjalin komunikasi. 9 Secara objektif bisa dikatakan bahwa jalinan hubungan antar manusia dengan latar belakang budaya danatau etnis yang berbeda dapat diwarnai munculnya konflik. Namun, apa yang terjadi pada masyarakat pendatang di Dusun Wanasari dan penduduk setempat pada kenyataannya tidak terjadi konflik. Sebagian riset menjelaskan mengenai cara mengelola potensi konflik sehingga konflik tidak pernah terjadi. Kajian oleh Rahim, 1986; RahimMagner, 1995; Thomas Killmann, 1974 Martin dan Nakayama, 2010: 436 mengemukakan 5 8 Samovar, L.A Porter, R dan McDaniel, Edwin R., Op.,Cit., Hlm., 19 9 Kobayashi, Junko dan Linda Viswat. 2016. “Negotiation Strategies Employed in Difficult Situation: Focus on Japanese and American University Students”, Journal of Intercultural Communication, Communication Studies,ISSN 1404-1634, issue 40, March 2016. [URL: http:immi.seintercultural -- - 28Jun2016] commit to user 9 lima cara spesifik dalam mengelola konflik, yaitu: dominating, integrating, compromising, obliging, dan avoiding . Cara dominating atau mendominasi mencerminkan kepedulian tinggi terhadap diri sediri dan kepedulian rendah untuk orang lain. Sementara itu, cara integrating mempersatukan menggambarkan kepedulian yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain dan melibatkan pertukaran informasi baik secara terbuka maupun secara langsung dalam upaya untuk mencapai solusi yang dapat diterima kedua belah pihak. Cara selanjutnya adalah compromising kompromi yang menggambarkan tingkat moderat yang tinggi baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain sehingga dapat menemukan solusi yang saling diterima. Cara yang keempat adalah obliging yang menggambarkan situasi di mana satu orang dalam konflik berada pada posisi yang berbeda dan tidak kompatibel dan menekankan kesamaan yang memenuhi kepedulian orang lain. Cara yang terakhir adalah avoiding mencerminkan kepedulian yang rendah baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. 10 Dalam kaitannya dengan penelitian ini, cara spesifik dalam mengelola konflik yang akan diperdalam adalah mengenai integrating dan juga compromising . Dalam sebuah proses komunikasi antar budaya, diperlukan adanya kesesuaikan pada unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terdapat keserasian fungsi yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Pendekatan integrating dikembangkan dengan mengutamakan intercultural competence . Intercultural competence tersebut yang diantaranya adalah toleransi, respect , saling pengertian, berpikiran terbuka, positive thinking , empati, kepercayaan, serta motivasi. 11 10 Martin, Judith N. dan Thomas K. Nakayama, Op.,Cit., Hlm., 438-439 11 Ayalew, Anteneh Tsegaye. 2012. “An Integrative Approach to Intercultural Communication in Context: Emprical Evidences from Higher Education” , A dissertation submitted to the Faculty of Language, Literature and Culture of Justus Liebieg University Gies diakses melalui http:geb.uni- giessen.degebvolltexte201410626pdfAyalewAnteneh_2012_06_26.pdfpada 24 Juli 2016 commit to user 10 Dalam kaitannya dengan penelitian ini, intercultural competence lebih ditekankan dalam hal toleransi, empati dan positive thinking . Ketiga hal tersebut dianggap sebagai kunci dari terciptanya situasi kondusif dalam kehidupan bermasyarakat antara penduduk pendatang dan penduduk asli.

3. Peran Tradisi dalam Menopang Jalinan Komunikasi