Perbedaan dalam Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Politik dan Keamanan Kesamaan dalam Berbagai Hal Pembentukan ASEAN

Bab III ~ Peran Indonesia di Asia Tenggara 88 a. Perbedaan Kondisi Geografis Meski sama-sama berada di Asia Tenggara, setiap negara memiliki kekayaan alam yang berbeda-beda. Indonesia memiliki wilayah yang amat luas. Sementara Singapura dan Brunai Darussalam memiliki wilayah yang sempit. Brunai memiliki kekayaan minyak bumi yang besar tetapi Singapura tidak. Jadi setiap negara harus bekerja sama dengan negara lain. Hal tersebut dikarenakan setiap negara membutuhkan barang dari negara lain.

b. Perbedaan dalam Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Perbedaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong kerja sama di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, industri, dan bidang lainnya yang membutuhkan keahlian dan mesin-mesin modern. Sebagai contoh, Singapura terkenal maju dalam bidang pendidikan. Pelajar Indonesia dengan demikian dapat belajar ke Singapura daripada jauh-jauh belajar ke Amerika serikat. Namun sebaliknya, karena Indonesia memiliki daerah pertanian dan lautan yang luas, negara lain dapat belajar mengenai teknik pertanian dari Indonesia.

c. Politik dan Keamanan

Kerja sama seringkali dilakukan karena kesamaan paham politik. Tujuan kerjasama ini adalah untuk mengakrabkan hubungan kedua negara. Dapat juga digunakan untuk melindungi kepentingan politik negara-negara penganut paham yang sama terhadap paham politik lainnya. Kesadaran akan saling tolongmenolong, berada dalam kawasan yang sama, dan menjaga keamanan bersama juga dapat menumbuhkan kerja sama. Hubungan kerja sama antarnegara dalam suatu kawasan dapat dilakukan antara lain melalui latihan militer bersama atau patroli bersama di laut.

d. Kesamaan dalam Berbagai Hal

Terkadang bukan perbedaan yang membuat kita bekerja sama dengan negara tetangga. Persamaan posisi, kebudayaan, asal-usul, dapat mendorong terjalinnya kerja sama. Meskipun terdapat beragam alasan untuk bekerja sama dengan negara lain, kerja sama itu haruslah membawa manfaat. Beragam manfaat bisa kita petik dari kerjasama dengan negara lain. Manfaat itu antara lain kebutuhan hidup dapat terpenuhi. Selain itu, kita dapat bertukar pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan teknologi. Melalui pertukaran itu, kualitas sumber daya manusia kita dapat meningkat. Di unduh dari : Bukupaket.com Pendidikan Kewarganegaraan SD Kelas VI 89 4. Kerja sama ASEAN Gambar 3.13 Penandatanganan Deklarasi Bangkok

a. Pembentukan ASEAN

Perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur juga mempengaruhi kawasan Asian Tenggara. Pembentukan blok-blok atau organisasi kerja sama antarnegara dalam kawasan ini terutama dalam bidang pertahanan dan keamanan mempertegas hal ini. Pada tanggal 8 September 1958, Australia, Perancis, Inggris, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Amerika Serikat mendirikan Pakta Pertahanan Asia Tenggara SEATO. SEATO dibentuk untuk menjalin kerja sama dalam bidang pertahanan dan bertujuan untuk membendung pengaruh komunis di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 1961, dengan dukungan dari Thailand dan Filipina, Malaysia membentuk Perhimpunan Asia tenggara ASA. ASA bertujuan untuk menjalin kerja sama dalam bidang ekonomi dan kebudayaan. Tuanku Abdul Rahman, pemimpin Malaysia pada saat itu, menginginkan negara lain dalam kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk bergabung. Namun Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno menolak untuk bergabung. Indonesia bahkan mencurigai bahwa organisasi tersebut merupakan perpanjangan tangan atau melayani kepentingan negara-negara Barat. ASA tidak berjalan mulus karena terjadi perseteruan di antara mereka. Pada tahun 1962, Filipina mengklaim bahwa Sabah negara bagian Malaysia merupakan bagian dari Filipina. Pada tahun 1963, organisasi lain dikenal sebagai Maphilindo dibentuk. Maphilindo terdiri dari Malaysia, Filipina dan Indonesia. Namun, organisasi ini tidak bertahan lama setelah Indonesia menghidupkan konfrontasi dengan Malaysia. w w w .a se an se c.o rg Di unduh dari : Bukupaket.com Bab III ~ Peran Indonesia di Asia Tenggara 90 Pada bulan Maret tahun 1966, muncul ide untuk menghidupkan kembali ASA. Namun, Indonesia tetap menolak untuk bergabung. Setelah pemerintah Indonesia dipegang oleh Presiden Soeharto, Indonesia kembali menjalin hubungan dengan Malaysia dan singapura. Hubungan Indonesia juga meluas dengan negara-negara lain di kawasan Asia tenggara. Pada tanggal 8 agustus 1967, lima menteri luar negeri dari Indonesia, Thailand, singapura, Filipina, dan Malaysia bertemu di Bangkok. Pertemuan tersebut kemudian menghasilkan kesepakatan berupa pendirian Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara ASEAN. Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh kelima delegasi dari masing-masing negara.