Pendidikan Multikultural dalam ANALISIS KEBUTUHAN KURIKULUM PENDIDIKANMULTIKULTURAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA SURAKARTA.

1693-623X Vol 1, No 1, 2013 hal 69-83 http:jurnal.pasca.uns.ac.id 76 Gambar 2. Diagram Pendidikan Multikultural dalam Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII c. Pendidikan Multikultural dalam Kurikulum Mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX Analisis menunjukkan sub dimensi kelompok dengan indikator kurikulum yang digunakan mengarahkan pada penggunaan metode yang mampu membantu siswa untuk bisa bekerja secara kelompok sebesar 1 atau 2, 85 yaitu SK 10 KD 10.2. Kemudian sub dimensi sukurasetnis dengan indikator kurikulum yang digunakan memberikan pemahaman, penghargaan, dan penghoramtan terhadap berbagai sukurasetnis yang ada sebesar 1 atau 2,85 yaitu SK 2 KD 2.1 CLHAD No.4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram di bawah ini. Gambar 3. Diagram Pendidikan Multikultural dalam Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX

2. Pendidikan Multikultural dalam

Silabus Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil pembelajaran. Silabus dikembangkan oleh guru dan di sesuaikan dengan karakteristik sekolah dan tentunya kebutuhan masyarakat iru sendiri. Pengembangan silabus ini, biasanya didiskusikan dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP di setiap kota. Melalui MGMP akan dirumuskan silabus yang akan dikembangakan dan tentunya guru akan lebih memahami karena sudah didiskusikan. a. Pendidikan Multikultural dalam Silabus Bahasa Indonesia SMP kelas VII Dalam standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, dari total 16 SK dan 35 KD, yang mengandung pendidikan multikultural sebanyak 5 SK dan 7 KD. Namun, dalam pengembangannya di silabus yang disusun oleh guru di kota Surakarta, jumlah tersebut bertambah menjadi 16 SK dan 30 KD sedangkan yang tidak mengandung sebanyak 3 SK dan 6 KD. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut. 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 hal 69-83 http:jurnal.pasca.uns.ac.id 77 Tabel 2. Pendidikan Multikultural dalam Silabus Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kota Surakarta Muatan Semester Silabus Bermuatan Pendidikan Multikultural Silabus Tidak Bermuatan Pendidikan Multikultural I SK 1 KD 1.1,1.2, SK 2 KD 2.1, 2.2, SK 3 KD 3.1, SK 4 KD 4.1, 4.2, 4.3, SK 5 KD 5.1, 5.2, SK 6 KD 6.1, 6.2, SK 7 KD 7.1, 7.2, SK 8 KD 8.1,8.2, SK 3 KD 3.2, 3.3 II SK 9 KD 9.1, 9.2, SK 10 KD 10.1, 10.2, SK 11 KD 11.2, 11.3, SK 12 KD 12.1, SK 13 KD 13.1, 13.2, SK 14 KD 14.1,14.2, SK 15 KD 15.1, 15.2, SK 16 KD 16.1 SK 11 KD 11.1, SK 12 KD 12.2, SK 16 KD 16.2 Jumlah SK= 16 KD= 30 SK= 3 KD= 6 Hasil analisis silabus bahasa Indonesia kelas VII menunjukkan kandungan pendidikan multikultural yang paling dominan muncul dalam kegiatan pembelajaran yaitu diskusi. Hampir semua kegiatan pembelajaran dilakukan dengan diskusi. Sesuai dengan dimensi pendidikan multikultural yang ketiga, sub dimensi yang kedua tentang kelompok. hal ini sesuai dengna yang dikemukakan Sarosa 2009 yang menjelaskan sudah saatnya proses pembelajaran individu diganti dengan pembelajaran kelompok. Hal ini akan melatih siswa untuk hidup secara berkelompok dan dengan begitu akan terbiasa dengan adanya perbedaan dan dengan pemahaman terhadap perbedaan itu siswa mampu menghargai keberagaman budaya yang ada. Namun pembentukan kelompok ini masih secara umum, guru hanya mengikuti pedoman pembelajaran agar proses pembelajaran tidak tertumpu lagi kepada guru. Ada juga satu kegiatan pembelajaran yang mengandung dimensi pendidikan multikultural yang keempat, sub dimensi sukurasetnis. Siswa diintruksikan untuk menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan benar. Bahasa yang efektif, baik dan benar dapat diartikan penggunaan bahasa yang melihat situasi dan kondisi yang ada. Latar belakang budaya pembaca harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan di sini siswa tentunya harus mengetahu dan memahami latar belakang pembacanya dengan begitu pesan yang ingin disampaikan melalui pengumman akan sampai pad atujuan. Dalam hal ini Parekh 2012 menyatakan bahwa; “Pendidikan yang baik harus menghadapkan para murid terhadap konsepsi-konsepsi yang berbeda tentang hidup yang sukses, sistem keyakinan dan bentuk konseptualisasi pengalaman- pengalaman umum, dan mengajak siswa masuk ke dalam semangat budaya lain”. Dalam pengembangan silbus tersebut kandungan pendidikan multikultural masih secara umum, tidak ada intruksi secara langsung untuk mempertimbangkan perbedaan yang ada di masyarakat pembacanya. Kurikulum pendidikan multikultural menuntut perhatian yang besar terhadap keberagaman yang ada. 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 hal 69-83 http:jurnal.pasca.uns.ac.id 78 b. Pendidikan Multikultural dalam Silabus Bahasa Indonesia SMP kelas VIII Pengembangan silabus di kelas VIII yang dilakukan oleh guru di kota Surakarta tidak berbeda jauh dengan apa yang ditunjukkan oleh guru di kelas VII. Dari 16 SK dan 37 KD yang terdapat dalam standar isi kelas VIII, 10 SK dan 16 KD dinyatakan mengandung pendidikan multikultural. Jumlah tersebut bertambah setelah guru melakukan penjabaran dalam silabus menjadi 13 SK dan 24 KD. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 3. Pendidikan Multikultural dalam Silabus Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kota Surakarta Muatan Semester Silabus Bermuatan Pendidikan Multikultural Silabus Tidak Bermuatan Pendidikan Multikultural I SK 2 KD 2.1, SK 3 KD 3.2, 3.3, SK 4 KD 4.1, 4.2, 4.3, SK 5 KD 5.1, 5.2, SK 7 KD 7.1, 7.2, SK 8 KD 8.1, 82 SK 1 KD 1.1, 1.2, SK 2 KD 2.1, 2.2, SK 3 KD 3.1, SK 6 KD 6.1, 6.2 II SK 9 KD 9.1, SK 10 KD 10.1, 10.2, SK 11 KD 11.1, 11.2, 11.3, SK 12 KD 12.1, SK 13 KD 13.1, 13.3, SK 14 KD 14.1 SK 15 KD 15.1,15.2 SK 9 KD 9.2, SK 12 KD 12.2, 12.3, SK 13 KD 13.3, SK 16 KD 16.1,16.2 Jumlah SK= 13 KD= 24 SK= 8 KD= 13 Di kelas VIII hasil analisis silabus menunjukkan adanya kandungan dimensi ketiga, An Equity Paedagogy Penyesuaian Metode Pembelajaran, sub dimensi pertama, individu dengan indikator kurikulum yang digunakan mengarahkan pada penggunaan metode yang mampu membantu setiap individu siswa dalam proses pendidikan multikultural. Siswa diajarkan memberi kritik dan saran dengan alasan yang logis. Ini sesuai dengan dua orientasi pendidikan multikultural yang sampaikan Lynch yaitu memberi penghargaan kepada orang lain dan diri sendiri. Siswa diajarkan cara yang baik dalam memberi pendapat dan tanggapan kepada orang lain. Hal ini seperti mata uang yang tak terpisahkan. Siswa diajarkan berani menanggapi apa yang dilihatnya dan memberi kritik dengan obyektif. Memberikan tanggapan kepada orang lain dengan cara yang baik berarti siswa sudah memahami cara menghargai orang lain dan tetap menjunjung tinggi perbedaan. Begitu juga dengan individu yang memberikan kritik namun tetap obyektif menunjukkan penghargaan siswa terhadap dirinya dengan aktif mengikuti pemebelajaran. Di zaman demokrasi ini kebebasan berbicara sudah melampaui batas. Masyarakat menyampaikan aspirasinya dengan kekerasan ini terbukti dengan banyaknya aksi demontsrasi yang diwarnai dengan kekerasan dan terkadang memakan korban jiwa. Dimensi ketiga dengan sub dimensi kedua tentang kelompok paling banyak terkandung dalam pengembangan silabus yang dikembangkan oleh guru. Ini seperti yang terjadi dalam pengembangan mata 1693-623X Vol 1, No 1, 2013 hal 69-83 http:jurnal.pasca.uns.ac.id 79 pelajaran bahasa Indonesia kelas VII. Selanjutnya hasil analisis menunjukkan pengembangan silabus juga mengandung dimensi keempat, sub dimensi kedua tentnag sukurasetni seperti di kelas VII. c. Pendidikan Multikultural dalam Silabus Bahasa Indonesia SMP kelas IX Silabus yang dikembangakan oleh guru kelas IX di kota Surakarta merupakan silabus yang paling menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan kelas-kelas sebelumnya dilihat dari total SK dan KD yang mengandung pendidikan multikultural. Dari 16 SK dan 35 KD yang ada di kelas IX, hanya 3 SK dan 3 KD yang memuat pendidikan multikultural. Tetapi setelah guru melakukan penjabaran dalam silabus, jumlah tersebut meningkat menjadi 15 SK dan 28 KD. Lebih jelasnya dapat dicermati pada tabel berikut. Tabel 4. Muatan Pendidikan Multikultural dalam Silabus Bahasa Indonesia Kelas IX SMP Kota Surakarta Muatan Smstr Silabus Bermuatan Pendidikan Multikultural Silabus Tidak Bermuatan Pendidikan Multikultural I SK 1 KD 1.1, 1.2, SK 2 KD 2.1, SK 3 KD 3.1, 3.2, SK 4 KD 4.1, 4.2, 4.3, SK 5 KD 5.1, 5.2, SK 6 KD 6.1, 6.2 SK 7 KD 7.1, 72 SK 2 KD 2.2, SK 8 KD 8.1, 8.2 II SK 9 KD 9.1, 9.2, SK 10 KD 10.1, 10.2, SK 11 KD 11.2, SK 12 KD 12.1, 12.2, 12.3, SK 13 KD 13.2, SK 14, KD 14.1, 14.2 SK 15 KD 15.1, SK 16 KD 16.1, 16.2 SK 11 KD 11.1, 11.3, SK 13 KD 13.1, SK 15 KD 15.2 Jumlah Jumlah SK= 15 Jumlah KD= 28 Jumlah SK= 5 Jumlah KD= 7 Hasil analisis pengembangan silabus kelas IX menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Dimensi pendidikan multikultural yang ketiga, sub dimensi kedua tentang kelompok paling banyak terkandung dalam kegiatan pembelajaran dalam silabus. Selanjutnya pengembangan silabus mengandung dimensi yang keempat dengan sub dimensi kedua, tentang sukurasetnis. Ini sama dengan pengembangan silabus kelas VII dan kelas VIII.

3. Kesesuaian