PENERAPAN PENGAWASAN INSPEKTORAT TERHADAP RENCANA STRATEGIS DI KABUPATEN WAY KANAN

(1)

PENERAPAN PENGAWASAN INSPEKTORAT TERHADAP

RENCANA STRATEGIS DI KABUPATEN WAY KANAN

(Skripsi )

Oleh :

Eko Yudistian

0742011128

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

PENERAPAN PENGAWASAN INSPEKTORAT TERHADAP

RENCANA STRATEGIS DI KABUPATEN WAY KANAN

Oleh

EKO YUDISTIAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2012


(3)

Judul Skripsi : PENERAPAN PENGAWASAN INSPEKTORAT TERHADAP RENCANA STRATEGIS DI KABUPATEN WAY KANAN

Nama Mahasiswa : Eko Yudistian

Nomor pokok Mahasiswa : 0742011128

Program Studi : Hukum Administrasi

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Charles Jackson, S.H.M.H. Elman Eddy Patra, S.H., M.H.

NIP 195512171981031002 NIP 196007141986031002

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Nurmayani, S.H., M.H.


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Charles Jackson, S.H.M.H. ………

Sekretaris/ Anggota :Elman Eddy Patra, S.H., M.H. ………

Penguji utama :Upik Hamidah, S.H., M.H. ………

2. Dekan Fakultas Hukum

DR. Heriyandi, S.H. M.S. NIP : 196211091987031003


(5)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION INSPECTORATE OF THE STRATEGIC PLAN MONITORING IN WAY KANAN

By Eko Yudistian

Realize good governance required the development and implementation and a clear system of accountability for measurable and targeted regulation contained in the Government of the Republic of Indonesia Number 60 Year 2008 on the Internal Control System of the Government. Government Internal Control System, here in after SPIP. Strategic planning is a tool as well as the recommended approach to focus the efforts of government agencies increase performance accountability. Strategic planning and performance measurement and evaluation is a series of important performance accountability system. In this paper will discuss some problems as follows : How Implementation Supervision Inspectorate in Way Kanan Strategic Plan Againts and What the inhibority factor Implementation Supervision Inspectorate in Way Kanan Strategic Plan Againts.

This study the authors use a normative juridical approach that is done by studying the library materials in connection with the thesis, as well as empirical juridical approach done by collecting information in the field. While the data sources used in this research is the study of data derived from the field data and data libraries. Data analisys was done by way of answering the qualitative description of the problem in the form.

Application of Supervision Inspectorate in Way Kanan Strategis Plan Againts to do with the standard procedures used by the head of the Inspectorate and staff in carrying out the activities, since the start of planning to accountability (reporting). Was my aim is for the tasks and functions of the Inspectorate can be planned, evaluated and reported in a systematic, accurate and efficient and able to produce accurate information for management decision marking.


(6)

EKO YUDISTIAN

Supervison includes the preparation of Strategic and Technical Supervision Policy, Planning and Execution Control. Administrative Support activities include Financial Management, Mailing and Archive, Civil Services, including Activity Reporting Results of Monthly, Quarterly, Semi and Annual. In the reports includes the repoting of audit findings and follow-up. Factors inhibing factors, namely infrastructure, regulatory factors, personnel factors, the legal culture. Based on the conclucions that a researcher is a suggestion Regarding Application efforts Supervision Inspectorate in Way Kanan Strategis Plan Againts, to the Inspectorate in Way Kanan conducts without fear of pressure and intervention from outsiders. Assertion of authority and the necessary restructuring of the supervision and coordination mechanism between the internal supervision of government officials, so as to realize an efficient, effective and synergisti. Supervisors to create the necessary internal professional development of education in order to enhance the resources of the Inspectorate staff. Especially in the field of expertise Auditor and Civil Servants (Investigators).


(7)

ABSTRAK

PENERAPAN PENGAWASAN INSPEKTORAT TERHADAP RENCANA STRATEGIS DI KABUPATEN WAY KANAN

Oleh

Eko Yudistian

Mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) diperlukan pengembangan dan penerapan dan sistim pertanggung jawaban yang jelas terukur dan terarah yang termuat dalam dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP. Perencanaan strategis merupakan alat sekaligus pendekatan yang dianjurkan untuk usaha memfokuskan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategis dan pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang penting. Dalam skripsi ini akan dibahas beberapa masalah sebagai berikut, Bagaimanakah Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan dan Apakah faktor penghambat Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan.

Penelitian ini penulis menggunakan Pendekatan yuridis normatif yaitu dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan pustaka yang ada hubungan dengan materi skripsi ini, serta Pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi dilapangan. Sedangkan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data penelitian ini berasal dari data lapangan dan data kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif yaitu menjawab permasalahan dalam bentuk uraian

Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan dilakukan dengan Standar prosedur yang digunakan oleh Pimpinan Inspektorat dan jajarannya dalam melaksanakan kegiatan, sejak dimulainya perencanaan sampai pertanggungjawaban (pelaporan). Sedang kan tujuannya adalah agar pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat dapat direncanakan, dievaluasi dan dilaporkan secara sistematis, akurat dan efisien serta mampu menghasilkan informasi yang tepat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.


(8)

EKO YUDISTIAN

Pengawasan mencakup Penyusunan Renstra dan Kebijakan Teknis Pengawasan, Perencanaan serta Pelaksanaan Pengawasan. Tata Usaha Kegiatan Penunjang meliputi Pengelolaan Keuangan, Persuratan dan Kearsipan, Kepegawaian, serta.Pelaporan mencakup Pelaporan Hasil Kegiatan berupa Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan. Dalam laporan tersebut termasuk didalamnya pelaporan tentang temuan audit dan tindak lanjutnya. Faktor penghambat yaitu Faktor sarana dan prasarana, Faktor peraturan, Faktor aparatur, Budaya hukum masyarakat

Berdasarkan kesimpulan maka yang menjadi saran peneliti adalah Berkaitan dengan upaya Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan, agar Inspektorat kabupaten way Kanan melakukan pemeriksaan tanpa takut tekanan dan intervensi dari pihak luar. diperlukan penegasan kewenangan dan penataan ulang mekanisme kerja dan koordinasi pengawasan antar aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga dapat mewujudkan pengawasan yang efisien, efektif dan sinergis. untuk menciptakan Pengawas intern yang profesional diperlukan pengembangan pendidikan demi meningkatkan sumberdaya pegawai Inspektorat. Terutama dibidang keahlian Auditor dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil(PPNS).


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bergama Islam ini dilahirkan pada 14 Juni 1988 di Desa Pulau Panggung, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, yang merupakan buah cinta kasih dari pasangan Bapak Sarudi dan Ibu Rusjaida

Penulis pertama kali mengenyam pendidikan di Taman Kanak - kanak Muslimin. Sekolah Dasar Negeri 1 Tiuh Balak Pasar. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Baradatu hingga penulis menamatkan pendidikannya di SLTP pada tahun 2003, Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bukit Kemuning, hingga menyelesaikan sekolahnya pada tahun 2006. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bukit Kemuning, penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung, pada bagian Hukum Administrasi.


(10)

Moto

Apabila letak Kita Sudah Strategis

Posisi Kita sudah menguntungkan

Tapi ingatlah terlebihdulu

Saat ini Tuhan Ingin berpihak kepada siapa

Yang mau hidup harus makan

yang dimakan hasil kerja

bila tidak kerja tidak makan

bila tidak makan pasti mati

itu adalah Undang-Undang dunia mau tidak mau kita

harus menerimanya, terimalah dengan lapang dada

dengan jiwa yang besar, bukan jiwa yang menengadah

melainkan hanya kepada allah

( dari salah satu pidato Ir. Soekarno)


(11)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kupersembahkan kehadirat Allah SWT

Dzat yang tiada bandingnya yang telah menjadikan

segala sesuatu yang sulit ini menjadi mudah,

Dengan segala kerendahan hati

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

ayah dan ibu

tercinta yang telah berjuang dengan keras demi

membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan

kasih sayang, yang selalu berdo a disetiap waktu demi

kesuksesanku,


(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan limpahan karunia Nya, akhirnya Saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan”.Diawal penulisan banyak halangan dan rintangan, jika menengok sejenak kebelakang betapa banyak kerikil dan duri tajam yang menghadang, rasa-rasanya skripsi ini tak sanggup penulis selesaikan. Ternyata Yang Maha Kuasa berkehendak lain dan alhamdulillah, baru sebatas inilah yang sanggup penulis berikan melalui akal pikiran dan hati nurani sembari merenung atas ketidak sempurnaan, Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada:

1. Bapak Charles Jackson, S.H., M.H. . selaku pembimbing I, yang telah memberikan masukan dan arahan serta petunjuk kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Elman Eddy Patra, S.H., M.H. . selaku pembimbing II, yang telah memberikan masukan dan arahan serta petunjuk kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H. selaku pembahas I, yang telah memberikan saran dan kritikan-kritikan yang membangun demi sempurnanya skripsi ini.


(13)

4. Pak Nurul Pajri Oesman, S.H., M.H. selaku pembahas II, yang telah memberikan masukan, saran dan kritikan kepada penulis demi sempurnanya skripsi ini.

5. Bapak DR. Heriyandi, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

6. Ibu Nurmayani, S.H., M.H. selaku Ketua Jurusan bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung, dan Ibu Upik Hamidah selaku Sekretaris Jurusan bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dan memberikan masukan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Melly Aida, S.H. M.H. selaku pembimbing akademik

8. Mbak Hera, Pak Misyo, dan Pak Marlan selaku staff jurusan Hukum Administrasi Negara, terimakasih atas bantuannya.

9. Pihak Inspektorat Kabupaten Way Kanan yang telah memberikan data-data dan masukan pada saat penelitian.

10. Teman– teman skripsi FH ’07, terima kasih atas dukungannya

11. Sepupu – sepupu Ku ( Arif Rahman, Yayat Ahmad, Cecep Kurniawan, dll) terima kasih atas dukungannya.

12. Teman–teman Ku, Mad Rizwan, Imam, Bang Indra, Boy, Retno Dll, Terima kasih semuanya.

13. Teman–teman SMA 1 Bukit Kemuning.

14. Adik kandung saya Edwin Ardian yang telah mendoakan Ku pada saat pengajuan Judul sampai seminar 1 dan 2.


(14)

15. Rama Abdurahman yang telah banyak sekali membantu Saya dalam mencari bahan-bahan guna penulisan skripsi, terima kasih sebanyak-banyaknya.

16. Anak – anak Inter Club Indonesia Regional Lampung (Bang Hendra, Bang Hendri, Azizil, Opa Omar, Reymond, Jhon,Nanda, dll) Yang selalu membuat tertawa penulis

17. Ir. Soekarno yang telah menjadi inspirasi Ku. 18. Almamater ku tercinta

19. Dan untuk pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis berikan, semoga Allah SWT selalu melimpahkan ridho dan rahmatnya bagi kita semua. Amien.

Bandar Lampung, Pernulis


(15)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ...5

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ...5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ...6

B. Pengawasan ...11

C. Pengertian Inspektorat...15

D. Gambaran Umum terhadap Inspektorat Kabupaten Way Kanan ...16

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ...34

B. Sumber dan Jenis Data ...35

C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ...36

D. Analisis Data ...37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rencana Strategis (RENSTRA) Inspektorat ...38

B. Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan ...39

C. Faktor-Faktor Pnghambat dalam Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan ...55


(16)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...58 B. Saran ...59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) diperlukan pengembangan dan penerapan dan sistim pertanggung jawaban yang jelas terukur dan terarah sebagai dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP.

SPIP adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat pengawasan intern pemerintah merupakan bagian dari SPIP, yang bertanggung jawab langsung kepada bupati/walikota mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan.

Guna melakukan tugas tersebut Inspektorat Kabupaten mempunyai fungsi Penjabaran kebijaksanaan teknis pengawasan di daerah, pelayananan penunjang penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten, pengelolaan urusan ketatausahaan, melakukan pemeriksaan reguler terhadap penyelenggaraan tugas umum Pemerintah Daerah yang meliputi : bidang pemerintahan, bidang keuangan dan perlengkapan, bidang perekonomian daerah, bidang kesejahteraan sosial dan bidang pembangunan, Melakukan pengujian serta penilaian atas kebenaran


(18)

2 laporan berkala atau yang bersifat insidentil dari setiap perangkat daerah, Melakukan pengusutan mengenai kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan atau penyalahgunaan perangkat daerah, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pengawasan.

Ditinjau dari sudut organisasi dan memperhatikan kedudukan Inspektorat sebagai lembaga teknis di daerah, maka inspektorat pada hakekatnya merupakan organisasi yang berfungsi sebagai SPIP di daerah. Dengan demikian Inspektorat merupakan salah satu unsur dari Sistem pengendalian intern yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008.

Setiap instansi dalam ruang lingkup pemerintahan wajib menyusun laporan penggunaan anggaran sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggung jawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Inspektorat Kabupaten mempunyai tugas sesuai yang di amanatkan, namun Inspektorat tanpa terkecuali wajib menjalankan SPIP pada instansinya sendiri. Untuk itu Inspektorat membuat suatu rancangan strategis tahunan yang selanjutnya disingkat (RENSTRA) yang harus dicapai oleh setiap instansi Penyelenggara Pemerintahan dalam wujud peningkatan kinerja yang terukur, bermanfaat, dan berdaya guna. Perubahan-perubahan yang berkembang,


(19)

3 menuntut setiap Penyelenggara Negara untuk mampu mereform kebijakan yang lebih bersih, transparan, dan akuntabel.

(RENSTRA) Inspektorat Kabupaten Way Kanan Periode Tahun 2011 – 2015, merupakan rencana strategis yang akan dicapai, khususnya pembangunan daerah di bidang pengawasan selama kurun waktu lima tahun selama kepemimpinan Kepala Daerah terpilih, dengan mengedepankan capaian hasil pembangunan yang lebih berhasil guna dan berdaya guna, serta berprinsip penganggaran secara efektif dan efesien. Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi program, suatu instansi pemerintah harus terus menerus melakukan perubahan kearah perbaikan. Perubahan tersebut disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi pada hasil. Perencanaan strategis sebagai kerangka awal dari keseluruhan proses pelaksanaan pembangunan, merupakan tahapan yang sangat penting dilaksanakan oleh satuan organisasi pemerintah.

Berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang mungkin timbul. Dengan demikian, perencanaan strategis merupakan kebutuhan nyata untuk mengatasi persoalan yang dihadapi, sehingga rencana strategis yang dibuat oleh pimpinan puncak bersama staf dapat diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.


(20)

4 Inspektorat Kabupaten Way Kanan sebagai organisasi yang berfungi sebagai Satuan Pengawasan Internal Kabupaten, merupakan lembaga teknis daerah Eselon II (dua) yang berkewajiban menyusun Rencana Strategis. Hal ini sebagai langkah untuk merencanakan perubahan di lingkungannya yang semakin komplek dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada. Perencanaan strategis Inspektorat Kabupaten Way Kanan sebagai rencana induk komprehensif, menyatakan bagaimana Inspektorat Kabupaten Way Kanan akan mencapai tujuannya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Adapun maksud dan tujuan disusunnya rencana strategis ini, yaitu untuk memberikan kerangka acuan yang menjadi pedoman bagi Inspektorat Kabupaten Way Kanan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, dengan melalui pilihan strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan adanya rencana strategis, diharapkan terwujudnya pengawasan yang Akuntabel.

Perencanaan strategis sekaligus juga merupakan alat sekaligus pendekatan yang dianjurkan untuk usaha memfokuskan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang penting.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik unuk mengangkatnya dalam sebuah penelitian guna penyusunan skripsi yang diberi judul “ Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan”


(21)

5 B. Permasalahan dan Ruang lingkup

1. Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:

a. Bagaimanakah Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan?

b. Apakah faktor penghambat Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan?

2. Ruang lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan skripsi ini dibatasi pada Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan serta apa saja faktor- faktor penghambat Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan.

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1. Tujuan dari penelitian

a. Untuk mengetahui Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan.


(22)

6 2. Kegunaan Penulisan

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dan ilmu pengetahuan tentang Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan dan penulisan skripsi ini digunakan untuk menambah pengetahuan dalam pengkajian ilmu hukum mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

b. Kegunaan Praktis

Memberikan kontribusi atau masukan pemikiran bagi pihak - pihak yang memerlukan, dalam rangka menentukan kebijakan Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP. SPIP yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. (Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 ayat 1 dan 2 ).

Selanjutnya, yang dimaksud dengan Pengawasan intern adalah Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang


(24)

8 telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Bab I Pasal 1 huruf 3 Peraturan Bupati Waykanan Nomor 23 Tahun 2009).

Pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 di selenggarakan dengan cara:

a. Sosialisasi SPIP

b. Pendidikan & pelatihan SPIP

c. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP d. Pembimbingan & konsultansi SPIP

e. Peningkatan kompetensi auditor APIP

Unsur Sistem Pengendalian Intern Dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 meliputi

a. Penilaian risiko

Kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Penilaian risiko terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko. Dalam penilaian risiko, pimpinan Instansi Pemerintah terlebih dahulu menetapkan tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada tingkat kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

b. Kegiatan pengendalian

Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi


(25)

9 risiko telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian ditetapkan untuk membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan dan membantu memastikan tindakan yang perlu, telah dilakukan untuk meminimalkan risiko dalam mencapai tujuan.

c. Informasi dan komunikasi

Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.

d. Pemantauan Pengendalian Intern

Proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Pemantauan pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

Lingkungan Pengendalian dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 Pasal 4

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:


(26)

10 a. penegakan integritas dan nilai etika;

b. komitmen terhadap kompetensi; c. kepemimpinan yang kondusif;

d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;

g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif; dan h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

Sistem pengendalian harus melaksanakan penegakan Integritas dan Nilai Etika yang terdiri antara lain,

a. Menerapkan aturan perilaku; b. Memberi keteladanan;

c. Menegakan tindakan disiplin;

Membentuk suatu menegemen Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan harus memiliki Komitmen pada Kompetensi yang berupa antara lain, mengidentifikasi dan penetapan kegiatan untuk penyelesaian tusi, adanya standar kompetensi, serta penyelenggaraan diklat. Selain itu kepemimpinan yang kondusif menjadi suatu bagian yang turut serta berpengaruh dalam sistem pengendalian, sistem kepemimpinan tersebut berupa,Pertimbangan risiko dalam pengambilan keputusan, Penerapan manajemen berbasis kinerja, Perlindungan atas aset dan informasi atas akses yang tidak sah.


(27)

11 B. Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Menurut WJS Poerwadarminta (1991: 423), Pengawasan adalah sutau bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak yang dibawahnya. Istilah pengawasan dalam bahasa Indonesia asal katanya adalah “awas” sehingga pengawasan merupakan kegiatan mengawasi, dalam arti melihat sesuatu dengan seksama ( Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1998; 17).

Pengertian pengawasan sebagaimana diungkapkan oleh Sarwoto dalam Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir antara lain pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan – pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki ( Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1998; 19). Sedangkan menurut George R. Terry mengungkapkan pengertian pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasnya, dan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana. ( Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1998; 20).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diartikan jelaslah bahwa pengawasan itu merupakan suatu upaya supaya apa yang telah direncanakan sebelumnya diwujudkan dalam waktu yang telah ditentukan serta untuk mengetahui kelemahan – kelemahan dan kesulitan dalam pelaksanaannya, sehingga berdasarkan pengamatan – pengamatan tersebut dapat diambil suatun tindakan tertentu guna memperbaikinya, demi tercapainya wujud semula.


(28)

12 2. Maksud dan Tujuan Pengawasan

a. Maksud Pengawasan

Pada pelaksanaan pekerjaan dan untuk mencapai tujuan dari pemerintah yang telah direncanakan maka perlu ada pengawasan, karena dengan pengawasan tersebut tujuan yang akan dicapai yang dapat dilihat dengan berpedoman kepada rencana yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pemerintah sendiri.

Pada prinsipnya pengawasan itu sangat penting dalam melaksanakan pekerjaan dan tugas pemerintahan, sehingga pengawasan diadakan dengan maksud untuk :

1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak.

2. Memperbaiki kesalahan–kesalahan yang dibuat dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan – kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.

3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program ( Fase tingkat pelaksanaan ) seperti yang telah ditentukan dala rencana atau tidak.

5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan apa yang telah ditetapkan dalam rencana, yaitu Standard ( Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1998; 22).


(29)

13 b. Tujuan Pengawasan

Tujuan merupakan sasaran yang hendak dicapai dari suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut memiliki arah yang jelas. Oleh karena itu, pengawasan memiliki tujuan yaitu mengamati apa yang sebenarnya terjadi, dengan maksud untuk secepat – cepatnya melaporkan penympangan atau hambatan kepada pimpinan/penanggug jawab kegiatan yang bersangkutan agar dapat diambil tindakan korektif yang perlu. ( Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1998; 24). Tujuan utama pengawasan adalah untuk mengetahui kesalahan – kesalahan yang terjadi demi perbaikan di masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

3. Macam–Macam Pengawasan

Pengawasan yang dilaksanakan oleh badan –badan pemerintah yang bertingkat lebih tinggi terhadap badan – badan yang lebih rendah. Untuk pengawasan dapat dikemukakan alasan–alasan sebagai berikut:

a. Koordinasi : mencegah atau mencari penyelesaian konflik/perselisihan kepentingan.

b. Pengawasan kebijaksanaan : disesuaikannya kebijakan dari aparat pemerintah yang lebih rendah terhadap yang lebih tinggi.

c. Pengawasan kualitas : kontrol atas kebolehan dan kualitas teknis pengambilan keputusan dan tindakan–tindakan aparat pemerintah yang lebih rendah.


(30)

14 d. Perlindungan hak dan kepentingan warga : dalam situasi tertentu mungkin diperlukan suatu perlindungan khusus untuk kepentingan dari seorang warga.

Ada beberapa bentuk pengawasan, antara lain :

1. Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung

a. Pengawasan Langsung

Pengawasan Langsung adalah Pengawasan yang dilakukan secara pribadi oleh pimpinan atau pengawas dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara on the spot di tempat kegiatan. Hal ini dilakukan dengan inspeksi.

b. Pengawasan Tidak Langsung

Pengawasan Tidak Langsung diadakan dengan mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana baik lisan maupun tertulis, mempelajari pendapat masyarakat dan sebagainya tanpa pengawasan on the spot ( Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir, 1998; 27).

2. Pengawasan Represif dan Preventif

a. Pengawasan Represif

Yaitu pengawasan yang dilakukan kemudian, keputusan – keputusan badan – badan yang bertingkat lebih rendah akan dicabut kemudian apabila bertentangan dengan Undang–Undang atau kepentingan umum.


(31)

15 b. Pengawasan Preventif

Yaitu pengawasan yang dilakukan sebelumnya atau pengawasan terhadap keputusan – keputusan dari aparat pemerintah yang lebih rendah yang dilakukan sebelumnya.

C. Pengertian Inspektorat

Inspektorat Kabupaten merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inspektorat Kabupaten dipimpin oleh seorang Inspektur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kabupaten. Inspektorat Kabupaten mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Inspektorat Kabupaten dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi :

a. Perencanaan program pengawasan;

b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati dibidang pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan.


(32)

16 Inspektorat memiliki kewenangan melakukan pengawasan sesuai dengan fungsi dan kewenangannya melalui :

a. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan Kepala Desa; b. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu;

c. Pengujian terhadap laporan berkala dan/ atau sewaktu-waktu dari unit/ satuan kerja;

d. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme;

e. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan; dan

f. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah Kabupaten dan Pemerintahan Desa.

D. Gambaran umum terhadap Inspektorat Kabupaten Way Kanan

Susunan Organisasi Inspektorat Kabupaten terdiri atas : 1. Inspektur;

2. Sekretariat;

3. Inspektur Pembantu; dan 4. Kelompok Jabatan Fungsional.

1. Inspektur sebagaimana dimaksud diatas mempunyai tugas membantu Bupati memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan inspektorat sesuai kewenangannya.dalam pelaksanan


(33)

17 pemerintahan inspektur didukung oleh Sekretariat Inspektorat yang mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi pengawasan serta pelayanan administratif dan fungsional kepada semua unsur di lingkungan Inspektorat. Sekretariat Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja pengawasan;

b. Penghimpunan, pengelolaan, penilaian dan penyimpanan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional daerah;

c. Penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional;

d. Penyusunan, penginventarisasian dan pengoordinasian data dalam rangka penatausahaan proses penanganan pengaduan;

e. Pelaksanaan urusan kepegawaian, surat menyurat dan rumah tangga;

f. Penyiapan, pengoreksian, dan verifikasi bahan dalam proses penatausahaan keuangan;

g. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan; dan h. Penyiapan bahan penyusunan laporan kinerja dan evaluasi pelaksanaan

program dan kegiatan bidang pengawasan.

Sekretariat Inspektorat dipimpin oleh Sekretaris dan Sekretariat Inspektorat terdiri atas :

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; dan


(34)

18 c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

(1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a mempunyai tugas : menyiapkan bahan penyusunan dan pengendalian rencana/program kerja pengawasan, menghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan, dokumentasi dan pengolahan data pengawasan; serta menyiapkan bahan penyusunan, menghimpun, mengolah, menilai dan menyimpan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional dan melakukan administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun laporan program dan kegiatan pengawasan. Uraian tugas Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan meliputi :

a. Pengoordinasian penyiapan rencana/program kerja pengawasan dan fasilitasi;

b. Penyusunan anggaran inspektorat;

c. Penyiapan laporan dan statistik inspektorat; d. Penyiapan peraturan perundang-undangan;

e. Penyiapan dokumentasi dan pengolahan data pengawasan

f. Penginventarisasian hasil pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan g. Pengadministrasian laporan hasil pengawasan;

h. Pelaksanaan evaluasi laporan hasil pengawasan; i. Penyusunan statistik hasil pengawasan; dan j. Penyelenggaraan kerjasama pengawasan.


(35)

19 (1). Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan, menghimpun, mengolah, menilai, meverifikasi, dan menyimpan administrasi keuangan.Uraian tugas Sub Bagian Keuangan meliputi :

a. Penyusunan rencana kebutuhan keuangan;

b. Pengadministrasian, registrasi, verifikasi terhadap tata usaha keuangan; c. Penginventarisasian hasil pertanggungjawaban keuangan;

d. Penyiapan bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan secara berkala

e. Pelaksanaan evaluasi kegiatan administrasi keuangan

(2). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, penatausahaan surat menyurat dan urusan rumah tangga. Uraian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian meliputi :

a. Pengelolaan urusan tata usaha surat menyurat dan kearsipan;

b. Pengelolaan adiministrasi, inventarisasi, pengkajian, dan analisis pelaporan; c. Pengelolaan urusan kepegawaian;

d. Pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga; dan

e. Pengelolaan urusan pengembangan sumberdaya aparatur pengawas.

Inspektorat Pembantu sebagaimana dimaksud, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan.


(36)

20 Inspektur Pembantu pada Inspektorat dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :

a. Pengusulan program pengawasan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah; d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; dan e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laparan hasil pemeriksaan.

Inspektur Pembantu terdiri dari :

a. Inspektur Pembantu I Bidang Pemerintahan;

b. Inspektur Pembantu II Bidang Kesejaheraan Sosial; c. Inspektur Pembantu III Bidang Pembangunan; dan

d. Inspektur Pembantu IV Bidang Perekonomian dan Keuangan

Inspektur Pembantu memiliki tugas-tugas antara lain

a. Inspektur Pembantu I Bidang Pemerintahan mempunyai tugas:

(1) Inspektur Pembantu I Bidang Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan pemerintahan daerah atas penyelenggaraan pemerintahan umum, pemerintahan kecamatan, pemerintahan kelurahan, pemerintahan kampung, administrasi kepegawaian, pembinaan, dan aparatur. Serta penanganan kasus pengaduan bidang pemerintahan. Inspektur Pembantu I Bidang Pemerintahan dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi : a. Mengusulkan program pengawasaan bidang pemerintahan;


(37)

21 b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan serta memberi petunjuk dan

bimbingan pelaksanaan tugas pengawasan;

c. Pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan umum;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan; dan e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksa bidang

pemerintahan.

(2) Inspektur Pembantu I Bidang Pemerintahan terdiri atas 3 (tiga) seksi meliputi: a. Seksi Pengawasan Pemerintahan Umum;

b. Seksi Pengawasan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung; dan c. Seksi Pengawasan Administrasi Kepegawaian, Pembinaan, dan Aparatur. Seksi Pengawasan Pemerintahan Umum sebagaimana huruf a pasal 18 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan Pemerintahan Umum dan penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Pemerintahan Umum meliputi :

a. Pengusulan program pengawasan atas penyelenggaraan urusan Pemerintahan Umum;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan Pemerintahaan Umum; c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Umum;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan Pemerintahan Umum; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan Pemerintahan Umum.


(38)

22 Seksi Pengawasan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung sebagaimana huruf b pasal 18 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung meliputi : a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan Pemerintahan

Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan Pemerintahan Kecamatan, Kelurahan, dan Kampung.

Seksi Pengawasan Administrasi Kepegawaian, Pembinaan, dan Aparatur sebagaimana huruf c pasal 18 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan administrasi kepegawaian, pembinaan, dan aparatur serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Administrasi Kepegawaian, Pembinaan, dan Aparatur meliputi :

1) Pengusulan program pengawasan atas penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian, pembinaan, dan aparatur;


(39)

23 2) Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan administrasi

Kepegawaian, Pembinaan, dan Aparatur;

3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian, pembinaan, dan aparatur;

4) Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan administrasi kepegawaian, pembinaan, dan aparatur; dan

5) Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan administrasi kepegawaian, pembinaan, dan aparatur.

b. Inspektur Pembantu II Bidang Kesejahteraan Sosial

Inspektur Pembantu II Bidang Kesejahteraan Sosial membawahi wilayah kerja pembinaan dan pengawasan urusan Pendidikan dan Pembinaan Sosial Budaya, Kesehatan dan Lingkungan, dan Pembinaan Generasi Muda, Peranan Wanita dan Keluarga Berencana. Inspektur Pembantu II Bidang Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

1) Pengusulan program pengawasan bidang kesejahteraan sosial;

2) Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan bidang kesejahteraan sosial; 3) Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang

kesejahteraan sosial;

4) Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan bidang kesejahteraan sosial; dan

5) Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan bidang kesejahteraan sosial.


(40)

24 Inspektur Pembantu II Bidang Kesejahteraan Sosial terdiri atas 3 (tiga) seksi meliputi a. Seksi Pengawasan Pendidikan dan Pembinaan Sosial Budaya;

b. Seksi Pengawasan Kesehatan dan Lingkungan; dan

c. Seksi Pengawasan Pembinaan Generasi Muda, Peranan Wanita, dan Keluarga Berencana.

(1) Seksi Pengawasan Pendidikan dan Pembinaan Sosial Budaya sebagaimana dimaksud di atas mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan pendidikan dan pembinaan sosial budaya, serta penanganan kasus pengaduan sesuai bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Pendidikan dan Pembinaan Sosial Budaya meliputi:

a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan pendidikan dan pembinaan sosial budaya;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan pendidikan dan pembinaan sosial budaya;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pendidikan dan pembinaan sosial budaya;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan pendidikan dan pembinaan sosial budaya; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan pendidikan dan pembinaan sosial budaya.


(41)

25 (2) Seksi Pengawasan Kesehatan dan Lingkungan sebagaimana huruf b mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan kesehatan dan lingkungan serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Kesehatan dan Lingkungan meliputi:

a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan kesehatan dan lingkungan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan kesehatan dan lingkungan;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan kesehatan dan lingkungan; d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan

kesehatan dan lingkungan; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan kesehatan dan lingkungan.

(3) Seksi Pengawasan Pembinaan Generasi Muda, Peranan Wanita dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan generasi muda, peranan wanita, dan keluarga berencana serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Pembinaan Generasi Muda, Peranan Wanita, dan Keluarga Berencana meliputi: a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan pembinaan

generasi muda, peranan wanita, dan keluarga berencana;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan pembinaan generasi muda, peranan wanita, dan keluarga berencana;


(42)

26 c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pembinaan generasi muda,

peranan wanita, dan keluarga berencana;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan pembinaan generasi muda, peranan wanita, dan keluarga berencana; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan pembinaan generasi muda, peranan wanita, dan keluarga berencana.

c. Inspektur Pembantu III Bidang Pembangunan

Inspektur Pembantu III Bidang Pembangunan sebagaimana huruf c pasal 16 membawahi wilayah kerja pembinaan dan pengawasan Bidang Perencanaan Pembangunan, Pelaksanaan Pembangunan, dan Administrasi Pembangunan. Inspektur Pembantu III Bidang Pembangunan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

a. Pengusulan program pengawasan bidang pembangunan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan bidang pembangunan;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang pembangunan;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan bidang kesejahteraan sosial; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan bidang pembangunan.


(43)

27 Inspektur Pembantu III Bidang Pembangunan terdiri atas 3 (tiga) seksi meliputi : a. Seksi Pengawasan Perencanaan Program Pembangunan;

b. Seksi Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan; dan c. Seksi Pengawasan Administrasi Pembangunan.

(1) Seksi Pengawasan Perencanaan Program Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan perencanaan program pembangunan, serta penanganan kasus pengaduan sesuai bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Perencanaan Program Pembangunan meliputi: a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan perencanaan

program pembangunan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan perencanaan program pembangunan;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan perencanaan program pembangunan;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan perencanaan program pembangunan; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan perencanaan program pembangunan.

(2) Seksi Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan sebagaimana huruf b pasal 28 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan Pelaksanaan Pembangunan serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan meliputi:


(44)

28 a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan pelaksanaan

pembangunan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan pelaksanaan pembangunan;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pelaksanaan pembangunan; d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan

urusan pelaksanaan pembangunan; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan pelaksanaan pembangunan.

(3) Seksi Pengawasan Administrasi Pembangunan sebagaimana huruf c pasal 28 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan administrasi pembangunan serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Administrasi Pembangunan meliputi:

a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan administrasi pembangunan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan administrasi pembangunan;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan administrasi pembangunan; d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan


(45)

29 e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan

administrasi pembangunan.

d. Inspektur Pembantu IV Bidang Perekonomian dan Keuangan

Inspektur Pembantu IV Bidang Perekonomian dan Keuangan sebagaimana huruf d pasal 16 membawahi wilayah kerja pembinaan dan pengawasan urusan Penerimaan, Pengeluaran dan Aset, Pengelolaan Potensi Sumberdaya Pendapatan Daerah, dan Peningkatan Sumberdaya Ekonomi Masyarakat. Inspektur Pembantu IV Bidang Perekonomian dan Keuangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

a. Pengusulan program pengawasan bidang perekonomian dan keuangan;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan bidang perekonomian dan keuangan;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang perekonomian dan keuangan;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan bidang perekonomian dan keuangan; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan bidang perekonomian dan keuangan.


(46)

30 Inspektur Pembantu IV Bidang Perekonomian dan Keuangan terdiri atas 3 (tiga) seksi meliputi :

a. Seksi Pengawasan Penerimaan, Pengeluaran dan Aset;

b. Seksi Pengawasan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Pendapatan Daerah; dan

c. Seksi Pengawasan Peningkatan Sumberdaya Ekonomi Masyarakat.

(1) Seksi Pengawasan Penerimaan, Pengeluaran dan Aset mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan penerimaan, pengeluaran dan aset, serta penanganan kasus pengaduan sesuai bidang tugasnya. Uraian tugas Seksi Pengawasan Penerimaan, Pengeluaran dan Aset meliputi:

a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan penerimaan, pengeluaran dan aset;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan penerimaan, pengeluaran dan aset;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan penerimaan, pengeluaran dan aset;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan penerimaan, pengeluaran dan aset; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan penerimaan, pengeluaran dan aset.


(47)

31 (2) Seksi Pengawasan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Pendapatan Daerah sebagaimana huruf mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan pengelolaan potensi sumberdaya pendapatan daerah serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya.Uraian tugas Seksi Pengawasan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Pendapatan Daerah meliputi: a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan pengelolaan

potensi sumberdaya pendapatan daerah;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan pengelolaan potensi sumberdaya pendapatan daerah;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pengelolaan potensi sumberdaya pendapatan daerah;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan pengelolaan potensi sumberdaya pendapatan daerah; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan pengelolaan potensi sumberdaya pendapatan daerah;.

(3) Seksi Pengawasan Peningkatan Sumberdaya Ekonomi Masyarakat sebagaimana huruf c pasal 33 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap urusan peningkatan sumberdaya ekonomi masyarakat serta penanganan kasus pengaduan sesuai dengan bidang tugasnya.Uraian tugas Seksi Pengawasan Peningkatan Sumberdaya Ekonomi Masyarakat meliputi:


(48)

32 a. Pengusulan program pengawasan penyelenggaraan atas urusan peningkatan

sumberdaya ekonomi masyarakat;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan urusan peningkatan sumberdaya ekonomi masyarakat;

c. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan peningkatan sumberdaya ekonomi masyarakat;

d. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan urusan peningkatan sumberdaya ekonomi masyarakat; dan

e. Penyiapan, penyusunan, dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan urusan peningkatan sumberdaya ekonomi masyarakat;

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam huruf d pasal 16 terdiri atas tenaga fungsional Auditor dan jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.

a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Jumlah tenaga fungsional ditentukan sesuai kebutuhan dan beban kerja.

c. Jenis dan jenjang tenaga fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.


(49)

33 Melaksanakan tugas, Inspektur, Sekretaris, Inspektur Pembantu I, II, III, dan IV, Kepala Subbagian dan Seksi-seksi Pengawasan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Inspektorat serta instansi diluar Inspektorat sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bila terjadi penyimpangan. Setiap pemimpin satuan organisasi dalam lingkungan Inspektorat Kabupaten bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, memberikan bimbingan serta arahan bagi pelaksanaan tugas bawahan. pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti, mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

Setiap laporan yang diterima oleh pemimpin satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan. Dalam melaksanakan tugasnya pemimpin satuan organisasi dibantu oleh kepala-kepala satuan organisasi bawahannya dan dalam rangka bimbingan kepada bawahannya, wajib mengadakan rapat berkala.


(50)

34 III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodelogis, sistematis dan konsisten (Soerjono Soekanto, 1984 : 23). Pendekatan yang dilakukan dalam peneltian ini adalah pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Pendekatan normatif, yaitu menguji dan mengkaji data sekunder yang berkaitan dengan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan dalam Peningkatan Pencapaian RENSTRA di Inspektorat Kabupaten Way Kanan . Penelitian empiris yaitu penelitian yang mempergunakan data primer yang merupakan hasil penelitian lapangan.

Pendekatan empiris yaitu pendekatan yang tidak hanya dilakukan atau berdasarkan bahan hukum utama atau mempergunakan data sekunder yaitu asas, kaidah, norma dan aturan hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan dan peraturan lainya, tetapi juga pendekatan yang dilakukan berdasarkan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui studi lapangan dengan mewawancarai para responden.


(51)

35 B. Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian pada objek penelitian, yakni dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan judul skripsi yang akan diteliti yaitu Informan dalam penelitian ini adalah :

1. Sekretaris Inspektorat Kabupaten Way Kanan.

2. Kepala Sub Bagian Umum Kepegawaian Inspektorat Kabupaten Way Kanan. 3. Inspektur Bidang I bidang Pemerintahan Inspektorat Kabupaten Way Kanan.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang bersumber dari literatur-literatur yang mencakup dokuman-dokumen resmi, laporan-laporan hasil penelitian dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Inspektorat Kabupaten Way Kanan, meliputi :

a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 1990 :13) yang dalam hal ini bersumber dari hukum positif seperti UUD 1945 dll.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 1990 :13) yang dalam hal ini adalah buku-buku karya para ahli yang sifatnya menunjang bahan hukum primer.


(52)

36 c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelas dengan informasi terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti jurnal, surat kabar, majalah, internet, buku penelitian hukum dan kamus besar bahasa indonesia.

C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data guna mengkaji serta menjawab permasalahan dan pembahasan penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan, yaitu melalui serangkaian kegiatan membaca, menganalisis serta mengutip literatur-literatur atau dokumen-dokumen dan bahan-bahan perpustakaan lainya yang memiliki hubungan.

2) Metode pengolahan data

Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan sehingga data melalui tahapan sebagai berikut :

a. Seleksi Data

Seleksi data yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperlukan sudah mencakup atau belum dan data tersebut berhubungan atau tidak berhubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas.

b. Klasifikasi data

Klasifikasi data yang telah diperoleh disusun menurut klasifikasi yang telah ditentukan.


(53)

37 c. Penyusunan data

Penyusunan data dimaksudkan untuk mendapatkan data dalam susunan yang sistematis dan logis serta berdasarkan kerangka pikir. Dalam tiap tahap ini data dapat dimasukan ke dalam tabel apabila diperlukan.

D. Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan adalah deskripsi kualitatif yaitu pembahasan penelitian ini dengan cara memaparkan dalam bentuk uraian-uraian kalimat serta memberikan intepretasi data secara sistematis sehingga dapat dijadikan rangkuman guna pembahasan bab–bab selanjutnya.


(54)

58 V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan.

Standar prosedur yang akan digunakan oleh Pimpinan Inspektorat dan jajarannya dalam melaksanakan kegiatan, sejak dimulainya perencanaan sampai pertanggungjawaban (pelaporan). Sedangkan tujuannya adalah agar pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat dapat direncanakan, dievaluasi dan dilaporkan secara sistematis, akurat dan efisien serta mampu menghasilkan informasi yang tepat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.

Pengawasan mencakup Penyusunan Renstra dan Kebijakan Teknis Pengawasan, Perencanaan serta Pelaksanaan Pengawasan. Tata Usaha Kegiatan Penunjang meliputi Pengelolaan Keuangan, Persuratan dan Kearsipan, Kepegawaian, serta.Pelaporan mencakup Pelaporan Hasil Kegiatan berupa Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan. Dalam laporan tersebut termasuk didalamnya pelaporan tentang temuan audit dan tindak lanjutnya.


(55)

59 2. Faktor penghambat

faktor penghambat yaitu: Faktor sarana dan prasarana Ada beberapa sarana yang dipergunakan dalam mencapai sasaran tersebut antara lain, dana, kendaraan oprasional serta tidak meratanya sarana dan prasarana teknologi yang memadai dalam hal ini komputer yang dimiliki tiap-tiap bidang. Faktor peraturan tumpang tindih juga dialami dengan pengawasan eksternal pemerintah serta antar aparat pengawasan internal sendiri. Faktor aparatur persoalan mendasar dari tidak bekerjanya pengawasan yaitu kurangnya personil yang memiliki sertifikat Auditor. Budaya hukum masyarakat kurangnya perhatian dari manajemen instansi untuk membangun system pengendalian yang andal, sehingga mengurangi kualitas pelaksanaan pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka yang menjadi saran peneliti adalah:

1. Berkaitan dengan upaya Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan, agar Inspektorat kabupaten way Kanan melakukan pemeriksaan tanpa takut tekanan dan intervensi dari pihak luar.

2. diperlukan penegasan kewenangan dan penataan ulang mekanisme kerja dan koordinasi pengawasan antar aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga dapat mewujudkan pengawasan yang efisien, efektif dan sinergis. untuk menciptakan Pengawas intern yang profesional diperlukan pengembangan pendidikan demi meningkatkan sumberdaya pegawai Inspektorat. Terutama dibidang keahlian Auditor dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil(PPNS).


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Universitas Gajah Mada. Pers. Yogyakarta

Purwadarminta, W. J. S. 1990,Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Situmorang, Victor M dan Jusuf Juhir. 1998. Aspek Hukum Pengawasan Melekat Dalam

Lingkungan Aparatur Pemerintah. Rineka Cipta, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. dan Sri Mamudji. 1990. Penelitian Hukum Normatif. Rajawali Press. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Universitas Lampung. 2005. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Bandiklat Way Kanan. 2010.Bahan Diklat Pra Jabatan Golongan III formasi umum tentang SPIP. Kabupaten Way Kanan.

Inspektorat Way Kanan.2009.Tugas pokok dan fungsi Inspektorat kabupaten Way kanan. Inspektorat Way Kanan.Blambangan Umpu.

---.2010.Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Waykanan 2011-2015.Inspektorat Way Kanan.Blambangan Umpu.

Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 Tentang sistem Pengendalian Intern Pemerintahan. Peraturan Bupati Waykanan N0mor 23 tahun 2009 Tentang Tata Laksana Kegiatan

Inspektorat Kabupaten Way Kanan.


(1)

B. Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian pada objek penelitian, yakni dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan judul skripsi yang akan diteliti yaitu Informan dalam penelitian ini adalah :

1. Sekretaris Inspektorat Kabupaten Way Kanan.

2. Kepala Sub Bagian Umum Kepegawaian Inspektorat Kabupaten Way Kanan. 3. Inspektur Bidang I bidang Pemerintahan Inspektorat Kabupaten Way Kanan.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang bersumber dari literatur-literatur yang mencakup dokuman-dokumen resmi, laporan-laporan hasil penelitian dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Inspektorat Kabupaten Way Kanan, meliputi :

a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 1990 :13) yang dalam hal ini bersumber dari hukum positif seperti UUD 1945 dll.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji 1990 :13) yang dalam hal ini adalah buku-buku karya para ahli yang


(2)

36 c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelas dengan informasi terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti jurnal, surat kabar, majalah, internet, buku penelitian hukum dan kamus besar bahasa indonesia.

C. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data guna mengkaji serta menjawab permasalahan dan pembahasan penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan, yaitu melalui serangkaian kegiatan membaca, menganalisis serta mengutip literatur-literatur atau dokumen-dokumen dan bahan-bahan perpustakaan lainya yang memiliki hubungan.

2) Metode pengolahan data

Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan sehingga data melalui tahapan sebagai berikut :

a. Seleksi Data

Seleksi data yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperlukan sudah mencakup atau belum dan data tersebut berhubungan atau tidak berhubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas.

b. Klasifikasi data

Klasifikasi data yang telah diperoleh disusun menurut klasifikasi yang telah ditentukan.


(3)

c. Penyusunan data

Penyusunan data dimaksudkan untuk mendapatkan data dalam susunan yang sistematis dan logis serta berdasarkan kerangka pikir. Dalam tiap tahap ini data dapat dimasukan ke dalam tabel apabila diperlukan.

D. Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan adalah deskripsi kualitatif yaitu pembahasan penelitian ini dengan cara memaparkan dalam bentuk uraian-uraian kalimat serta memberikan intepretasi data secara sistematis sehingga dapat dijadikan rangkuman guna pembahasan bab–bab selanjutnya.


(4)

58 V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan.

Standar prosedur yang akan digunakan oleh Pimpinan Inspektorat dan jajarannya dalam melaksanakan kegiatan, sejak dimulainya perencanaan sampai pertanggungjawaban (pelaporan). Sedangkan tujuannya adalah agar pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat dapat direncanakan, dievaluasi dan dilaporkan secara sistematis, akurat dan efisien serta mampu menghasilkan informasi yang tepat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.

Pengawasan mencakup Penyusunan Renstra dan Kebijakan Teknis Pengawasan, Perencanaan serta Pelaksanaan Pengawasan. Tata Usaha Kegiatan Penunjang meliputi Pengelolaan Keuangan, Persuratan dan Kearsipan, Kepegawaian, serta.Pelaporan mencakup Pelaporan Hasil Kegiatan berupa Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan. Dalam laporan tersebut termasuk didalamnya pelaporan tentang temuan audit dan tindak lanjutnya.


(5)

2. Faktor penghambat

faktor penghambat yaitu: Faktor sarana dan prasarana Ada beberapa sarana yang dipergunakan dalam mencapai sasaran tersebut antara lain, dana, kendaraan oprasional serta tidak meratanya sarana dan prasarana teknologi yang memadai dalam hal ini komputer yang dimiliki tiap-tiap bidang. Faktor peraturan tumpang tindih juga dialami dengan pengawasan eksternal pemerintah serta antar aparat pengawasan internal sendiri. Faktor aparatur persoalan mendasar dari tidak bekerjanya pengawasan yaitu kurangnya personil yang memiliki sertifikat Auditor. Budaya hukum masyarakat kurangnya perhatian dari manajemen instansi untuk membangun system pengendalian yang andal, sehingga mengurangi kualitas pelaksanaan pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka yang menjadi saran peneliti adalah:

1. Berkaitan dengan upaya Penerapan Pengawasan Inspektorat Terhadap Rencana Strategis di Kabupaten Way Kanan, agar Inspektorat kabupaten way Kanan melakukan pemeriksaan tanpa takut tekanan dan intervensi dari pihak luar.

2. diperlukan penegasan kewenangan dan penataan ulang mekanisme kerja dan koordinasi pengawasan antar aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga dapat mewujudkan pengawasan yang efisien, efektif dan sinergis. untuk menciptakan Pengawas intern yang profesional diperlukan pengembangan pendidikan demi meningkatkan sumberdaya pegawai Inspektorat. Terutama


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Universitas Gajah Mada. Pers. Yogyakarta

Purwadarminta, W. J. S. 1990,Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Situmorang, Victor M dan Jusuf Juhir. 1998. Aspek Hukum Pengawasan Melekat Dalam

Lingkungan Aparatur Pemerintah. Rineka Cipta, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. dan Sri Mamudji. 1990. Penelitian Hukum Normatif. Rajawali Press. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Universitas Lampung. 2005. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Bandiklat Way Kanan. 2010.Bahan Diklat Pra Jabatan Golongan III formasi umum tentang SPIP. Kabupaten Way Kanan.

Inspektorat Way Kanan.2009.Tugas pokok dan fungsi Inspektorat kabupaten Way kanan. Inspektorat Way Kanan.Blambangan Umpu.

---.2010.Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Waykanan 2011-2015.Inspektorat Way Kanan.Blambangan Umpu.

Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 Tentang sistem Pengendalian Intern Pemerintahan. Peraturan Bupati Waykanan N0mor 23 tahun 2009 Tentang Tata Laksana Kegiatan

Inspektorat Kabupaten Way Kanan.